Dalam hal ini ada beberapa aspek penting dari manajemen untuk menganalisis atau penelaahan suatu
produk yang diarahkan pada isu-isu sebagai berikut :
1. Produk mana yang paling menguntungkan?
2. Apakah harga jual ditentukan dengan tepat?
3. Produk mana yang seharusnya dipromosikan dan diiklankan paling gencar?
4. Manajer produk mana yang patut diberi penghargaan?
Informasi akuntansi yang diperlukan untuk melakukan profitability analysis adalah pendapatan penuh
yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya penuh yang dikorbankan untuk memproduksi
dan memasarkan produk tersebut selama periode yang sama dan aktiva penuh yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
Manfaat Product
Profitability Analysis
Setelah mendapatkan informasi mengenai profitabilitas atas suatu produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, pihak manajemen dapat menggunakan informasi tersebut
untuk mengambil keputusan strategis untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis. Misalnya, dengan cara menurunkan harga jual untuk produk yang menghasilkan
keuntungan yang tinggi sehingga produk tersebut mempunyai daya saing yang kuat di
pasar atau menghentikan produk yang ternyata menghasilkan kerugian bila terus
menerus diproduksi oleh perusahaan.
Product Profitability Analysis dengan
Activity Based Costing
Bila perusahaan menerapkan sistem perhitungan biaya menggunakan metode tradisional dengan perataan
biaya atau dengan satu standar alokasi biaya saja, perusahaan dapat mengalami ketidakakuratan perhitungan
biaya produksi yang dapat menyebabkan adanya kekurangan biaya pada produk yang berarti sebuah produk
yang sebenarnya membutuhkan biaya sumber daya yang banyak tetapi justru perusahaan menetapkan biaya
per unitnya lebih rendah dari yang seharusnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat terkait biaya
produksi, agar tidak berimbas pada kesalahan pembebanan biaya produksi per unit yang tentunya juga akan
berimbas pada perhitungan profitabilitas produk. Activity Based Costing (ABC) System dapat memberikan
informasi yang cukup akurat mengenai biaya produksi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mengetahui produk-produk mana saja yang sebenarnya
menghasilkan keuntungan dan produk mana saja yang mungkin menghasilkan kerugian bagi perusahaan
yang dapat diketahui dengan cara mengurangi harga penjualan produk dengan biaya produk tersebut.
Definisi Target Costing
Target costing merupakan penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan dan proses ini dilakukan pada saat tahap
perencanaan produk.
Secara luas, target costing dapat diartikan sebagai metode perencanaan laba dan
manajemen laba yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses
manufacturing sehingga target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan
proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
manufaktur produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan
dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan menghasilkan suatu
produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang
dapat diterima.
Tujuan Target Costing
Menurut Malue (2013) tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dengan menerapkan target costing adalah untuk menurunkan total
biaya dari total biaya sebelumnya sehingga perusahaan pun bisa
mendapatkan laba yang maksimal tanpa harus menaikan harga
jualnya. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Himawan dan
Pendajaya (2005) yang menyatakan bahwa metode target costing
diterapkan dengan tujuan mengoptimalkan perencanaan laba lewat
penentuan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
mengurangi biaya pada tahap perancangan. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa perusahaan menerapkan target costing
dengan tujuan sebagai alat strategi perusahaan selama tahap
perencanaan untuk meminimalkan biaya produksi untuk mencapai
laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Alasan Adanya Target Costing
PERTAMA KEDUA
Banyak perusahaan yang tidak dapat Banyak perusahaan yang
mengendalikan harga. Pada kenyataan menentukan biaya dari suatu
yang terlihat saat ini, harga sangat produk pada tahap desain,
bergantung kepada pasar. Karena itu sehingga sekali produk tersebut
antisipasi dari harga pasar dilakukan telah selesai di desain dan masuk
dengan menggunakan target costing. dalam proses produksi, tidak
banyak yang dapat dilakukan
untuk mengurangi biaya secara
signifikan.
Kegunaan Target Costing
Kelima Ketujuh
Target costing membutuhkan Tingkat biaya dari produk masa
kerjasama lintas fungsional. depan (drifing costing)
dibandingkan dengan target cost
pada titik yang berbeda selama
NPD
Karakteristik Target Costing
Kedelapan
Menetapkan atau membuat sebuah aturan umum bahwa “target cost tidak dapat
dilampaui”
Aturan tentang “target cost tidak dapat dilampaui” memiliki tiga konsekuensi :
• Pertama, setiap kali kenaikan biaya pada suatu produk selama NPD, menyebabkan harus
adanya pengurangan pada bagian lain dengan jumlah yang setara.
• Kedua, meluncurkan produk dengan biaya di atas target tidak diperbolehkan; hanya
produk yang menguntungkan yang diluncurkan.
• Ketiga, proses produksi dikelola dengan hati-hati untuk memastikan bahwa target cost
benar-benar tercapai.
PROSES TARGET COSTING
Reverse Process
Value Analysis
Engineering Improvment
Terima
Kasih