Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN LIFE CYCLE COSTING

(PT. ASTRA HONDA MOTOR)

Makalah
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Projek

Disusun Oleh:
Nama : Zamzam NurJamil
NPM : 0215104021
Semester : VII (Tujuh)
Kelas : Reguler B2A

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Dengan pesatnya perkembangan tekonologi, pemanfaatan komputer banyak dimanfaatkan


dalam tahap desain, engineering, dan produksi. Maka jarak waktu yang diperlukan dari ide
rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Kondisi ini memungkinkan
perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih startegi inovasi sebagai senjata untuk memenangkan
perebutan pasar dunia. Staregi ini menjadikan daur hidup produk menjadi pendek.
Oleh karena itu, manajemen yang bersaing dikelas dunia tidak cukup hanya memperoleh
informasi biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem akuntansi tradisional, namun jauh lebih
penting dari itu, manajemen memerlukan informasi product life cycle costs yang memungkinkan
manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat mempertimbangkan peluncuran produk
baru, penghentian produksi produk yang ada, dan product profitability analysis .
Perusahaan yang memenangkan persaingan, adalah perusahaan yang mempunyai
perencanaan strategi bisnis yang didukung oleh perencaaan keuangan strategis, dimana perusahaan
harus mempunyai kekhasan khusus, dimana produk yang dihasilkan berbeda dengan perusahaan
lain, serta melakukan tingkat efisiensi yang tinggi.
Pimpinan perusahaan harus mempunyai leadership yang memadahi dalam arti dapat
memadukan berbagai sumber daya sehingga produk yang dihasilkan tepat waktu , cepat sampai
ditangan konsumen, dengan biaya yang efisien, dalam arti bahwa operasional perusahaan tersebut
menggunakan sumber pendanaan yang dapat meningkatkan return on Equity dan nilai perusahaan.
Perusahaan yang mencapai pertumbuhan atau kematangan dapat menciptakan strategi yang
bertujuan menyatukan sinergi, semua sumber daya yang dimiliki maupun yang berasal dari
perusahaan target, dengan harapan untuk menguasai pangsa pasar atau mengurangi persaingan di
pasar , yaitu dengan melakukan merger-akuisisi horizontal.
Hidup manusia ditentukan oleh aliran darah dan denyut jantung dalam tubuh manusia, jika
denyut tersebut tidak normal maka hidup manusia akan tidak sehat dan akan mati. Supaya jantung
dan peredaran darah dalam tubuh berjalan normal, maka perlu perencanaan dan strategi bagaimana
hidup manusia kedepan selalu sehat. Demikian juga dengan perusahaan atau bisnis, agar kedepan
operasional perusahaan atau bisnis tersebut tetap eksis dan mampu bersaing, maka perlu
perencanaan strategi bisnis harus diimbangi oleh perencanaan keuangan strategis, yang dilukiskan
oleh setiap tindakan atau pengambilan keputusan kesempatan bisnis, dapat dihitung secara
kuantitatif dan menguntungkan.
Dalam penggunaan Life Cycle Costing banyak perusahaan yang memanfaatkannya,
diantara perusahaan itu yakni PT. Astra Honda Motor. Tentu perusahan ini sudah tidak asing lagi
di Indonesia, merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Yang sangat komplek dengan
berbagai sumber daya yang digunakan tentu biaya biaya yang ada juga semakin ribet dan komplek,
oleh karena itu dengan Life Cycle Costing biaya dapat dimonitioring dan bisa dikendalikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Life Cycle Cost Analysis

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi
dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai
dari perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk
yang sudah jadi..
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti siklus kegiatan usaha perusahaan
yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya untuk perusahaan manufaktur, dimulai dengan
pengolahan bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian
gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga
pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir
dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian
gudang.
Definisi life cycle costing (Mulyadi, 2001) adalah biaya yang bersangkutan dengan produk
selama daur hidupnya, yang meliputi biaya pengembangan (perancanaan, desain, pengujian), biaya
produksi, (aktivitas pengubahan sumber daya menjadi produk jadi), dan biaya 13 dukungan
logistik (iklan, distribusi, maintenance, dan sebagainya).

Life Cycle Costing


Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan
semua biaya selama umur produk atau jasa.

Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Biaya hulu (Upstream Cost), terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat
prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2. Biaya produksi (Production Cost), terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya
produksi tidak langsung.
3. Biaya hilir (Downstream Cost), terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan,
pengangkutan, contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan,
pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.

2.1. Biaya Hulu


a. Desain
Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu dan hilir, pengambilan keputusan pada
tahap desain merupakan sesuatu yang penting. Meskipun biaya yang terjadi pada tahap desain
mungkin hanya merupakan presentase yang kecil dari total selama biaya siklus hidup, keputusan
pada tahap desain membuat perudahaan berkomitmen pada rencana produksi, pemasaran dan
layanan yang ada.
 Ada empat metode desain yang umum sebagai berikut :
 Rekayasa Teknik Dasar
Merupakan teknik dimana desainer produk bekerja secara terpisah dari fungsi pemasaran dan
produksi untuk mengembangkandesain dengan rencana dan spesifikasi khusus.
 Pembuatan Prototipe
Merupakan mode dimana model – model fungsional dikembangkan dan di uji coba oleh para
teknisi dan pemakaian yang dipilih untuk percobaan.
 Templating
Merupakan mtode desain produk yang ada pada saat ini ditambahkan atau dikurangi agar sesuai
dengan spesifikasi produk baru yang diharapkan.
 Rekayasa Simultan
Merupakan perkembangan penting baru yang merupakan pengganti pendekatan rekayasa
dasar, sebaliknya rekayasa simultan merupakan pendekatan yang terintegrasi, dimana proses
desain/teknis dilakukan selama siklus hidu biaya oleh tim –tim lintas fungsi.
2.2. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu
semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu :

a. Biaya Bahan Baku


Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan
pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung, atau diikuti jejaknya , atau merupakan
bagian dari produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku
yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk
b. Biaya Tenaga kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejaknya manfaatnya dapat
diidentifikasikan pada produk tertentu.

c. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, contohnya seprti biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.

 Biaya Produksi Langsung


Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya
tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh botol.

 Biaya Produksi Tak Langsung


berkaitan dengan obyek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan
cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor
2.3. Biaya Hilir
Biaya pemasaran
Biaya Pemasaran adalah meliputi semua dalam melaksanakan kegiatan pemasaran atau
kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan
pengumpulan piutang menjadi kas. Sesuai dengan fungsi pemasaran, biaya pemasaran
digolongkan menjadi :
Biaya Promosi
Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan perusahaan ke dalam promosi
untuk meningkatkan penjualan. Biaya Promosi dapat dikategorikan sebagai biaya langsung
apabila terkait langsung dengan suatu produk atau proyek. Tetapi apabila Biaya Promosi ini
bersifat umum untuk seluruh kegiatan perusahaan, ia dapat dikategorikan sebagai biaya operasi.

Biaya Layanan Konsumen


Biaya Layanan konsumen adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi,
mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa tersebut.

2.4. Manfaat Analisis Life Cycle Cost

Untuk meningkatkan kesadaran biaya. Penerapan LCC akan meningkatkan kesadaran akan
manajemen dan insinyur serta para karyawan yang terkait bisa melakukan program pengurangan
biaya.
Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh
biaya hidup.
Memaksimalkan pendapatan. Dengan menerapkan LCC, operasi dan biaya pemeliharaan berkurang
tanpa scarifying kinerja alat produksi melalui analisis parameter kinerja dan biaya driver.
Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model
untuk berbagai aplikasi.
Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap
proses pengambilan keputusan.
2.5 PENERAPAN LIFE CYCLE COSTING

LIFE CYCLE COSTING


ASTRA HONDA MOTOR
Cost

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
RESESARCH AND PRODUCT DESIGN MANUFACTURING MARKETING, SALES AND
DEVLOPMENT AND TESTING , INSPECTING, PROMOTION AND SERVICE
PACKAGING AND DISTRIBUTION
WAREHOUSING

Universitas Widyatama
Gambar 2.1 Life-Cycle Cost Commitment Curve

UPSTREAM COST DOWNSTREAM COST


Pembahasan Life Cycle Costing Perusahaan PT. ASTRA HONDA MOTOR pada gambar 2.1:
Dalam gambar 2.1, dapat dilihat bahwa cost terbesar ada pada saat sebuah produk masuk dalam
tahap Producting.
 Pada saat Research & Development biaya yang diserap sebesar 60%.
 Pada saat Producting desaign and testing cost biaya yang diserap mencapai biaya 65% dari
total biaya keseluruhan.
 Kemudian saat memasuki Manupacturing, inspecting, packaging and warehousing biaya yang
telah diserap sebesar 80% dari total biaya keseluruhan.
 Fase marketing, promotion and distribution secara kumulatif menyerap biaya 65% saja dari
total biaya keseluruhan.
 Dan fase sales and service menyerap biaya 65% biaya keseluruhan. Hal ini menunjukkan
bahwa beban terbesar pada saat fase produksi.
Pada gambar 2.1 dapat disimpulkan juga bahwa akuntansi biaya harus terlibat lebih banyak
dalam tahap awal siklus hidup biaya. Teori ini yang membuat perhitungan biaya secara
tradisional menjadi tidak relevan lagi mengingat biaya tradisional hanya berfokus pada saat
proses produksi saja.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan pesatnya perkembangan tekonologi, pemanfaatan komputer banyak dimanfaatkan
dalam tahap desain, engineering, dan produksi. Maka jarak waktu yang diperlukan dari ide
rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Kondisi ini memungkinkan
perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih startegi inovasi sebagai senjata untuk memenangkan
perebutan pasar dunia. Staregi ini menjadikan daur hidup produk menjadi pendek.
Dalam penggunaan Life Cycle Costing banyak perusahaan yang memanfaatkannya,
diantara perusahaan itu yakni PT. Astra Honda Motor. Tentu perusahan ini sudah tidak asing lagi
di Indonesia, merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Yang sangat komplek dengan
berbagai sumber daya yang digunakan tentu biaya biaya yang ada juga semakin ribet dan komplek,
oleh karena itu dengan Life Cycle Costing biaya dapat dimonitioring dan bisa dikendalikan.

Pembahasan Life Cycle Costing Perusahaan PT. ASTRA HONDA MOTOR pada gambar 2.1:
Dalam gambar 2.1, dapat dilihat bahwa cost terbesar ada pada saat sebuah produk masuk dalam
tahap Producting.
 Pada saat Research & Development biaya yang diserap sebesar 60%.
 Pada saat Producting desaign and testing cost biaya yang diserap mencapai biaya 65% dari
total biaya keseluruhan.
 Kemudian saat memasuki Manupacturing, inspecting, packaging and warehousing biaya yang
telah diserap sebesar 80% dari total biaya keseluruhan.
 Fase marketing, promotion and distribution secara kumulatif menyerap biaya 65% saja dari
total biaya keseluruhan.
 Dan fase sales and service menyerap biaya 65% biaya keseluruhan. Hal ini menunjukkan
bahwa beban terbesar pada saat fase produksi.
Pada gambar 2.1 dapat disimpulkan juga bahwa akuntansi biaya harus terlibat lebih banyak
dalam tahap awal siklus hidup biaya. Teori ini yang membuat perhitungan biaya secara
tradisional menjadi tidak relevan lagi mengingat biaya tradisional hanya berfokus pada saat
proses produksi saja.

Anda mungkin juga menyukai