Anda di halaman 1dari 14

Penggunaan Sistem Manajemen

Biaya Untuk Pengambilan


Keputusan Stratejik – Produk
Dosen Pengampu : Yuliusman, S.E., M.Si., Ak

Nama : Novita Senusi


NIM : C1C019071
R-13 Akuntansi’2019
Definisi Product Profitability Analysis
Product Profitabilty Analysis merupakan sebuah analisis terhadap profitabilitas produk atau
analisis atas kemampuan produk dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mencari selisih harga jual produk tersebut dengan biaya produksinya.

Dalam hal ini ada beberapa aspek penting dari manajemen untuk menganalisis atau penelaahan suatu
produk yang diarahkan pada isu-isu sebagai berikut :
1. Produk mana yang paling menguntungkan?
2. Apakah harga jual ditentukan dengan tepat?
3. Produk mana yang seharusnya dipromosikan dan diiklankan paling gencar?
4. Manajer produk mana yang patut diberi penghargaan?

Informasi akuntansi yang diperlukan untuk melakukan profitability analysis adalah pendapatan penuh
yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya penuh yang dikorbankan untuk memproduksi
dan memasarkan produk tersebut selama periode yang sama dan aktiva penuh yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
Manfaat Product
Profitability Analysis
Setelah mendapatkan informasi mengenai profitabilitas atas suatu produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, pihak manajemen dapat menggunakan informasi tersebut
untuk mengambil keputusan strategis untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis. Misalnya, dengan cara menurunkan harga jual untuk produk yang menghasilkan
keuntungan yang tinggi sehingga produk tersebut mempunyai daya saing yang kuat di
pasar atau menghentikan produk yang ternyata menghasilkan kerugian bila terus
menerus diproduksi oleh perusahaan.
Product Profitability Analysis dengan
Activity Based Costing
Bila perusahaan menerapkan sistem perhitungan biaya menggunakan metode tradisional dengan perataan
biaya atau dengan satu standar alokasi biaya saja, perusahaan dapat mengalami ketidakakuratan perhitungan
biaya produksi yang dapat menyebabkan adanya kekurangan biaya pada produk yang berarti sebuah produk
yang sebenarnya membutuhkan biaya sumber daya yang banyak tetapi justru perusahaan menetapkan biaya
per unitnya lebih rendah dari yang seharusnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat terkait biaya
produksi, agar tidak berimbas pada kesalahan pembebanan biaya produksi per unit yang tentunya juga akan
berimbas pada perhitungan profitabilitas produk. Activity Based Costing (ABC) System dapat memberikan
informasi yang cukup akurat mengenai biaya produksi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mengetahui produk-produk mana saja yang sebenarnya
menghasilkan keuntungan dan produk mana saja yang mungkin menghasilkan kerugian bagi perusahaan
yang dapat diketahui dengan cara mengurangi harga penjualan produk dengan biaya produk tersebut.
Definisi Target Costing
Target costing merupakan penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk
berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan dan proses ini dilakukan pada saat tahap
perencanaan produk.

Secara luas, target costing dapat diartikan sebagai metode perencanaan laba dan
manajemen laba yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses
manufacturing sehingga target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan
proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
manufaktur produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan
dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan menghasilkan suatu
produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang
dapat diterima.
Tujuan Target Costing
Menurut Malue (2013) tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dengan menerapkan target costing adalah untuk menurunkan total
biaya dari total biaya sebelumnya sehingga perusahaan pun bisa
mendapatkan laba yang maksimal tanpa harus menaikan harga
jualnya. Hal yang serupa juga disampaikan oleh Himawan dan
Pendajaya (2005) yang menyatakan bahwa metode target costing
diterapkan dengan tujuan mengoptimalkan perencanaan laba lewat
penentuan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
mengurangi biaya pada tahap perancangan. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa perusahaan menerapkan target costing
dengan tujuan sebagai alat strategi perusahaan selama tahap
perencanaan untuk meminimalkan biaya produksi untuk mencapai
laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Alasan Adanya Target Costing

PERTAMA KEDUA
Banyak perusahaan yang tidak dapat Banyak perusahaan yang
mengendalikan harga. Pada kenyataan menentukan biaya dari suatu
yang terlihat saat ini, harga sangat produk pada tahap desain,
bergantung kepada pasar. Karena itu sehingga sekali produk tersebut
antisipasi dari harga pasar dilakukan telah selesai di desain dan masuk
dengan menggunakan target costing. dalam proses produksi, tidak
banyak yang dapat dilakukan
untuk mengurangi biaya secara
signifikan.
Kegunaan Target Costing

Pertama Kedua Ketiga


Menjamin bahwa produk Menyesuaikan harga dari
disesuaikan dengan keistimewaan produk
Mengurangi siklus
kebutuhan konsumen dengan kesediaan konsumen pengembangan produk.
dengan lebih baik. untuk membayarnya.

Keempat Kelima Keenam


Menggunakan konsumen dan
Mengurangi biaya Meningkatkan kerjasama antar pemasok untuk merancang
produk secara signifikan departemen dalam perusahaan produk yang benar dan untuk
mengintegrasikan seluruh
rantai persediaan dengan
lebih efektif.
Karakteristik Target Costing
Pertama Ketiga
Target harga jual ditentukan
selama perencanaan produk, Target cost ditentukan sebelum NPD (new product
pada cara orientasi pasar development) dimulai yang didasarkan pada
Penetapan target harga jual pengurangan atau penambahan metode.
merupakan poin awal dalam
proses target costing.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
Kedua • Perhitungan The Ongoing cost (biaya yang
sedang berlangsung)
Target profit margin • Perhitungan The as-if cost
ditentukan selama • Perhitungan The allowable cost.
perencanaan produk, • Target cost ditentukan pada suatu tempat
berdasarkan perencanaan antara as-if cost dan allowable cost, baik
profit yang strategis. menggunakan metode top down atau bottom
up.
Karakteristik Target Costing
Keempat Keenam
Target cost dibagi menjadi target Informasi biaya yang detail tersedia untuk
cost untuk komponen, fungsi, mendukung pengurangan biaya
biaya item, desainer atau
pemasok.

Kelima Ketujuh
Target costing membutuhkan Tingkat biaya dari produk masa
kerjasama lintas fungsional. depan (drifing costing)
dibandingkan dengan target cost
pada titik yang berbeda selama
NPD
Karakteristik Target Costing
Kedelapan
Menetapkan atau membuat sebuah aturan umum bahwa “target cost tidak dapat
dilampaui”

Aturan tentang “target cost tidak dapat dilampaui” memiliki tiga konsekuensi :
• Pertama, setiap kali kenaikan biaya pada suatu produk selama NPD, menyebabkan harus
adanya pengurangan pada bagian lain dengan jumlah yang setara.
• Kedua, meluncurkan produk dengan biaya di atas target tidak diperbolehkan; hanya
produk yang menguntungkan yang diluncurkan.
• Ketiga, proses produksi dikelola dengan hati-hati untuk memastikan bahwa target cost
benar-benar tercapai.
PROSES TARGET COSTING

Market Driven Product-level Component-level Chained Target


Costing Target Costing Target Costing Costing
Proses ini dimulai dengan Proses ini dimulai dengan Target cost pada tingkat Sistem chained target
mengidentifikasi target biaya umum (current cost) komponen ini akan costing adalah rantai dimana
harga penjualan yang dari produk yang dituju. membangun harga jual output dari sistem target cost
merupakan harga untuk supplier perusahaan menjadi input
antisipasi produk saat dari sistem target cost
diluncurkan. supplier.
Tiga Cara Pengurangan Biaya

Reverse Process
Value Analysis
Engineering Improvment
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai