Anda di halaman 1dari 28

TARGET COSTING

JUMANIA SEPTARIANI, S.E.,M.Si.,Ak.,CA


Latar Belakang Target Costing

• Sehubungan dengan permintaan konsumen


yang ingin produk bermutu tinggi dan murah,
sehingga perusahaan selalu dituntut membuat
produk baru hasil perbaikan-perbaikan.
Sistem Manajemen Biaya Total
1. Penentuan Biaya Target  Sistem untuk
mendukung proses pengurangan biaya dalam
tahap design produk
2. Penentuan biaya Keizen  Sistem untuk
mengurangi biaya dalam proses
pemanufakturan produk yang ada dengan
cara-cara tertentu.
Definisi Target Costing

• Penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu


produk berdasarkan harga yang kompetitif,
sehingga produk tersebut akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan.
Mengapa Target Costing
• Target costing adalah metode perencanaan
laba dan manajemen biaya yang
dikembangkan di Jepang pada tahun 1960an.
• Target costing adalah pengelolaan biaya
strategic untuk mendapatkan laba masa
depan
Karakteristik Target Costing
• Target Costing menentukan biaya berdasarkan
harga yang kompetitif  sehingga yang
gunakan Target Costing harus sering
mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya
yang ketat atau merancang ulang produk atau
proses produksi agar dapat memenuhi harga
yang ditentukan pasar tetapi tetap dapatkan
laba.
• Harga Kompetitif – Laba yang Diingini  Biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk
Membuat suatu produk  Target Costing

• Target Costing dapat dicapai jika  memaksa


lakukan efisiensi / pengeliminasian pemborosan-
pemborosan atau lakuin keizen (continuous
improvement)  artinya : Tentukan harga
serendah-rendahnya untuk memaksa tiap orang
memaksimumkan efisiensi di segala hal  agar
bisa untung maksimum.
• Dengan demikian Target Costing membuat
perusahaan menjadi lebih kompetitif, dimana
Target Costing adalah bentuk strategi umum
dalam industri saat menghadapi persaingan
yang sangat ketat dimana perbedaan sangat
kecil di dalam harga dapat menarik perhatian
besar konsumen (apalagi barang yang
memiliki subtitusi)
Perusahaan Henry Ford
• Henry Ford menghadapi persaingan yang
memaksa ia mencari-cari cara agar dapat
menurunkan biaya dari tahun ke tahun, pada
saat yang sama harus menghasilkan produk
dengan kualitas bagus dan fungsi produk yang
baik  Artinya Henry Ford menjalankan apa
yang dikenal dengan Target Costing.
Cara yang Dilakukan Henry Ford
• Mengintegrasikan teknologi pemanufakturan maju
Design ulang terhadap produk  merancang
produk dengan biaya lebih rendah tanpa
mengurangi kualitas produk, misalnya dengan cara
mengganti splash shield dari bahan plastic baru
dengan bahan plastic daur ulang
• Cara yang ke-2 lebih umum dilakukan karena cara
ini diyakini akan berpengaruh besar terhadap total
biaya selama siklus hidup produk
Pendekatan Target Costing
1. Menentukan harga pasar kompetitif
2. Menentukan laba yang diharapkan
3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi
laba yang diharapkan
4. Gunakan rekayasa nilai (value) untuk
mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan
agar terjadi penurunan biaya produksi
5. Estimasi Biaya setelah rekayasa nilai
6. Aktivitas-aktivitas untuk mencapai Biaya target 
Keizen Costing / Genkakaizen
Value Chain
• urutan aktivitas yang harus berkontribusi untuk
memberikan nilai dari produk dibanding biayanya
karena sambil produk berjalan terus dalam value chain
maka produk tersebut mengakumulasi biaya.
• Proses mengelola biaya salama produk berada dalam
value chain disebut dengan Total-life-cycle costing
(TLCC).
• TLCC menyediakan informasi untuk manajer agar
mereka dapat memahami dan mengelola biaya melalui
desain produk, pengembangan, pabrikasi, pemasaran,
distribusi, pemeliharaan, jasa, dan tahap
pemberhentian produk.
Rekayasa Nilai (Value)
• Digunakan dalam Target Costing untuk
menurunkan biaya produksi melalui analisis
konsumen, yang digunakan untuk
mengidentifikasi preferensi konsumen yang
kritis/penting guna mengetahui konsumen
maunya produk yang kaya apa berhubungan
dengan fungsi-fungsinya, jika ada produk hasil
inovasi atau produk baru.
Tahapan Total Life Cycle Costing
1. Research Development, and Engineering
Cycle, manufacturing cycle (RD&E)
2. Post-sale service
3. Disposal Cycle
Tujuan Target Costing
• pengurangan biaya produk dalam tahap RD&E
dan bukan pada proses produksi. Kunci target
costing adalah pada desain produk yang dapat
memuaskan konsumen.
• Target costing adalah contoh yang sesuai
bagaimana akuntansi manajemen dan sistem
pengendalian dapat digunakan untuk tujuan
strategik dan betapa pentingnya hal tersebut
bagi perusahaan untuk memiliki sistem yang
mempertimbangkan pengukuran kinerja dalam
seluruh proses value chain.
• Melalui target costing produk yang dihasilkan
akan dapat memperoleh laba yang diharapkan
karena biaya yang diharapkan ditentukan
berdasarkan harga yang kompetitif.
Klasifikasi Produk Berdasarkan Fungsional
1. Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif mudah
ditambah/dikurangi  kelompok produk yang sering berubah
model / sering mengalami perbaikan / sering alami
perubahan preferensi konsumen. Contoh : Mobil, handphone,
jam tangan dll

