Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 3

1. Priska Yuliani
2. Ivan Wijaya
3. Suci Rahayu

Akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan internal

Akuntansi manajemen mempunyai peran besar dalam perusahaan yaitu membantu orang-orang
yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan cita-cita atau tujuan perusahaan.

1. Pricing
cost adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan dating. Biaya diukur dalam
satuan mata uang.
Biaya adalah cost barag atau jasa yang telah digunakan untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan adalah nilai barang yang dijual atau jasa yang diberikan.
Data suatau transaksi dapat menghasilkan informasi yang berbeda. Misalnya dari data biaya
bahan dapat dihasilkan informasi tentang biaya produk atau biaya per fungsi. Biaya dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
a. Ketertelusuran biaya
b. Perilaku biaya
c. Fungsi pokok perusahaan
d. Elemen biaya produksi

Perhitungan harga pokok

1. Penentuan Harga Pokok dengan Metode Full Costing


Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana semua
biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Sehingga tidak
membedakan antara biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap. Dikarenakan
seluruh biaya produksi tetap dan variabel dimasukkan ke dalam harga pokok produksi,
maka akan ada biaya 35 tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual.
Sehingga biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual tidak
dibebankan pada periode yang seharusnya.
2. Penentuan Harga Pokok dengan Metode Variabel Costing
Metode variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langung dan biaya
overhead pabrik variabel. Sedangkan untuk biaya produksi tetap dianggap sebagai
period cost. Dikarenakan seluruh biaya tetap dianggap period cost, maka tidak ada biaya
tetap yang belum dibebankan pada periode tersebut.
3. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Activity Based Costing (ABC)
Adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau
jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan oleh aktivitas atau kegiatan.
Mengacu pada definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ABC adalah
sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya
lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih
faktor yang tidak berhubungan dengan volume atau dapat diartikan sebagai penentuan
harga pokok berdasarkan kegiatan atau aktivitas.

2. Product Planning
”Rencana produksi adalah rencana yang memerlukan pengembangan kebijakan mengenai
tingkat produksi yang efisien, penggunaan fasilitas yang produktif dan tingkat
persediaan.” (Welsch,Hilton&Gordon,2000:179). Rencana pemasaran tersebut merinci
volume yang direncanakan untuk setiap produk dan setiap periode waktu, selama periode
perencanaan. Langkah berikutnya dalam perusahaan manufaktur adalah membuat
rencana produksi
Rencana produksi merupakan rencana yang dilakukan oleh eksekutif pabrik setelah
menerima rencana penjualan yang telah disetujui oleh eksekutif perencanaan.”
(Supriyanto,1994:84)
Tujuan Perencanaan Produksi Tujuan perencanaan produksi ini antara lain adalah untuk
(Samosir,2000:46) :
1. Mencapai tingkat/level keuntungan (profit) yang tertentu.
2. Menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan ini tetap mempunyai
bagian pasar (market share) tertentu.
3. Mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini dapat bekerja pada tingkat efisiensi
tertentu.
4. Mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
sudah ada tetap pada tingkatnya dan berkembang.
5. Menggunakan sebaik–baiknya (efisien) fasilitas yang sudah ada pada perusahaan
yang bersangkutan.

Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan perencanaan produksi adalah
untuk dapat memproduksi barang–barang (output) dalam waktu tertentu di masa yang
akan datang dengan kuntitas dan kualitas yang dikehendaki serta dengan keuntungan
(profit) yang maksimal, dengan mempertimbangkan tiga golongan yaitu konsumen,
buruh/pekerja dan pengusaha.

Tanggung Jawab Untuk Perencanaan Produksi ”Perencanaan, penjadwalan dan


pengiriman produksi aktual sepanjang tahun adalah fungsi departemen produksi,
karenanya tanggung jawab untuk perencanaan produksi dilakukan oleh manajer
produksi.” (Welsch,Hilton&Gordon,2000:198). Tahapan–tahapan rencana produksi dapat
dipakai pada perusahaan yang menggunakan proses produksi berdasarkana target pesanan
(job order) dengan asumsi sebagai berikut (Sumayang,2003:206) :
1. Kecepatan permintaan tetap dan terus–menerus dan beraturan.
2. Lead time yaitu waktu pemesanan sampai pesanan datang harus tetap.
3. Tidak pernah ada kejadian persediaan habis.
4. Material dipesan dalam paket/lot.
5. Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian dalam
volume besar.
6. Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain

3. Budgeting
Definisi anggaran produksi adalah suatu anggaran yang telah direncanakan secara
terperinci yang meliputi semua organisasi kagiatan produksi untuk memenuhi target
penjualan pada periode yang akan datang.
Tujuan dan manfaat produksi disusunya anggaran produksi adalah sebagai berikut.
(Gunawan,1984:201) :
1. Untuk menunjang kegiatan penjualan.
2. Untuk menjaga tingkat persediaan yang memadai.
3. Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang
dihasilkan akan seminimal mungkin.

Adapun manfaat dari adanya anggaran produksi, yaitu :

1. Dapat menyelaraskan setiap kebutuhan yang berhubungan dengan produksi dengan


kemampuan menjual.
2. Adanya hubungan timbal balik antara bagian penjualan dan bagian produksi.
Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan dan manfaat disusunnya
anggaran produksi yang baik, dapat menyelaraskan setiap kebutuhan produksi.
Dalam suatu anggaran produksi yang telah disajikan secara akurat, ternyata di dalamnya
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain (Handoko,2000:95) :
1. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan semakin besar jumlah
yang akan dujial, akan mendorong semakin besar pula jumlah yang akan diproduksi.
Sebaliknya, semakin kecil jumlah yang akan dijual akan mendorong semakin kecil
pula jumlah yang akan di produksi.
2. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia.
3. Tenaga kerja yang tersedia, baik kuantitas dan kualitas.
4. Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Luas perusahaan yang optomal.
5. Kebijaksanaan perusahaan dibidang persediaan barang jadi (inventory policy).
6. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi
4. Performance Evaluation
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-
masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang diperlukan manajer untukmenjalankan
divisinya. Jenis-jenis akuntansi pertanggungjawaban:
1. Pusat biaya (cost center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanyabertanggungjawab
atas biaya.
2. Pusat pendapatan (revenue center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer
hanyabertanggungjawab atas penjualan.
3. Pusat laba (profit center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawabatas
pendapatan dan biaya.
4. Pusat investasi (investment center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer
hanyabertanggungjawab atas pendapatan, biaya dan investasi.

5. Contracting
Keputusan penetapan harga jual merupakan penetapan harga jual produk atau jasa suatu
organisasi yang pada umumnya dibuat untuk jangka pendek. Keputusan ini diperoleh dari
kebijaksanan penetapan harga jual, pemanfaatan kapasitas dan tujuan organisasi.
Menurut Afif (1997), ada tiga faktor dasar pembatasan dalam keputusan penetapan harga
jual adalah sebagai berikut:
1. Harga dasar atau harga minimal yang dibatasi oleh harga pokok produk
2. Harga plafon atau harga maksimal yang dibatasi oleh harga pesaing dari produk
serupa.
3. Kemampuan pelanggan untuk membayar

Menurut Ahmad (1996) dalam bukunya “Akuntansi Manajemen Dasar dan Konsep Biaya
serta Pengambilan Keputusan” faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual adalah:
1. Tujuan Perusahaan Tujuan perusahaan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
dalam penetapan harga jual, karena tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan
laba. Apabila ada kesalahan dalam penetapan harga jual dapat mengakibatkan
kegagalan perusahaan dalam menjual produknya dan pada akhirnya tujuan
perusahaan tidak akan tercapai atau perusahaan tidak akan mendapatkan laba.
2. Situasi pasar: meliputi konsumen, sifat biaya, dan operasi Situasi pasar merupakan
faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan harga jual suatu
produk, karena situasi pasar ini meliputi konsumen, sifat biaya dan operasi. Dimana
konsumen berupaya keras dalam menawarkan harga pada produsen dengan harga
yang rendah, sedangkan produk tersebut dijual dengan harga tinggi. Hal ini bisa
berpengaruh terhadap situasi pasar yang tidak menentu karena harga tidak seimbang.
3. Biaya produksi dan operasi Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang
dan biaya produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.
4. Jumlah pesaing yang memasuki pasar Yang juga perlu diperhatikan dalam penentuan
harga jual barang dan jasa adalah jumlah pesaing yang ada di pasar karena harga jual
umumnya sudah terbentuk di pasar yang dibuat oleh pesaing.
5. Harga jual yang ditentukan oleh pesaing Jika perusahaan ingin memenangkan
persaingan di pasar, salah satu nasihat yang harus dipertimbangkan adalah: “pahami
pesaingmu”. Jika pesaing menurunkan harga jual produknya, manajer penentu harga
jual sudah mengerti apa yang harus dilakukan dalam memutuskan penentuan harga
jual begitu pula jika pesaing menaikkan harga jual produknya.
6. Biaya Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh
dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya memberikan informasi batas bawah
suatu harga jual harus ditentukan. Biaya bukan satu-satunya faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.

Variable and Fixed Cost

1. Variable cost
Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
volume produksi barang. Sehingga semakin besar volume produksi semakin tinggi jumlah
total biaya variable, semakin rendah volume produksi semakin rendah pula jumlah total
biaya.
Klasifikasi biaya variable yaitu:
a. Biaya variable imajiner, yaitu yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan jumlah
volume yang dihasilkan dari produksi.
b. Biaya variable diskresionery, yaitu biaya variable yang masukan dan keluarnya
sebanding dengan sifatnya sesuai dengan kebijakan manajemen.
2. Fixed Cost
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam kisaran tertentu
meskipun volume produksi perusahaan berubah. Apabila tidak melampaui kapasitas,
meskipun volume produksinya sedikit ataupun banyak biaya tetap totalnya masih sama.
Klasifikasi biaya tetap yaitu:
a. Biaya tetap komitmen, merupakan biaya tetap yang tidak dapat dikurangi atau
dieliminasi oleh manajemen.
b. Biaya tetap diskresioneri, merupakan biaya tetap yang dapat dikurangi atau
dieliminasi oleh manajemen.

Cost-volume-profit analysis

Jumlah laba yang diperoleh merupakan indicator keberhasilan bagi perusahaan yang orientasinya
mencari laba. Ada 3 faktor yang mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan
volume (penjualan dan produksi).
1. Developing and using the CVP equation
Analisis hubungan antara biaya, volume dan laba terhadap perubahan factor-faktor yang
mempengaruhi laba dapat dibuat dengan menggunakan persamaan biaya – volume – laba
sebagai berikut:
Total Penghasilan = Total Biaya tetap + Total Biaya Variabel + Laba
2. Variation on the theme

Other Useful Cost Definitions

1. Mixed Cost
Mixed cost atau biaya campuran adalah jenis biaya yang berisi biaya tetap dan biaya
variabel. Pada tingkat tertentu, perusahaan menanggung biaya tetap; tetapi setelah
melewati level, biaya meningkat variabel. Juga disebut sebagai biaya semi-variabel.
Misalnya, biaya pengoperasian mobil, yang mencakup biaya tetap seperti asuransi dan
penyusutan; dan biaya variabel seperti bensin karena tergantung pada jarak tempuh
kendaraan
2. Step Variable Cost
Biaya semo variable adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah-ubah tetapi tidak
proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak
dalam tingkat perubahan yang konstan.
Contoh biaya semi variable yang tingkat perubahannya semakin rendah adalah biaya
tenaga keja yang dikaitkan dengan kurva belajar. Untuk yang tingkat perubahannya
semakin tinggi adalah biaya energy.
3. Incremental Cost
Incremental cost adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan jika memproduksi
sejumlah unit tambahan. Sebagai contoh, pertimbangkan sebuah perusahaan yang
memproduksi 100 unit produk utamanya dan memutuskan bahwa itu dapat memuat 10
unit lagi dalam jadwal produksinya. incremental cost yang akan dikeluarkan untuk
memproduksi 10 unit ini adalah biaya tambahan.
Biaya ini dapat mempengaruhi harga produk. Misalnya, jika biaya tambahan
menyebabkan peningkatan biaya produksi per unit suatu produk, perusahaan dapat
memutuskan untuk menaikkan harga untuk mempertahankan laba atas investasi yang ada
atau untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan. Namun, jika biaya produksi per unit
menurun sebagai akibat dari biaya tambahan, perusahaan dapat memutuskan untuk
mengurangi harga harga produk dan memperoleh keuntungan dengan menjual lebih
banyak unit.

4. Sunk Cost
Menurut Krismaji & Aryani (2011 : 32) Sunk Cost adalah biaya yang terjadi di masa lalu
dan tidak dapat diubah sekarang maupun di masa mendatang. Karena biaya ini tidak
dapat diubah sekarang maupun di masa mendatang, maka biaya ini bukan merupakan
biaya diferensial. Misalnya suatu investasi berupa pembelian peralatan baru diputuskan
dan dilakukan. Ternyata setelah berjalan satu tahun kinerja alat tersebut tidak seperti
yang diharapkan, bahkan kerap rusak dan menghambat operasional perusahaan. Biaya
pembelian yang dibayar dulu merupakan sunk cost.
Sebagai contoh, perusahaan mengeluarkan budget iklan Rp15 miliar selama 10 tahun
dengan pendapatan sebesar Rp500 miliar. Perusahaan tidak tahu berapa persentase
kontribusi iklan terhadap pendapatan, sehingga daripada susah menghitung dan riset,
perusahaan pun menggolongkan keseluruhan Rp15 miliar sebagai sunk cost.
Meski demikian, besar kecilnya sunk cost adalah salah satu indikator keberhasilan
perusahaan dalam menerapkan efisiensi. Semakin kecil rasio biaya pengorbanan dan
keuntungan, maka semakin kecil pula biaya sunk cost-nya.

5. Relevance Cost
Prawironegoro dan Darsono (2009 : 259) menyatakan bahwa biaya relevan sering disebut
biaya diferensial yaitu biaya yang berbeda-beda akibat adanya tingkat produksi yang
berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap. Biaya relevan adalah biaya masa
yang akan datang (future cost) yang berbeda besarnya pada berbagai alternative
(Krismiaji, Aryani 2011 : 206).
Biaya relevan adalah biaya yang patut diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Biaya relevan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitubiaya masa yang akan datang (future
cost) bukan masa lalu (sunk cost) dan biaya yang berbeda antara dua alternatif (Mas’ud,
1996 : 357).

Ciri – Ciri  Biaya Relevan


a. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
b. Biaya tersebut belum terjadi
c. Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d. Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan
Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan
Proses pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur,  dianalisa dengan
tepat dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam  pengambilan keputusan tidak ada
aturan umum yang membedakan biaya ke dalam  biaya relevanatau tidak relevan, maka
dari itu untuk mengetahui mana yang  merupakan biaya relevan diperlukan analisis biaya
yang meliputi langkah-langkah  sebagai berikut:
1. Menghimpun seluruh biaya yangg berkaitan dengan masing-masing  alternatif yang
dipertimbangkan.
2. Mengeliminasi sunk cost
3. Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda diantara alternatif yang  dipertimbangkan.
4. Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya lain yang tersisa, yang  merupakan
biaya yang berbeda. Biaya tersebut merupakan biaya yang  relevan dengan
pengambilan keputusan.

