Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Ropiah

NPM : 231531009
Judul : Penggunaan Sistem Manajemen Biaya Untuk Pengambilan Keputusan
Stratejik - Produk

PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA UNTUK PENGAMBILAN


KEPUTUSAN STRATEJIK - PRODUK
Penentuan target biaya yang baik adalah dalam tahapan pengembangan bahkan sebelum produk
tersebut diproduksi. Konsep inilah yang disebut dengan target costing.

Definisi Target Costing


Sakurai (1996) mengatakan bahwa target costing dapat didefinisikan sebagai suatu alat
manajemen biaya yang dapat dipergunakan untuk mengurangi biaya dari suatu produk.
Sedangkan Kato (1995), mengatakan bahwa dalam kenyataannya target costing bukan
merupakan suatu teknik untuk mengkuantifikasikan biaya, namun merupakan suatu program
pengurangan biaya yang menyeluruh, yang bahkan sudah dimulai sebelum rancangan pertama
dari produk tersebut disusun.

Life Cycle Costing


Konsep target costing tidak dapat dipisahkan dengan konsep life cycle costing. Menurut Hansen
dan Mowen (2011), definisi dari life cycle cost dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
1. Product life cycle
2. Consumable life cycle
Dalam product life cycle, siklus hidup dari suatu produk dapat dibagi menjadi empat tahapan,
yaitu :
1. Tahap pengenalan (introduction stage), perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan
seperti pra produksi, start-up, dengan tujuan untuk menempatkan produk tersebut
dipasar
2. Tahap pertumbuhan (growth stage), produk tersebut memiliki pertumbuhan penjualan
yang tinggi
3. Tahap maturitas (maturity stage), tingkat pertumbuhan penjualan mulai melambat dan
mencapai titik stagnasi
4. Tahap penurunan (decline stage), produk tersebut mulai mengalami penurunan
penjualan, sampai akhirnya tidak dapat terjual lagi.

1
Life cycle cost management memberikan penekanan pada pengurangan biaya, dan bukan pada
pengendalian biaya. Target costing menjadi alat yang berguna untuk melakukan pengurangan
biaya pada tahap perancangan produk. Penentuan target biaya dalam tahap perancangan
menjadi amat penting, karena dalam tahap perancangan belum ada biaya yang bersifat
committed, semua biaya-biaya tersebut masih bersifat fleksibel, artinya masih dapat diubah-
ubah perusahaan. Hansen dan Mowen (2009) mengatakan bahwa 90% dari biaya yang akan
dikeluarkan perusahaan ditentukan pada tahap pengembangan produk, dan hanya 10% sisanya
yang ditentukan pada tahap produksi.
Sedangkan consumable life cycle melihat siklus hidup produk dari sudut pandang pemakaian
oleh pelanggan. Model ini membagi siklus hidup produk menjadi empat tahap, yaitu :
1. Pembelian
2. Pengoperasian
3. Pemeliharaan
4. Pembuangan (disposal)

Tahapan Penerapan Target Costing


Menurut Kaplan dan Norton (1999) terdapat empat tahapan yang harus dilalui perusahaan
dalam target costing, yaitu :
1. Market driven costing
Perusahaan akan menentukan target harga jual dari produk baru tersebut. Salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan mengambil harga jual dari produk yang sudah ada,
dan harga jual tersebut disesuaikan dengan fitur-fitur tambahan yang terdapat dalam
produk baru tersebut. Penyesuaian harga jual dilakukan dengan menanyakan pada
konsumen dalam riset pasar yang dilakukan perusahaan. Penentuan harga jual juga akan
disesuaikan dengan volume penjualan, semakin tinggi volume yang ingin dicapai, maka
harga jual harus diturunkan dan sebaliknya.
2. Product level target costing
Perusahaan akan menghitung current cost untuk membuat produk. Current cost
merupakan biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk membuat barang
tersebut dalam kondisi perusahaan saat ini. Pada dasarnya terdapat tiga cara
pengurangan biaya yang dapat dilakukan perusahaan, yaitu : reverse engineering, value
analysis, dan perbaikan proses (process improvement).

2
3. Component level target costing
Dalam value analysis untuk component level target costing, perusahaan akan
memperbandingkan antara biaya per unit dari masin-masing komponen untuk
memproduksi barang tersebut dengan kontribusi komponen tersebut terhadap
functionality dari produk tersebut berdasarkan apa yang diinginkan oleh konsumen.
4. Chained target costing
Setelah semua target biaya komponen ditentukan, maka perusahaan akan meminta
pemasok-pemasok perusahaan untuk mencapai target biaya komponen tersebut. Para
pemasok akan terdorong untuk mencapai target biaya komponen, karena bila pemasok
tersebut dapat mencapai target biaya komponen, maka perusahaan akan memberikan
kontrak untuk memasok komponen tersebut selama masa hidup dari produk.

Anda mungkin juga menyukai