Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lahirnya era globalisasi mendorong perusahaan untuk siap

menghadapi persaingan global. Sehingga setiap perusahaan

mengubah strategi yang digunakan untuk mempertahankan produk

mereka agar mampu bersaing dengan produk-produk dari perusahaan

lain. Setiap perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi untuk

memperbaiki produk dan mengembangkan produk. Salah satu strategi

yang dapat digunakan yaitu diversifikasi produk. Perusahaan akan

mencoba untuk membuat apa saja yang bisa terjual dengan

menerapkan berbagai strategi untuk memasarkan produknya sehingga

dapat mengungguli persaingan. Dengan demikian, hal yang perlu

untuk dipahami adalah bagaimana suatu industri ataupun perusahaan

dalam mempertahankan posisinya di pasar dengan strategi-strategi

khusus.

Hemeld dan Prahald (1995) mengatakan strategi merupakan

tindakan incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus

dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

oleh pelanggan dimasa depan.

Menurut Muyadi (2007:434) strategi adalah pola pengerahan dan

pengarahan seluruh sumber daya perusahaan untuk perwujudan visi

melalui misi perusahaan. Dengan strategi yang tepat, seluruh sumber


daya perusahaan dikerahkan menjadi kekuatan yang luar biasa

besarnya untuk diarahkan kepada pencapaian misi perusahaan

sehingga menjanjikan ketercapaian visi. Kebutuhan untuk

memformulasikan strategi biasanya muncul sebagai respon terhadap

ancaman yang diterima (misalnya, banyak pendatang baru pada

bidang yang sama, pergeseran selera konsumen, atau peraturan

pemerintah yang baru) atau kesempatan (misalnya, inovasi teknologi,

pengembangan aplikasi baru dari produk yang sudah ada, atau

deversifikasi produk). Diversifikasi yang dimaksud disini ialah usaha

memperluas macam barang yang akan dijual dan merupakan sebuah

strategi perusahaan untuk menaikkan penetrasi pasar. Ini merupakan

usaha yang berlawanan dengan spesialisasi.

Alasan-alasan yang mendorong suatu perusahaan mengadakan

diversifikasi produk. Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi

pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan

mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar, karena

diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen

atau paling tidak pendapatan stabil, sebab kerugian menjual barang

yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain.

Dalam lingk ungan bisnis strategi diversifikasi produk merupakan salah

satu strategi yang bijak untuk diimplementasikan dalam perusahaan

agar perusahaan tetap bertahan dengan eksistensinya.


B. Gambaran Umum Objek

1. CV BAGUS AGRISTA MANDIRI

CV Bagus Agriseta mandiri didirikan oleh Bapak Samsul huda,

Spd. Perusahaan ini merupakan home industry yang bergerak di

bidang industri makanan ringan berbahan baku apel. Perusahaan

yang berdiri pada tahun 2001 dan berlokasi di Jl. Kopral Kasdi 02

Bumiaji Kota Batu, Malang ini pada mulanya adalah usaha yang

hanya mempekerjakan 2 orang pegawai dengan peralatan

sederhana dan modal awal hanya sekitar 47 juta.


Awalnya modal yang digunakan sekitar Rp 3-7 juta. Mesin-

mesin produksi diperoleh dengan dana pinjaman lunak dari

pemerintah dan Bank Perkeditan Daerah untuk pengembangan

UKM (Usaha Kecil Menengah). Untuk pengembangan produk

diperoleh bantuan dari LIPI dan DIKTI. Saat ini omzet per bulan

mencapai puluhan juta rupiah dan laba yang diperoleh digunakan

untuk terus mengembangkan usaha.


Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan

ringan yang mengolah bahan baku berupa apel yang cukup

melimpah di kota batu ini merupakan produsen makanan ringan

yang lebih berdaya guna tinggi dan nilai ekonomis yang lebih

meningkat dibandingkan dengan usaha lainnya. Peningkatan nilai

guna apel ini melalui pengolahan apel yang dijadikan aneka produk

oleh-oleh khas Kota Malang, antara lain sari apel, dodo lapel,

manisan apel, jenang apel maupun keripik apel. Dalam


perkembangannya produk dari home industri ini kemudian

meningkat jenis-jenisnya menjadi 7 macam jenis produksi. Yaitu,

kelima produk diatas ditambah dengan keripik nangka, keripik

nanas, keripik salak, keripik mangga, serta keripik wortel.

Pengolahan aneka buah-buahan tersebut diharapkan mampu

memberikan nilai tambah dan berkontribusi terhadap peningkatan

pendapatan petani apel di sekitar daerah Batu.


Penambahan jenis produksi tersebut dilakukan untuk bersaing

dengan home industry lain yang bergerak dalam bidang yang

sama. Dimana kapasitas produksi untuk setiap jenis produk

disesuaikan dengan permintaan pasar. Keunggulan dari tiap produk

yang dibuat adalah produk-produk tersebut berbahan dasar alami

yang diolah sedemikian rupa hingga tidak mengurangi nilai vitamin

maupun gizi yang dikandung oleh buah-buahan tersebut. Harga

dari setiap produk bervariasi yang disesuaikan dengan nettonya

perkemasan. Pemasaran dari produk dititik beratkan pada tempat-

tempat wisata yang ada di dalam kota Batu, yaitu sekitar 75 %.

Sedangkan 25% sisanya di pasarkan diluar kota Batu atau bahkan

keluar pulau misalnya Bali dan Kalimanatan.


CV Bagus Agrista Mandiri memiliki visi untuk mewujudkan

modal pertanian terpadu yang efisen, tangguh, modern, inovatif

berkelanjutan dan berdimensi kerakyatan. Misi dari perusahaan ini

adalah memperdayakan segenap potensi sumber daya alam dan

manusia untuk membangun pertanian di Indonesia.


2. PT KABOKI
KABOKI merupakan merek yang terdaftar dari PT. Velesia untuk

penjualan di Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh PT yang

beralamatkan Jl. Raya Sukorejo-Bangil KM 1.5 Lecari Sukorejo

Pasuruan ini meliputi tas tangan, tas ransel, bantal, sandal rajut, tas

rajut jenis mini seperti clutch, dompet koin maupun tempat ponsel,

hingga jenis midi ataupun maxi yang jumbo namun tetap dirancang

stylish, serta berbagai accessoris lainnya. Bahan utamanya adalah

benang polypropylene yang dirajut dengan tangan untuk setiap

produk, pembuatan secara manual ini yang menjadi salah satu

keistimewaan dari KABOKI dibandingkan merek lain.


Perkembangan dan pertumbuhan PT KABOKI, berawal dari kronologi

sebuah mimpi yang ingin menginternasionalkan kerajinan Indonesia. Mimpi

dari dua pemuda yang berasal dari Indonesia dan Amerika untuk

menginternasionalkan produk rajut Indonesia di luar negeri. Mimpi tersebut

diwujudkan dengan terbentuknya dua perusahaan yang saling bermitra, yaitu

PT. Velesia selaku produsen yang berdomisili di Bali, Indonesia dan

Indonesian Import Inc. The Sak selaku importir berdomisili di San Fransisco

USA sebagai kantor pusat.


Tas rajut ini mendapat sambutan luar biasa di Amerika. Kemudian diikuti

oleh negara-negara Eropa, Jepang dan Australia. PT. Velesia melakukan

pembenahan internal sebagai langkah antisipasi. Tim Sample diperkuat,

diimbangi dengan percepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di

berbagai daerah. Tim kreatif PT. Velesia mengalami masa-masa yang sangat

berat kala itu. Seluruh sumber daya dikerahkan dalam proses inventarisasi
calon daerah binaan, eksekusi pelatihan, hingga proses pendampingan

sampai binaan tersebut mampu berproduksi.


Pada puncaknya, jumlah pengrajin binaan PT. Velesia melewati angka

tiga ribu orang. Tersebar di pulau Bali, Jawa Timur dan Jawa Barat. Seluruh

hasil produksi dari kelompok-kelompok binaan tersebut kemudian dikirim ke

fasilitas produksi PT. Velesia untuk proses sortir, finishing dan final check.

Fasilitas produksi ini awalnya berada di Denpasar-Bali. Kemudian dipindah

ke Kuta-Bali pada 1998. Kemudian direlokasi ke Pasuruan-Jawa Timur pada

2007, yang sekarang dikenal dengan “Wisata Tas Rajut Kaboki” yang

dilengkapi factory outlet dan fasilitas pendukung.


Selain dapat menyaksikan proses pembuatan tas rajut secara langsung,

Kaboki juga menyediakan free couse untuk merajut. Bertujuan untuk

mengenalkan lebih dekat kekayaan budaya Indonesia. Kegiatan Factory

outlet dan Free Course yang dimaksud tersebut meliputi factory Tour,

pengenalan bahan baku rajutan, pengenalan proses produksi pengrajutan,

pelatihan singkat keterampilan menjahit, dan belanja di factory outlet

KABOKI.

3. UD DEWATA
UD. Dewata Oleh-Oleh Khas Bali yang beralamat di Jalan By Pass

Ngurah Rai 53 Sanur Bali, diresmikan pada tanggal 30 Maret 2010.

Dewata souvenir bergerak dibidang usaha jual oleh-oleh khas Bali,

berupa kerajinan Bali, kaos bali, pernak-pernik bali, lukisan bali,

patung bali, sandal yang berlogokan Dewata. Perusahaan ini didirikan

oleh seorang pegawai negeri sipil yaitu Bapak Agung Darmayuda dan

Ibu Jero Puspitawati. Berawal dari cinta diantara keduanya, kemudian

berlanjut ke usaha yang telah dijalaninya selama 20 tahun. Awal


berdirinya, setamatnya Ibu Jero bersekolah di SMA di daerah

Singaraja (Denpasar) ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas

dan bertemulah dengan Agung Darmayudha. Tahun 1992 Ibu dan

Bapak mulai bekerja di Garment (Garment Bali Ayu) dan Ibu menjadi

seorang desain squin dan bisa mengekspor ke luar negeri.


Dari pengalaman kerja di sana, beliau memutuskan untuk resign

dan membuka usaha sendiri. Dari metode squin berkembang menjadi

mesin jahit seiring dengan majunya usaha mereka. Promosi pertama

dilakukan melalui sisem kredit. Dan pada akhirnya pada tahun 1997

usaha Dewata Konveksi berhasil sukses. Kemudian pada tahun 2002,

Ibu dan Bapak mulai merintis usaha Dewata Kaos. Dewata Kaos

mempunyai motto untuk menunjang pendapatannya yaitu Pusat

Souvenir dan Oleh-Oleh Khas Bali yang terlengkap, terbesar dan

berkualitas di Bali.
UD DEWATA ini telah memiliki perusahaan di bidang :
1. Angga Collection bergerak di bidang konveksi.
2. Dewata Gym bergerak di bidang olahraga.
3. Dewata Kaos menjual bahan kaos.
4. Dwix Bordir bergerak di bidang pelayanan baju bordir

Dengan beberapa bidangnya tersebut, UD DEWATA tentunya

mempunyai visi dan misi yang dapat menopang bisnis dan usaha-

usahanya. Visi dan misi dari UD DEWATA adalah membantu

mengurangi angka pengangguran, menjadi bagian yang berarti dan

berkesan bagi semua masyarakat dan keluarga, ikut berperan dalam

meningkatkan dan memajukan pariwisata Bali dan pembangunan


pemerintah pada umumnya, serta mampu menyejahterakan para

karyawan.

4. PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA


Merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap

minum yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. PT Coca-

Cola Amatil Indonesia (CCAI) memproduksi dan mendistribusikan

produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company. CCAI dibagi

menjadi dua perusahaan, yaitu PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

Bottling (CCAIB) yang bertugas memproduksi minuman ringan, dan

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution (CCAID) yang bertugas

dalam pemasaran dan promosi. Tahun 2002, PT. CCAIB berubah

nama menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) dan PT.

CCAID berubah menjadi PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI).


Seluruh pabrik pembotolan berada di bawah naungan PT. Coca-

Cola Indonesia yang merupakan perwakilan dari The Coca-Cola

Company yang menyuplai bahan baku konsentrat ke seluruh dunia.

Sebagai salah satu dari lima perusahaan pembotolan Coca-cola

terbesar di dunia, CCA mempekerjakan hampir 16.000 orang dan

memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari

690.000 pelanggan aktif. Di Indonesia, CCAI mempekerjakan lebih

dari 8.000 pekerja lokal secara permanen dan 2.000-4.000 pekerja

sementara sesuai kebutuhan. Saat ini CCAI mempunyai sembilan

pabrik di seluruh Indonesia, yaitu: Cibitung, Cikedokan, Bandung,


Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung dan beroperasi

dengan lebih dari 85 pusat distribusi.


Pabrik CCAI yang beralamat di Jl. Nangka Nomor 196 Denpasar

dan merupakan salah satu dari industri yang dikunjungi, hanyalah

memproduksi minuman dalam kemasan botol kaca dan botol plastik.

Sedangkan untuk standar bahan bakunya telah ditetapkan oleh The

Coca-Cola Company. Produk-produk yang dihasilkan adalah minuman

Coca-cola, Sprite, Fanta, Frestea, Ades, Minute Maid Pulpy, dan lain

sebagainya.
Visi dari PT. Coca-Cola Amatil Indonesia ini adalah sebagai berikut:
a) Masyarakat: Menjadi tempat yang mengesankan untuk

bekerja dimana orang-orang terinspirasi untuk menjadi yang

terbaik dari diri mereka.


b) Planet: Menjadi penduduk yang bertanggung jawab

membuat Perubahan secara global.


c) Portofolio: Memberikan portofolio dari merek minuman yang

mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan

masyarakat.
d) Rekanan: Memaksimalkan pengembalian bagi pemegang

saham dengan tetap memperhatikan segala tanggung jawab.

Misi dari PT. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah membangun

sebuah portofolio merek minuman yang berbasis Coca-Cola,

melakukan pemasaran secara global dan lokal, serta To refresh the

world...To inspire moments of optimism and happiness...To create

value and make a difference.

C. Permasalahan Objek
Saat ini banyak perusahaan yang mengubah startegi

pengembangan produk mereka untuk tetap bisa bertahan dan eksis

dalam dunia bisnis. Salah satu strategi yang menjadi alternatif adalah

diversifikasi produk. Diversifikasi ini adalah usaha memperluas macam

barang yang akan dijual dan merupakan sebuah strategi perusahaan

untuk menaikkan penetrasi pasar. Dalam lingkungan bisnis, strategi

diversifikasi produk merupakan salah satu strategi yang bijak untuk

diimplementasikan dalam perusahaan agar tetap bisa

mempertahankan eksistensinya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

yang kami ambil dengan objek penelitian CV BAGUS AGRISETA

MANDIRI, PT KABOKI, UD DEWATA, DAN PT COCA-COLA

AMATIL INDONESIA adalah:

1. Bagaimana proses diversifikasi produk pada perusahaan-

perusahaan yang menjadi obyek observasi?


2. Bagaimana dampak diversifikasi produk terhadap strategi

bisnis perusahaan dalam mengembangkan produk-produk

perusahaan?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Produk
Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel

marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel yang

menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu

perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil

yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk

produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan

haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan

produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan

pesaing. Suatu produk juga tidak dapat dilepaskan dari pemuasan


kebutuhan dan keinginan konsumen dan tidak dapat dikatakan

memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen

untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut, para

ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.


Menurut Kotler (2002:3) produk memiliki pengertian yang luas

yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan

termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi

serta gagasan.
Sedangkan menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman

(2002:71) produk terbagi dalam beberapa pengertian berikut, yaitu:


1. Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan

sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam

suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.


2. Dalam pengertian secara luas, produk adalah sekelompok

sifat- sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible)

yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise

pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen

dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan

yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.


3. Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas

sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan

kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun

tidak berwujud.

Dari beberapa definisi tentang produk tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang
ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual,

dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72),

produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:

a. Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam

satu atau beberapa kali penggunaan.

b. Barang tahan lama (Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak kali pemakaian.

c. Jasa (Service)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah

habis.

B. Definisi Diversifikasi Produk


Menurut Sudarsono (2001:72) diversifikasi produk merupakan suatu

usaha penganekaragaman sifat dan fisik, barang atau jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan untuk digunakan konsumen di dalam

memuaskan kebutuhannya. Kotler menyatakan konsep diversifikasi

produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis

yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis

menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.


Effendi mengemukakan bahwa diversifikasi produk didefinisikan

sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh
perusahaan dengan jalan menambah produk baru atau jasa ataupun

memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, jenis dari produk yang sudah ada

dalam rangka memperoleh laba maksimal. Tjiptono mengemukakan

definisi dari diversifikasi produk yaitu upaya mencari dan menciptakan

produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar

pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.

Berdasarkan kesamaan definisi dari para pakar tersebut, maka bisa

disimpulkan bahwa diversifikasi produk adalah salah satu upaya

perluasan atau penambahan barang atau jasa sebagai strategi bisnis

dalam pengembangan produk perusahaan guna meningkatkan

profitabilitas perusahaan tersebut.

C. Diversifikasi Produk Sebagai Strategi Bisnis


Menurut Tregeo dan Zimmerman (1980) strategi adalah kerangka

yang membimbing serta mengendalikan pilihan-pilihan yang menetapkan

sifat dan arah dari suatu organisasi. Pilihan-pilihan tersebut berkaitan

dengan ruang lingkup produk-produk atau jasa-jasa, pasar-pasar,

kemampuan-kemampuan inti, pertumbuhan, laba/untung dan pembagian

sumber-sumber dari suatu organisasi.


Menurut Halim, strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau

lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan

ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber

daya dan kemampuan internal. Sedangkan Porter (1985) mengatakan

bahwa strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing.
Suatu perusahaan melakukan diversifikasi produk adalah untuk

membuat produk tahan lebih lama, mengarah kepada produk siap

konsumsi, memenuhi selera dan kebutuhan konsumen serta memperluas

pasar, mempermudah transportasi, memberi nilai tambah, pendapatan

dan lain sebagainya. Konsep diversifikasi produk merupakan upaya untuk

mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan

produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.

Diversifikasi produk artinya menganekaragamkan produk. Jadi diawal

satu produk utama dapat dibuat berbagai produk. Menurut Philip Kotler

Prentice Hall, ada 3 bentuk strategi diversifikasi yakni: strategi diversifikasi

konsentris, horizontal, dan konglomerat.

1. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)


Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait

dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan

teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan

pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi

konsentris adalah :
a) Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah

pertumbuhannya
b) Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada

saat ini dapat menaikkan penjualan produk yang ada


c) Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
d) Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan

dalam daur hidup produk memiliki tim manajemen yang kuat.


2. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi horizontal adalah strategi menambah atau

menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan produk saat ini
kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan

sudah sangat familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan

saat ini sangat loyal dengan merk/brand perusahaan. Pedoman yang

akan menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah :


a) Tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara

signifikan
b) Tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak

tumbuh,margin dan return rendah


c) Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan
3. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification

Strategy)
Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yangtak

terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama

pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi diversifikasi

konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:


a) Terjadi penurunan penjualan dan profit
b) Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi

dalam industri baru


c) Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi

dengan yang mengakuisisi pasar bagi produk yang saat ini sudah

jenuh
d) Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru

yang tak terkait yang memiliki peluang investasi yang menarik

Perusahaan memilih melakukan diversifikasi untuk membangun

kepercayaan konsumen sehingga mampu meningkatkan penjualan

perusahaan. Jadi perusahaan harus bisa bersaing memproduksi barang

yang berkualitas baik untuk meningkatkan kepercayaan terhadap


konsumen. Dengan demikian, konsumen pada perusahaan akan

meningkat. Melihat persaingan dipasar, maka perusahaan harus

memproduksi produk yang mempunyai inovasi baru dan berkualitas tinggi

untuk menghadapi pesaing-pesaingnya. Setiap perusahaan memiliki

tujuan yang sama untuk meningkatkan laba, tetapi untuk memaksimalkan

perusahaan harus melakukan strategi yang efektif, dengan diversifikasi

produk maka perusahaan akan mampu memaksimalkan revenue

(pendapatan)

Kuncoro (2006) mengemukakan alasan-alasan dilakukannya

diversifikasi oleh perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Dorongan internal (internal inducement). Internal inducement

adalah kondisi-kondisi di dalam perusahaan itu sendiri yang memberi

sinyal untuk dilakukannya diversifikasi yang disebabkan oleh

kesadaran bahwa perusahaan tidak lagi mampu melayani pasar yang

sedang digelutinya, atau keinginan untuk mendayagunakan sumber

daya yang ada.


2. Dorongan eksternal (external inducement). External inducement

adalah dorongan dari yang memberi peluang bagi dibukanya bisnis

baru. Contohnya adalah surat kabar atau majalah yang memasuki

bisnis dengan menyediakan jasa informasi online. Faktor pendorong

eksternal bisa juga muncul dari adanya ancaman misalnya turunnya

permintaan terhadap pasar utama suatu perusahaan yang

mendorongnya untuk mencari keberuntungan di tempat lain.


Untuk bisa menjadi basis dalam ekspansi diversifikasi, suatu

sumber daya harus lolos beberapa tes uji. Pertama, sumber daya

tersebut harus superior secara kompetitif dalam suatu bisnis baru.

Kedua, sumber daya yang akan dibawa kepada bisnis baru harus

menjadi kunci faktor sukses dalam bisnis tersebut. Ketiga, ketika

memasuki suatu bisnis baru, suatu perusahaan harus bersaing

dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan untuk produksi dan

menghasilkan produk atau jasa. Sumber daya yang besar tidak

menjamin keberhasilan diversifikasi terutama jika perusahaan merugi

pada dimensi yang lain. Suatu perusahaan harus memiliki strategi

untuk mencapai keseimbangan kompetitif terhadap sumber daya yang

tidak dimilikinya yang penting bagi keberhasilan dalam bisnis baru.

Keempat, meskipun secara prinsip sumber daya perusahaan mampu

memberi kontribusi terhadap keunggulan kompetitif dalam suatu bisnis

baru, pemakaiannya ke dalam bisnis tersebut haruslah layak

(Kuncoro, 2006).

BAB III

PEMBAHASAN

A. CV BAGUS AGRISETA MANDIRI


CV Bagus Agriseta Mandiri merupakan sebuah usaha home industry

yang bergerak di bidang industri makanan ringan berbahan baku apel.

Beberapa produk yang menjadi andalan CV Bagus Agriseta Mandiri

adalah minuman sari apel, dodol apel, jenang apel, keripik apel, dan

manisan apel. Seiring waktu, perusahaan tidak hanya mengolah apel tapi

juga berbagai buah-buahan lain, seperti: nangka, manga, nanas, dan

salak. Perkembangan produk pun kemudian meningkat jenis-jenisnya

menjadi berbagai macam jenis produksi. Yaitu, kelima produk diatas

ditambah dengan keripik nangka, keripik nanas, keripik salak, keripik

mangga, serta keripik wortel.


Perusahaan ini dijalankan menggunakan strategi diversifikasi

konsentris. Kita bisa menarik kesimpulan tersebut dilihat dari jenis

produk baru yang muncul masih terkait dengan produk yang ada

yaitu dimana apel sebagai bahan baku utama. Keterkaitan ini tidak

hanya dalam jenis bahan baku yang sama tapi bisa juga dalam

pemanfaatan fasilitas bersama, atau pun jaringan pemasaran yang

sama.
Penggunaan strategi penganekaragaman produk ini membuat

perusahaan tidak akan bergantung pada satu segmen pasar saja.

Mengingat siklus Product Life Cycle, ketika produk-produk tersebut

mencapai titik kedewasaan maka dengan penggunaan strategi ini maka

akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Dengan demikian, CV Bagus Agriseta Mandiri terbukti mampu menjaga

loyalitas perusahaannya. Jadi, dengan adanya strategi diversifikasi


produk atau penganekaragaman produk akan lebih memaksimalkan laba

perusahaan.
Berdasarkan proses diversifikasi produk, kemenarikan pasar terhadap

perkembangan perusahaan semakin lama semakin baik. Artinya bahwa

produk tersebut diterima dan diminati oleh masyarakat sebagai konsumen.

Dengan beragamnya variasi produk maka konsumen akan lebih tertarik

untuk membeli produk ke satu perusahaan yang sama. Ditambah lagi

dengan tampilan produk dan desain kemasan produk yang menonjol akan

lebih menarik pangsa pasar lagi. Dengan kata lain, pangsa pasar CV

Bagus Agriseta Mandiri menjadi bertambah luas. Apabila ada produk yang

mencapai titik penurunan (declain) maka bisa ditutupi dengan produk yang

lainnya.
Berdasarkan analisis peluang, CV Bagus Agriseta Mandiri memiliki

peluang yang bagus. Adanya diversifikasi produk, membuka peluang baru

yang lebih besar. Karena minat masyarakat akan suatu produk dapat

terpenuhi dengan produk-produk yang baru dan beraneka ragam.

B. PT KABOKI
Perusahaan yang tidak hanya memberikan fasilitas wisata belanja,

tetapi juga edukasi dan penanaman rasa cinta terhadap negeri ini berhasil

diterima dengan baik di pasar Internasional. Hal ini tentunya didukung

oleh output produk yang dihasilkan oleh PT KABOKI tersebut. Output

produk yang dihasilkan dari PT KABOKI ini meliputi tas tangan, tas ransel,

bantal, tas rajut jenis mini seperti clutch, dompet koin maupun tempat

ponsel, hingga jenis midi ataupun maxi yang jumbo namun tetap
dirancang stylish, serta berbagai accessoris lainnya. Keistimewaan dari

KABOKI dibandingkan dengan merek lain adalah terletak pada proses

produksinya. Pembuatan produk KABOKI dengan bahan baku utamanya

adalah benang polypropylene yang dirajut dengan tangan manusia secara

langsung (handmade) untuk setiap produk.


Output yang dihasilkan oleh perusahaan pada dasarnya memiliki

persamaan dan perbedaan di dalam mengembangkan produk-produk

yang telah dihasilkan. Persamaan yang dimaksud disini adalah

persamaan di dalam jalur pemasaran, bahan baku utama yang digunakan,

dan proses pembuatan yang mayoritas handmade pada semua produk.

Sedangkan perbedaan yang ditimbulkan dalam outputnya inilah yang

memunculkan adanya diversifikasi pada produk KABOKI. Diversifikasi

pada produk KABOKI dilatarbelakangi karena tuntutan sebuah

perusahaan untuk mengikuti setiap trend yang berkembang.


Strategi diversifikasi yang dilakukan oleh PT KABOKI tersebut

merupakan strategi diversifikasi konsentris. Strategi Diversifikasi

Konsentris (Concentric Diversification Strategy) adalah strategi yang

dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan

produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi,

pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama,

seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya.


Analisis proses diversifikasi atas kemenarikan pasar dan peluang

pada PT KABOKI ini terlihat pada output yang dihasilkan, yaitu produk

premium dan keistimewaan dalam proses produksi produk. Produk

KABOKI tersebut menarik konsumennya dengan kualitas produk yang


dirajut secara handmade dan menjadi kekuatan serta keandalan dari

KABOKI. Dengan hal tersebut, strategi diversifikasi yang digunakan

merupakan strategi yang dapat membuka peluang baginya dalam dunia

bisnis.

C. UD DEWATA
UD DEWATA bergerak di bidang usaha penjualan oleh-oleh khas Bali,

berupa kerajinan Bali, kaos bali, pernak-pernik Bali, lukisan Bali, sarung

Bali, baju adat Bali, patung Bali, sandal yang berlogokan Dewata, hingga

makanan-makanan ringan khas Bali.


Strategi yang digunakan oleh UD Dewata yaitu strategi diversifikasi

horizontal. Dimana produk yang dihasilkan menciptakan suatu produk

yang tidak saling berkaitan. Misalnya saja antara produk pie susu dengan

produk baju. Keduanya menggunakan bahan yang berbeda dan proses

pembuatan yang berbeda pula. Akan tetapi tujuan dari adanya

diversifikasi disini yaitu memanfaatkan saluran distribusi yang sudah ada.

Karena UD DEWATA ini sudah mempunyai pelanggan dan pelanggan

tersebut sudah sangat loyal dengan brand atau merknya. Sehingga

pemilik usaha ini tidak kesulitan dalam memasarkan produknya. Selain itu,

adanya produk baru akan meningkatkan pendapatan perusahaan.


Penggunaan strategi diversifikasi produk pada UD DEWATA ini

berakibat pada tingkat penjualan produk yang meningkat karena adanya

permintaan akan produk dari banyak pengunjung (konsumen). Strategi

diversifikasi produk disini juga membuat perusahaan tidak bergantung

pada satu pangsa pasar saja. Banyak destinasi yang dimiliki membuat

semakin banyak wisatawan mengunjunginya. Variasi produk dari strategi


diversifikasi yang dilakukan justru dapat mengkompensir pola perusahaan

yang siklikal, sehingga akan memaksimalkan laba perusahaan.


Kemenarikan pasar pada UD DEWATA ini jelas sangat diminati oleh

konsumen. Dilihat dari perkembangan usahanya saat ini yang semakin

maju serta destinasi wajib sebagai pusat oleh-oleh yang menyediakan

berbagai macam produk yang lengkap dengan kualitas yang baik dengan

harga yang terjangkau. Sedangkan untuk analisis peluang, perusahaan

ini sangat menjanjikan. Peluang usahanya semakin terbuka dengan

adanya penambahan produk ini. Karena kebutuhan konsumen yang

beragam dapat terpenuhi hanya di satu lokasi saja. Jelas ini merupakan

strategi yang sangat bagus. Peluangnya sangat terbuka karena hanya

sedikit pusat oleh-oleh yang menyediakan beragam jenis produk dalam

satu lokasi yang sama.

D. COCA-COLA AMATIL INDONESIA


Coca-Cola Amatil Indonesia memproduksi konsentrat yang kemudian

dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik-pabrik

tersebut kemudian menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca-

Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Produk Coca-Cola Amatil

Indonesia antara lain Sprite, Coca-cola, Fanta, Frestea, Minute Maid

Pulpy, Nutriboost, Ades, Aquarius dan sebagainya.


Jenis diversifikasi yang dilakukan Coca-Cola Amatil Indonesia tersebut

termasuk dalam strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric

Diversification Strategy). Strategi diversifikasi konsentris yang dimaksud

adalah strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang

masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam
kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan

pemasaran yang sama.


Strategi diversifikasi konsentris pada dasarnya adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang

memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk

dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Peluang Coca-

Cola Amatil Indonesia untuk mendominasi pasar di masa depan

terbentang luas, karena Coca-Cola Amatil Indonesia lebih mengutamakan

kualaitas , kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti ,termasuk aspek

pelayanan pada konsumen.


Coca-Cola Amatil Indonesia selain bertindak sebagai produsen dan

distributor, perusahaan ini juga memasarkan dan menjual produk Coca-

Cola melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh

Indonesia. Saluran penjualan perusahaan ini terdiri dari Foodstores

(supermarket dan mini market di seluruh Indonesia) dan General Trade

(outlet tradisional). Artinya bahwa, tingkat kemenarikan pasar terhadap

output produk Coca-Cola Amatil Indonesia tinggi. Hal tersebut dibuktikan

dengan produk Coca - cola yang selalu tersedia di mana saja, dan kapan

saja.
Berdasarkan analisis peluang, Coca-cola Amatil Indonesia memiliki

peluang yang sangat terbuka di pasar bisnis. Adanya diversifikasi produk,

membuka peluang yang lebih besar untuk menciptakan dan

mengembangkan berbagai produk-produk baru dengan inovasi yang baru.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Banyak strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk

mempertahankan produknya agar tetap bertahan di pasar bisnis. Semakin

banyak pesaing membuat suatu perusahaan saling berinovasi agar

produk yang mereka ciptakan diminati dan menembus pasar potensial.

Sebagian besar perusahaan memilih strategi diversifikasi sebagai salah

satu strategi bisnis dalam pengembangan dan penganekaragaman produk

perusahaannya guna meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut.

Bagi perusahaan (baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil

menengah) diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk

membuat konsumen agar tidak bosan dengan produk yang sudah ada.

Karena setiap konsumen mempunyai sifat yang mudah bosan dan

cenderung menyukai sesuatu hal yang baru. Strategi diversifikasi ini bisa

dalam bentuk modifikasi produk (kemasan baru, penambahan varian rasa)

dan juga menciptakan produk baru.


CV Bagus Agriseta Mandiri, PT KABOKI, dan Coca-cola Amatil

Indonesia adalah objek observasi yang telah menerapkan strategi

diversifikasi konsentris. Strategi yang dijalankan dengan menambah

produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini baik

keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama,

ataupun jaringan pemasaran yang sama. Sedangkan pada UD DEWATA

sendiri menerapkan strategi diversifikasi horizontal. Strategi yang

dijalankan dengan menambah produk baru, dan produk baru yang

dihasilkan akan menciptakan suatu produk yang tidak saling berkaitan.

Artinya disini adalah bahwa strategi diversifikasi yang digunakan oleh

setiap perusahaan berhasil membawa mereka untuk bertahan dalam

eksistensinya di pasar bisnis. Perusahaan-perusahaan tersebut semakin

berkembang dan bahkan semakin maju. Menariknya disini adalah produk

dengan inovasi-inovasi yang diciptakan oleh masing-masing perusahaan

membuka peluang yang bagus dalam pasar potensial, sehingga mampu

memaksimalkan laba perusahaan.

B. Saran
Pada dasarnya, strategi bisnis dengan melakukan proses diversifikasi

produk merupakah sebuah strategi yang paling kompleks implikasinya,

Bagi perusahaan, strategi pengembangan produk ini akan menjadi

pengalaman baru baginya, baik dari segi pasarnya (new market), maupun

dari segi produknya sendiri (new products). Keputusan untuk melakukan

diversifikasi akan mengandung risiko bisnis yang tinggi, sehingga

perusahaan harus melakukan studi kelayakan (feasibility study) terlebih


dahulu, misalnya saja apakah channel distribusi yang baru akan cukup

mendukung karena distribusi menjadi faktor utama keberhasilan produk.

Demikian pula perusahaan juga harus memastikan bahwa produk baru

tersebut memang sesuai dengan minat konsumen dimana perusahaan

bisa memproduksinya dengan kualitas yang sama baiknya dengan

produk-produk lamanya.
Keempat perusahaan yang menjadi objek observasi kami hendaknya

sebelum mengambil keputusan untuk memilih strategi diversifikasi produk

manajemen melakukan test market terlebih dahulu, artinya produk baru

yang sedang dikembangkan dicoba dipasarkan di kota tertentu sambil

dimonitor sejauh mana penerimaan pasar atau konsumennya. Setelah

mempelajari hasil test market dan modifikasi produk apabila diperlukan,

barulah produk dipasarkan di pasar yang lebih luas.


Selain hal diatas, keempat perusahaan hendaknya

mempertimbangkan terlebih dahulu ketiga hal berikut ini (1)

bagaimanakah potensi produk lama untuk dikembangkan di pasar yang

lama (market penetration), karena bisa jadi masih banyak yang bisa

digarap disana, (2) pengembangan produk yang sudah ada ke pasar baru

(market development), ataupun bila telah siap dengan pengembangan

produk baru, (3) mempertimbangkan juga untuk memasarkan produk baru

tersebut di pasar yang lama (product development).


DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi 11. PT Indeks

Kelompok Gramedia, Jakarta

Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta

Sari, Inayah Adi, Adi Wiranto dan Eko Suyono. 2011. Pengaruh Strategi

Diversifikasi dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja

Perusahaan. http://www.univpancasila.ac.id, Akses tanggal 30

Desember 2015

Rahmani, Febrian. 2009. Analisis Diversifikasi Produk pada Penjualan.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUK

EwiJkYHglN7JAhWTj44KHeXyB0wQFggkMAE&url=http%3A%2F

%2Fwww.journal.unitaspdg.ac.id%2Fdownlotfilemh.php%3Ffile

%3DFEBRIA

%2520RAHMANI.pdf&usg=AFQjCNERxqI6gTIs5cleKEUIxaIA5Cvwgw&si

g2=rloMUzHi7kXCdp-BXvDl9w. Akses tanggal 12 Desember 2015.

http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/9/16/diversifikasi. Akses tanggal 12

Desember 2015
Sofyan, Aulia. 2011. Difersifikasi dan Kinerja Perusahaan.

http://digilib.unila.ac.id/1179/7/BAB%20II.pdf. Akses 15 Desember 2015.

https://books.google.co.id/books?

id=x0D_9bfoQu8C&pg=PA237&lpg=PA237&dq=strategi+bisnis+terkait+pe

ngembangan+produk&source=bl&ots=D5jGd_F0s_&sig=u7bJJU8vmPoj1v

DS8LIKHxOpU&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiisNn0od7JAhXRH44KHWLt

Cd44ChDoAQgqMAI. Akses 16 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai