Anda di halaman 1dari 17

Bagian 8

RESIKO DALAM INVESTASI


(investmen in risk)

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 1


Pengertian
Suatu usul investasi dikatakan mengandung resiko kalau investasi
tersebut mengandung kemungkinan menghasilkan arus kas senyatanya
yang menyimpang dari arus kas yang diharapkan.
Problem yang dihadapi para pembuat keputusan atau rencana proyek
yang usia ekonomisnya melebihi jangka waktu setahun atau jangka
panjang adalah masalah resiko dan ketidakpastian. Ketidak pastian
adalah kondisi yang dihadapi oleh seseorang, apabila masa yang akan
datang mengandung sejumlah kemungkinan peristiwa yang akan
terjadi yang tidak diketahui.
Suatu kondisi yang lebih realistis yang dihadapi oleh pimpinan
perusahaan adalah resiko. Jikalau dimasukan unsur resiko dalam
penilaian usul investasi berarti diberikan kemungkinan bagi proyek
investasi untuk mempunyai tingkat resiko yang berbeda sehingga
dapat mengubah corak resiko perusahaan secara keseluruhan.
Selanjutnya kalau suatu perusahaan akan menerima proyek investasi
tertentu yang mengandung resiko yang besar, para pemodal akan
menuntut imbalan yang lebih besar sebagai kompensasinya yaitu
dalam bentuk tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of
return) yang lebih besar
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 2
Resiko dari investasi bila mengacu kepada tingkat
pengembaliannya (rate of return) dapat dilihat dalam
dua bentuk yaitu ;
1) investasi beresiko tinggi,
2) invetasi beresiko rendah.
Investasi harus dapat mengestimasikan berapa
besarnya cash flow atau hasil (return) selama periode
tertentu, estimasi hasil (expected return) dart suatu
kegiatan investasi belum tentu sesuai dengan yang
diharapkan karena faktor-faktor tertentu seperti yang
dijelaskan yaitu resiko dan ketidak pastian. Berikut
adalah pola pengembalian investasi dalam situasi
ekonomi tertentu
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 3
Investasi beresiko tinggi
Gambar disebelah menunjukkan variasi cash
RoR flow tinggi yaitu pada keadaan ekonomi
40 %
buruk RoR hanya 10 %, pada keadaan
ekonomi sedang (stabil) RoR sebesar 25 %,
30 % dan pada keadaan ekonomi baik
25 % (menguntungkan) RoR sebesar 40 %. Berarti
perbedaan atau interval antara RoR terendah
10 % yaitu 10 % dengan RoR tertinggi yaitu 40 %
adalah sebesar 30 % kondisi ini disebut
investasi beresiko tinggi
Buruk Sedang Baik Situasi Ekonomi

Investasi beresiko rendah

RoR
Gambar disebelah menunjukkan variasi cash
20 % flow rendah yaitu pada keadaan ekonomi
buruk RoR hanya 15 %, pada keadaan
5% ekonomi sedang (stabil) RoR sebesar 17,5 %,
17,5 % dan pada keadaan ekonomi baik
(menguntungkan) RoR sebesar 20 %. Berarti
15 % perbedaan atau interval antara RoR terendah
yaitu 15 % dengan RoR tertinggi yaitu 20 %
adalah sebesar 5 % kondisi ini disebut
investasi beresiko rendah.
Buruk Sedang Baik Situasi Ekonomi

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 4


Menentukan Resiko Investasi
Berbagai cara atau pendekatan dalam memasukan
faktor resiko kedalam penilaian usul investasi
yaitu :
Resiko Yang Berdiri Sendiri.
Yaitu mengukur ketidak pastian keuntungan atau
arus kas proyek. Ada 5 metoda yang digunakan
untuk mengukur resiko ini yaitu ; 1) Analisis
Sensitivitas, 2) Analisis Mean Standard
Deviation, 3) Analisis Skenario, 4) Analisis
Simulasi Monte Carlo, 5) Analisis Pohon
Keputusan.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 5
Resiko Dalam Perusahaan.
Resiko dalam perusahaan atau corporate risk adalah kontribusi proyek terhadap
resiko total perusahaan atau, dengan kata lain dampak proyek terhadap variabilitas
arus kas perusahaan secara keseluruhan. Corporate risk merupakan fungsi dari ; 1)
deviasi standard proyek, 2) korelasi antara keuntungan proyek dengan keuntungan
perusahaan. Jika deviasi standard besar dan koefisien korelasinya positif, maka
corporate risk akan besar begitu juga sebaliknya. Corporate risk dapat dicari
dengan dua cara yaitu; 1) menggunakan rumus (σp/σf) r P.F. 2) meregresi
keuntungan proyek dengan keuntungan perusahaan (sebagai variabel bebas) untuk
memperoleh "characteristic line". Slope garis regresi ini adalah beta resiko dalam
perusahaan atau corporate risk. Dalam praktek sangat sulit untuk memperkirakan
distribusi penghasilan suatu proyek, sehingga sulit untuk mengkuantitatifkan
corporate risk, kecuali secara subjektif.

Resiko Dalam Pembuatan Keputusan Penganggaran Modal.


Pada dasarnya ada dua metoda untuk memasukan pertimbangan resiko dalam
keputuan penganggaran modal yaitu : 1) Metoda Certainty Equivalent (CE),
2) Metoda Risk Adjusted Discount Rate (RADR). Dalam pembahasan
selajutnya hanya sebagian yang dapat diuraikan dari seluruh metode yang
yang diuraikan diatas seperti : 1) Sensitivitas, 2) Mean Deviasi Standard, 3)
Probabilitas, 4) Equivalent Certainty, 5) Tingkat disconto

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 6


Analisis / metode yang dibahas
Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)

Analisis sensitivitas adalah suatu tehnik yang menunjukkan perubahan


pada NPV jika terjadi perubahan pada suatu variabel yang mempengaruhi
NPV (variabel input), sedangkan variabel lain dianggap tetap.
Analisis ini dimulai dengan memperkirakan nilai yang dipakai untuk
menghitung NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya-biaya dan biaya
modal.
Dalam hal ini juga sebagai analisis simulasi dengan cara mengubah-ubah
variabel penyebab. Arus kas suatu proyek sangat dipengaruhi oleh
berbagai variabel, misalnya market size, market share, jumlah produk
yang terjual, harga jual perunit, biaya variabel perunit, jumlah biaya tetap
dan sebagainya. Makin besar market size market share, jumlah unit yang
terjual, kenaikan harga jual perunit, demikian pula menurunnya variabel
per unit makin kecilnya jumlah biaya tetap mempunyai pengaruh yang
menguntungkan bagi proyek.
Sedangkan hal sebaliknya dapat terjadi dan memperkecil arus kas neto.

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 7


Dengan analisis kepekaan diharapkan manajer keuangan dapat menilai kembali
estimasi arus kas suatu proyek yang telah disiapkan, untuk mengetahui sampai
seberapa jauh tingkat kepekaan arus kas dipengaruhi oleh berbagai perubahan
dari masing-masing variabel penyebab. Perhatian perlu dipusatkan pada
variabel-variabel yang pengaruhnya besar terhadap perubahan arus kas dan
NPV, Dengan demikian analisis sensitivitas atau analisis kepekaan adalah
analisis yang paling sederhana.
Contoh soal
Dari sebuah perusahaan diperoleh hasil perhitungan rate of return Assets A
dan Assets B dengan investasi masing-masing Rp 20.000.000 sebagai berikut :

Jawab :
Assets A Assets B
Investasi 20.000.000 20.000.000
Estimasi RoR :
Kondisi pesimistis 12 % 6%
Kondisi paling mungkin 14 % 14 %
Kondisi optimis 16 % 22 %
Range (12 % dan 16 % = 4% ) ( 6 % dan 22 % = 16 %)
Dari hasil perhitungan diatas range dari RoR :
Assets A adalah 4 %
Assets B adalah 16 %
Berdasarkan perhitungan Assets yang dipilih adalah Assets A karena resiko lebih
rendah.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 8
Suatu usul investasi membutuhkan biaya sebesar Rp 160.000 dengan umur penggunaan
(ekonomis) selama 8 tahun. Setelah mempelajari berbagai aspek yang relevan oleh
staf dapatlah disusun estimasi arus kas sebagai berikut :

Jawab :
Estimasi Arus Kas Per Tahun
Perkiraan Tahun 0 Tahun 1-8
Rp 160.000
a. Penjualan (100.000 unit) Rp.100.000
b. Biaya variabel Rp 30.000
c. Biaya tetap (tidak termasuk depresiasi) Rp 30.000
d. Depresiasi Rp 20.000
e. Laba sebelum pajak Rp 20.000
f. Pajak 30 % Rp 6.000
g. Laba neto Rp 14.000
Arus kas neto ( d + g) Rp 34.000
Bila keuntungan yang diisyaratkan atau tingkat diskonto sebesar 10 %.
Berapa besarnya NPV proyek tersebut.

