Anda di halaman 1dari 12

1.

Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan E-commerce, Inovasi Produk, dan


penerapan Balanced Scorecard terhadap Kinerja UMKM

2. Nama Mahasiswa : Elsza Cholifah Maharani (18414639)

3. Latar Belakang
Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang dilakukan
perorangan maupun badan usaha yang bukan termasuk dari cabang perusahaan. UMKM
memiliki peran yang cukup besar dalam upaya peningkatan perekonomian Indonesia.

Pada kenyataannya UMKM terbukti dapat diandalkan dalam masa krisis. Menurut
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, pada tahun 2018, UMKM
berkontribusi sebanyak 61,07% pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional.
Selain itu UMKM juga memberi kontribusi sebanyak 97% terhadap penyerapan tenaga kerja
di indonesia. UMKM merupakan potensi bisnis yang sangat digalakkan oleh pemerintah,
karena jika masyarakat semakin banyak yang berwirausaha, maka berbagai sumber daya dan
pembiayaan lokal akan bermanfaat secara optimal, sehingga akan semakin baik pula
perekonomian suatu daerah.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, semakin berkembang


pula Jumlah UMKM di Indonesia, hal tersebut mengharuskan para pelaku usaha untuk terus
berinovatif dalam melakukan strategi pemasaran serta terus memperhatikan kinerja usahanya
agar Usaha mereka dapat tetap bertahan dan bersaing dengan pemilik Usaha lainnya.
Menurut Hendratmoko, 2021 yang dikutip dari Suryantini, et al., (2020) “Kinerja
UMKM juga sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Di era persaingan
yang semakin ketat, dan perubahan lingkungan termasuk teknologi informasi tentunya
sangat memerlukan kualitas sumber daya manusia yang bagus agar dapat beradaptasi
dengan perubahan-perubahan tersebut.”
Lonjakan Suku Bunga lokal mengakibatkan sejumlah UMKM menghadapi krisis
ekonomi, selain itu harga bahan baku yang berassal dari impor juga mengalami lonjakan
harga, sehingga mengakibatkan para pelaku usaha menjadi kesulitan dalam proses Produksi.
Wang dan Wong (2004) mengatakan Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
perusahaan kecil diantaranya adalah pengaruh faktor internal dan eksternal.
Baswir (2010:56) menyatakan bahwa terdapat empat faktor penyebab utama rendahnya
kinerja UMKM di indonesia yaitu:
1. Hampir 60% usaha kecil masih menggunakan teknologi tradisional;
2. Pangsa pasar cenderung menurun karena kekurangan modal;
3. Sebagian besar usaha kecil tidak mampu memenuhi administratif guna memperoleh
bantuan dari Bank;
4. Tingkat ketergantungan terhadap fasilitas pemerintah cenderung sangat besar.

Sedangkan kendala-kendala yang umumnya dihadapi oleh para pengusaha kecil


menengah atau UKM adalah:
1. Produktivitas rendah.
2. Nilai tambah rendah.
3. Jumlah investasi yang sangat kecil.
4. Jangkauan pasar yang sempit.
5. Jaringan usaha sangat terbatas
6. Akses ke sumber modal dan bahan baku terbatas.
7. Manajemen yang masih belum profesianal dan sumberdaya manusia pada umumnya
belum memiliki kualitas bersaing untuk maju (Rizal, 2012:77).

