PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapatlah diinventarisir mengenai
permasalahan-permasalahan dalam pokok pembahasan mengenai Anggaran Produksi dalam
Anggaran Perusahaan, diantaranya adalah :
1. Apakah pengertian dari Anggaran Produksi ?
2. Apa saja kegunaan dari Anggaran Produksi ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Anggaran Produksi ?
4. Bagaimana sesungguhnya penyusunan Anggaran Produksi ?
5. Apa yang dimaksud Anggaran Bahan Mentah ?
6. Apa saja yang termasuk Anggaran Bahan Mentah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Anggaran Produksi
2. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari Anggaran Produksi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Anggaran Produksi
4. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Anggaran Produksi
5. Untuk mengetahui Anggaran Bahan Mentah
6. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Anggaran Bahan Mentah
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANGGARAN PRODUKSI
1. Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah suat perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit
produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang di dalamnya mencakup
rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan (Ellen Christina,
2001: 60 )
Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus
diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda
yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan
yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka
pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan
produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi
meliput penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang
direncanakan dan memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai
orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan
untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan (Adi Saputro, 1995: 35).
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
Persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat
Tingkat penyebaran masyarakat
Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
Kebijaksanaan pemerintah
Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan teknologi.
8. Rencana Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi
perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan
datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam
organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan
Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali perencanaan
harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus besifat luwes dan terbuka
untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya
harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada
namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan,
program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan
kapan aktivitasnya dilaksanakan.
Dalam perencanaan produksi kita selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan
produksi yang baik namun merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena
banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal relative mudah dapat
dikuasai oleh PPC manager, namun faktor external tidak demikian. Karena itu perencanaan
harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan
perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang
baik hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran
keberhasilan didasarkan kepada standard yang ditetapkan.
b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
penyimpanan bahan mentah yang telah dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan jumlah
bahan mentah yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan mentah setiap kali pemesanan
maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan
mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan. Seperti:
biaya pemeliharaan;
biaya asuransiadministrasi;
biaya perbaikan kerusakan.
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
S = biaya pemesanan.
P = harga per unit bahan mentah.
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari
persediaan rata-rata.
c. Waktu pembelian bahan mentah
Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah bahan
mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah, hal ini harus
dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan mentah
yang datang terlambat dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi,
sebaliknya bahan mentah yang datang terlalu awal akan menimbulkan masalah pula. Karena
itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan faktor LEAD
TIME. Setelah sitentukan faktor lead time, maka dapat ditentukan REORDER POINT.
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor :
1. Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)
2. Extra-carrying cost
3. Stock out cost
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data,
untuk kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.
Bentuk dasar anggaran pembelian bahan mentah
Telah diuraikan di muka bahwa anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun apabila total
kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai
berikut.
Persediaan akhir...................................................XX
Kebutuhan bahan mentah....................................XX +
Jumlah kebutuhan................................................XX
Persediaan awal...................................................XX _
Pembelian bahan mentah.....................................XX
Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk produksi
adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula
diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”.
Dengan kata lain, penilaian bahan mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan
waktu pembeliannya. Sebaliknya dalam kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang
masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan mentah yang
digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan
pemasukannya.
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang dipilih. Hal
ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah dan anggaran biaya
bahan mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor perbedaan harga dari waktu ke
waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari waktu ke waktu, dan ini perlu
diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan yang dipakai untuk
produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan
mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.
Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung
pada beberapa faktor, seperti :
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat dalam Anggaran
produksi)
b. Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock (persedian besi)
c. Besarnya pembelian yang ekomomis
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
f. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak
B. Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
manfaat dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi
positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang
anggaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1995. Anggaran Perusahaan 1. Edisi 3, Cetakan
kedelapan. Yogyakarta : BPFE UGM.
Apandi Nasehatun. 1999. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu.
Konsep dan Penerapan. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Grasindo.
http://tugas-makalah-skripsi.blogspot.com/2016/10/anggaran-produksi.html?m=1
http://managing-people-for-improvement.blogspot.com/2013/06/anggaran-bahan-mentah.html?
m=1