perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) dan perhitungan biaya berdasarkan proses
(process costing) yang menggabungkan proses pesanan manufaktur dan arus manufaktur berkelanjutan.
Hybrid costing digunakan untuk peruntukkan perusahaan yang memiliki kebutuhan spesifik. Kebutuhan
itu yaitu “memproduksi barang yang memerlukan bahan baku yang berbeda tetapi pemrosesannya
sama”.
Job order costing adalah penentuan harga pokok yang digunakan pada situasi berbeda, atau kumpulan
produksi yang berbeda di setiap periode.
Activity based costing Adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya kepada
produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Ukuran keuangan untuk aktvitas: Adalah untuk menilai seberapa baik berbagai aktivitas dan proses
dilakukan untuk memperbaiki profitabilitas.
3. Efisiensi (keuangan)
Informasi akuntansi yang diperlukan untuk melakukan profitability analysis adalah pendapatan penuh
yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya penuh yang dikorbankan untuk memproduksi
dan memasarkan produk tersebut selama periode yang sama dan aktiva penuh yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
Manfaat:Setelah mendapatkan informasi mengenai profitabilitas atas suatu produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, pihak manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan
strategis untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Misalnya, dengan cara
menurunkan harga jual untuk produk yang menghasilkan keuntungan yang tinggi sehingga produk
tersebut mempunyai daya saing yang kuat di pasar atau menghentikan produk yang ternyata
menghasilkan kerugian bila terus menerus diproduksi oleh perusahaan.
Target costing merupakan penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga
yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan dan proses ini
dilakukan pada saat tahap perencanaan produk.
Secara luas, target costing dapat diartikan sebagai metode perencanaan laba dan manajemen laba
yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufacturing sehingga target
costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan proses desain dilakukan untuk mencapai
tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa depan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan target costing adalah untuk
menurunkan total biaya dari total biaya sebelumnya sehingga perusahaan pun bisa mendapatkan laba
yang maksimal tanpa harus menaikan harga jualnya.
1. anyak perusahaan yang tidak dapat mengendalikan harga. Pada kenyataan yang terlihat saat ini,
harga sangat bergantung kepada pasar. Karena itu antisipasi dari harga pasar dilakukan dengan
menggunakan target costing.
2. Banyak perusahaan yang menentukan biaya dari suatu produk pada tahap desain, sehingga sekali
produk tersebut telah selesai di desain dan masuk dalam proses produksi, tidak banyak yang dapat
dilakukan untuk mengurangi biaya secara signifikan.
Target cost ditentukan pada suatu tempat antara as-if cost dan allowable cost, baik menggunakan
metode top down atau bottom up.
Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi target harga penjualan yang merupakan harga antisipasi
produk saat diluncurkan.
Proses ini dimulai dengan biaya umum (current cost) dari produk yang dituju.
Target cost pada tingkat komponen ini akan membangun harga jual untuk supplier
Sistem chained target costing adalah rantai dimana output dari sistem target cost perusahaan menjadi
input dari sistem target cost supplier.
- Tidak terjadi tumpang tindih dalam pembebanan tanggung jawab. - Setiap manajer memahami
tanggung jawabnya dengan jelas,Individu yang diberi tanggung jawab harus memiliki kewenangan yang
memadai.
- Berhubungan dengan perilaku disfungsional manajer yang dievaluasi atas dasar kinerja yang dilaporkan
oleh sistem tersebut. - Berhubungan dengan kegunaan data yang dihasilkan oleh sistem bagi manajer.