Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

LIFE CYCLE COSTING

Kelompok 6 :

Luh Dewiyanti 041711333022


Ida Bagus G.A.A 041711333043
Aura Madina Ajmar 041711333094
Anugrah Pamungkas W 041711333125
Sarah Aulia Salsabilla 041711333152
M. Satria Wibowo 041711333194

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LIFE CYCLE COSTING
Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari
perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang
sudah jadi.
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti siklus kegiatan usaha perusahaan yang
bersangkutan. Siklus akuntansi biaya untuk perusahaan manufaktur, dimulai dengan pengolahan
bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam
perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang
dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga
pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.
Life Cycle Costing
Life cycle costing memberikan perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan semua biaya
selama umur produk atau jasa.

Riset & Pelayanan


Pemasaran
desain produksi
pada
bangan & distribusi

Biaya Hulu Biaya Hilir

Life Cycle Costing

Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:


1 Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype, pengujian,
teknis, dan pengembangan kualitas.
2 Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak
langsung.
3 Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh, promosi,
advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan, pertanggungjawaban produk,
dukungan kepada pelanggan.

A. Biaya Hulu
a. Desain
Karena manajer mempertimbangkan biaya hulu dan hilir pengambilan keputusan pada
tahap desain merupakan sesuatu yang penting. Meskipun biaya yang terjadi pada tahap
desain mungkin hanya merupakan presentase yang kecil dari total selama biaya siklus
hidup, keputusan pada tahap desain membuat perudahaan berkomitmen pada rencana
produksi, pemasaran dan layanan yang ada.
Oleh karena itu, biaya desain mempengaruhi sebagian besar lainnya yang dikeluarkan
selama siklus produk tersebut.
Faktor – faktor penentu keberhasilan pada tahap desain adalah sbb :
 Mempercepat waktu peluncuran ke pasar
 Menurunkan biaya layanan/perbaikan yang diharapkan
 Mempermudah produksi
 Merencanakan dan mendesain proses
Ada empat metode desain yang umum sebagai berikut :
 Rekayasa Teknik Dasar
Merupakan teknik dimana desainer produk bekerja secara terpisah dari fungsi
pemasaran dan produksi untuk mengembangkandesain dengan rencana dan
spesifikasi khusus.
 Pembuatan Prototipe
Merupakan mode dimana model – model fungsional dikembangkan dan di uji
coba oleh para teknisi dan pemakaian yang dipilih untuk percobaan.
 Templating
Merupakan mtode desain produk yang ada pada saat ini ditambahkan atau
dikurangi agar sesuai dengan spesifikasi produk baru yang diharapkan.
 Rekayasa Simultan
Merupakan perkembangan penting baru yang merupakan pengganti
pendekatan rekayasa dasar, sebaliknya rekayasa simultan merupakan
pendekatan yang terintegrasi, dimana proses desain/teknis dilakukan selama
siklus hidup biaya oleh tim –tim lintas fungsi
b. Pengujian
Proses dan materi pengujian yang dipilih biasanya dilakukan dengan menerapkan dengan
teknik-tenik ekperimental secara formal dan sekaligus dijadikan landasan untuk tahap
perencanaan berikutnya yang lebih mendetail, yang nantinya akan diuji. Pada tahap
pelaksanaan masih akan dilakukan pengujian lebih lanjut, sampai dihasilkan produk yang
benar-benar optimal hingga dapat dianggap selesai.
c. Pengembangan Kualitas
Dalam zaman quality assurance, konsep kualitas mengalami perluasan, dari konsep yang
sempit, hanya terbatas pada tahap produksi, ke tahap desain dan koordinasi dengan
departemen jasa

B. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu
semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk
dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu :
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan
pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung, atau diikuti jejaknya , atau
merupakan bagian dari produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan
berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk
b. Biaya Tenaga kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diidentifikasikan atau
diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas
jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejaknya
manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, contohnya seprti biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.

Biaya Produksi Langsung


Biaya langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya
tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh botol.

Biaya Produksi Tak Langsung


berkaitan dengan obyek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut
dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor

C. Biaya Hilir
a. Biaya pemasaran
Biaya Pemasaran adalah meliputi semua dalam melaksanakan kegiatan pemasaran atau
kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan
pengumpulan piutang menjadi kas. Sesuai dengan fungsi pemasaran, biaya pemasaran
digolongkan menjadi :
1 Biaya untuk menimbulkan pesanan, contohnya seperti biaya promosi dll.
2 Biaya untuk melayani pesanan, diantaranya :
 Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai
 Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman
 Biaya fungsi pemberian kredit dan penagihan piutang
 Biaya fungsi administrasi penjualan.
b. Biaya Promosi
Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan perusahaan ke dalam promosi
untuk meningkatkan penjualan. Biaya Promosi dapat dikategorikan sebagai biaya
langsung apabila terkait langsung dengan suatu produk atau proyek. Tetapi apabila Biaya
Promosi ini bersifat umum untuk seluruh kegiatan perusahaan, ia dapat dikategorikan
sebagai biaya operasi.
c. Biaya Layanan Konsumen
Biaya Layanan konsumen adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk
mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa tersebut.

Manfaat Analisis Life Cycle Cost


 Untuk meningkatkan kesadaran biaya. Penerapan LCC akan meningkatkan kesadaran akan
manajemen dan insinyur pada faktor-faktor yang mendorong biaya dan sumber daya yang
diperlukan oleh item, sehingga bisa dilakukan program pengurangan biaya.
 Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan
seluruh biaya hidup.
 Memaksimalkan pendapatan. Dengan menerapkan LCC, operasi dan biaya pemeliharaan
berkurang tanpa scarifying kinerja alat produksi melalui analisis parameter kinerja dan biaya
driver.
 Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup
model untuk berbagai aplikasi.
 Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya
terhadap proses pengambilan keputusan.

Analisis Laba Siklus Hidup Produk Baru


Laporan: Analisis Produk Baru Proyek No.001
Estimasi siklus hidup produk: 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan: 1000 unit (siklus hidup), harga Rp 2/unit
Target operating profit margin 20%
Proyeksi laporan laba-rugi siklus hidup
Penjualan (1000 unit @ Rp 2) 2.000
Biaya Input:
Bahan 500
Upah 400
Biaya overhead pabrik 300
Biaya mutu 100
Biaya pemasaran 250
Biaya administrasi 150
Laba siklus hidup (laba operasi) 300
Berdasarkan proyeksi laba rugi di atas menunjukkan bahwa laba operasi terhadap penjualan
(operating profit margin) sebesar: (Rp 300 / Rp 2.000) = 15%. Dengan demikian produk baru tersebut
ditolak, karena target laba operasi terhadap penjualan sebesar 20%.

PT. TANGGUH menyajikan data pendapatan dan biaya dua jenis produk A26 untuk
pasar komersial dan B27 untuk pelanggan indusrial. Kedua produk diharapkan mempunyai
siklus hidup selama tiga tahun.
A26
Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Pendapatan $ 500,000 $ 2,000,000 $ 2,500,000
Biaya:
Riset & Pengembangan $ 1.000.000 $ 0 $ 0
Prototipe 300.000 50.000 0
Pemasaran 60.000 320.000 475.000
Distribusi 80.000 120.000 130.000
Produksi 20.000 800.000 1.000.000
Pelayanan kepada pelanggan 0 60.000 85.000
Laba (Rugi) $ (960.000) $ 650.000 $ 810.000

B27
Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Pendapatan $ 900,000 $ 1,800,000 $ 2,000,000
Biaya:
Riset & Pengembangan $ 1.150.000 $ 0 $ 0
Prototipe 550.000 30.000 10.000
Pemasaran 124.000 200.000 260.000
Distribusi 170.000 300.000 410.000
Produksi 85.000 600.000 700.000
Pelayanan kepada pelanggan 0 20.000 10.000
Laba (Rugi) $(1.179.000) $ 650.000 $ 610.000
Laporan R/L selama siklus hidup produk (3 tahun) dipaparkan sebagai berikut:
Keterangan A26 B27
Pendapatan $ 5.000.000 $ 4.700.000
Biaya:
Riset & Pengembangan 1.000.000 1.150.000
Prototipe 350.000 590.000
Pemasaran 855.000 584.000
Distribusi 330.000 880.000
Produksi 1.820.000 1.385.000
Pelayanan kepada pelanggan 145.000 30.000
Laba $ 500.000 $ 81.000

Dari laporan R/L tersebut diketahui bahwa produk A26 lebih menguntungkan.

Daftar yang menunjukkan setiap kategori biaya dalam bentuk persentase terhadap biaya total per
tahun

A26 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Riset & Pengembangan 68,5% 0% 0%
Prototipe 20,5% 3,7% 0%
Pemasaran 4,1% 23,7% 28,1%
Distribusi 5,5% 8,9% 7,7%
Produksi 1,4% 59,3% 59,2%
Pelayanan kepada pelanggan 0% 4,4% 5,0%
Total Biaya $ 1.460.000 $ 1.350.000 $ 1.690.000
B27 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Riset & Pengembangan 55,3% 0% 0%
Prototipe 26,5% 2,6% 0,7%
Pemasaran 6,0% 17,4% 18,7%
Distribusi 8,2% 26,1% 29,5%
Produksi 4,0% 52,2% 50,4%
Pelayanan kepada pelanggan 0% 1,7% 0,7%
Total Biaya $ 2.079.000 $ 1.150.000 $ 1.390.000

Produk A26 memiliki total biaya lebih rendah dibanding produk B27,
akan tetapi persentase biaya pelayanan pelanggan terhadap biaya total lebih
tinggi jika dibandingkan dengan produk B27. Riset & Pengembangan dan
Prototipe produk A26 lebih rendah dibanding produk B27, akan tetapi kedua
biaya tersebut dapat meningkatkan biaya pelayanan pada pelanggan.
Selanjutnya prediksi yang akurat tidak dapat dibuat hanya berdasarkan
informasi ini, karena perlu melihat juga prospek dari produk B27
mengalokasikan biaya pada Riset & Pengembangan dan Prototipe lebih besar
dibanding produk A26 dengan harapan tingkat pengembalian yang lebih besar
di masa mendatang.

Kesimpulan
Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memonitor biaya produk selama siklus hidupnya.
Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:
1 Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype,
pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2 Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak
langsung.
3 Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh,
promosi,
Manfaat Analisis Life Cycle Cost
 Untuk meningkatkan kesadaran biaya.
 Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing
berdasarkan seluruh biaya hidup.
 Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk
pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
 Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta
dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai