Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Target Costing

Kalkulasi biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa
berdasarkan harga (harga target) dimana pelanggan bersedia membayarnya. Ini juga sering disebut
sebagai kalkulasi biaya berdasarkan harga (price-driven costing).

Menurut metode ini, perusahaan menetapkan biaya produk yang dianggap sesuai dengan keadaan pasar,
menentukan laba yang diinginkan, baru kemudian menentukan harga jual produk tersebut kepada
masyarakat.

Kebanyakan perusahaaan Amerika, dan hampir semua perusahaan Eropa, menetapkan harga produk
baru sebagai penjumlahan dari biaya dan laba yang diinginkan. Logikanya adalah bahwa perusahaan
harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup semua biaya dan menghasilkan laba.
Menurut Peter Drucker, “hal ini benar tetapi tidak relevan : pelanggan tidak melihat hal itu sebagai
pekerjaan mereka untuk menjamin pabrikan mendapatkan laba. Satu-satunya cara yang baik
menetapkan harga adalah mengetahui berapa yang ingin dibayar oleh pasar.

Kalkulasi biaya target merupakan metode pengerjaan terbalik dari harga untuk menentukan biaya.
Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan harga produk yang paling dapat diterima
pelanggan, yang selanjutnya adalah tugas teknisi perusahaan untuk mendesain serta mengembangkan
produk sedemikian rupa sehingga biaya dan laba dapat ditutupi oleh harga.

Perbedaan antara harga jual produk / jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share)
tertentu dengan laba persatuan yang diharapkan disebut dengan target costing, Jika target cost dibawah
cost produk yang sekarang dapat dicapai, maka manajemen harus merencanakan program pengurangan
biaya untuk menurukan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk menghasilkan produk ke target cost.
Kemajuan yang dicapai dari program pengurangan biaya tersebut diukur dengan membandingkan biaya
yang sesungguhnya dengan target cost.
C. Prinsip Target Costing

1. Harga jual mendahului biaya

Sistem target costing menetapkan terget biaya dengan mengurangi margin laba yang diharapkan dari
pasar yang kompetitif. Harga pasar dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba ditentukan oleh
kondisi keuangan suatu perusahaan dan industri yang digelutinya.

2. Fokus pada pelanggan

Sistem target costing digerakkan oleh pasar. Persyaratan pelanggan atas kualitas, biaya, dan waktu secara
simultan diintegrasikan ke dalam produk dan keputusan proses, serta arah analisis biaya. Target biaya
tidak boleh dicapai dengan mengorbankan tampilan yang diinginkan pelanggan, menurunkan kinerja
atau keandalan suatu produk, atau menunda peluncuran produk dipasar.

3. Fokus pada desain

Perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai
kepasar dengan menghilangkan perubahan yang mahal dan menghabiskan banyak waktu yang
diperlukan dikemudian hari.

D. Siklus Biaya

Siklus biaya atau The cost life cycle merupakan urutan aktivitas biaya dalam perusahaan mulai dari riset
dan pengembangan, kemudian desain, produksi, pemasaran, dan distribusi, hingga pelayanan kepada
pelanggan.

Setelah menetapkan produk apa yang akan dihasilkan, perusahaan melakukan riset dan pengembangan
untuk membuat inovasi baru berkaitan dengan produk yang akan dihasilkan tersebut. Inovasi dapat
berkaitan dengan produk tersebut, proses produksinya, alternatif produknya, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil riset dan pengembangan tersebut, perusahaan membuat desain produk yang akan
dihasilkan. Tahap desain ini mencakup semua aspek yang terkait dengan bayangan tentang produk
seperti apa yang ingin dihasilkan oleh perusahaan seperti unsur kualitas, bentuk, kemasan, warna, dan
sebagainya.

Pada saat penentuan kualitas produk, perusahaan akan dihadapkan pada kualitas dan harga bahan yang
akan digunakan. Pada pendekatan lainnya, harga bahan akan mengikuti kualitas yang diharapkan.
Sedangkan pada target costing, perusahaan menetapkan harga terlebih dahulu, baru kemudian
kualitasnya mengikuti harga tersebut. Jadi, perusahaan harus menurunkan biaya hingga ketingkat biaya
yang dikehendaki.

Untuk menurunkan biaya hingga ketingkat biaya yang dikehendaki, perusahaan memiliki dua alternatif,
yaitu :

1. Mengintegrasikan teknologi manufaktur baru, menggunakan teknik manajemen biaya yang canggih
seperti ABC, dan mencari produktivitas yang lebih tinggi melalui perbaikan organisasi serta hubungan
tenaga kerja, sehingga perusahaan dapat menurunkan biaya. pendekatan ini diimplementasikan dengan
menggunakan penentuan biaya standar atau kaizen costing.

2. Dengan mendesain produk atau jasa, perusahaan dapat menurunkan biaya hingga ke tingkat target
biaya yang diinginkan. Metode ini belum dipakai, karena mengakui bahwa keputusan desain memiliki
pengaruh yang besar terhadap total biaya selama siklus biaya produk.
Pada tahap produksi, bagian produksi tinggal mengikuti seluruh desain yang dibuat oleh desainer
perusahaan. Pada saat memasuki tahap pemasaran dan distribusi, bagian marketing akan menyesuaikan
dengan kualitas yang dimiliki produk yang dijualnya.

E. Karakteristik Target Costing

1. Target costing digunakan pada tahap perencanaan dan desain

2. Target costing merupakan perencanaan biaya yang berujung pada pengurangan biaya

3. Target costing lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada perakitan yang
membuat beranekaragaman produk dalam jumlah sedang dan sedikit dibandingkan dalam industri yang
berorientasi pada proses yang ditandai dengan produksi yang terus menerus dan bersifat masal.

4. Target costing digunakan untuk pengendalian spesifikasi desain dan teknik produksi

F. Langkah mengimplementasikan target costing

1. Menentukan harga jual yang kompetitif

Manajemen harus mempertimbangkan harga produk pesaing, daya beli masyarakat, kondisi
perekonomian secara umum, nilai tukar rupiah, dsb untuk dapat menentukan harga produk.

2. Menentukan laba yang diharapkan

Penentuan harga jual per unit produk dipengaruhi oleh pangsa pasar (market share) yang ingin
diperoleh, tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai perusahaan, volume penjualan yang ingin
direncanakan, dsb.

3. Menetapkan target biaya


Target biaya = harga jual – laba yang diharapkan

4. Melakukan rekayasa nilai

Rekayasa nilai digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara
menganalisis trade off antara lain: jenis dan tingkat yang berbeda dalam fungsional produk, biaya produk
total.

5. Menggunakan kaizen costing dan pengendalian operasi

Kaizen costing adalah metode perhitungan biaya dimana secara terus menerus berupaya mencari cara
baru untuk menurunkan biaya dalam proses pembuatan produk dengan desain dan fungsional yang ada.

G. Rekayasa Nilai (value)

Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam mengimplementasikan target costing adalah merekayasa
nilai, yaitu semua upaya yang dianggap perlu untuk memodifikasi produk perusahaan pada biaya yang
lebih rendah dengan tetap disertai upaya memberikan nilai (value) yang optimal kepada pelanggan.
Rekayasa nilai digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produksi melalui analisis
konsumen. Yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi selera konsumen, karena terdapat berbagai
hal dalam suatu produk yang dinilai penting oleh konsumen.

Secara umum produk yang dihasilkan perusahaan berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Kelompok produk yang fungsinya relatif mudah ditambah dan dikurangi

2. Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif stabil

. Kelemahan dan kelebihan target costing

Menurut Atkinson (2007) target costing memiliki beberapa kelemahan yaitu:


1. Kurangnya pemahaman konsep target costing. Karena target costing pertama kali ditemukan di
Jepang, maka ketika dibawa keluar Jepang tidak semua pengguna memahami dengan baik konsep target
costing. Akibatnya banyak senior manajemen yang menolak ide ini.

2. Implementasi yang kurang dalam konsep teamwork. Pengurangan biaya yang dilakukan dalam sebuah
unit kerja seringkali tidak dilakukan di unit kerja yang lain. Sebagai contoh ketika departemen produksi
berhasil mengelola biaya sehingga berhasil melakukan pengurangan biaya, namun departemen lain
misalya administrasi, pemasaran, dan distribusi malah memboroskan biaya. Sehingga perusahaan yang
akan mengadopsi target costing harus mengadaptasi tingkat kerjasama tim, kepercayaan, dan kerjasama
agar target costing dapat sukses.

3. Penyebab karyawan terlalu lelah. Karyawan di banyak perusahaan Jepang yang menerapkan target
costing mengalami kelelahan yang luar biasa karena adanya tekanan untuk memenuhi target biaya.

4. Waktu pengembangan yang terlalu lama. Walaupun biaya target terpenuhi namun waktu
pengembangan akan meningkat karena adanya pengulangan dalam siklus value engineer untuk
menurunkan biaya, sehingga produk dapat terlambat sampai ke pasar.

Metode ini memiliki keunggulan, yaitu harga jual produk ditetapkan terlebih dulu, sedangkan target
margin laba dan target cost dietapkan kemudian. Jika target margin laba perusahaan ditingkatkan, maka
perusahan harus melakukan penghematan dan perekayasaan nilai pada biaya produks serta biaya
nonproduksi untuk mencapai target cost yang ditetapkan berdasarkan harga jual.

Target costing memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya selama desain daripada mereduksi
biaya setelah proses desain. Target costing memastikan profitabilitas dalam jangka pendek dan panjang,
karena produk yang dihasilkan memiliki margin rendah atau tidak menguntungkan selama
pengembangan produk baru dapat dengan cepat jatuh.

Tim desain dalam target costing berfokus pada pelanggan utama dan kesediaan mereka untuk
membayar fitur produk. Penggunaan target costing juga memaksa manajemen untuk menentukan
kualitas, fitur dan masalah waktu awal dalam proses dan untuk menyeimbangkan biaya dan fitur
terhadap kesediaan pelanggan untuk membayar produk (Ansari dan Bell, 1997; Cooper, 1995; Cooper
dan Chew, 1996 dalam Everaeret et all, 2006).  

Anda mungkin juga menyukai