Anda di halaman 1dari 7

Rugby Football Union Tries Big Data

Pada tahun 1871, Klub 21 Inggris telah memutuskan bahwa olah raga mereka, secara
resmi dinamakan “ Rugby” klub ini membutuhkan sebuah lembaga/badan administrasi, yang
kemudian terbentuk dengan nama “ The Rugby Football Union (RFU)”, dimana pengelolaan
Tim Nasional Inggris (England Rugby) ini bekerjasama dengan Premier Rugby Limited.
Tanggungjawab utamanya mempromosikan Rugby pada seluruh tingkatan. RFU
mengorganisir 6 kejuaraan nasional yang merupakan kejuaran team dari :Inggris,yaitu :
Scotland,Wales,Italy,Ireland serta Perancis, dan Heineken Cup, sebagai pendamping tingkat
klubnya. Misi RFU adalah untuk memaksimumkan profit dari penjualan tiket keliling dan
tiket internasional, sehingga mampu mendukung lebih dari 60.000 para sukarelawan yang
mengorganisir pertandingan dan seminar, membantu memperoleh kebijakan pendanaan dan
asuransi, pengumpulan uang, proposal usulan bantuan dana, menyediakan konsultasi dan
dukungan kesehatan, serta melakukan tugas – tugas administrasi yang dilakukan oleh klub
tingkat paling bawah.
Untuk keberhasilan misi yang rumit ini, RFU telah membuat sebuah kesepakatan lima
tahun pertama bekerjasama dengan IBM untuk pengumpulan data dan analisis data yang
bermanfaat bagi kedua para penggemar, dan para pemain mereka sendiri. Sistim yang
digunakan untuk pengumpulan data dan analisi data disebut “ TryTracker”.

Sistim ini menggunakan analisis untuk membuat tiga kelompok jalur data : Petunjuk
pertandingan, Momentum, serta Petunjuk para pemain. Statistik biasanya berdasarkan
kinerja tim dan individu begitupun tayangan tek-tek komentar tambahan pada data
TryTracker. Petunjuk untuk pertandingan ditentukan selanjutnya dari sebuah
pertandingan khusus dengan menganalisis sebuah historikal database permainan sebelumnya
diantara pasangan, Sebagai contoh : faktor-faktor yang telah menyumbang kemenangan
berdasarkan pencapaian % keberhasilan menggolkan. Para penggemar dapat menggunakan
mobile phone mereka untuk mengikuti perkembangan bagaimana tim favoritnya yang sedang
diperhatikan, berkonsentrasi terhadap pertandingan yang berpeluang memenangkan
pertandingan. Petunjuk bagi para pemain untuk setiap tim diseleksi setelah pertandingan
dengan membandingkan sebuah skor satu-satu yang disusun dengan kriteria yang berbeda
untuk setiap posisi pemain. Skor goal saat ini dikeluarkan agar tidak overvalue bagi pencetak
goal dan undervalue bagi para pemain yang berkontribusi menciptakan peluang skor.

Seperti IBM SlamTracker gunakan di Turnamen Tenis Grand Slam, goal dari
TryTracker adalah untuk memberikan statistik data visual dan real time untuk menarik para
penggemarnya. Untuk bersaing dengan banyak olahraga terkenal, seperti : Premier League
Football dan memperluas penggemar Rugby sebelum Inggris menjadi tuan rumah Rugby
World Cup di tahun 2015. RFU berharap peningkatan komunikasi akan meningkatkan
keeratan dengan para penggemar. Karena pemahaman mereka akan mekanis pertandingan
dan investasi emosional didalam apayang tim mereka butuhkan untuk lakukan agar tumbuh
kuat, para penggemar sambil lalu akan menjadi para penggemar yang setia/loyal.
Disekitar strategi marketing analisis, prediksi potensi jangka panjang adalah
bahwa ini mungkin memberikan wawasan taktik yang luas bagi para pemain dan
pelatih yang akan mengembangkan permainan pertandingan serta keseluruhan produk
yang ditawarkan kepada para penggemar.

Tantangan yang dihadapi RFU dalam mempertontonkan, mengapa sistim informasi begitu
penting saat ini. RFU diklasifikasikan sebagai sebuah “ Friendly Society” Dimanapun antara
sebuah perusahaan sesungguhnya dan sebuah amal. Hal ini bentuk penerimaan dukungan
dana dari perusahan dan pemerintah. Namun demikian kegiatan ini harus
memaksimalkan pendapatan dari penjualan tiket, penyediaan makanan, program TV
yang sesuai, serta ketersediaan angkutan bagi penggemar rugby dari daerah dan kota
di Inggris.

RFU memasuki strategi partnership dengan IBM untuk mendidik dan mengajak para
penggemar. Menggunakan pengumpulan data melalui data sport perusahaan dan analisis
dikembangkan oleh IBM, hal ini diharapkan mampu meningkatkan pelaksanaan pelatihan
dan permainan sebagai sebuah cara tambahan mempererat penggemar. IBM membantu RFU
mengembangkan sebuah sistem manajemen hubungan dengan para penggemar (Customer
Relation Management) yang terintegrasi dengan Web site nya.

1. Apakah peran yang teknologi mainkan dalam keberhasilan RFU sebagai Pusat
Administrasi Rugby Union di Inggris ?
Enterprise Social Networking Helps ABB
Innovate and Grow
ABB, kantor pusat di Zurich, Switzerland, adalah sebuah pemasok power
grids dunia, industrial motors dan drives, serta industri generators ,
perdagangan serta mengoperasikan keperluan lainya. Perusahaan memiliki
135,000 karyawan di 100 negara tersebar di dunia dan dikenal dengan
inovasinya dalam permesinan dan power transmission kapal pelayaran.
Kolaborasi dan ,berbagi informasi, serta inovasi berkelanjutan merupakan hal
utama bagi pertumbuhan dan keberhasilan ABB.
ABB memiliki sebuah perusahaan intranet, namun manajemen
meyakini, perusahaan terlalu statis dan ketinggalan zaman untuk memenuhi
kebutuhan saat ini bagi pemberdayaan dan semangat para karyawan. intranet
memiliki kapabilitas rendah untuk mendapatkan informasi, dan informasi
sering digabungkan sebagai akibat perubahan . Hal ini sering menciptakan dua
atau lebih versi yang berbeda dengan konten yang sama. Karyawan ABB
menyimpan informasi dalam wikis yang merupakan server file lokal dan
platform pengetahuan lain selain intranet, disamping membingungkan dan tidak
efisien. Ada 9 perbedaan platform karyawan yang mungkin butuk akses untuk
mengerjakan pekerjaan mereka, intranet kekurangan peralatan untuk membantu
para staf melakukan komunikasi,berbagi ide, dan bekerjasama dengan anggota
lain di dalam perusahaan, termasuk orang-orang yang mereka mereka mungkin
tidak ketahui. Apa yang ABB perlukan adalah sebuah sumber utama yang
mampu mendukung berbagi dinamika pengetahuan. Seluruh staf harus mampu
dengan mudah menempatkan informasi mengenai perusahaan begitupun
pengembangan perencanaan dan proyek terbaru. Peralatan yang mampu
membantu karyawan bekerja lebih erat bersama.— termasuk kemampuan
menempatkan karyawan pada bagian lain di perusahaan yang memiliki
keahlian pada bidangnya— yang mampu membantu menjalankan
pengoperasian dengan baik dan mempercepat fungsi bisnis utama. ABB telah
mengganti intranet lama dengan yang baru yang disebut Inside+ yang lebih
memungkinkan dinamis dan sosial. Inside+ memberikan karyawan ABB
dengan sebuah entry point tunggal bagi semua informasi dan peralatan yang
mereka perlukan bagi pekerjaan mereka. Semua ini meliputi Microsoft
Yammer, Office 365, dan Sharepoint. Yammer adalah sebuah platform jaringan
sosila perusahaan yang digunakan oleh lebih dari 200,000 organisasi di dunia.
Yammer memungkinkan karyawan untuk menciptakan kelompok kelompok
untuk mengkolaborasikan pada projek dan membagi dan mengedit dokumen
dan meliputi sebuah pasokan berita untuk mendapatkan informasi apa yang
sedang terjadi di perusahaan. Yammer dapat diakses melalui web dan desktop
serta peralatan yang bergerak dan dapat diintegrasikan dengan sistim lain,
seperti : Microsoft SharePoint and Office 365 untuk membuat aplikasi lain
yang lebih “social.” SharePoint adalah Microsoft’s platform untuk
collaboration, document sharing, and document management. Office 365 adalah
pelayanan Microsoft’s online untuk aplikasi produktivitas kantornya (word
processing, spreadsheet, electronic presentations, data management).
Pelayanan mailnya bekerja secara baik dengan sebuah pertemuan meeting dan
pelayanan video conferencing , menyederhanakan pertemuan online.
Inside+ mengintegrasikan semua platform internal utama yang karyawan
gunakan untuk mendukung pekerjaan mereka. Individualized Yammer
memasok setengah halaman kiri . Sebuah Yammer karyawan memasok
tayangan pesan e-mail dan updates untuk dokumen2 yang orang sedang
kerjakan. Membicarakan Yammer diarsipkan dan dapat dicari.Para karyawan
dapat mengakses Microsoft Share Point dari Inside+ toolbar mereka, serta
aplikasi Office 365 juga terhubung dengan Yammer. Jaringan sosial
perusahaan ini saat ini digunakan oleh 50,000 karyawan ABB, hampir 1/3 dari
kekuatan kerja perusahaan dunia.
Bagaimanakah ABB bermanfaat menjadi lebih “social”? Para karyawan
menggunakan Yammer dan Inside+ untuk mengkolaborasikan projek,
membagi ide, dan menemukan orag-orang dalam department lain dengan
keahlian berguna yang dapat membantu mereka dalam pekerjaan mereka.
Mengalihkan pembicaraan dari e-mail ke Yammer telah membuat diskusi lebih
produktif dengan pengikatan karyawan yang lebih baik. Beberapa tim ABB
melaporkan bahwa pesan e-mail mereka telah berkurang hingga 50 %. Staff
dapat menjadi productive setiap saat dan dimanapun, karena mereka mampu
untuk mengakses Inside+ dari smartphones dan tablets. Lebih dari i/2
komentar karyawan datang dari mobile devices. Perusahaan juga sedang
menghemat biaya conference .Contoh, instead of flying 100 employees to
Zurich for an annual communications conference in 2012 and 2013, the
company ran the conference online with all discussion housed and archived on
Yammer. Many more employees feel closely involved with the business as a
whole—something that could not have been achieved with the old system.

1. Dibaca dan dipahami permasalahanya ?


2. Coba di analisis perubahan yang diperlukan berdasarkan gambar dibawah ini.
EasyJet Flies High with Cloud Computing
EasyJet is the largest airline in the United Kingdom and the second-largest
short-haul airline carrier in the world (behind Ryanair) with more than 800
domestic and international routes in 32 countries. Based in Luton,England,
EasyJet has expanded rapidly since its founding in 1995, propelled by a series
of acquisitions as well as fulfilling an important market need for low-cost airline
services. EasyJet carries more than 70 million passengers per year. Obviously,
having a reliable and robust system for booking and managing reservations
while keeping costs low is a key business requirement. EasyJet’s customers,
like those of other airlines, like the idea of being able to select their seats on a
given flight when they made their reservations online. However, EasyJet’s
existing reservation system did not have the capability to add this new feature,
which required investing in an additional computer center and modifying its IT
infrastructure. EasyJet’s IT department found a better solution. It retained the
core reservation system as is and hosted the seat allocation service in the cloud
using Microsoft’s Azure cloud service. EasyJet had tried other public cloud
computing platforms, but Microsoft’s offered a better integration of on-premises
and cloud services. EasyJet had used the Microsoft Azure cloud service to build
services that communicate wirelessly at airports without running up major
airport ischarges
EasyJet adopting for newcloud
a hybrid services desks.
strategy. It is Microsoft’s Azure cloud enabled
not
EasyJet’s information system developerstheto write their own software program
moving its entire IT infrastructure to
cloud,
code foronlyseat
specific functions
allocation andthat
useitsasinternal
much IT or as little processing power as needed
infrastructure can’t easily handle. The new
to test the service. It then turned out to be much faster and cost-effective to have
capabilities are integrated with the company’s
existing IT Infrastructure. By enhancing its
systems by adding new features in the cloud, the
company is able to get more value out of its
earlier IT investments, which amounted to many
millions of dollars.
the public cloud actually host the new seat allocation service rather than use
EasyJet’s internal IT infrastructure

When an EasyJet customer books a reservation, EasyJet’s information systems


integrate three different technologies. EasyJet’s web servers handle the process
of customers entering their desired travel dates and destinations for flight
bookings. The company’s reservation system residing in a different computer
center presents data on alternative times and prices of flights for customers to
choose from. Finally, the aircraft diagram where users can select their seats is
fully hosted on Microsoft’s Azure cloud service. The entire experience appears
seamless to users. By enhancing its systems to offer allocated seating, EasyJet
was able to increase customer satisfaction by 5 percent and add 7 percent to its
revenue growth according to the company’s 2013 annual earnings report. In the
following two years, the company increased customer conversion to its website
by 13 percent. Selecting seats and boarding flights have become much more
pleasant. EasyJet’s management believes that good customer experience
combined with low prices clearly differentiates the company from competitors.
The business benefits of offering online seat selection using cloud computing
services have made it possible for EasyJet to continue this strategy because it
can keep operating costs low while offering customers top-notch services in
searching for and booking flights. Airlines on average spend 2 percent of their
revenue on IT infrastructure; EasyJet spends only half a percent of its revenue
on IT. What if the new seat allocation system enhancement had failed to
improve customer service and revenue? EasyJet could have easily turned off the
cloud service for online seat selection if it so chose. It is much easier to
eliminate a cloud service than to remove the functionality from the company’s
core internal system.

1. Dibaca dan dipahami permasalahanya ?


Coba di analisis perubahan yang diperlukan berdasarkan gambar

Anda mungkin juga menyukai