Jawab :
Cara I
1
1−
( 1 + 0,1 )8
𝑁𝑃𝑉 = −160.000 + 34.000 = 𝑅𝑝 21.390
0,1

Cara II
PVIFA 8th, 10% = -160.000 + (34.000 x 5,3349)
= Rp 21.387

Oleh karena proyek tersebut menghasilkan NPV positif maka selayaknya


usul investasi diterima. Selanjutnya manajer keuangan ingin men getahui
bagaimana pengaruhnya terhadap NPV proyek bila terjadi perubahan variabel penting.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 9
Analisis Mean Deviasi Standard.
Analisis mean deviasi standard mengasumsikan bahwa arus kas bersifat
independen dari waktu kewaktu, atau arus kas periode 1 tidak berhubungan
dengan arus kas periode 2 dan seterusnya. Analisis ini juga membentuk suatu
distribusi probabilitas untuk NPV, kemudian menghitung probabilitas untukNPV
tertentu (misalnya, probabilitas bahwa NPV proyek = 0, probabilitas bahwa NPV
proyek 10.000 dan seterusnya.
Mean standard deviasi merupakan pendekatan yang paling langsung
memasukkan unsur resiko kedalam kriteria keputusan yang menggunakan
konsep present value. Dalam pendekatan ini tidak digunakan point estimate
(angka tunggal) untuk setiap arus kas tahunan. Melainkan menggunakan "mean"
dari distribusi probabilitas arus kas setiap tahunnya. Probabilitas dapat diartikan
sebagai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa diantara kejadian seluruhnya
yang mungkin terjadi, atau perbandingan frekwensi kejadian dengan kejadian
seluruhnya. Kalau resiko dihubungkan dengan distribusi probabilittas arus kas
yang mungkin terjadi, dapat dikatakan bahwa makin besar penyebaran nya
berarti makin besar resikonya.

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 10


Contoh soal
PT. Regulator memberikan data-data usulan investasi sebagai berikut :
Proyek A Proyek B
Probabilitas Arus kas Probabilitas Arus kas
0,10 3.000 0,10 2.000
0,20 3.500 0,20 3.000
0,40 4.000 0,40 4.000
0,20 4.500 0,20 5.000
0,10 5.000 0,10 6.000
Distribusi probabilitas arus kas dari kedua proyek tersebut dapat
digambarkan dengan histogram sebagai berikut :
Perbandingan dua usul investasi
Perbandingan dua usul investasi

Probabilitas
Probabilitas
kejadian
kejadian
0,40
0,40
0,30 0,30
Usul proyek A Usul proyek A
0,20 0,20

0,10 0,10

1000 2000 3000 4000 5000 Arus kas (Rp) 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Arus kas (Rp)
Dari gambar tersebut diatas tampak bahwa penyebaran arus kas proyek B lebih besar dari proyek A,
meskipun arus kas yang paling besar kemungkinannya terjadi adalah sama untuk kedua proyek itu
yakni Rp4.000,-. Kalau resiko dihubungkan dengan distribusi probabilitas arus kas dari kedua proyek
tersebut dapat diartikan bahwa proyek B mempunyai resiko yarig lebih besar dari pada proyek A. Oleh
karena itu lebih disukai proyek A dibandingkan dengan proyek B.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 11
Alat pengukur penyebaran yan g k o n v en si on al ad al ah st an d ard d evi as i,
yan g s ecara m at em atik a d ap at dinyatakan sebagai berikut:

𝜎 = ( 𝐸𝑖 − 𝐸 )2 (𝑃𝑖 )
𝑖=1

Dimana :
Ei = Hasil yang diperoleh pada kasus ke i
𝐸 = Nilai rata-rata hasil yang diharapkan
Pi = Probabilitas untuk memperoleh hasil pada kasus ke i
n = Frekwensi penerimaan basil
Rumus diatas digunakan jika hubungan antara tingkat probabilitas dengan hasil
yang diestimasikan dapat diketahui.

𝑛
𝐸𝑖 − 𝐸 )2
𝑖=1(
𝜎 =
𝑛
Rumus ini digunakan jika tingkat probabilitas untuk memperoleh basil tertentu
tidak diketahui. Apabila standard deviasi merupakan ukuran penyebaran yang
dinyatakan secara absolut, maka ukuran penyebaran yang dinyatakan secara relatif iala
disebut "koefisien variasi" (coefficient of variation). Rumus dari koefisien variasi
sebagai berikut :
𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝜎
𝐶𝑉 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶𝑉 =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝐸

Sedangkan untuk menyatakan expected value (nilai/hasil yang diharapkan) atau


mean dari distribusi probabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝑛

𝐸 = 𝐸𝑖 𝑥 𝑃𝑖
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si
𝑖=1 -- STIE Riau -- 2020 12
Dengan soal yang sama, PT. Regulator memberikan data-data usulan
investasi sebagai berikut :

Proyek A Proyek B
Probabilitas Arus kas Probabilitas Arus kas
0,10 3.000 0,10 2.000
0,20 3.500 0,20 3.000
0,40 4.000 0,40 4.000
0,20 4.500 0,20 5.000
0,10 5.000 0,10 6.000

Dari data tersebut hitunglah :


a. Expected value dari distribusi probabilitas proyek A dan proyek B
b. Standard deviasi dari proyek A dan proyek B
c. Koefisien variasi dari proyek A dan proyek B
d. Berikan kesimpulan usul investasi mana yang dipilih.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 13
Jawab :

a. Expected value dari distribusi probabilitas proyek A dan proyek B


𝐸 a = 0,10 (3000) + 0,20 (3500) + 0,40 (4000) + 0,20 (4500) + 0,10 (5000) = 4000
𝐸 b = 0,10 (2000) + 0,20 (3000) + 0,40 (4000) + 0,20 (5000) + 0,10 (6000) = 4000
b. Standard deviasi dari proyek A dan proyek B
σa = [ 0,10 (3000 – 4000)2 + 0,20 (3500 – 4000)2 + 0,40 (4000 – 4000)2 + 0,20
(4500 – 4000)2 + 0,10 (5000 – 4000)2]0,5
= (300.000)0,5
= 548
σb = [ 0,10 (2000 – 4000)2 + 0,20 (3000 – 4000)2 + 0,40 (4000 – 4000)2 + 0,20
(5000 – 4000)2 + 0,10 (6000 – 4000)2]0,5
= (1.200.000)0,5
= 1095
c. Koefisien variasi dari proyek A dan proyek B
CV a = σa /𝐸 a = 548 / 4000 = 0,14
CV b = σb /𝐸 b = 1095 / 4000 = 0,27
d. Berikan kesimpulan usul investasi mana yang dipilih
Dari perhitungan diatas tampak bahwa standard deviasi proyek B lebih besar dari
pada standard deviasi proyek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proyek
A lebih disukai dari pada proyek B. Berhubung koefisien variasi proyek B lebih
besar dari pada proyek A, berarti proyek B mempunyai resiko yang lebih besar
dari pada proyek A. Proyek A akan lebih disukai karena resikonya relatif lebih
kecil.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 14
Suatu perusahaan mempertimbangkan untuk menerima proyek X dan proyek Y
dengan data sebagai berikut :
Proyek X Proyek Y
Keadaan Probabilitas Cash inflow Probabilitas Cash inflow
Pesimistis 0,30 Rp 10 0,30 Rp 0
Paling mungkin 0,50 Rp 20 0,50 Rp 20
Optimis 0,20 Rp 40 0,20 Rp 60

Diminta :
a. Expected value dari distribusi probabilitas proyek X dan proyek Y
b. Standard deviasi dari proyek X dan proyek Y
c. Koefisien variasi dan proyek X dan proyek Y
d. Berikan kesimpulan usul investasi mana yang dipilih.
Jawab :
Terlebih dahulu dicari nilai 𝐸 yaitu nilai rata-rata yang diharapkan. 𝐸 masing-masing
proyek adalah :
a. Expected value masing-masing proyek
Proyek X
Probabilitas Cash inflow Nilai tertimbang
0,30 Rp 10 Rp 3
0,50 Rp 20 Rp 10
0,20 Rp 40 Rp 8
Rp 21
Proyek Y
Probabilitas Cash inflow Nilai tertimbang
0,30 Rp 0 Rp 0
0,50 Rp 20 Rp 10
0,20 Rp 60 Rp 12
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 15
Rp 22
Standard deviasi masing-masing proyek
Proyek X :
i Ei 𝐸 (Ei - 𝐸 ) (Ei - 𝐸 )2 Pi (Ei - 𝐸 )2 . Pi
1 10 21 -11 121 0,30 36,3
2 20 21 1 1 0,50 0,5
3 40 21 19 361 0,20 72,2
109

𝜎 = ( 𝐸𝑖 − 𝐸 )2 (𝑃𝑖 ) = 109 = 𝑅𝑝 10,44


𝑖=1

Proyek Y :
i Ei 𝐸 (Ei - 𝐸 ) (Ei - 𝐸 )2 Pi (Ei - 𝐸 )2 . Pi
1 0 22 22 484 0,30 145,2
2 20 22 -2 4 0,50 2
3 60 22 38 1.444 0,20 288,8
436

𝜎 = ( 𝐸𝑖 − 𝐸 )2 (𝑃𝑖 ) = 436 = 𝑅𝑝 20,88


𝑖=1

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 16


Koefisien variasi masing-masing proyek :
CV x = σ /𝐸 = 10,44 / 21 = 0,497
CV y = σ /𝐸 = 20,88 / 22 = 0,949

Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan standard deviasi kedua proyek tersebut ternyata deviasi proyek X
lebih kecil dari deviasi proyek Y, dengan demikian berarti resiko proyek X lebih
rendah dari resiko proyek Y. Untuk koefisien vasiari untuk masing-masing proyek ;
proyek X sebesar 0,50 dan proyek Y sebesar 0,95. Jadi yang dipilih ber dasarkan
perhitungan baik deviasi maupun koefisien adalah proyek X.

18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 17

Anda mungkin juga menyukai