 Untuk kelompok ini, produsen harus selalu inovatif  Cycle


Life Productnya pendek, misalnya dalam produksi mobil
dituntut selalu dapat menghasilkan mobil dengan penampilan
baru, tambahan fasilitas keamanan sedang dalam computer
software selalu dituntut untuk hasilkan software dengan
kemampuan melakukan analysis yang lebih baik dan tepat.
Klasifikasi Produk Berdasarkan Fungsional

2. Kelompok produk yang fungsionalitasnya relatif


stabil (tidak sering terjadi perubahan model).
Produk dalam golongan ini, modelnya relatif stabil /
tidak sering mengalami perubahan preferensi
konsumen. Contohnya : Peralatan konstruksi, truk,
alat kedokteran dll  produk-produk ini

 Untuk kelompok ini produsen harus merancang


fungsionalitas produk sebaik mungkin (karena
cendrung stabil)
• Untuk produk Kelompok ke-1  peran REKAYASA
NILAI dibutuhkan melalui ANALISIS FUNGSIONAL 
dilakukan pengkajian kinerja dan biaya dari masing-
masing fungsi produk sehingga dapat
diseimbangkan antara ke-2nya.

• Idealnya adalah kinerja / fungsi produk yang


diharapkan konsumen (preferensi konsumen)
tercapai dengan tetap mempertahankan biaya
rendah  Proses Benchmarking (Mengikuti hal-hal
positif yang pernah dijalankan oleh perusahaan-
perusahaan sejenis) ikut dilibatkan
Contoh Kelompok Produk 1
• Industri mobil  preferensi konsumen maunya ada
perbaikan ‘safety airbag’. Produsen akan melakuka analisis
fungsional dengan mencari informasi berapa biaya yang
akan dikeluarkan untuk perbaikan ‘safety airbag’ 
kemudian membandingkan dengan kendala target costing-
nya  tentukan apa masih bisa Target Costing dicapai jika
perbaikan ‘safety airbag’ dilakukan ????
•  Bila ternyata Target Costing tidak dapat tercapai  cari
cara-cara yang bisa kembali mencapai Target Costing
sehingga preferensi konsumen dapat tercapai  Gunakan
cara-cara manufaktur maju seperti Continuous
Improvement, benchmarking dll.
• Untuk produk Kelompok ke-2  gunakan
Analisis Design
• Tim design menyiapkan beberapa design produk
yang memiliki biaya rendah dan kompetitif,
dimana tiap design punya keistimewaan yang
serupa tetapi tampilan dan biaya yang berbeda.
• Tim design bekerja bersama dengan seorang
manajemen biaya untuk dapat menentukan
design yang terbaik dengan tidak melebihi
Target Costing sekaligus memenuhi preferensi
konsumen
Proses Target Costing
1. mengembangkan daftar komponen dan
mengidentifikasi fungsi produk.
2. merinci biaya fungsional. Setiap komponen dan
bagian dari produk memiliki fungsi spesifik.
3. menentukan urutan relatif (ranking) dari
kebutuhan pelanggan.
4. menghubungkan bentuk dengan fungsinya.
5. mengembangkan ranking fungsional secara
relatif.
Kelemahan Target Costing
1. Kurangnya pemahaman konsep target costing. Karena target costing pertama kali
ditemukan di Jepang, maka ketika dibawa keluar Jepang tidak semua pengguna
memahami dengan baik konsep target osting. Akibatnya banyak senior
manajemen yang menolak ide ini.
2. Implementasi yang kurang dalam konsep teamwork. Pengurangan biaya yang
dilakukan dalam sebuah unit kerja seringkali tidak dilakukan di unit kerja yang
lain. Sebagai contoh ketika departemen produksi berhasil mengelola biaya
sehingga berhasil melakukan pengurangan biaya, namun departemen lain misalya
administrasi, pemasaran, dan distribusi malah memboroskan biaya. Sehingga
perusahaan yang akan mengadopsi target costing harus mengadaptasi tingkat
kerjasama tim, kepercayaan, dan kerjasama agar target costing dapat sukses.
3. Penyebab karyawan terlalu lelah. Karyawan di banyak perusahaan Jepang yang
menerapkan target costing mengalami kelelahan yang luar biasa karena adanya
tekanan untuk memenuhi target biaya.
4. Waktu pengembangan yang terlalu lama. Walaupun biaya target terpenuhi
namun waktu pengembangan akan meningkat karena adanya pengulangan dalam
siklus value engineer untuk menurunkan biaya, sehingga produk dapat terlambat
sampai ke pasar
Kelebihan Target Costing
• Target costing memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi biaya selama desain daripada mereduksi
biaya setelah proses desain. Target costing memastikan
profitabilitas dalam jangka pendek dan panjang, karena
produk yang dihasilkan memiliki margin rendah atau tidak
menguntungkan selama pengembangan produk baru
dapat dengan cepat jatuh. Tim desain dalam target
costing berfokus pada pelanggan utama dan kesediaan
mereka untuk membayar fitur produk. Penggunaan target
costing juga memaksa manajemen untuk menentukan
kualitas, fitur dan masalah waktu awal dalam proses dan
untuk menyeimbangkan biaya dan fitur terhadap
kesediaan pelanggan untuk membayar produk
Praktek Target Costing
• praktek penerapan target costing di beberapa perusahaan
besar di Jepang yaitu Isuzu Motor, Olympus Optical Company
Ltd., Komatsu Ltd., Nissan Motor Corporation, Sony
Corporation, dan Topeon Corporation.
• Perusahaan kamera Olympus dalam menetapkan harga jualnya
ternyata tidak hanya menggunakan harga pesaing namun
mereka juga menggunakan produk lain untuk melakukan set
up harga misalnya produk CD maupun barang elektronik
lainnya. Berbeda dengan Topcon yang menggunakan harga
berdasarkan produk milik competitor.
• Nissan dalam menentukan target profit di masa depan
mempertimbangkan informasi mengenai pelanggan bauran
produk
Kaizen Costing
1. Tujuannya untuk menurunkan biaya produksi
2. Terjadi dalam proses pengolahan produk
(berbeda target costing terjadi dalam proses
design produk)
3. Penyempurnaan yang berkesinambungan
dengan melibatkan semua orang dalam
organisasi .
4. Keizen memayungi sebagian besar praktik-
praktik kegiatan produksi seperti : Orientasi
palanggan, robotic, otomasi, JIT, Tanpa Cacat dll
Penutup
• Target costing merupakan alat strategic dalam manajemen
biaya yang berperan dalam mengurangi biaya yang terjadi.
• Inovasi target costing yaitu dilakukan pada saat proses
RD&E.
• Kebanyakan perusahaan melakukan efisiensi produk pada
saat proses produksi. Melalui reduksi biaya dalam RD&E
diharapkan akan menurunkan biaya produksi dan post
produksi.
• Kunci dari target costing adalah disiplin melakukan
pengurangan biaya, desain yang sesuai dengan keinginan
konsumen.
End of Chapter

Anda mungkin juga menyukai