Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam pelaksanaan operasi produksi dari suatu perusahaan, biaya produksi merupakan
salah satu variabel yang tidak boleh terlupakan. Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah
satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan
proses produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan cukup baik,
namun apabila masalah biaya produksi terlupakan, maka pengendalian produksi yang
dilaksanakan belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi di dalam perusahaan
tersebut.
Hal ini disebabkan karena biaya produksi belum dapat ditekan serendah mungkin sehingga
perusahaan menetapkan harga pokok penjualan yang tinggi. Dalam keadaan demikian,
perusahaan akan mengaami kesulitan di dalam melaksanakan pemasaran dari produk yang
diproduksinya. Kondisi seperti ini akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk dapat melaksanakan pengendalian produksi dengan baik, maka manajemen pada
umumnya akan menggunakan anggaran sebagai alat untuk pengendalian produksi tersebut. Pada
dasarnya, anggaran yang dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya akan
dipergunakan untuk melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam
perusahaan. Berikut akan dijelaskan beberapa bentuk anggaran yang terkait dengan biaya
produksi.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapatlah diinventarisir mengenai
permasalahan-permasalahan dalam pokok pembahasan mengenai Anggaran Produksi dalam
Anggaran Perusahaan, diantaranya adalah :
1. Apakah pengertian dari Anggaran Produksi ?
2. Apa saja kegunaan dari Anggaran Produksi ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Anggaran Produksi ?
4. Bagaimana sesungguhnya penyusunan Anggaran Produksi ?
5. Apa yang dimaksud Anggaran Bahan Mentah ?
6. Apa saja yang termasuk Anggaran Bahan Mentah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Anggaran Produksi
2. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari Anggaran Produksi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Anggaran Produksi
4. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Anggaran Produksi
5. Untuk mengetahui Anggaran Bahan Mentah
6. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk Anggaran Bahan Mentah
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANGGARAN PRODUKSI
1. Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah suat perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit
produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang di dalamnya mencakup
rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan (Ellen Christina,
2001: 60 )
Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus
diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda
yaitu kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan
yang mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka
pengendalian tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan
produksi dan persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi
meliput penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang
direncanakan dan memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai
orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan
untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan atau diramalkan (Adi Saputro, 1995: 35).

2. Tujuan Pelaksana Anggaran Produksi


Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian
kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran
produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:
a. Menunjang kegiatan penjualan,
b. Menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
c. Mengendalikan kegiatan produksi agar dapat meneipta harga pokok produksi yang
serendah – rendahnya.
Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian
kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna
sebagai (Apandi Nasehatun,1999 :27 ) : Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk
dapat disediakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Menjaga tingkat persediaan
yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil. Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.
Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi
supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan
setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market
share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
sudah ada dapat sernakin berkembang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Produksi


Anggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan
anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau
anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan
penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang
diproduksi dan penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan anggaran produksi antara lain adalah:
a. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,
b. Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan,
c. Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan
hubungan kerja,
d. Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
e. Modal kerja untuk menjalankan proses produksi
4. Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi :
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
 Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan
 Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
 Syarat pembayaran barang yang dijual
 Pemilihan saluran distribusi
 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
 Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
 Fasilitas yang dimiliki perusahaan
 Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.

Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap perusahaan :
 Persaingan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Tingkat penghasilan masyarakat
 Tingkat pendidikan masyarakat
 Tingkat penyebaran masyarakat
 Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
 Kebijaksanaan pemerintah
 Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan teknologi.

5. Penyusunan Anggaran Produksi


Dalam penyusunan anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas produksi ditentukan
terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan setiap bulannya.
Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap stabil.
Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar
persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran
produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.
Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit
dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit (Munandar, 1999 : 32 ).
Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara faktor¬faktor
produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan sempurna maka akan
menghasilkan output yang baik. Dengan adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi
tersebut dapat diperbaiki tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan
manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik.
Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan
kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai,
sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya
keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai
dengan jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa
prosedur merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur,
sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa
yang akan melaksanakannya”.
Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar,
karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana.
Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan
b. Merumuskan keadaan saat ini
c. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

6. Langkah Praktis Menyusun Anggaran Produksi


Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
a. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan anggaran
produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan anggaran
penjualan.
b. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
c. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung dan
penggunaan fasilitas.
d. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
e. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk sederhana
setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah produksi
dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi.
Produksi = Penjualan+ persediaan akhir – persediaan awal.
f. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip jelas
dan informative

7. Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi


Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka
menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a. Tahap perencanaan
Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian
produksi. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b. Tahap pelaksanaan
 Menentukan kapan barang diprodusir.
 Menentukan dimana barang akan diprodusir
 Menentukan urut-urutan prose produksi
 Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
 Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
 Menyusun standar produksi
 Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang
yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana
penjualan disajikan dalam unit fisik,sehingga menghitung jumlah barang yang harus
diprodusir adalah mudah.