6. Opportunity Cost
Opportunity cost adalah nilai kerugian yang Anda alami saat memilih di antara dua opsi
atau lebih. Ketika Anda memutuskan, Anda merasa bahwa pilihan yang Anda buat akan
memberikan hasil yang lebih baik bagi Anda terlepas dari apa yang Anda rugikan dengan
membuatnya. Sebagai investor, biaya peluang berarti bahwa pilihan investasi Anda akan
selalu memiliki kerugian atau keuntungan langsung dan masa depan.

Biaya peluang adalah pepatah bercabang di jalan, dengan tanda dolar di setiap jalur —
kuncinya adalah ada untung dan rugi di setiap arah. Anda membuat keputusan yang tepat
dengan memperkirakan kerugian untuk setiap keputusan.

Definisi alternatif: Opportunity cost adalah kerugian yang Anda ambil untuk


mendapatkan keuntungan, atau hilangnya satu keuntungan untuk keuntungan lainnya.

Contoh opportunity Cost

1. Biaya perang
2. Pengeluaran untuk jalan baru
3. Potongan pajak
4. Waktu
5. Dll
Batasan utama Opportunity Cost adalah sulitnya memperkirakan keuntungan masa depan
secara akurat. Anda dapat mempelajari data historis untuk memberikan gambaran yang
lebih baik tentang kinerja investasi, tetapi Anda tidak akan pernah dapat memprediksi
kinerja investasi dengan akurasi 100%.
Pertimbangan biaya peluang tetap menjadi aspek penting dalam pengambilan keputusan,
tetapi tidak akurat sampai pilihan telah dibuat dan Anda dapat melihat kembali untuk
membandingkan bagaimana kinerja kedua investasi tersebut.

7. Avoidable Cost
Avoidable cost atau biaya yang dapat dihindari merupakan biaya yang dapat dihilangkan
atau biaya yang tidak akan timbul jika aktivitas tertentu tidak dilakukan. Ini terjadi jika
suatu departemen ditutup, operasi dibatalkan, atau produk dihentikan. Dengan kata lain,
ini adalah biaya yang dapat dihindari dengan menghilangkan operasi tertentu.

Memiliki strategi biaya merupakan kepentingan terbaik semua perusahaan untuk agar


sebagian besar biaya dapat dihindari. Bisnis harus sering melakukan analisis biaya
perusahaan dan menentukan bagaimana mentransfer biaya yang tidak dapat dihindari ke
biaya yang dapat dihindari.

Manfaatnya adalah pada saat kesulitan keuangan atau selama kemerosotan ekonomi,
perusahaan atau bisni tersebut dapat beradaptasi dan bermanuver dengan cepat dengan
membuang biaya yang dapat dihindari. Ini memerlukan perampingan kelompok produk,
peningkatan efisiensi, negosiasi sewa jangka pendek untuk bangunan, atau sewa jangka
pendek dengan pemasok

Misalnya perusahaan X melakukan upaya serius untuk merasionalisasi banyak produknya


dengan menghilangkan lusinan merek yang tidak menguntungkan atau bermargin rendah
dari portofolio kebutuhan pokok konsumennya.

Meskipun fixed cost seperti sewa gedung, asuransi, dan gaji administrasi tertentu masih


harus dibayar, ada biaya signifikan yang dapat dihindari terkait dengan produk tersebut
seperti biaya pemasaran dan penjualan dan penelitian dan biaya pengembangan (R&D)
yang dari biaya operasional

Make-or-buy –the outsourching decisions

Manufacturing cost

Yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Biaya Produksi
(Manufacturing Cost) meliputi antara lain :
1. Bahan Baku (Raw Material)

Raw material atau bahan baku yang digunakan dalam proses produksi mudah ditelusuri
sebagai penyusun barang. Sebagai contoh baterai merupakan direct material yang
merupakan penyusun barang  dalam sebuah perakitan notebook.

2. Biaya Langsung (Direct Labour) 

Direct labor ini merupakan tenaga kerja langsung yang bertugas memproduksi barang
tersebut. Sebagai contoh adalah tenaga yang merakit notebook dalam perusahaan produsen
notebook. Gaji dan tunjangan-tunjangan dari karyawan yang bertugas langsung dalam
perakitan ini dimasukkan ke dalam direct labor

3. Biaya Produksi Tidak Langsung (Factory Overhead Cost).

Overhead ini merupakan biaya-biaya yang dibebankan ke dalam proses produksi selain
direct material dan direct labor. Kita akan membahas manufacturing overhead pada artikel
berikutnya
Perhitungan biaya produksi

1. Penaksiran Modal Industri


a. Capital Investment adalah banyaknya pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan
untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik dan untuk pengoperasiannya. Capital
Investment terdiri dari : 1. Modal Tetap (Fixed Capital Investment) Fixed Capital
Investment adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan fasilitasfasilitas pabrik
b. Modal Kerja (Working Capital Investment) adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menjalankan operasi dari suatu pabrik selama kurun waktu tertentu secara normal

2. Penentuan biaya pembuatan


a. Manufacturing Cost merupakan jumlah direct, indirect dan fixed manufacturing cost
yang bersangkutan dalam pembuatan produk.
b. Direct Manufacturing Cost (DMC) adalah pengeluaran yang bersangkutan khusus
dalam pembuatan produk
c. Indirect Manufacturing Cost (IMC) adalah pengeluaran sebagai akibat dan bukan
langsung karena operasi pabrik

3. General expense
General expense adalah pengeluaran umum meliputi pengeluaran-pengeluaran yang
bersangkutan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang tidak termasuk Manufacturing Cost.
a. Administration Cost Administration Cost adalah biaya yang diperlukan untuk
menjalankan administrasi perusahaan
b. Sales Expense Sales Expense adalah biaya administrasi yang diperlukan dalam
penjualan produk, termasuk didalamnya biaya promosi apabila produk tergolong
baru.
c. Research Biaya riset diperlukan untuk mendukung pengembangan pabrik, baik
perbaikan proses maupun peningkatan kualitas produk.
d. Finance Finance adalah pengeluaran untuk membayar bunga pinjaman modal.

The decision to drop a product

Costing orders

1. Costing orders and opportunity cost


Job order costing adalah suatu metode dalam akuntansi biaya yang digunakan untuk
menentukan harga pokok produksi (cost). Dalam metode ini penentuan harga pokok
produksi didasarkan atas pesanan. Metode ini sesuai untuk digunakan pada produk-
produk yang memiliki spesifikasi bervariasi seperti bengkel, produksi mebel, percetakan,
pakaian dan lain-lain. Penerapan sistem informasi akuntansi yang baik dapat memberikan
informasi akuntansi yang baik pula, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Sistem
informasi akuntansi biaya job order costing dapat memberikan data harga pokok
produksi, mengelompokan elemen biaya dan pengikhtisaran serta teknik-teknik dan
prosedur pembiayaan.Masih banyak usaha kecil yang kurang memperhatikan penerapan
sistem informasi akuntansi khususnya akuntansi biaya dalam mendukung pengambilan
keputusan oleh manajemen.
Manfaat costing orders
a. Menentukan Harga Jual
b. Bahan pertimbanagn menerima dan menolak pesanan
c. Memantau penerapan biaya produksi
d. Pemisahan keuntungan yang jelas
e. Dapat membandingkan laba setiap penyelesaian pekerjaan
f. Mempermudah mengetahui kesalahan yang terjadi pada proses pekerjaan
g. Menentukan bahan produksi
h. Membandingkan biaya actual
i. Menyiapkan analisi tren

Anda mungkin juga menyukai