Anda di halaman 1dari 14

A; Judul Proposal

Perencanaan atau Cita-Cita Bisnis Kudapan Roti Penyet Khas Banjarmasin

B; Latar Belakang

Di Indonesia, berbagai bidang bisnis memiliki peluang dan prospek


kedepan yang baik karena gaya hidup masyarakat saat ini yang cenderung
konsumtif. Bisnis bidang kuliner merupakan salah satu bidang bisnis yang
memiliki prospek atau peluang untuk berwirausaha. Salah satu jenis makanan
bidang kuliner berupa roti merupakan jenis makanan yang tidak asing lagi
bagi masyarakat Indonesia. Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia.
Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Dari
bangsa Mesir inilah Yunani mengambil teknologi pembuatan roti yang
kemudian menyebar di seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan
yang dianggap penting oleh masyarakatnya (masukdapur.blogdetik.com). roti
sendiri masuk ke Indonesia pada awal abad ke 16 yang di bawa oleh penjajah
bangsa asing dan pedagang yang mayoritas berasal dari timur tengah.
Di Indonesia, biasanya roti disajikan untuk makan pagi/sarapan juga
sebagai kudapan yang disajikan bersamaan dengan teh atau kopi. Sekarang
berbagai macam olahan roti dan kue sudah sangat beragam. melihat kondisi
yang seperti ini, agar mampu bertahan dan diterima oleh pasar maka produk
roti yang ditawarkan harus inovatif dan kreatif.
Dengan landasan latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk
mendirikan suatu usaha yang menawarkan produk olahan roti yang dibuat dan
disajikan dengan cara berbeda dari biasanya yaitu roti penyet.

C; Visi, Misi dan Tujuan

Visi roti penyet ini adalah menjadikan bisnis kuliner kudapan pilihan
masyarakat Banjarmasin yang khas untuk segala kalangan dengan cara terus
melakukan inovasi dan kreasi pada produk kudapan yang khas, lezat dan
unik.
Sedangkan misi yang akan penulis usung dalam pembuatan bisnis
roti penyet ini adalah :

1;
2;
3;
4;
5;

Menyajikan berbagai makanan kudapan yang khas, lezat dan unik.


Terus mengembangkan inovasi dan kreasi pada produk.
Mengembangkan dan melakukan inovasi pada kegiatan promosi
sebagai panganan yang khas dari Banjarmasin.
Menjaga kualitas dan rasa dari produk.
Menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tujuan dari bisnis ini adalah memperkenalkan Brand Awareness Roti

Penyet ke wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya serta Kalimantan


Selatan, mencapai profit sebesar 30-50%.

D; Gambaran Usaha

Roti penyet merupakan usaha kuliner yang menawarkan produk


kudapan yang dijual secara langsung dan penjualan secara pre order.
Pengembangan berikutnya roti penyet khas Banjarmasin dapat dijual melalui
outlet oleh-leh atau standbooth sendiri, dimana proses produksi dari
pengolahan bahan baku menjadi produk setengah jadi dilakukan di rumah dan
proses akhir yaitu penggorengan akan dilakukan di outlet. Tahap berikutnya
model bisnis roti penyet ini dibuat seperti kedai. Roti penyet ini pada
akhirnya akan menambah aneka makanan kudapan yang dikembangkan
sebagai menu makanan dan minuman yang dapat memanjakan pelanggannya,
di tambah pula dengan berbagai fasilitas yang mendukung seperti wi-fi dan
penyejuk ruangan. Kedai nantinya akan menjadi tempat dimana proses
produksi, penyediaan dan penjualan dilakukan.
Produk dijual per-paket dengan jumlah 6 pcs dan 12 pcs roti perpaket dan akan dikemas dengan kemasan karton yang sesuai dengan ukuran
roti dan jumlah roti tiap paket yang dilengkapi dengan gambar merk, alamat
usaha, dan indentitas rasa di kemasan.
Roti Penyet menawarkan cara baru dalam menyantap roti.
Konsepnya adalah meng-Indonesiakan roti yang merupakan makanan utama
dari negara lain, namun diolah dengan cara yang lebih Indonesia yaitu
dipenyetkan. Selama ini makanan yang diikuti dengan kata penyet biasanya
adalah ayam atau ikan penyet, makanan yang dipenyet merupakan cara khas

Indonesia mengolah makanan tradisionalnya, sehingga Roti Penyet hadir


untuk mengubah paradigma dimana roti merupakan makanan khas barat kini
ada juga roti khas Indonesia.
Keunikan produk ini belum ada di pasaran sehingga berpeluang
menjadi trendsetter. Keunikan lain yaitu produk dibuat dari bahan pilihan
seperti roti tawar, putih telur, tepung roti dan berbagai selai atau isi.
Proses pembuatan nya adalah roti tawar dipotong menjadi ukuran
seperempat roti tawar yang dipenyetkan dan diberi varian rasa hingga
menjadi empat lapis, kemudian dilapisi putih telur dan tepung roti yang
kemudian digoreng. Penggunaan minyak goreng pilihan untuk menggoreng
dan putih telur saja bertujuan mengurangi kolesterol. Roti Penyet ini juga
nantinya akan memiliki variasi lain seperti bentuk roti gulung.

E;

Aspek Pemasaran
1; Segmen Pasar, Target Pasar, dan Positioning
Berdasarkan jenis-jenis variabel segmentasi menurut Kotler
(2008), segmen yang dituju oleh Roti Penyet ini adalah berdasarkan
segmentasi geografi yaitu wilayah pasar, segmentasi demografi yaitu
berdasarkan gender, usia, kelas ekonomi dan profesi. Kemudian
segmentasi psikografi yaitu berdasarkan karakter atau sifat psikologis
pasar yang dituju. Di bawah ini merupakan segmentasi yang dituju :
a;

Segmen Geografi
Penduduk Kota Banjarmasin dan sekitarnya

b;

c;

Segmen Demografi
1; Pria dan Wanita
2; Usia 5 60 tahun
3; Kelas ekonomi menengah hingga menengah ke atas
4; Pelajar, mahasiswa, karyawan dan lain-lain
Segmen Psikografi
1; Gaya hidup konsumtif, menyukai makanan kudapan,
suka mengemil
2; Suka mencoba hal baru

Pada segmentasi psikografi ditentukan dengan karakteristik


seperti di atas, karena produk yang ditawarkan bukan
merupakan makanan utama tetapi makanan kudapan, sehingga
produk ditujukan pada pasar yang konsumtif, menyukai
makanan kudapan, dan suka mengemil.
Target pasar yang ingin dituju oleh Roti Penyet ini tidak
membatasi umur dan pekerjaan, tetapi difokuskan pada konsumen
dengan karakter psikografis menyukai hal baru, tantangan, dan suka
mengkonsumsi makanan kudapan. Dengan atribut karakteristik tersebut,
yang akan difokuskan target pasarnya adalah pelajar dan mahasiswa
dengan kisaran umur 12-24 tahun.
Positioning Dari Roti Penyet ini adalah Cara gaul makan roti
dimana Roti Penyet tidak hanya menawarkan produk roti saja, tetapi ada
unsur tantangan berupa game di dalam paket produk.

2;

Perkiraan Permintaan dan Penawaran


Perkiraan permintaan terhadap produk olahan roti dan kue di
Kota Banjarmasin diestimasikan 20% dari jumlah penduduk 1.226.218.
Sedangkan penawaran dari produsen yang menawarkan produk olahan
roti dan kue di Banjarmasin sebagai berikut :
Tabel 1. Perkiraan Penawaran Produk Olahan Roti dan Kue
oleh Produsen di Banjarmasin dan sekitarnya
Penawaran Dalam unit Produk
Nama Perusahaan
2014
2015
2016
Sari Roti
27.620
31.763
36.528
Monita
65.593
75.431
86.747
Breadtalk
62.143
71.465
82.186
A.Z bakery
41.429
47.644
54.791
Lain-lain
44.879
51.610
59.352
Jumlah
241.664
277.913
319.604
Sumber : hasil survey dengan wawancara ke produsen roti dan kue

Market
Share
8%
19%
18%
12%
13%
70%

Perkiraan penawaran dari produsen baru memenuhi sekitar 70 %


dari permintaan pasar. Hal tersebut menunjukkan adanya peluang untuk
dapat masuk ke pasar, karena permintaan yang cenderung tinggi dan

meningkat

dimana

produsen

belum dapat

memenuhi

perkiraan

permintaan pasar. Peluang pasar yang masih terbuka sebesar 30%, dan
perkiraan target yang ingin dicapai usaha Roti Penyet ini berkisar antara
3 - 6% dalam waktu 3 tahun.

3;

Rencana Penjualan
Rencana penjualan awal, dengan melakukan penjualan langsung
di wilayah kampus dan menitipkan produk pada sebuah kantin di kampus
lain. Pangsa pasar yang dituju adalah 55% mahasiswa, 30% dosen, dan
15% pegawai. Rencana jadwal penjualan akan dilakukan pada akhir
tahun 2015.
Tabel 2. Rencana Penjualan

4;

Tahun

Permintaan

Peluang

2015
2016
2017

345.244
397.031
456.585

103.580
119.118
136.981

Rencana
Penjualan
12.000
18.000
27.000

Pangsa
Pasar
3,5 %
4,5 %
6%

Strategi Pemasaran Perusahaan terhadap Pesaing


Strategi pemasaran dilakukan berdasarkan analisa 4 P dengan
alat analisis SWOT menurut Kotler (2008) :
a;

Produk
Produk yang ditawarkan menggunakan berbagai bahan
baku pilihan, seperti roti tawar biasa dan gandum, aneka selai
dan isi roti, dan tepung roti putih. Produk disajikan dengan
ukuran seperempat roti tawar yaitu 7 cm pada setiap sisi roti
dan bentuk roti gulung seperti bentuk roll yang akan sama-sama
dipenyetkan. Aneka rasa yang ditawarkan diantaranya coklat,
keju, coklat keju, strawberry, kacang, srikaya, abon, dan juga
rasa Alien yang beraneka ragam. Maksud dari rasa roti alien
adalah varian rasa yang kurang cocok atau asing dimakan
dengan roti, dari kata asing inilah penulis, mendapatkan ide
untuk menamakan varian produk tersebut dengan sebutan roti

alien. Selain itu, penulisa akan melakukan inovasi pada produk


kudapan yang bahan dasarnya tidak hanya dari roti, seperti
pancake burger dan pancake pizza.
Produk akan dikemas dengan kemasan karton jenis
concord yang tahan terhadap minyak dimana kemasan tersebut
sekaligus dapat menjadi kantong dengan tujuan mengurangi
penggunaan kantong plastik.

b;

Harga
Produk Roti Penyet ini ditawarkan dengan harga yang
bersaing, harga satuan produk dijual dengan harga Rp 3000 tiap
rotinya dan perpaket dengan harga Rp 18.000. Di bandingkan
dengan pesaing, strategi harga Roti Penyet ini termasuk harga
yang kompetitif.

c;

Promosi
Kegiatan promosi yang akan dilakukan agar dapat
dikenal konsumen diantaranya :
1;

Periklanan
Roti Penyet akan menggunakan iklan media cetak yaitu
brosur. Di bawah ini contoh brosur awal untuk menarik
minat calon konsumen. Rencananya brosur ini akan di
sebar selama 1 bulan pertama. Di mana pada minggu
ke-2 atau ke-3 produk akan mulai di jual ke konsumen.

2;

Sales Promotion
Roti Penyet juga akan mempromosikan produknya
melalui cara penawaran seperti memberikan tester dan
promosi melalui media sosial dan media chat seperti
Blackberry Messenger dan lain-lain. Upaya tersebut
diharapkan dapat mendorong munculnya strategi Words
of Mouth (WOM). Cara pemasaran ini lebih di tujukan

pada segmen pasar anak muda hingga remaja,


mengingat pengguna BBM dan media sosial lebih di
dominasi oleh kalangan anak muda dan remaja. Selain
itu bentuk promosi lainnya akan mengikuti sesuai
dengan event atau hari raya yang ada, contoh promosi
yang dilakukan di antaranya untuk pembelian 1 paket
akan mendapat 1 paket secara gratis pada hari raya Idul
Fitri dan moment lain seperti hari Valentine. Promosi
lainnya seperti memberikan kartu stempel, di mana
setiap transaksi pembelian akan mendapatkan cap yang
dapat di tukar dengan hadiah yang berlaku.
3;

Personal Selling
Roti Penyet juga melakukan promosi melalui penjualan
langsung ke wilayah kampus dengan menawarkan
produk langsung ke konsumen. Pada awalnya penjualan
ini akan di lakukan oleh penulis sendiri.

4;

Public Relation
Roti Penyet akan melakukan kegiatan public relation
dengan mengadakan lomba-lomba yang berkaitan
dengan bisnis Roti Penyet seperti lomba menghias roti,
lomba membuat maskot Roti Penyet dan lain-lain,
dimana kegiatan tersebut mendorong keterlibatan
masyarakat dalam membangun perusahaan.

d;

Tempat
Pendistribusian produk akan dilakukan secara langsung
di wilayah konsumen berada atau penjualan secara langsung,
dengan tempat produksi yang masih dilakukan di rumah.
Pada konsep kedai, kedai akan di desain dengan
menarik, interior yang nyaman dan santai yang cocok untuk
tempat berkumpul remaja, anak muda dan pegawai. Tempat
akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti musik, wi-fi dan

penyejuk ruangan serta kebersihan yang dijaga. Pelayanan


tempat dibuat agar tetap mendukung berbagai aktivitas
pelanggan.

F;

Aspek Organisasi dan Manajemen


1; Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Rencana Struktur organisasi akan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu
produksi, pemasaran, penjualan dan keuangan.
2;

Perijinan
Pada awal usaha perijinan belum ada, rencana pengurusan ijin
kedepannya adalah ijin produk ke BPOM untuk regulasi, standarisasi,
dan sertifikasi produk. Pengurusan ijin IRT dan ijin di sekitar lokasi
dimana akan dibuka stand dan kedai. Selanjutnya, baru akan mengurus
perijinan SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) dan pajak industri.

3;

Kegiatan Pra Operasi dan Inventarisasi


Penjadwalan menurut Baker merupakan proses pengalokasian
sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan kegiatan pra operasi bisnis ini akan dilakukan di akhir tahun
2015.
Inventaris kantor yang diperlukan berupa 1 buah laptop, 1 buah
printer, alat tulis, buku kas, dan kertas. Inventaris tersebut unuk
membantu pembuatan desain brosur, poster, cetak brosur, dan pembuatan
laporan keuangan.

G; Aspek Produksi
1;

Pemilihan Lokasi
Lokasi produksi roti penyet ini rencana akan berada di Ruko
Pesona Kav. 3E Jl. Gatot Subroto Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Selatan 70235. Lokasi ini diperkirakan cukup strategis untuk memulai
usaha ini.

2;

Rencana Tata Letak

Tata letak harus di desain sebaik mungkin dengan


mempertimbangkan efesiensi biaya, efektifitas ruangan, keselamatan
kerja, dan keindahan (Dr. Suliyanto, 2010).
3;

Proses Produksi dan Gambaran Teknologinya


Pada proses produksi Roti penyet dibuat alur dari pembelian dan
persiapan bahan baku hingga produk siap untuk di kemas dan di jual.

Pembelian dan persiapan bahan baku

Persiapan
Peralatan

Pemotongan roti dengan pisau

Pemberian isi dan selai pada roti


Mencelupkan roti dengan putih
Proses
telur mempenyetkan roti dengan alat press

Melumuri roti dengan tepung roti

Proses
Penggorengan

Ditiriskan, dikemas dan siap untuk di jual

Gambar 1. Alur Proses Produksi


Bagian kotak yang berwarna orange dilakukan di wilayah 1 pada
gambar 1. Tata letak tempat produksi, sedangkan bagian kotak berwarna
hijau di lakukan di wilayah 2 pada tata letak produksi. Gambaran
teknologi masih sederhana seperti perlengkapan dan peralatan dapur,
kompor, dan alat press roti.
4;

5;

Bahan Baku dan Bahan Pembantu


Pada usaha Roti Penyet bahan baku utama dan bahan pembantu
untuk menghasilkan produk roti penyet adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Bahan baku dan bahan pembantu

Tenaga Produksi

Bahan Baku

Bahan Pembantu

Roti tawar

Susu kental manis

Aneka selai dan isi roti

Putih telur

Tepung roti

Minyak goreng

Pada awal usaha Roti Penyet ini, penulis masih berperan sebagai
tenaga produksi. Untuk menambah kapasitas produksi Roti Penyet,
penulis akan menambah 2 hingga 3 tenaga kerja untuk membantu bagian
produksi.
6;

Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi
produk Roti Penyet masih sederhana. Peralatan yang dibutuhkan di
antaranya adalah kompor gas, isi gas tabung, penyaring, spatula, penjepit,
teflon, alat press roti, talenan, pisau dan beberapa toples untuk tempat isi
dan selai roti.

H; Aspek Keuangan
1;

Sumber Pendanaan
Untuk merealisasikan pelaksanaan rencana bisnis ini, secara
keseluruhan membutuhkan permodalan sebesar Rp 142.230.000, dimana
perkiraan sumber modal berasal dari modal sendiri, orang tua, dan relasi
(teman, saudara atau investor) yang tertarik menanamkan modalnya
untuk pendirian usaha ini.

2;

Rencana Kebutuhan Modal Investasi


Peralatan adalah alat-alat untuk mendukung proses produksi.
Pembiayaan pembelian peralatan yang dibutuhkan bersifat untuk jangka
waktu panjang. Berikut adalah rincian kebutuhan modal investasi untuk
peralatan :
Tabel 4. Rincian Kebutuhan Peralatan Roti Penyet
Peralatan

Jlh

Harga per unit

Total

Kompor gas 2 tungku

@ 275.000

Rp 275.000,-

Penyaring

@ 25.000

Rp 50.000,-

Spatula

@ 25.000

Rp 25.000,-

Penjepit

@ 10.000

Rp 30.000,-

Teflon

@ 300.000

Rp 600.000,-

Alat press

@ 10.000

Rp 10.000,-

Talenan

@ 70.000

Rp 70.000,-

Pisau

@ 20.000

Rp 20.000,-

Box plastik/toples

12

@ 10.000

Rp 120.000,-

Wadah plastik

@ 20.000

Rp 100.000,-

Tabung gas elpiji 3 kg

@ 200.000

Rp 400.000,-

Notebook

@ 3.000.000

Printer

@ 300.000

Rp 300.000,-

1 set

@ 600.000

Rp 600.000,-

Meja & kursi kerja


TOTAL BIAYA

Rp 3.000.000,-

Rp 6.000.000,-

Investasi peralatan Roti Penyet di asumsikan memiliki nilai


ekonomis selama 3 tahun. Nilai penyusutan peralatan di atas sebesar Rp
2.000.000 setiap tahunnya.
3;

Rencana Kebutuhan Keuangan


Menurut Agnes Sawir (2005,h.129) Modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari, dan biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan modal kerja
adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Modal Kerja Roti Penyet
Peralatan
Roti tawar

Jlh

Harga per
unit

Total

602 pcs

@ 10.000

Rp 6.020.000,-

Selai dan isi roti

6000

@ 500

Rp 3.000.000,-

Tepung roti

30 pcs

@ 7.000

Rp 210..000,-

Minyak goreng

60 liter

@ 11.000

Rp 660.000,-

Susu kental

15 pcs

@ 7.500

Rp 112.500,-

Putih telur

30 kg

@ 4.000

Rp 120.000,-

1000 pcs

@ 750

Rp 750.000,-

Kemasan produk
TOTAL BIAYA

Ket : untuk produksi 1000 paket 6 pcs roti dalam sebulan


Tabel 6. Biaya Pengeluaran Lain Produksi

Rp 10.872.500,-

Keterangan

Biaya tetap

Biaya yang
keluar

Listrik

1 bulan

30.000

Rp 50.000,-

Pulsa (internet)

1 bulan

100.000

Rp 100.000,-

Transportasi

1 bulan

20.000

Rp 80.000,-

Air (PDAM)

1 bulan

30.000

Rp 70.000,-

Gas elpiji 3 kg

1 bulan

19.000

Rp 180.000,-

TOTAL BIAYA

Rp 480.000,-

Ket : biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1000 paket perbulan


4;

Analisa Kelayakan Usaha


Studi Kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2009)
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
kegiatan atau usaha yang akan dijalankan. Untuk menentukan kelayakan
suatu usaha untuk di jalankan, alat analisis yang akan di gunakan adalah
Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of
Return (IRR). Dari alat analisis tersebut di dapat PBP 1 tahun 6 bulan,
NPV bernilai positif Rp 196.497.352, dan IRR sebesar 62,2 % dimana
persentase tersebut lebih besar dibandingkan dengan BI rate 7,5 %.

5;

Analisa Keuntungan
Dalam menganalisa keuntungan, alat analisis yang biasa di
gunakan adalah Break Event Point (BEP). BEP adalah titik dimana total
biaya sama dengan total penghasilan (Dwi Prastowo dan Rifka, 2005).
Roti Penyet harus menjual sebanyak 325 unit produk atau penjualan
mencapai Rp 5.850.000,- agar mencapai BEP.

6;

Laporan Keuangan
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2009,h.4) laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang
meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan (www.library.upnvj.ac.id). Laporan
keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai konsisi
keuangan usaha dan kinerja dari perusahaan tersebut.

I;

Daftar Rujukan
BPS, Kalsel 2014, Sumsel dalam Angka, Diakses pada tanggal 20 September
2015, http://kalsel.bps.go.id/site/content/id/163.
Dwi, Prastowo dan Rifka Julianty 2005, Analisis Laporan Keuangan, AMP
YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, Jakfar 2009, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana, Bogor.
Kotler, Philip 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Masukdapur, blogdetik 2010, Seri Sejarah Roti, Diakses pada tanggal 20
September 2015, http://masukdapur.blogdetik.com/2013/02/22/seriroti-sejarah-roti/.
Roti, Sari 2013, Jumlah Produksi Sari Roti di Indonesia, Diakses oleh Ria
Mustika Sari pada tanggal 20 September 2015,
http://www.sariroti.com/0_repository/NIC-Bond-Prospectus.pdf.
Sawir, Agnes 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Suliyanto 2010, Studi Kelayakan Bisnis, Andi, Yogyakarta.
Tioriman, Valencia. 2013. Perencanaan Pendirian Usaha Roti. STIE MDP.
Palembang.
Umar H 2007, Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia, Jakarta.
Universitas Pembangunan Nasional 2012, Pengertian Laporan Keuangan.
Diakses oleh Ria Mustika Sari pada tanggal 20 September 2015,
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3akuntansi/207102004/bab2.pdf

TUGAS
Proposal Perencanaan atau Cita-Cita Bisnis
Kudapan Roti Penyet Khas Banjarmasin

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis

Dosen Pembimbing
ABDUL KADIR, SE., MM.

OLEH :
RIA MUSTIKA SARI
NIM : ................................

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PANCASETIA
BANJARMASIN
2015

Anda mungkin juga menyukai