8. Rencana Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi
perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan
datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam
organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan
Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali perencanaan
harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus besifat luwes dan terbuka
untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya
harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada
namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan,
program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan
kapan aktivitasnya dilaksanakan.
Dalam perencanaan produksi kita selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan
produksi yang baik namun merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena
banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal relative mudah dapat
dikuasai oleh PPC manager, namun faktor external tidak demikian. Karena itu perencanaan
harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan
perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan. Perencanaan yang
baik hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran
keberhasilan didasarkan kepada standard yang ditetapkan.

B. ANGGARAN BAHAN MENTAH


Anggaran bahan mentah yang dibahas pada bagian ini, hanya menyangkut perencanaan
kebutuhan dan penggunaan bahan mentah langsung atau yang merupakan bagian dari barang jadi
yang dihasilkan. Bahan mentah tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead
pabrik.
Secara ringkas tujuan penyusunan anggaran bahan mentah dapat dikatakan sebagai
berikut :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang dipergunakan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan
pembelian bahan mentah
4. Sebagai dasar penyusunan product costing
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah
Anggaran bahan mentah terdiri dari:
 Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan mentah diperinci menurut
jenisnya, menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan, serta menurut bagian-bagian
dalam pabrik yang menggunakan bahan mentah tersebut.
 Anggaran Pembelian Bahan Mentah
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus dibeli pada
periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan mentah.
 Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Jumlah bahan mentah yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan mentah yang
dibutuhkan, karena adanya faktor persediaan. Anggaran ini merupakan suatu perencanaan
yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan.
 Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi
Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan dalam
proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah yang digunakan dalam
satuan uang.

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi
dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak langsung. Anggaran kebutuhan
bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang
diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus
dicantumkan:
 Jenis barang jadi yang dihasilkan.
 Jenis bahan mentah yang digunakan.
 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
 Standar penggunaan bahan mentah.
 Waktu penggunaan bahan mentah.
 Menentukan Kebutuhan Bahan Mentah
Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam satu periode waktu
tertentu dapat ditentukan dengan berbagai cara, yakni :
a. Perkiraan langsung
Cara ini mengandung banyak resiko, antara lain berupa terlalu besar atau terlalu kecilnya
perkiraan. Karena itu cara ini lebih baik diserahkan pada pihak-pihak yang telah
berpengalaman dalam memproduksi barang yang sama pada waktu-waktu sebelumnya. Bagi
mereka cara ini lebih menguntungkan karena :
 Lebih mudah
 Lebih cepat
 Lebih ringan biayanya

b. Berdasarkan perhitungan standart penggunaan bahan


Standart penggunaan dihitung dengan berbagai cara, seperti : dengan melakukan
percobaan-percobaan di laboratorium dan melakukan percobaan khusus didalam pabrik,
dengan mendasarkan diri pada pemakaian nyata waktu yang lalu tercatat pada bill of
material, dan dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statis.

2. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati
terutama dalam jumlah dan waktu pembelian. Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli
terlalu besar akan mengakibatkan berbagai risiko seperti : bertumpuknya bahan mentah di
gudang, yang mungkin mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan mentah
menunggu giliran diproses, atau biaya penyimpangan yang menjadi lebih besar. Apabila
jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu kecil; juga akan mendatangkan risiko berupa
terhambatnya kelancaran proses produksi akibat kehabisan bahan mentah, serta timbulnya
biaya tambahan untuk mencari bahan mentah pengganti secepatnya.

Jumlah Pembelian Yang Paling Ekonomis (Economical Order Quantity/EOQ)


Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga
besarnya (jumlah) bahan mentah setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya
paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan mentah. Jumlah pembelian yang
paling ekonomis ini disebut sebagai Economical Order Quantity (EOQ). Menghitung EOQ
dipertimbangkan dua jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:
a. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan bahan mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan,
semakin tinggi frekuensi pemesanannya semakin tinggi pula biaya pemesanannya.
Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas) bahan mentah setiap kali
pemesanan. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesanan
dilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin rendah. Seperti:
 Biaya-biaya persiapan pemesanan;
 Biaya administrasi;
 Biaya pengiriman pesanan;
 Biaya mencocokkan pesanan yang masuk;
 Biaya mempersiapkan order pembayaran.

b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
penyimpanan bahan mentah yang telah dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan jumlah
bahan mentah yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan mentah setiap kali pemesanan
maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan
mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan. Seperti:
 biaya pemeliharaan;
 biaya asuransiadministrasi;
 biaya perbaikan kerusakan.
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
S = biaya pemesanan.
P = harga per unit bahan mentah.
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari
persediaan rata-rata.
c. Waktu pembelian bahan mentah
Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah bahan
mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah, hal ini harus
dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan mentah
yang datang terlambat dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi,
sebaliknya bahan mentah yang datang terlalu awal akan menimbulkan masalah pula. Karena
itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan faktor LEAD
TIME. Setelah sitentukan faktor lead time, maka dapat ditentukan REORDER POINT.
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor :
1. Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)
2. Extra-carrying cost
3. Stock out cost
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data,
untuk kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.
Bentuk dasar anggaran pembelian bahan mentah
Telah diuraikan di muka bahwa anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun apabila total
kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai
berikut.
Persediaan akhir...................................................XX
Kebutuhan bahan mentah....................................XX +
Jumlah kebutuhan................................................XX
Persediaan awal...................................................XX _
Pembelian bahan mentah.....................................XX

Dalam anggaran pembelian bahan mentah dicantumkan


 Jenis bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi
 Jumlah yang harus dibeli
 Harga per satuan bahan mentah
Dengan mencantumkan harga per satuan bahan mentah, maka dapat dihitung jumlah uang
yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian bahan mentah.

3. Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan mentah dan anggaran pembelian bahan
mentah di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan
mentah selalu diperhitungkan.
Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang
berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat
dikelompokkan menjadi:
 Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
 Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).

Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk produksi
adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula
diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”.
Dengan kata lain, penilaian bahan mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan
waktu pembeliannya. Sebaliknya dalam kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang
masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan mentah yang
digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan
pemasukannya.
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang dipilih. Hal
ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah dan anggaran biaya
bahan mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor perbedaan harga dari waktu ke
waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari waktu ke waktu, dan ini perlu
diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan yang dipakai untuk
produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan
mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.
Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung
pada beberapa faktor, seperti :
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat dalam Anggaran
produksi)
b. Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock (persedian besi)
c. Besarnya pembelian yang ekomomis
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
f. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak

Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam anggaran persediaan bahan mentah perlu diperincikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis bahan mentah yang digunakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
d. Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan

4. Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis Digunakan


Tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini
disebabkan karena dua hal, yakni:
 Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
 Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan bahan mentah.
Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung nilainya.
Rencana besarnya nilai bahan mentah yang habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri di sebut anggaran biaya bahan mentah yang habis
digunakan.
Manfaat disusunnya anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan antara lain
adalah:
 Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan
perusahaan.
 Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah.
Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan
Dalam anggaran ini standart penggunaan bahan mentah masi diperhatikan, tetapi tidak
dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah.
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal :
a. Jenis bahan mentah yang diguanakan
b. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
c. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
d. Nilai masing-masing bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
e. Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan mentah
f. Waktu penggunaan bahan mentah

Fungsi Perencanaan, Koordinasi, dan Pengawasan pada Anggaran-Anggaran Bahan


Mentah
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan barang mentah, persediaan bahan
mentah dan pembeliaan bahan mentah merupakan alat perencana bagi perusahaan. Dalam
anggaran-anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan penggunaan bahan mentah pada waktu mendatang.
Dilain pihak anggaran bahan mentah berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kebutuhan
bahan mentah dengan tingkat persediaan dan kebutuhan bahan mentah. Koordinasi antara tiga
faktor ini sangat perlu diperhatikan agar tidak menghambat kelancaran produksi. Anggaran
bahan mentah berfungsi pula sebagai alat pengawasan. Sebagai pelengkap fungsi pengawasan
maka disusun laporan pengawasan, yang menunjukan perbandingan antara rencana dengan
realisasi daripada pembelian bahan mentah dan penggunaan bahan mentah.
1. Laporan Pelaksanaan Tentang Pembelian Bahan Mentah
Laporan ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui perbandingan dan penyimpangan
yang terjadi.
2. Laporan Pelaksanaan Tentang Pemakaian Bahan Mentah
Disini dilihat perbandingan antara rencana dan realisasi penggunaan bahan mentah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Induk anggaran adalaha sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan keseluruhan
rencana bisnis bagi keseluruhan perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu tahun atau
kurang.
Terdapat tiga ancangan dasar terhadap anggaran, yaitu:
1. Anggaran incremental
2. Penganggaran static
3. Penganggaran fleksibel
Proses penganggaran bermula dari prakiraan penjualan,yang menetapkan taksiran
penjualan dan harga jual per unit. Prakiraan penjualan, yang disusun oleh manajer penjualan
didasarkan pada analisis kondisi ekonomi secara umum, tren industry, dan prospek perusahaan.
Dari sinilah anggaran penjualan disusun. Berikutnya, anggaran produksi disusun berdasarkan
prospek penjualan dan tingkat persediaan yang dikehendaki. Anggaran produksi dan anggaran
penjualan menjadi landasan yang dipakai untuk menyusun anggaran-anggaran bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrikasi, persediaan akhir barang jadi,dan overhead
pabrikasi. Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam laporan
laba rugi dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam
anggaran kas dan neraca dianggarkan.

B. Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
manfaat dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi
positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang
anggaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 1995. Anggaran Perusahaan 1. Edisi 3, Cetakan
kedelapan. Yogyakarta : BPFE UGM.

Apandi Nasehatun. 1999. Budget & Control : Sistem Perencanaan dan Pengendalian Terpadu.
Konsep dan Penerapan. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Grasindo.

Ellen Christina dkk.2002.Anggaran Perusahaan.Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Munandar.1998. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan


Kerja. Edisi 1, Cetakan keduabelas. Yogyakarta : BPFE UGM

http://tugas-makalah-skripsi.blogspot.com/2016/10/anggaran-produksi.html?m=1

http://managing-people-for-improvement.blogspot.com/2013/06/anggaran-bahan-mentah.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai