Anda di halaman 1dari 16

TARGET COSTING

1. Gusbella Manda (2027000040)

2. Irena Yusnita (2027000041)

3. Irene Erika Isabella (2027000042)

4. Elda Silaban (2027000030)

5. Sarylit Grinelda Ginting (1927000003)


PENDAHULUAN
Target costing adalah teknik yang relatif sederhana dan
mudah dipahami dan diterapkan, meskipun memiliki dampak
yang signifikan terhadap profitabilitas dan keunggulan
kompetitif perusahaan.
Melalui target costing produk yang dihasilkan akan dapat
memperoleh laba yang diharapkan karena biaya yang
diharapkan ditentukan berdasarkan harga yang kompetitif.
Sebagai dampaknya maka penggunaan target costing harus
sering mengadopsi ukuran-ukuran penurunan biaya yang
ketat atau melakukan desain ulang produk atau desain proses
produksi sehingga harga produk dapat kompetitif namun
tetap dapat menghasilkan laba. Sehingga target costing
merupakan biaya yang sseharusnya dikeluarkan untuk
membuat suatu produk.
Karakteristik Target Costing

proses pengurangan biaya menggunakan target cost dimulai dari riset pasar yang memiliki dua tujuan
01 yaitu memahami kebutuhan konsumen dan melakukan riset harga kompetitif produk yang ada di pasar
(berapa harga yang mau dibayar oleh konsumen atau harga produk yang sama milik kompetitor).

02 penentuan awal target profit margin selama perencanaan produk produk masa depan

03 target biaya diatur pada awal proses pengembangan produk baru, sebelum desain dan pengembangan
benar-benar mulai. Keputusan tingkat yang sesuai dari target biaya untuk produk baru memerlukan
beberapa pertimbangan.

target cost untuk fungsi-fungsi, perakitan, bagian, supplier dan desainer. Dalam karakteristik ini ada
04 dua metode alokasi yaitu alokasi berorientasi fungsi dan alokasi berorientasi komponen.

05 implementasi target cost membutuhkan kerjasama lintas departemen/fungsi. Perusahaan yang


menggunakan target costing harus merangsang kerjasama multidisiplin dari individu-individu yang
berbeda untuk bekerja sama.
Karakteristik Target Costing

06 Adanya informasi biaya yang rinci untuk mendukung proses pengurangan biaya.

07 Target costing melibatkan perbandingan drifting cost dari produk masa depat dengan target cost
dalam tahap berbeda di pengembangan produk baru.

08 Target cost tidak dapat ditingkatkan. Karakteristik ini diterapkan dengan disiplin oleh perusahaan di
Jepang. Tiga hal yang menyebabkan target cost tidak bisa ditingkatkan yaitu kapanpun biaya
meningkat selama proses pengembangan produk baru maka harus ada penurunan biaya di tahap yang
lain dengan penjumlahan total yang sama. Kedua, mengeluarkan produk dengan biaya diatas target
tidak diperbolehkan, hanya produk yang mampu mendatangkan keuntungan yang dilempar ke pasar.
Ketiga, proses produksi dikelola dengan teliti untuk memastikan bahwa target cost tercapai.
Proses Target Costing
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
mengembangkan daftar komponen
merinci biaya fungsional. menentukan urutan relatif menghubungkan mengembangkan ranking
dan mengidentifikasi fungsi produk. (ranking) dari kebutuhan bentuk dengan fungsional secara relatif.
Melalui aktivitas ini maka dapat
Setiap komponen dan
pelanggan. Pada tahapan ini fungsinya. Quality Terdapat dua aktivitas dalam
diidentifikasi komponen dan fungsi bagian dari produk value engineering yaitu
memiliki fungsi spesifik. dapat dibuat survey konsumen Function Deployment
mana dari produk yang dibutuhkan mengindentifikasi komponen
untuk memuaskan pelanggan dan Melalui aktivitas ini dapat mengenai bagian mana yang Matrix biasanya untuk mengurangi biaya dan
biaya apa saja yang muncul akibat diestimasi biaya yang paling dibutuhkan/diminati digunakan pada tahap menghasilkan ide
komponen dan fungsi produk dikeluarkan. pelanggan pengurangan biaya.
ini.
tersebut
Kelemahan Target Costing
Menurut Atkinson (2007) target costing memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1. Kurangnya pemahaman konsep target costing. Karena target costing pertama kali
ditemukan di Jepang, maka ketika dibawa keluar Jepang tidak semua pengguna
memahami dengan baik konsep target osting. Akibatnya banyak senior manajemen
yang menolak ide ini.