,
4. Literatur Review
1. Balanced Scorecard

a. Definisi Variabel

Balanced Scorecard merupakan kerangka kerja sebuah organisasi, untuk mengatur


dan menggunakannya didalam strategi pada semua level organisasi dengan menghubungkan
tujuan, inisiatif dan langkah-langkah sebuah strategi organisasi. Ghosh dan Mukherjee (2006)
Berpendapat bahwa Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategi yang bukan
hanya sebuah alat ukur, yang membantu organisasi untuk menjelaskan visi mereka
dan strategi dan mengubahnya kedalam tindakan. Menurut Wardati & Iwan (2018) yang
dikutip dari Mulyadi (2014:1) Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor
(scorecard) dan (2) berimbang (balanced).
Pada beberapa perusahaan, Balanced Scorecard dapat dijadikan salah satu metode
untuk mengatasi beberapa masalah yang mencakup kinerja manajemennya agar mendapatkan
hasil kerja yang maksimal.
Sinaga (2004) mengatakan, “Sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan
organisasi, menggambarkan aktivitas –aktivitas kunci dari manajemen, dapat dimengerti para
pegawai, mudah diukur dan dievaluasi serta dapat digunakan oleh organisasi secara
konsisten.” Sedangkan Kaplan dan Norton (2000) mengatakan Pendorong kinerja, yang
meliputi pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan, diturunkan
dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat
kedalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

b. Indikator Balance Scorecard

 Perspektif Finansial
Perspektif Finansial (Keuangan) digunakan sebagai alat ukur sejauh mana UMKM
memiliki kemampuan dalam mengelola keuangannya, dan digunakan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan UMKM dalam segala aspek finansial.

 Perspektif Pelanggan
Perspektif Pelanggan digunakan untuk mengukur perkembangan jumlah
konsumennya, dan sejauh mana pelaku UMKM dapat mempertahankan tingkat
kepuasan Konsumen. Kepuasan pelanggan dapat dinilai dari tingkat kesetiaan dan
loyalitas konsumen terhadap produk yang kita tawarkan.

 Perspektif bisnis internal


Perspektif ini diukur dari sejauh mana UMKM dapat meningkatkan proses internal
misalnya seperti kemampuannya dalam berinovatif. Hal ini guna mempertahankan
konsumen serta memberikan kepuasan terhadap konsumen.

 Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran


Kaplan dan Norton (1996) Mengemukakan bahwa Perspektif ini “mengidentifikasi
infrastruksur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan
peningkatan kinerja jangka panjang.”

2. Pengaruh E-Commerce

Menurut Indra, 2020 yang dikutip dari Becker et al. (2008) e-commerce atau
electronic commerce didefinisikan sebagai penggunaan internet dan web untuk transaksi
bisnis dalam konteks pasar global. E-commerce memudahkan para pelaku bisnis dalam
mengidentifikasi alur kerja, persaingan, membangun kemitraan, dan pemasaran produk yang
lebih efektif. Selain itu penggunaan e-commerce memudahkan baik pemasok maupun
konsumen dalam hal proses order, pembelian, manajemen persediaan, serta dapat mengurangi
biaya pemasaran. e-commerce merupakan bagian dari e-business dimana cakupan e-business
lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra
bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dan lain-lain.
Dimensi Electronic-commerce (E-Commerce)
Menurut DeLone dan McLean (dalam Jogiyanto, 2007) pengukuran-
pengukuran e-commerce dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu:
1. Kemudahan penggunaan e-commerce dengan indikatornya, yaitu :
a. Pencarian informasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
b. Memudahkan untuk pemesanann pelanggan.
c. Memudahkan untuk menerima pembayaran pelanggan.
d. Memudahkan pelanggan untuk berinteraksi.
e. Memudahkan untuk pembayaran kepenjual-penjual.
f. Memudahkan pelanggan untuk permintaan layanan pelanggan.
2. Kompleksitas transaksi dengan indikatornya, yaitu :
a. Banyaknya situs yang dikunjungi oleh mahasiswa.
b. Lama menggunakan media.
c. Jumlah pembelian yang terselesaikan

3. Inovasi Produk
Indra, 2016 yang dikutip dari Prokosa (2005) inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk mampu
menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dengan menawarkan
produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang dapat memuaskan
pelanggan. Rogers (1983 dalam Hadjimanolis, 2000) mengartikan inovasi sebagai
tingkat dimana seorang individu atau unit mengadopsi ide atau gagasan baru yang
relatif lebih dahulu dibanding anggota lain dalam suatu sistem. Song dan
Parry (1997, hlm.64) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing suatu produk
merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan sebuah produk baru (hingga
suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk lain
sejenis). Untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan
global, tentu dibutuhkan inovasi. Inovasi tersebut dilakukan guna menjadikan
produk perusahaan semakin unggul. Sebab pasar mampu mengetahui mana produk
yang terus mengalami inovasi dan mana yang hanya berkutat di spesifikasinya saja.
Inovasi dalam dunia bisnis tentu sangat penting, karena inovasi dapat menciptakan
sesuatu yang baru dari sebuah produk,tampilan,system, proses, dan lain sebagainya
Tanpa adanya
inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan,
keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan
mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari
perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Untuk itulah
diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan ingin berlangsung lebih
lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Selain Perusahaan yang terus melakukan
inovasi terhadap produknya adalah perusahaan yang telah siap menghadapi
persaingan dengan produk yang unggul. Semakin banyak inovasi produk yang
dilakukan oleh perusahaan, semakin tinggi tingkat keunggulan bersaing perusahaan
tersebut.

Indikator Inovasi Produk


Lucas & Farrel (2000) mendefenisikan bahwa inovasi sebagai proses dalam
membawa teknologi yang baru untuk ditanggap. Inovasi dapat dipisahkan menjadi 3
indikator, yaitu:
a. Perluasan Lini Produk
Lukas dan Ferrel (2000:240) perluasan lini produk merupakan produk yang masih
familiar bagi organisasi bisnis tetapi baru bagi pasar. Saladin (2003) Perluasan
lini produk adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah produk
baru yang memiliki hubungan yang erat karena memiliki fungsi serupa, dijual
pada kelompok konsumen yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang
sama dengan skala harga jual tertentu. Line Extension/Perluasan Lini Produk
menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk
memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan dan
sebagainya pada suatu kategori produk dengan nama merek yang sama.
Perusahaan dapat memperluas lini produk yang ditawarkan dipasar melalui
program pengembangan produk dengan dua alternatif utama yaitu Perluasan lini
produk secara vertikal, yaitu menambah suatu produk baru pada tingkatan harga
yang berbeda sedangkan perluasan lini produk secara horizontal, yaitu menambah
suatu produk baru dengan karakteristik berbeda pada tingkat harga relatif sama.
Kotler (2000) Perluasan lini dapat dilakukan para pelaku usaha dengan cara
menambahkan varian baru pada produk mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk
memperluas target pasar yang mereka bidik dan menguatkan merek tersebut di
kalangan masyarakat luas
b. Produk Tiruan/Imitasi
Imitasi berasal dari bahas inggiris, imitation yang artinya tiruan atau peniruan.
Lukas dan Ferrel (2000:240) produk tiruan merupakan produk yang dianggap
baru oleh bisnis tetapi familiar dengan pasar. Faktor imitasi mempunyai peran
yang sangat penting dalam prosesi interaksi. Tindakan meniru dilakukan dengan
belajar dan mengikuti perbuatan oranglain yang menarik perhatiannya. Gerungan
(1966:36) Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh
sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Hariyanto (2011)
Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan,
atau tingkah laku orang lain.
c. Produk Baru
Lukas dan Ferrel (2000:240) produk baru merupakan produk yang dianggap baru
baik oleh bisnis maupun pasar. Gary Armstrong (1997) Produk baru adalah
produk asli, hasil pengembangan produk, modifikasi produk, dan merek baru
yang di kembangkan perusahan melalui upaya penelitian dan pengembangannya
sendiri. Fandy Tjiptono (1997) mengartikan produk baru dapat meliputi produk
orisinil, produk yang di sempurnakan, produk yang di modifikasi, serta merek
baru yang di kembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Sedangkan
Irawan dan Basu Swastha DH (2000) dalam bukunya Manajemen pemasaran
modern menyatakan bahwa produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan
jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan oleh
sebuah perusahaan.

4. Kinerja UMKM

Menurut Subroto (2014) Kinerja merupakan capain yang diperoleh sebuah seseorang,
ataupun perusahaan dalam mencapai suatu tujuan. Kinerja yang maksimal
merupakan harapan utama sebuah unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Secara umum,
kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode
tertentu. Armstrong (2004:29) dalam teorinya merumuskan bahwa kinerja
merupakan sebuah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi
ekonomi.

Indikator Kinerja UMKM


Menurut Lusimbo dan Muturi (2016) dan Chepngetich (2016) berikut ini adalah
indikator dari Kinerja UMKM , sebagai berikut :
1. Book Keeping Literacy
Menurut Wood & Sangster (2002) menyatakan bahwa book keeping literacy
adalah proses pencatatan data yang berkaitan tentang transaksi akuntansi.
Kemampuan dalam pencatatan adalah ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh pelaku
UMKM sebagai pemimpin untuk terus meningkatkan
kinerja mereka dalam melakukan bisnis. Book keeping literacy adalah
proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data
dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca,
dan laporan laba rugi untuk periode tahunan.
2. Debt Literacy
Menurut Chepngetich (2016) mengatakan bahwa literasi utang adalah
kemampuan mengelola UMKM dalam menghitung tingkat bunga yang dari
dana yang telah diajukan oleh pebisnis yang diberikan oleh lembaga
pemberi pinjaman sebagai mengelola laba yang akan diperoleh untuk
membayar pinjaman yang telah diajukan. Perolehan ketrampilan literasi
keuangan akan memiliki dampak positif pada perilaku individu dalam
peningkatan tabungan, akumulasi kekayaan, dan penghindaran dari
pengeluaran yang tidak diperlukan, dengan masalah ini akan membuat para
manajer UMKM akan menjadi pelanggan yang lebih baik bagi pihak bank.
Manajer yang bijaksana dari sumber keuangan yang terbatas dalam binis
yang dijalankan dan lebih mampu memilih produk yang paling sesuai untuk
bisnis yang akan dijalankan. Kewajiban dalam suatu perusahaan kepada
pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva dalam jangka
waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi dimasa lalu. 20

3. Budgeting Literacy
Menurut Chepngetich (2016) mengatakan bahwa ukuran perusahaan
membutuhkan proses penganggaran yang komprehensif. Perusahaan besar
cenderung melakukan proses anggaran yang terperinci dan mencapai kinerja
yang lebih baik. Budgeting literacy merupakan suatu rencana yang disusun
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka
waktu atau periode tertentu dimasa yang akan datang. Budgeting literacy
dapat diukur pencapaiannya secara efisien dan efektivitas dari kegiatan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan.

b. Penelitian Terdahulu
No Author & Penerbit Judul
Daru Dewantoro, Albertus
Pengaruh Penggunaan Balanced Scorecard
1. Terhadap Kinerja Usaha Mikro di
Jurnal Kewirausahaan dan
Surabaya
Bisnis Vol.26 No.1 June 2021
1. Darmawan, Heriyanto
2. Mulyati, Meylinda Peningkatan Kinerja UKM Percetakan
2. Cabe Kecik Menggunakan Metode
Saintek Vol. 3, No. 2, Desember Balance Scorecard (BSC)
2019 pp. 100-108
Daryono (Dkk)
Pemetaan dan Strategi Meningkatkan
3. Sustainable Competitive Kinerja UMKM Perkebunan dengan
Advantage -9 (SCA-9) Feb Balance Scorecard
Unsoed (2014)
Alimudin, Arasy (Dkk)
Analisis Pengaruh Penerapan Perspektif
4. Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan
Penerbit : EkoNika, Vol.4, No.1,
Kinerja UMKM
April 2019: 1 - 17
1. Erwina
2. Sukmawati, Anggraini
Perancangan Balance Scorecard untuk
3. Sumertajaya, I Made
Mengembangkan
5.
Modal Insani dan Meningkatkan Kinerja
Penerbit : Jurnal Aplikasi
pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Manajemen, Vol.13, No.3
(2015)
1. Rengganis, Amelia Puspa
2. Yogaswara, Budhi
Perancangan Pengukuran Kinerja pada
3. El Hadi, Rosad Ma’ali
Dinas Koperasi dan UKM di kabupaten
6.
Majalengka menggunakan pendekatan
Penerbit : e-Proceeding of
Balanced Scorecard
Engineering : Vol.4, No.3
Desember 2017
Edi Wahyu Wibowo
Kajian Analisis Kinerja Usaha Mikro
7. Kecil Menengah (UMKM) dengan
Penerbit : Jurnal Lentera Bisnis
menggunakan metode Balanced Scorecard
Vol .6 No 2, November 2017
1. Widyaningrum, Dyah Lestari
2. Kabul, Ivanaldy Implementasi Balanced Scorecard pada
8. Unit Usaha Kecil Menengah: Studi Kasus
Penerbit : ComTech Vol. 5 No. Sebuag Restoran di jakarta
2 Desember 2014: 1031-1040
1. Rahmaniyah
2. Sulindawati, Ni Luh Gede Pengaruh Aksesibilitas Kredit,
Erni Penyusunan dan Penyajian Laporan
3. Herawati, Nyoman Trisna Keuangan, dan Minat Menggunakan E-
9.
commerce terhadap Kinerja
Penerbit : e-Journal S1 Ak UMKM
Universitas Pendidikan Ganesha (Studi pada UMKM Kecamatan Buleleng)
Vol.8 No.2 (2017)
Pasaribu, Lamtiur Saputri
Pengaruh Perangkat Lunak Akutansi dan
E-commerce terhadap kinerja perusahaan
10. Penerbit : Repository
pada usaha Mikro Kecil dan Menengah di
Universitas Sumatera Utara
Lubuk Pakam
(2015)
Trianda, Nanda (Dkk)
Analisis Pengaruh E-commerce Terhadap
11. Penerbit : Jurnal Ekonomi dan Peningkatan Kinerja UMKM (Studi Kasus
Bisnis Indonesia Vol. 04, No.1 pada UMKM di Kabupaten Sumbawa)
pp. 6-10 (2019)
Sukma Subagio, Indra
Saraswati, Esti
Pengaruh E-Commerce dan Penggunaan
12. Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Penerbit : Journal Of Law ,
UMKM di Purbalingga
Economic, and English Vol.2 ,
No.1, Des (2020)
Khaira, Misrahul
Jalalludin
Pengaruh Sistem Penjualan E-Commerce
13. Bagi Kinerja Usaha Mikro Kecil dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Menengah (UMKM) di Kota Banda Aceh
Ekonomi Islam Vol.3, No.1 ,
Mei (2021)
Nurlinda
Fathimah, Vidya
Determinan Adopsi E-Commerce dan
14. Dampaknya pada Kinerja Usaha Mikro
Penerbit Jurnal Riset akuntansi
Kecil dan Menengah (UMKM)
dan keuangan Vol.7, No.3
(2019)
Dra. Cicik Harini
SB. Handayani, SE, MM Pemasaran Kewirausahaan melalui E-
15. Commerce untuk meningkatkan Kinerja
Penerbit : Jurnal Manajemen UMKM
Vol. 13 No.2 November (2019)
Setiawati, Enis (DKK)
Pengaruh E-commerce, Pengetahuan
16. Akuntansi, dan Budaya Organisasi
Penerbit : E-JRA Vol. 10 No. 04
terhadap Kinerja UMKM di kota Malang
Februari 2021
17. Wulandari, Siti Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Afifudin, Maslichah Aksesbilitas Kredit, Kemampuan
Menyusun dan Menyajikan Laporan
Penerbit : E-JRA Vol. 10 No. 08 Keuangan, Serta Minat Penggunaan E-
Agustus 2021 commerce terhadap kinerja UMKM
(Studi Pada UMKM di Kota Malang)
Supardi, Monika Lee
Le, Mei
Pengaruh Self Directed Learning dan
18 Adopsi E-Commerce terhadap Kinerja
Penerbit : Jurnal Manajerial dan
Ukm di Jakarta
Kewirausahaan, Vol.I, No. 2
(2019) Hal: 290-296
Hanum, Ayu Noviani
Sinarasri, Andwiani
Analisis Faktor-Faktor yang
Penerbit : Mempengaruhi Adopsi E-Commerce dan
19 Maksimum Media Akuntansi Pengaruhnya terhadap Kinerja UMKM
UNMUH Semarang (Studi Kasus UMKM di Wilayah Kota
Vol. 8 No. 1, Sept 2017 – Feb Semarang)
2018 , hal (1-15)

1. Ningtyas, Pinky Kusumu


2. Sunarko, Bambang
Analisis Faktor yang mempengaruhi
3. Jaryono
20 Adopsi E-commerce dan pengaruhnya
terhadap Kinerja UMKM
Penerbit : Performance – Vol. 21
No. 1 Maret 2015
Jannah, Miftakhul , Dkk
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan
21 Inovasi Produk Terhadap Kinerja UMKM
Penerbit : Eco-Entrepreneurship,
Batik Gedog Khas Tuban
Vol.5, No.1, Juni (2019)
Muhammad Taufiq1, Rida
Prihatni2, Etty Gurendrawati3
Pengaruh Inovasi Produk, Kualitas Produk
22. Penerbit : Jurnal Akuntansi, dan Penggunaan Sistem Akuntansi
Perpajakan dan Auditing, Vol. 1, Terhadap Kinerja UMKM
No. 2, Desember 2020, hal 204-
220
Maharezta Putra Perkasa
Pengaruh Inovasi Budaya dan Kinerja
23. Organisasi : Inovasi Produk dan Proses
Fakultas Ekonomi Universitas
pada UMKM di kota Yogyakarta
Islam Indonesia (2018)
Kalil1, Evant Andi Aenurohman

Penerbit, Muhammadiyah
Dampak Kreativitas dan Inovasi Produk
24. University Press (MUP)
terhadap Kinerja UKM di kota semarang
Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Indonesia Vol. 21 No.
1, 2020
Saputri, Nisrina Hasna
Pengaruh Inovasi Produk, Inovasi Proses,
Inovasi Layanan terhadap kinerja UMKM
25. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(Studi Empiris Pada Homepreneur di
Universitas Muhammadiyah
Kabupaten Temanggung)
Magelang (2020)
26. Sari,Indra Yanti Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan
Inovasi Produk Terhadap Kinerja UKM
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
kota Makassar
Islam UIN Alauddin Makassar
(2016)

Ramadan, Arif Muhson PENGARUH ORIENTASI


KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI
Penerbit : Naskah Publikasi PRODUK TERHADAP KINERJA
27.
UMS PEMASARAN KELOMPOK
(2021) USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) GADING
SUKOWATI, KEC. MASARAN, KAB.
SRAGEN
PENGARUH ORIENTASI
KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI
1. Huda, Isra Ul PRODUK
2. J. Karsudjono, Anthonius TERHADAP KINERJA USAHA KECIL
3. Maharani Puspita Nia MENENGAH DENGAN VARIABEL
28.
INTERVENING KEUNGGULAN
JMM Online Vol. 4, No. 3 BERSAING
(2020) (STUDI PADA UKM DI
BANJARMASIN)

Mandasari, Cynthia Saisaria


Pengaruh Inovasi Produk dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja
Penerbit : Warmadewa
29. Pemasaran
Management and Business
(Studi Pada Industri Mikro Kecil Makanan
Journal (WMBJ)
di Kota Denpasar)
Vol.2, No.2 (2020)
PENGARUH INOVASI TERHADAP
Hapsari, Monika Widi
KINERJA OPERASI PADA
30.
UKM KERAJINAN KULIT DI
Penerbit : dspace.uii.ac.id (2020)
YOGYAKARTA

5. Model Penelitian

Penerapan BSC (X1) :


H1

H2 Kinerja UMKM (Y) :


Penggunan E-Commerce (X2) :

H3
Inovasi Produk (X3) :

H4
6. Pengembangan Hipotesis

Hubungan Antara Balanced Scorecard Terhadap Kinerja UMKM

Balanced Scorecard merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk


pengukuran kinerja perusahaan, khususnya terhadap UMKM. Karena dengan
menerapkan metode BSC dapat membantu para pelaku usaha untuk mengelola aspek-
aspek penting didalam kinerja usaha mereka. Sehingga para pelaku usaha dapat
menjalankan bisnis yang mereka tekuni untuk menjadi lebih baik lagi.
Albertus (2021) yang dikutip dari Atkinson (1997) mengatakan bahwa
“Balanced Scorecard memiliki potensi untuk memberi para perencana cara menguji
model sebab -akibat yang relevan dalam organisasi, model tersebut dapat digunakan
pelaku usaha dalam mengelola faktor-faktor penting dalam kinerja usaha mikro.”
Sebelumnya, Erwina (2015 ) Telah melakukan Penelitian pada beberapa
UMKM di kota Bogor dan memperoleh hasil yang positif dan signifikan Penggunaan
Balanced Scorecard umtuk meningkatkan Kinerja UMKM. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Heriyanto dan Meylinda (2019) Terhadap Kinerja UMKM Cabe Kecik
yang menerapkan metode Balanced Scorecard dalam Usahanya, dan memperoleh
hasil yang positif dan signifikan. Dari pernyataan diatas maka diperoleh hipotesis :
H1 : Penerapan Balanced Scorecard Berpengaruh Positif dan Signifikan
terhadap kinerja UMKM

Hubungan Antara Penggunaan E-Commerce dan Kinerja UMKM

Di era sekarang ini sebuah bisnis harus mampu mengimplikasikan dunia


teknologi kedalam usahanya agar bisnis mampu bertahan, konsisten dan terus
berkembang. Bagi Sebuah Bisnis, Penggunaan E-commerce dikategorikan sangat
penting, karena dengan menggunakan e-commerce dapat lebih mudah dalam
memasarkan produknya terhadap semua segmen di dalam negeri maupun diluar
negeri , sehingga akan dapat meningkatkan value dalam bisnis yang di jalankan.
Sebelumnya Pinky Kusuma (2015) telah melakukan penelitan yang
menyatakan bahwa penggunaan e-commerce berpengaruh positif dan siginifikan
terhadap kinerja UMKM di Banyumas, Penelitian yang lainnya dilakukan oleh
kareem (2014) dalam penelitiannya, kareem juga menyatakan bahwa penggunaan e-
commerce memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM. Dari
pernyataan diatas maka diperoleh hipotesis :
H2 : Penggunaan E-Commerce Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap
kinerja UMKM

Hubungan Antara Inovasi Produk dan Kinerja UMKM

Inovasi Produk adalah sebuah upaya pembuatan produk baru dalam usaha
guna meningkatkan daya tarik konsumen sehingga dapat meningkatkan Usaha yang
dijalankan. Sebuah bisnis, akan lebih mampu bertahan dalam persaingan, jika pelaku
usahanya dapat selalu berinovatif.
Miftakhul (2019) telah melakukan penelitian Inovasi Produk terhadap Kinerja
UMKM Batik khas tuban dan menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muhammad Taufiq (2020) yang
melakukan penelitian pada sektor kuliner di wilayah Jakarta timur, dalam penelitian
tersebutm taufik juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara Inovasi Produk terhadap Kinerja UMKM. Berdasarkan pernyataan diatas maka
diperoleh hipotesis :
H3: Inovasi produk berpengaruh Positif dan signifikan terhadap kinerja
UMKM

7. Metode

8. Pembahasan

a. Pengujian Hipotesis 1 : Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap


Kinerja UMKM
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Albertus (2021) yang diterbitkan oleh
Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis Vol.26 No.1 menunjukkan bahwa variabel BSC
berpengaruh sebesar 85% terhadap kinerja UMKM, Hal tersebut menandakan
bahwa H1 Diterima. Semakin tinggi Implementasi Balanced Scorecard dalam
suatu usaha, maka akan semakin tinggi pula Kinerja Usaha yang akan dicapai.

b. Pengujian Hipotesis 2 : Pengaruh Penggunaan E-Commerce Terhadap Kinerja


UMKM
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Nanda (2015) yang diterbitkan Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.04, No.01 menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan E-Commerce terhadap Kinerja UMKM, hal
tersebut di buktikan dengan hasil Uji yang menunjukkan tingkat signifikansi
sebesar 0,119 atau <0,05. Hal tersebut mengartikan bahwa H2 Ditolak. Namun
hasil penelitian yang di tunjukkan oleh Enis (2021) yang diterbitkan oleh E-JRA
Vol. 10 No. 04 memperoleh hasil yang berbeda, dalam penelitian tersebut
memperoleh nilai thitung sebesar 4,204 dengan signifikansi 0,000 atau lebih kecil
dar 0,05. Hal tersebut mengartikan bahwa H2 Diterima.

c. Pengujian Hipotesis 3 : Pengaruh Inovasi Produk terhadap Kinerja UMKM


Dari Penelitian yang dilakukan oleh Miftakhul (2019), Maharezta (2018),
Muhammad Taufiq (2020). Memperoleh hasil positif dan signifikan adanya
pengaruh Inovasi Produk terhadap kinerja UMKM, hal ini di buktikan dengan
nilai siginifikansi yang baik, dan nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel. Hal
tersebut menandakan bahwa H3 Diterima.

9. Bahan Diskusi
1. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan BSC terhadap kinerja
UMKM sangat baik, jika semua UMKM di Indonesia menerapkan metode ini
dalam usahanya, maka pengukuran kinerja akan dapat dicapai dengan maksimal,
namun tidak banyak orang yang mengetahui metode balanced scorecard, dan rata-
rata pelaku UMKM asal-asalan dalam mengukur kinerja usahanya, hal tersebut
yang membuat kebanyakan UMKM hanya stagnan, dan tidak cepat berkembang.
2. Dalam penelitian yang terdapat dalam referensi terdapat 2 hasil yang berbeda dari
penggunaan E-commerce terhadap Kinerja UMKM. Di era teknologi seperti
sekarang ini, seharusnya E-commerce dapat dijadikan suatu alternatif media
pemasaran, karena dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat melakukan
promosi kapan saja, sehingga akan membuat usaha yang dilakukan cepat
berkembang. Namun SDM lah yang menjadi kendala dalam kasus ini, dimana
tidak semua pelaku usaha tidak memiliki keahlian dalam menggunakan media
pemasaran E-Commerce ini. Sehingga pemasaran hanya dilakukan dengan cara
kuno dan manual.

10. Kesimpulan
1. Balanced Scorecard dirancang guna untuk pengukuran kinerja yang tujuannya
untuk meningkatkan kinerja usaha, dalam beberapa penelitian Penggunaan BSC
dinilai Berpengaruh Positif dan signifikan, sehingga penerapan BSC dianggap
efektif dalam suatu Usaha.
2. Variabel Penggunaan E-commerce mendapatkan hasil yang berbeda dalam
penelitian, hal ini dipicu oleh kurangnya pengetahuan tentang media sosial pelaku
usaha.
3. Inovasi Produk memperoleh hasil positif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM.
Berdasarkan hal tersebut para pelaku usaha diharapkan dapat meningkatkan
inovasi produknya. Pelaku usaha juga diharapkan mampu membangun
komunikasi yang baik agar inovasi produk dapat terus berkelanjutan dan dapat
beradaptasi menghadapi perkembangan pasar.

11. Daftar isi

Anda mungkin juga menyukai