Perencanaan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain
dengan program budget. Sebagian besar dari program budget berisi taksiran penghasilan
yang akan diperoleh dan biaya-biaya yang akan terjadi untuk memperoleh penghasilan
tersebut dan akhirnya menunjukkan laba yang akan dicapai.
Aplikasi dari analisis break even hanya akan terwujud apabila memenuhi kondisi
tertentu yaitu ; adanya out put (penjualan), adanya biaya tetap, dan adanya biaya variabel,
yang bertitik tolak dari konsep pemisahan biaya (direct costing system).Setelah
memenuhi ketiga kondisi diatas analisis break even dapat dilakukan sehingga dapat
memberikan manfaat dan kegunaan. Adapun kegunaannya yaitu :
a. Secara Umum
Dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara
volume penjualan, biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level
penjualan tertentu.
b. Secara khusus, membantu pimpinan dalam mengambil keputusan tentang :
1. Jumlah penjualan minimal yang hams dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 6
Biaya-Biaya Dalam BEP
Biaya Varibel (Varible Cost = VC )
Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan proses pengeluaran out
put (produksi) suatu produk, dimana besar atau kecilnya jumlah biaya ini berkaitan
langsung out put (produksi) yang dilakukan. Semakin besar volume produk yang dihasilkan
semakin besar pula jumlah biaya variabelnya. Yang termasuk kedalam biaya
variabel ini adalah ; 1) biaya/harga bahan material yang digunakan dalam produksi, 2)
upah tenaga kerja yang langsung mengerjakan proses produksi untuk menghasilkan out
put (produk) yang diinginkan.
Cost Cost
VC FC
Sales Sales
Variable cost : Fixed cost :
- Biaya bahan baku - Biaya tidak langsung
- Biaya tenaga kerja - Gaji pimpinan, sewa, bunga
- Biaya bahan penolong
Cost
Semi variabel
Biaya variabel
Biaya tetap
Sales
Biaya semi variabel :
- Biaya salesman
- Biaya / gaji mandor
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 8
- Biaya listrik, air, telepon
Menentukan Break Even Poin
Dalam menentukan break even poin secara umum dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu :
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 (𝑄) =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 − 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑏𝑒𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
1−
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Sales minimal maksudnya adalah berapa jumlah penjualan yang harus dilakukan
untuk mendapatkan laba yang diinginkan.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 9
Marginal income ratio (MIR) adalah ratio antara marginal income dengan
hasil penjualannya, sedangkan marginal income adalah selisih antara hasil
penjualan dengan biaya variabel.
Biaya variabel untuk setiap rupiah penjualan dapat dihitung dari (total biaya variabel
dibagi total penjualan). Apabila hasil dari perhitungan ini dikurangkan dari 1 maka
akan diperoleh Contribution Margin Ratio = CMR).
Rp (000)
800
700 LABA
600 BEP
500 Biaya variabel
400
300 RUGI Biaya Total
200 Biaya tetap
100
10 20 30 40 50 60 70 80 Q
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 11
Kasus :
Dari persoalan diatas dapat ditentukan BEP dalam rupiah dan BEP dalam unit
sebagai berikut :
360.000
𝐵𝐸𝑃𝑢𝑛𝑖𝑡 (𝑄) = = 60.000 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑅𝑝 10 − 𝑅𝑝 4
360.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 = = 𝑅𝑝 600.000
400.000
1 − 1.000.000
360.000 + 120.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 = = 𝑅𝑝 800.000
400.000
1−
1.000.000
b. Harga jual perunit turun menjadi Rp 8 perunit, sementara biaya tetap dan biaya
variabel adalah dalam keadaan tetap.
360.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 = = 𝑅𝑝 720.000
400.000
1 − 800.000
c. Biaya variabel perunit naik menjadi Rp 5, sementara biaya tetap dan harga jual
perunit adalah tetap.
360.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 = = 𝑅𝑝 720.000
500.000
1 − 1.000.000
d. Biaya tetap naik Rp 120.000, biaya variabel perunit Rp 4, harga jual turun menjadi
Rp 8, tapi unit penjualan naik sebesar 20 %.
360.000 + 120.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎 = = 𝑅𝑝 960.000
480.000
1 − 960.000
1.200.000 − 960.000
𝑀𝑂𝑆 = 𝑥 100 % = 20 %
1.200.000
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 16
Dari persoalan-persoalan yang telah dibahas diatas dalam penentuan BEP rupiah atau
BEP unit hubungannya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut :
Rp (000)
800
700 LABA
600 BEP
500 Biaya variabel
400
300 RUGI Biaya Total
200 Biaya tetap
100
10 20 30 40 50 60 70 80 Q
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 17
3. Daftar Laba/Rugi dari PT. Sanngar diperoleh data sebagai berikut :
Penjualan 1.000 unit @ Rp 2.400 Rp. 2.400.000
Biaya bahan yang digunakan Rp 400.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 400.000
Biaya overhead (50% biaya tetap) Rp 480.000
Biaya operasi (50% biaya variabel) Rp 320.000
Total biaya Rp. 1.600.000
Laba dari operasi Rp 800.000
Pendapatan lain-lain (other income) Rp 400.000
Biaya lain-lain (other expense) Rp 200.000
Jumlah Rp 200.000
Net profit Rp 1.000.000
Dari data tersebut hitunglah :
a. BEP tanpa memperhitungkan other income / other expense. Dan BEP dengan
memperhitungkan other income dan other expense
b. Margin of safety
c. Bila produksi bertambah 200 unit, dengan harga jual Rp 2.400, dan biaya tetap
naik sebesar Rp 120.000, tentukan BEP-nya
d. Penjualan minimal bila profit margin diinginkan 30 %
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 18
Jawab
Total biaya tetap = 50 % (Rp 480.000) + 50 % (Rp 320.000)
= 240.000 + 160.000
= Rp 400.000
400.000
𝐵𝐸𝑃 = = 𝑅𝑝 800.000
1.200.000
1 − 2.400.000
400.000 − 200.000
𝐵𝐸𝑃 = = 𝑅𝑝 400.000
1.200.000
1−
2.400.000
a. Margin of Safety
MOS tanpa income/other expense
2.400.000 − 800.000
𝑀𝑂𝑆 = 𝑥 100 % = 66,6 %
2.400.000
2.400.000 − 400.000
𝑀𝑂𝑆 = 𝑥 100 % = 83,3 %
18/03/2020 2.400.000 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 19
a. BEP
400.000 + 120.000
𝐵𝐸𝑃 = = 1.040.000
1.200 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 1.200
1−
1.200 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 2.400
Pembuktian :
Penjualan = Rp 2.600.000
Biaya tetap = Rp 1.000.000
Biaya variabel (50% Rp 2.600.000) = Rp 1.300.000
Biaya total = Rp 1.820.000
Profit = Rp 780.000
Barang B
Penjualan 2.500 unit @Rp 800 = Rp 2.000.000
Biaya tetap = Rp 1.000.000
Biaya variabel (@Rp320 x 2.500) = Rp 800.000
Biaya total = Rp 1.800.000
Profit = Rp 200.000
1.000.000 + 1.000.000
𝐵𝐸𝑃𝑚𝑖𝑥 = = 3.076.923
600.000 + 800.000
1−
2.000.000 + 2.000.000
b. Meningkatkan 25 %
Barang A = 25 % x 2.000 unit = 500 unit, maka 2.000 + 500 = 2.500 unit
Penjualan barang A = 2.500 unit @Rp 1.000 = Rp 2.500.000
Penjualan barang B = Rp 2.000.000
Total penjualan = Rp 4.500.000
Biaya tetap = Rp 1.000.000
Biaya variabel @Rp 300 = Rp 750.000
Total biaya barang A = Rp 1.750.000
Barang 25 % x 2.500 unit = 625 unit, maka 2.500 unit + 625 unit = 3.125 unit
1.000.000 + 1.000.000
𝐵𝐸𝑃𝑚𝑖𝑥 = = 3.125.000
1.000.000 + 600.000
1−
2.500.000 + 2.000.000
Jawab :
a. 800.000 buku
𝐹𝐶 𝐹𝐶
800.000 buku = 𝑅𝑝 800−𝑅𝑝 600 = 𝑅𝑝 200
Pembuktian :
Penjualan = Rp 800.000.000
Biaya tetap = Rp 240.000.000
Biaya variabel (50% Rp 2.600.000) = Rp 400.000.000
Biaya total = Rp 640.000.000
Profit = Rp 160.000.000
b. BEP
18.000.000
𝐵𝐸𝑃𝑅𝑝 = = 72.000.000
66.000.000
1 − 88.000.000
Jawab :
Dalam keadaan BEP kondisi yang terjadi adalah : Total biaya = Total penjualan
BEP : Total Cost = Total Sales
Sales = Fixed Cost + Variable Cost
Variable Cost = Sales – Fixed Cost
Jadi biaya variabel adalah : VC = 2.000.000 - 1.200.000
= Rp 800.000
1.200.000 + 300.000
𝐵𝐸𝑃 = = 𝑅𝑝 2.500.000
800.000
1 − 2.000.000
Pembuktian :
Penjualan = Rp 2.500.000
Biaya tetap = Rp 1.200.000
Biaya variabel (40% Rp 2.500.000) = Rp 1.000.000
Biaya total = Rp 2.200.000
Profit = Rp 300.000
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 27
Sales Mix.
Dalam kenyataan banyak dijumpai bahwa penjualan produk yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan tidak terbatas hanya pada satu jenis produk saja, adakalanya
perusahaan menjual produknya lebih dari satu jenis produk yang dihasilkan. Berikut
dapat diuraikan analisis BEP perusahaan yang menjual lebih dari satu jenis produk :
1. Sebuah perusahaan memproduksi 2 jenis produk, dengan biaya tetap untuk kedua
jenis produk masing-masing Rp 100.000,-.
Produk Harga jual per unit Biaya variabel per unit
A 1.500 500
B 2.500 1.500
4.000 2.000
Tentukanlah jumlah dari masing-masing produk itu yang diprodusir untuk mencapai
titik break even.
Jawab :
100.000
𝐵𝐸𝑃𝐴,𝐵 = = 𝑅𝑝 200.000
2.000
1 − 4.000
Pembuktian :
Penjualan produk A = 300 unit @ Rp 1.000 = Rp 300.000
Penjualan produk B = 300 unit @ Rp 2.000 = Rp 6 0 0.000
= Rp 900.000
520.000
𝐵𝐸𝑃𝐴,𝐵 = = 𝑅𝑝 700.000 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
3.600
1 − 14.000
Pembuktian :
Penjualan produk A = 250 unit @ Rp 1.000 = Rp 250.000
Penjualan produk B = 150 unit @ Rp 3.000 = Rp 450.000
= Rp 700.000
Biaya tetap = Rp 520.000
Biaya variabel produk A = 250 unit x Rp 300 = Rp 75.000
produk B = 150 unit x Rp 700 = Rp 105.000
Total biaya = Rp 700.000
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 32
Laba / Rugi = nihil
4. Perusahaan Abadi baru saja dibuka, perusahaan itu mempunyai hak paten sebagai
distributor tunggal dan produk PT. ABC. Pada tahun pertama kapasitas produksi
perusahaan itu adalah 9.000 unit, dan jumlah inilah yang dianggap dapat dijual, data
biaya ialah :
Upah langsung Rp 1,5 per unit Bahan baku Rp 0,5 per unit
Biaya lainnya Rp 1 per unit Biaya tetap Rp 24.000 per tahun
Jika perusahaan itu mengharapkan keuntungan Rp 30.000 pada tahun pertama.
Berapakah harga jual produk itu.
Jawab :
Biaya variabel : Biaya lainnya Rp 1
: Bahan baku Rp 0,5
: Upah langsung Rp 1,5
Rp 3
Dari data tersebut diatas hitung berapa penjualan minimal bila laba yang diharapkan naik
200 % sedangkan unsur lainnya tetap.
200
𝑅𝑝 30.000 + 𝑥 𝑅𝑝 30.000 = 𝑅𝑝 90.000
100
24.000 + 90.000
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = = 𝑅𝑝 171.000
27.000
1 − 81.000
Penjualan minimal dalam unit = Rp 171.000 / Rp 9 = 19.000 unit.
Pembuktian :
Penjualan 19.000 unit @Rp 9 = Rp 171.000
Biaya tetap =Rp 24.000
Biaya variabel Rp 3 x 19.000 unit =Rp 57.000
Biaya total = Rp 81.000
Laba = Rp 90.000
Penjualan = Rp 82.000.000
Biaya tetap Rp 62.000.000
Laba usaha Rp 7.380.000
= Rp 69.380.000
Biaya variabel = Rp 12.620.000
62.000.000 + 7,5 %
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 =
86,6 %