Anda di halaman 1dari 3

Profil Singkat

J.CO dimiliki oleh Johnny Andrean, seorang pemilik jaringan BreadTalk di Indonesia. J.CO pertama
kali dibuka di Supermall Karawaci Tangerang pada tanggal 26 Juni 2005. J.CO diilhami dari donat USA.
Johnny yang sering melakukan perjalanan bisnis ke USA, mendapatkan kesempatan menikmati berbagai
jenis donat dengan rasa dan keunikan yang berbeda. Pada mulanya, ia ingin
membeli waralaba suatu jaringan pemasaran donat USA, tetapi ia
mendapatkan beberapa keterbatasan pada produknya. Keterbatasan itu
ada pada bahan baku dan kelemahan dalam pengendalian kualitas.

Donat J.Co dibuat menggunakan mesin-mesin, baik saat


mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat.
Satu-satunya tenaga manusia yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan
donat. Yang juga menggunakan alat bantu cetakan.

Semua mesin yang digunakan sepenuhnya diimpor dari USA. Begitu juga dengan bahan-bahan
dasar, lebih dari 50% diimpor dari luar negeri. Seperti cokelat yang diimpor dari Belgia dan susu dari
Selandia Baru. Juga, untuk minuman, bahan-bahannya kebanyakan diimpor pula. Sebagian kopi bubuk
diimpor dari Italia dan Costa Rica. Berdasarkan semua inilah, J.CO diposisikan sebagai produk bermutu
premium di pasaran donat Indonesia.

Masing-masing donat dinamai secara kreatif berdasarkan topping dan rasa. Hal ini menciptakan
suatu keunikan dan mudah untuk diingat, sebagai contoh, Chees Me Up adalah nama untuk donat dengan
keju leleh di lapisan atas. Tira Miss U adalah nama untuk donat dengan topping tiramisu.

Johnny membutuhkan tiga tahun sebelum meluncurkan J.CO Donuts & Coffee ke pasar Indonesia.
Tiga tahun digunakannya untuk mempersiapkan standar dan prosedur produksi, pemilihan bahan baku,
memperbaiki mutu dan proses produksi produk, serta operasional bisnis.
Segmenting

1. Segmentasi Geografis
Wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga
meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Ke depannya J.CO
Donuts & Coffee akango international untuk memperluas pasar. J.CO Donuts & Coffee cenderung
menyasar wilayah urban.

2. Segmentasi Demografis
Umur: 18 – 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
SES : A,B

3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini didasarkan pada penggolongan kelas sosial, gaya hidup, atau ciri
kepribadian lainnya. J.CO Donuts & Coffee menyasar kelas sosial menengah hingga menengah ke
atas dengan gaya hidup modern, menggemari aktivitas sosial serupa hanging out di kafe, serta
menggemari makanan dan minuman dengan brand premium.

4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada tingkat pengetahuan, sikap penggunaan atau
tanggapannya terhadap suatu produk. Segmentasi ini dapat dibedakan atas dasar: kesempatan
penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, dan tingkat pemakaian.
J.CO Donuts & Coffee tidak mengenal kesempatan penggunaan. Sedangkan dari sisi
manfaat yang dicari, ia dapat menjadi lambang status dan instrumen pemenuhan cita rasa
masyarakat. Selain itu, J.CO Donuts & Coffee menyasar konsumen potensial dan konsumen tetap
brand pesaing untuk memperluas pasar serta tidak mengenal tingkat pemakaian.

Targeting

Target utama J.CO adalah kaum muda dan keluarga yang usia anggota keluarga kurang dari 55
tahun. Ini bisa kita lihat dari desain konter J.CO dan kemasan produknya yang berwarna cerah tapi tidak
norak dan sesuai dengan kalangan konsumen menengah ke atas.

Positioning

Posisi J.CO saat ini dipasaran adalah market leader, karena sat ini J.CO sebagai perusahaan donat
nomor satu di Indonesia. Hal ini tidak berlebihan karena mengingat bahwa saat ini jika konsumen ingin
makan donat dan nongkrong J.CO menjadi salah satu alternative pilihan mereka. Tidak hanya sebagai
snack yang disantap untuk nongkrong J.CO juga menjadi snack favourite keluarga dari anak-anak sampai
orang dewasa pun suka dengan donat J.CO.

J.CO tidak dapat dikatakan sebagai market pioneer karena J.CO bukan merupakan perusahaan
yang menjual donat pertama kali. Meskipun J.CO bukan yang pertama tetapi J.CO dapat menjadi yang
paling unggul jika di bandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Hal ini dapat juga dilihat berdasarkan harga
produk. Harga J.CO menjadi patokan sebagai leaderprice. Jika harga J.CO naik, maka pesaing-pesaingnya
juga akan menaikkan harga. Oleh sebab itu posisi J.CO saat ini sebagai market leader.

Anda mungkin juga menyukai