NIM : 030117854
A. Pengertian ERP
Dhewanto dan Falahah (2007:2) menyatakan bahwa:
ERP singkatan dari tiga elemen kata yaitu Enterprise (organisasi atau perusahaan),
Resource (sumber daya), dan Planning (perencanaan). Tiga kata ini mencerminkan sebuah
konsep yang berujung pada kata kerja yaitu ”planning”, yang berarti bahwa ERP menekan
pada aspek perencanaan.
Kata integrasi dalam konsep ERP ini berhubungan dengan interprestasi sebagai berikut:
Wijaya dan Darudiato (2009:115) dalam melakukan implementasi sistem ERP biasa
sebagai berikut:
a. Komite pengarah, terdiri dari perwakilan dan para eksekutif dari masing-masing
departemen atau unit bisnis utama yang merupakan area yang akan dipengaruhi oleh
sistem ERP, seperti finance atau accounting, marketing, produksi, SDM, procurement,
distribusi, sistem informasi.
b. Staff teknologi informasi internal (tim proyek), yang terdiri dari manager TI,
programmer, sistem analisis, dukungan teknik.
B. Implementasi ERP
Wijaya dan Darudiato (2009:115) dalam melakukan implementasi sistem ERP biasa
menggunakan prinsip pengelolaan seperti manajemen proyek teknologi informasi lainnya,
yaitu dengan dibentuknya tim khusus untuk melakukan implementasi yang
diklarifikasikan
sebagai berikut:
a. Komite pengarah, terdiri dari perwakilan dan para eksekutif dari masing-masing
departemen atau unit bisnis utama yang merupakan area yang akan dipengaruhi oleh
sistem ERP, seperti finance atau accounting, marketing, produksi, SDM, procurement,
distribusi, sistem informasi.
b. Staff teknologi informasi internal (tim proyek), yang terdiri dari manager TI,
programmer, sistem analisis, dukungan teknik.
c. Pengguna utama internal.
d. Perwakilan vendor dan konsultan.
Suhendi (2010) menyatakan bahwa dalam implementasi sistem ERP terdapat beberapa
pendekatan yang dapat digunakan diantaranya:
a. The Big Bang, yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan
di seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface
antara sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal.
Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi.
b. Step-by-step (phased approach), yaitu melakukan implementasi sedikit demi sedikit.
Tahap selanjutnya berkonsentrasi mengimplementasikan modul yang terkait.
Keseluruhan proses bisnis harus terlebih dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah
kompleksitas dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan
datang akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani. Kekurangan adalah
waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP hanya dapat
dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal.
c. Small Bang (pilot approach), yaitu pembuatan model implementasi pada salah satu site
atau fungsi perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang
terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang .
Kekurangannya adalah membutuhkan banyak kustomisasi akibat adanya operasi
spesifik antar site.
3. PT INDOFOOD
PT Indofood adalah perusahan pemroduksi mie instan terbesar di dunia, dengan 14
pabrik termsuk di Indonesia sendiri. Perusahaan yang juga beroperasi di Cina dan Nigeria
ini menjual lebih dari 8 miliar paket mie instan tiap tahunnya. Disamping mie instan, PT
Indofood juga mengembangkan variasi produk ke ranah snack, kecap, bumbu penyedap,
makanan bayi, maupun soft drink.
Cakupan bisnis perusahaan Indofood dan peningkatan pasar ke depannya
menyebabkan Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan faktor penting dalam
kesuksesan perusahaan. Sebagai contoh kecil, tiap divisi harus menyesuaikan production
plans mereka sehingga ketersediaan segala jenis bumbu untuk kebutuhan segala varian
mie instan dapat terpenuhi. Sedangkan pada waktu yang sama, kondisi inventory di
gudang harus tetap dijaga seminimal mungkin. Untuk itu sangat diperlukan aplikasi ERP
untuk mengatur kondisi-kondisi tersebut secara terintegrasi hingga ditunjuklah SAP
Service sebagai implementor ERP. Dengan mengadopsi SAP R/3 versi 4.6C
Indofood membuat tiga buah kriteria pemilihan platform yang meliputi aspek
reliability, scalability, dan kemudahan management. Dari kriteria tersebut terpilihlah
IBM i Series sebagai platform hardware yang digunakan dengan operating system
IBM oS/400 dan database dB2 karena memenuhi ketiga kriteria persyaratan sehingga
diyakini dapat membantu PT Indofood mengoptimalkan solusi ERPnya.
4. PT PLN (Persero)
Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan penyedia listrik tingkat
dunia, PT PLN (persero) dituntut untuk mengimplementasikan sistem yang
mengintegrasikan seluruh elemen-elemen pada perusahaan termasuk unit-unit bisnis yang
diakomodasikan oleh IT. Penerapan ERP ini guna akan meningkatkan kompetensi
perusahaan dan pelayanan. Penerapan ERP ini akan mengintegrasikan seluruh kantor
PLN baik pusat maupun daerah secara on-line, dan seluruh kantor PLN tersebut akan
terstandarisasi. Dengan penerapan ERP di lingkungan perusahaan, maka setiap pegawai
diharuskan untuk beradaptasi dengan perubahan sistem yang terjadi.
Penerapan ERP yang dilakukan oleh PLN PT. Persero Yogyakarta sedikit banyak
telah membawa PLN menjadi lebih maju. Karena semua sistem yang dilakukan telah
terintegrasi secara otomotis dengan PLN pusat. Dengan adanya integrasi tersebut,
diharapkan PLN PT. Persero Yogyakarta akan semakin loyal terhadap para pelanggan.
5. PT BENTOEL PRIMA
Penerapan sistem ERP (enterprise resource planning) berbasis SAP yang
diimplementasikan di PT Bentoel Prima dinamakan Be One Enterprise (BOE) atau B-1
yang mempunyai makna “sistem pemersatu” dimana seluruh elemen sistem informasi
yang ada masing-masing akan terintegrasi satu dengan lain menjadi suatu sistem
informasi enterprise yang terintegrasi secara total dengan media data, suara dan video
yang terkonvergen (convergence) secara digital.
Sistem B1 membantu efisiensi melalui penguatan kemampuan manajemen
perusahaan untuk memonitor dan mengontrol secara dekat proses yang ada. Hal ini
dikarenakan semua proses, mulai dari pembelian, inventori, produksi, dan distribusi
dikontrol dengan baik anak perusahaan dapat melihat setiap biaya dan selalu dalam
keadaan tahu untuk menentukan waktu dan strategi yang tepat untuk efisiensi. Bentoel
melakukan tahapan persiapan tahun 2004 dalam lingkup Keuangan dan Control,
Manajemen Bahan, Rencana Produksi, Distribusi dan Penjualan, Manajemen Dana, dan
Konsolidasi.
Terobosan ini dikenal dengan sistem B1 Mobile dan B1 ASMO yang membuat para
salesman dapat memonitor dan memadukan informasi penjualan hingga level retailer. B1
Mobile merupakan sistem yang memberikan hasil statistik market berkualitas tinggi dan
akurat, sehingga beban administrasi manajemen berkurang dan efisiensi kinerja
meningkat. Dengan strategi ini, Bentoel menjadi industri pertama yang menggunakan
PDA untuk mendukung penjualannya. Sedangkan ASMO merupakan sistem yang
menghubungkan kantor-kantor cabangnya secara online dengan jaringan berbasis internet
protocol melalui Wide Area Network. Sistem ini menghubungkan semua kantor cabang
dengan kantor utama sehingga semua data dari cabang dapat dikompilasi.
Selain itu, Bentoel juga memiliki B1 Communication yang digunakan untuk
komunikasi suara antar kantor Bentoel. Penerapan sistem ini meningkatkan produktivitas
dan efisiensi di berbagai divisi yang semula manual menjadi otomatis, sesuai dengan
tujuan jangka panjang Bentoel dalam Desain Bisnis Digital (Digital Business Design).
Sistem Be-one ini diimplementasikan pada tahun 2004 dan berpusat pada
aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) dari SAP. di dalam ERP yang sistem nya
diimplementasikan oleh Soltius Indonesia ini ada beberapa modul utama antara
lain Material Manajement, Sales and Distribution, Production Planning, Fund
Managemet, Controlling dan Financial accounting. Dengan sistem ini data bisa seragam
dan menjadi acuan dari semua kegiatan transaksi.
Sistem Be-one ini adalah sistem yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir, dari
transaksi hingga pelaporan untuk manajemen. Sebagai contohnya, data penjualan yang
dilakukan tenaga penjualan dimasukan ke dalam PDA di lapangan saat melakukan
transaksi penjualan. Pada akhir hari, seluruh transaksi di upload secara otomatis ke sistem
di Area Sales dan Marketing Office (ASMO), untuk selanjutnya akan terkirim secara
otomatis juga ke sistem yang ada di kantor pusat, dan semua data tersebut yang terkena
dampak dari transaksi penjualan pun akan ter-update.
Dampak bisnis dari penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut terasa dengan
meningkatnya produktivitas bisnis seperti meningkatnya kecepatan proses data dan
kecepatan proses bisnis itu sendiri. Misalkan data penjualan dari kira-kira 1000 tenaga
penjualan di seluruh Indonesia dapat dikumpulkan dan dilaporkan pada hari yang sama,
dengan begitu manajemen Bentoel dapat segera mengetahui situasi pasar dan hasi dari
aksi-aksi yang dilakukan, dan untuk selanjutnya bisa melakukan langkah penyesuaian
yang dibutuhkan. Selain itu tidak ada lagi inkonsistensi di antara unit-unit dalam
perusahaan. Dengan demikian pengambilan keputusan bisa menjadi cepat dan efektif.
Penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut. Revenue Bentoel mengalami
kenaikan yang signifikan. Terhitung revenue di tahun 2005 hanya Rp.2 triliun, lalu
setelah menerapkan ERP mampu meningkat hingga Rp.6,9 triliun pada tahun 2008.Dari
sisi Volume produksi juga mengalami peningkatan, yang sebelumnya hanya 6,6 miliar
batang di tahun 2005 menjadi 17,5 miliar batang di tahun 2008. Market share nya pun
meningkat dua kali lipat.
Penerapan ERP di PT. Bentoel Prima memberikan keuntungan diantaranya :
1. Instant Feedback, Business Intellegence, serta Operational Excellence terciptanya
data penjualan yang bisa diterima pada hari yang sama mulai dari Sales
Supervisor hingga direksi bisa diketahui.
2. Efektifitas Sales Performance dapat diketahui.
3. Bisa mengetahui dengan cepat masalah / kesulitan peneterasi di suatu daerah
sehingga dapat cepat diambil keputusan.
4. Dapat memantau kompetitor.
5. Sisi operational Excellence Effectiveness bisa terpangkas karena menggunakan
aplikasi lewat PDA
6. Peningkatan produktifitas hingga 15%
7. Peningkatan penjualan
8. Stok level dapat terkontrol mulai dari pabrik sampai dengan penjual
9. Financial Intern juga dapat terkontrol
10. Dapat mengetahui produk, profil dan value seperti apa yang laku di pasar.
11. Waktu produksi jauh lebih singkat
Rencana yang akan datang setelah penerapan ERP, PT.Bentoel Prima akan
meningkatkan lagi sistem administrasi manajemen penjualan dan mobile management,
yang tadinya 1200 PDA di seluruh Indonesia maka jumlah nya akan ditambah menjadi
1600.
6. PT TELKOMSEL
PT telkomsel adalah salah satu perusahaan yang sudah menerapkan ERP ke dalam
fungsi bisnisnya.Enterprice Resource Planning (ERP) adalah suatu alat bantu berupa
perangkat lunak yang terdiri dari modul-modul yang merupakan fungsi standar dari
proses bisnis, diantarnya produksi, penjualan, sumber daya manusia, finansial dan lain-
lain yang terintegrasi dengan satu arsitektur teknogi informasi. Diterapkannya alat bantu
ERP ini dikarenakan tuntutan suatu perusahaan untuk mengikuti standar internasional,
legacy information system, bagaimana peran penjualan, analisis terhadap biaya, dan
bagaimana penulisan best practice, best process dan best functionality ke dalam suatu
perangkat lunak.
Sistem yang dipilih : Pilihan jatuh pada penggunaan SAP R/3 Enterprise.
7. PT KONFEKSI
Mencakup produksi jaket,pakaian,celana dll, dalam PT ini diterapkan juga sistem
ERP yang berfungsi sebagai alat untuk mempermudah dalam bidang
komunikasi,misalnya dalam hal pemesanan,pengantaran,transfer data dsb.Produksi yang
dilakukan oleh PT konfeksi ini sangat tersusun dengan rapi,sehingga para konsumen
dapat mudah dalam melakukan pemesanan atau pentransferan barang.Oleh karena itu
ERP sangat bermanfaat dalam PT ini,karena selain untuk mempermudah pekerjaan,dapat
berfungsi juga sebagai media penghubung dengan para konsumen.
8. PT SEMEN GRESIK
Semen Gresik adalah perusahaan bergerak di industri semen, yang didirikan sejak
tahun 1957. Bicara soal semen, orang mungkin langsung mengasosiasikannya dengan
truk pengangkut, adukan, dan tukang-tukang bangunan. Namun, bagi manajemen PT
Semen Gresik, urusan semen juga identik dengan sistem informasi yang kompleks dan
rantai pasok yang mesti terintegrasi. Dengan kata lain, bisnisnya perlu ditangani dengan
bantuan teknologi informasi (TI) yang memadai. Semuanya akan menjadi lebih simpel
dengan diterapkannya sistem TI yang terintegrasi dan mutakhir.
Pada bulan Juni tahun 2001, ERP mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis
proses yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian
finansial. Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan
kemudian di bagian manufakturing.
Setelah melalui proses cukup panjang — memakan waktu hampir 1,5 tahun —
Semen Gresik akhirnya memutuskan memakai solusi ERP JD Edwards. Alasannya,
solusi ini merupakan solusi Best Practice, serta cukup fleksibel dan mudah
diimplementasikan.
9. GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda
Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute
internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan
Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Pada tahun 2000 di bagian keuangan mengalami kendala dalam pertukaran dan
keakuratan data . Karena kemudahan yang diperoleh melalui ERP, seperti efisiensi data,
keakuratan data, efisiensi waktu, kemudahaan memonitor transaksi yang berlangsung dan
memudahkan karyawan dalam bekerja.( sesuai pada gambar 4.0). Selain itu, karena
perkembangan bisnis sangat pesat mengharuskan PT Garuda Indonesia mengoptimalkan
kinerja tiap divisi. Dorongan dari kompetitor dari PT Garuda Indonesia yaitu PT Luthansa
Airlines yang telah berhasil menggunakan SAP dan terbukti berhasil juga menyebabkan
PT Garuda Indonesia menggunakan SAP.
13. PT HM SAMPOERNA
HM Sampoerna adalah salah satu dari perusahaan rokok terbesar di Indonesia selain
Gudang Garam dan Djarum. Dalam perkembangannya, operasional harian menjadi sangat
rumit. Salah satu departemen yang mengalaminya adalah departemen logistik yang
pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku, distribusi bahan baku,
data produksi. Data-data tersebut terkumpul pada akhir jam kerja, sehingga menyulitkan.
Ini dilakukan dengan manual, sehingga bisa dibayangkan sulitnya jika data-data tersebut
terdiri dari ribuan data dan memerlukan proses yang lama. Masalah tersebut mendorong
PT. HM Sampoerna untuk membangun Teknologi Informasi, yang dimulai pada tahun
1992.
Pembangunan fondasi sistem TI di HMS dimulai tahun 1992, sedangkan peralihan
dari pola local area network (LAN) ke wide area network (WAN) dilakukan pada 1995.
Setelah itu, aplikasi bisnis korporat menjadi fokus perhatian berikutnya. Setelah melalui
proses screening, manajemen memutuskan untuk menggunakan aplikasi ERP
dari Oracle (yang masih dipakai hingga sekarang). “Sampoerna memang memakai
Oracle, sedangkan Philip Morris di seluruh dunia memakai SAP. Ke depan, tentunya
mesti sama. Saat ini, untuk mengintegrasikan sistemnya. Menurut Sugiharto Hartono,
Direktur Penjualan, Perencanaan, Sistem & Pengembangan PT Panamas, penggunaan
ERP dari Oracle itu mencakup hampir semua proses bisnis penting, mulai dari akuntansi
dan keuangan, manufaktur, hingga pengadaan barang dan manajemen barang jadi. ERP
Oracle juga digunakan di anak usaha HMS, yakni PT Panamas (perusahaan penjualan dan
distribusi HMS) dan PT Handal Logistik Nusantara (perusahaan logistik dan
pergudangan). “Unit-unit bisnis dalam naungan Sampoerna juga menggunakan aplikasi
yang dikembangkan sendiri untuk melengkapi solusi ERP. Bukti sudah modernnya sistem
TI di HMS juga terlihat pada sistem rantai pasokan (supply chain management).