2. Implementasi yang kurang dalam konsep teamwork. Pengurangan biaya yang


dilakukan dalam sebuah unit kerja seringkali tidak dilakukan di unit kerja yang lain.

3. Penyebab karyawan terlalu lelah. Karyawan di banyak perusahaan Jepang yang


menerapkan target costing mengalami kelelahan yang luar biasa karena adanya
tekanan untuk memenuhi target biaya.

4. Waktu pengembangan yang terlalu lama. Walaupun biaya target terpenuhi namun
waktu pengembangan akan meningkat karena adanya pengulangan dalam siklus value
engineer untuk menurunkan biaya, sehingga produk dapat terlambat sampai ke pasar.
Target Costing in New Zealand Manufactruing Firms

Penelitian ini dilakukan oleh Caleb J Rattray. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan manufaktur di Selandia Baru. Tujuannya untuk menguji parktik target costing di
Selandia Baru. Metodologi penelitian ini menggunakan survey kuesioner melalui surat
dikirim ke 80 (delapan puluh) perusahaan manufaktur di Selandia Baru, dengan tingkat
respon sebesar 31 (tiga puluh satu) atau 39% dari total kuesioner yang dikirim.

Target costing telah diadopsi secara luas di Jepang sejak pertama kali diperkenalkan
di Toyota di itu tengah dari itu 1960-an (McMann dan nanni, 1995).
Tani et Al. (1994) ditemukan 60,6 persen perusahaan manufaktur Jepang yang terdaftar di
Bursa Efek Tokyo mengadopsi praktik itu, ketika kato (1993) klaim lebih 80 persen dari
besar perusahaan perakitan di Jepang menggunakan target costing.

Sejumlah studi kasus telah dilakukan di pabrikan Jepang terkemuka, seperti Matsushita
Electric, Toyota, Sony, Olympus, Komatsu, Mitsubishi, Nissan dan Daihatsu, dan diterbitkan
di Inggris (Fisher, 1995; cooper, 1996a, Kato et Al. , 1995).
Penelitian ini mengkaji praktik penetapan biaya target dalam konteks di
Selandia Baru. Selandia Baru memberikan ekonomi kecil, namun sangat
kompetitif (Guilding et Al. , 2000) dalam penelitian mana yang
mempertanyakan kegunaannya dari target biaya di luar Jepang adalah
bermanfaat.

Temuan dari penelitian ini adalah, sebanyak 12 (dua belas) dari 31 (tiga puluh
satu) responden menggunakan target costing. Temuan tentang penggunaan
target costing yang kontras dengan atau menambah studi sebelumnya meliputi :
target costing diterapkan pada produk yang ada; departemen manufaktur
sangat terlibat dalam penetapan biaya target; keterlibatan pemasok dalam
penetapan biaya target relatif rendah; penyesuaian yang cukup besar dibuat
untuk biaya yang diijinkan dihitung, terutama untuk membantu penjualan
produk masa depan dan untuk memastikan pencapaian dari target biaya; dan
lebih tinggi pencapaian dari target biaya adalah terkait dengan lebih tinggi
kinerja perusahaan
Kesimpulannya, Tanggapan dari 31 perusahaan manufaktur
Selandia Baru mengungkapkan bahwa penetapan biaya target
digunakan oleh lebih dari sepertiga responden. Meskipun tidak
ada temuan signifikan mengenai itu pertunjukan atau strategi dari
target biaya perusahaan adalah ditemukan. Temuan utama
menunjukkan bahwa penetapan biaya target diterapkan pada
produk yang ada, departemen manufaktur sangat terlibat dalam
penetapan biaya target, keterlibatan pemasok dalam penetapan
biaya target relatif rendah dan penyesuaian yang cukup besar
dilakukan terhadap biaya yang bisa dihitung.
Implementation of Target Cost Management in a Non-Japanese Environment

Penelitian ini dilakukan oleh Norhafiza Baharudin dan Ruzita Jusoh.


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan otomotif di Malaysia.
Tujuannya adalah mencari perbedaan dalam proses penerapan Target
Costing Management (TCM) antara Perusahaan ABC dan perusahaan
yang beroperasi di lingkungan bisnis Jepang.

Studi ini menggunakan teori kapabilitas dinamis untuk menjelaskan


praktik TCM di perusahaan yang diteliti karena modifikasi dan
adaptasi sumber daya yang diperlukan untuk mendukung
implementasi TCM di lingkungan non-Jepang
Peneliti menemukan bahwa perusahaan ABC telah menerapkan TCM sejak awal didirikan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
penerapannya adalah sebagai berikut.

Menetapkan target harga jual Pencapaian target costing

Memantau dan melaporkan


Menetapkan target keuntungan status pencapaian

Menetapkan target costing Peningkatan biaya pada tahap


produk komersial
Temuan menunjukkan bahwa perusahaan yang diteliti mampu beradaptasi dan
mengkonfigurasi ulang sumber daya dan proses bisnis melalui kegiatan TCM
untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh teori
kapabilitas dinamis, kapabilitas dinamis dalam organisasi mempengaruhi
sumber daya perusahaan yang ada dan mengubahnya menjadi sumber daya
baru sehingga perusahaan dapat meningkatkan atau mempertahankan
keunggulan kompetitifnya. Meskipun beberapa perbedaan dalam praktik
dicatat, seperti yang dibahas di atas, langkah-langkah implementasi TCM
utama yang disarankan oleh literatur diikuti oleh Perusahaan ABC.

Studi ini memberikan setidaknya tiga implikasi untuk praktek. Pertama,


memberikan gambaran tentang implementasi TCM di negara berkembang
seperti Malaysia. Pemahaman yang lebih baik tentang TCM sebagai alat
kompetitif bisnis dapat membantu untuk mempromosikan penerapan TCM di
negara berkembang lainnya. Kedua, membantu tim manajemen perusahaan
kasus dalam hal di mana dan bagaimana meningkatkan proses implementasi
TCM di masa depan. Ketiga, mendorong perusahaan TCM baru yang potensial
di industri yang sama untuk mengurangi dan memanfaatkan risiko kegagalan
dalam menerapkan TCM dengan memodifikasi proses implementasi TCM agar
sesuai dengan lingkungan kontekstual mereka.
Characteristics of Target Costing: Theoretical and
Field Study Perspectives

Penelitian ini dilakukan oleh Patricia Everaert, Loosveld, Tom Van Acker, Marijke
Schollier and Gerrit Sarens. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi
karakteristik target costing, dan untuk menguji apakah karakteristik tersebut
diadopsi di tiga perusahaan Eropa yang menggunakan target costing.

Latar belakang penelitian ini adalah perusahaan di Eropa melakukan perubahan


sikap dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya agar dapat bertahan dan bersaing
didunia usaha. Untuk dapat menghasilkan produk yang memiliki harga yang mampu
bersaing dengan memiliki kualitas produk yang baik untuk memperoleh laba, maka
perusahaan harus mampu memilah, menyiasati atau bahkan mengurangi biaya-biaya
yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan sehingga keuntungan yang akan diperoleh
semakin maksimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian masa depan tentang adopsi target costing tidak dapat dilepaskan dari karakteristiknya.
Metode ini memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan metode cost based pricing,yaitu:

01 02 03 04
Target costing Target costing merupakan Target costing lebih cocok Target costing
digunakan oleh perusahaan
digunakan pada perencanaan biaya yang digunakan untuk
berujung pada yang berorientasi pada pengendalian spesifikasi
tahap perencanaan perakitan yang membuat
pengurangan biaya. desain dan teknik
dan desain beranekaragam produk produksi
dalam jumlah sedang dan
sedikit.
Metode ini memiliki keunggulan, yaitu harga jual produk ditetapkan terlebih
dulu,sedangkan target marjin laba dan target cost ditetapkan kemudian.Jika target
margin laba perusahaan ditingkatkan, maka perusahaan harus melakukan penghematan
dan perekayasaan nilai pada biaya produksi serta biaya non produksi
untuk mencapai target cost yang ditetapkan berdasarkan harga jual.Target costing dapat
dicapai jika manajemen perusahaan mendesak setiap unsur dalam organisasi melakukan
efisiensi. Dengan demikian,sistem target costing membuat perusahaan menjadi lebih
kompetitif.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai