KONSEP LEVERAGE
Sales revenue
Cost of goods sold
Operating Leverage Gross profit
Operating expenses
Earning before interest and text
Interest
Earning before taxes
Taxes
Financial Leverage Earning after taxes
Prefered stock dividend
Earning available for common stockholders
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 4
Operating Leverage, Financial Leverage
Operating leverage berkenaan dengan hubungan antara
penerinaan dari penjualan dengan tingkat pendapatan
sebelum pembayaran bunga dan pajak (the firm's sales revenue
to its earning hefbre interest and taxes),
Financial leverage berkenaan dengan hubungan antara
pendapatan sebelum pembayaran bunga dan pajak (earning
before interest and taxes) dengan pendapatan yang tersedia
bagi para pemegang saham biasa atau sampai dengan
pendapatan per lembar saham ( earning per share).
Menurut Lucas. S ( 2002 : 233) bahwa operating leverage dapat
diartikan adalah kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan
perusahan. Operating leverage timbul karena perusahaan
menggunakan biaya operasi tetap. Dengan adanya biaya
operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan
perubahan yang lebih besar pada EBIT perusahaan.
EBIT naik sebesar Rp 24 yang berasal dari kenaikan penjualan sebesar Rp 360, dikurangi
kenaikan biaya variabel total sebesar Rp 36. Persentase perubahan EBIT dapat dilihat :
44 − 20
% 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎𝑎𝑛 = = 120 %
20
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 7
Analisis dalam operating leverage dapat juga dihitung dari Degree of Operating Leverage
(DOL), yaitu mengukur berapa persen EBIT berubah jika penjualan berubah 1 %. DOL
ditulis dalam rumus :
𝑆 − 𝑉𝐶 𝑄 (𝑃 − 𝑉)
𝐷𝑂𝐿 = =
𝑆 − 𝑉𝐶 − 𝐹𝐶 𝑄 𝑃 − 𝑉 − 𝐹
Dimana :
Q = out dalam unit
P = harga per unit
V = biaya variabel per unit
F = biaya tetap
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 8
Contoh soal :
1. Suatu perusahaan menjual barang dengan harga Rp 10 per unit. Biaya variabel Rp 5
per unit. Biaya tetap Rp 2.500. Penjualan yang dilakukan sekarang sebesar 1.000 unit.
Bagaimana efek dari perubahan penjualan terhadap EBIT bila penjualan turun menjadi 500
unit atau naik menjadi 1.500 unit.
Kasus I Kasus II
-50 % +50 %
-100 % +100 %
Kasus I : Penjualan berukrang sebesar 50 % yaitu dari 1.000 unit menjadi 500 unit,
akibatnya terjadi penurunan pada EBIT sebesar 100 %
Kasus II : Penjualan bertambah sebesar 50 % yaitu dari 1.000 unit naik menjadi
1.500 unit, akibatnya terjadi kenaikan pada EBIT sebesar 100 %
− 100 %
𝐷𝑂𝐿 = =2
−50 %
𝑆 − 𝑉𝐶 10.000 − 5.000
𝐷𝑂𝐿 = = =2
𝑆 − 𝑉𝐶 − 𝐹𝐶 10.000 − 5.000 − 2.000
Perusahaan A
Sales (unit) Sales revenue Total cost EBIT
80.000 160.000 136.000 24.000 P = Rp 2 / unit
FC = Rp 40.000
100.000 200.000 160.000 40.000 VC= Rp 1.20 / unit
Perusahaan B
Sales (unit) Sales revenue Total cost EBIT
80.000 160.000 140.000 20.000 P = Rp 2 / unit
FC = Rp 20.000
100.000 200.000 170.000 30.000 VC= Rp 1.5 / unit
Perusahaan C
Sales (unit) Sales revenue Total cost EBIT
80.000 160.000 140.000 20.000 P = Rp 2 / unit
FC = Rp 60.000
100.000 200.000 160.000 40.000 VC= Rp 1 / unit
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 10
Jawab :
DOL pada 80.000 unit
160.000 − 96.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐴 = = 2,7
196.000 − 96.000 − 40.000
160.000 − 120.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐵 = = 2,0
196.000 − 120.000 − 20.000
160.000 − 80.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐶 = = 4,0
196.000 − 80.000 − 60.000
Perubahan penjualan (dalam unit dari 80.000 menjadi 100.000 unit) persentasenya
100 .000 − 80.000
adalah = 80.000
𝑥 100 % = 25 %
40.000 − 24.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐴 = 𝑥 100 % = 67 %
24.000
Atau 25 % x 2,7 = 67 %
30.000 − 20.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐵 = 𝑥 100 % = 50 %
20.000
Atau 25 % x 2,0 = 50 %
40.000 − 20.000
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑎𝑎𝑛 𝐶 = 𝑥 100 % = 100 %
20.000
Atau 25 % x 4,0 = 100 %
Kesimpulan :
Semakin tinggi degree of operating leverage, semakin besar pengaruh yang diberikan
oleh perubahan out put terhadapDr.
18/03/2020 perubahan EBIT
Herispon, SE. M.Si atau
-- STIE keuntungan.
Riau -- 2020 11
1. Diketahui harga jual (P) per unit Rp 10, biaya variabel Rp 6 per unit, biaya tetap Rp
100.000. Berapa DOL pada penjualan sebesar Rp 300.000 atau 30 000 unit.
Artinya :
Pada saat penjualan sebesar Rp 300.000 atau 30.000 unit, jika penjualan naik 1 % ,
EBIT akan naik 6 kali atau 6 %. Jika penjualan turun 1 %, EBIT akan turun 6 kali
atau 6 %.
Atau dapat juga dikatakan financial leverage merupakan perbandingan antara total
hutang dengan seluruh dana atau aktiva dalam perusahaan (leverage factor).
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹
𝐷𝐹𝐿 =
𝑄 𝑃−𝑉 − 𝐹−𝐶
Dimana :
Q = unit penjualan
P = harga jual perunit
V = biaya variabel per unit
F = biaya tetap
C = biaya bunga
Untuk menghitung pendapatan per lembar saham digunakan rumus sebagai berikut :
𝐸𝐴𝑇
𝐸𝑃𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎
Dalam arti penggunaan modal asing atau penggunaan obligasi akan menimbulkan beban
tetap sekaligus mempengaruhi EPS.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 14
Contoh soal
1. Perusahaan "X" mengharapkan memperoleh EBIT pada tahun ini sebesar Rp 10.000.
Modal yang digunakan terdiri dari obligasi dengan bunga 5 % sebesar Rp 40 .000.
Saham preferen dengan deviden Rp 4 per share dari 500 lembar yang dimiliki.
Disamping itu juga memiliki 1.000 lembar saham biasa. Dari data tersebut dapat
dihitung efek terhadap EPS bila EBIT yang dihasilkan sebesar Rp 6.000, Rp 10.000,
dan Rp 14.000. Income tax yang harus dibayar 50 %.
Jawab :
Bunga obligasi 5 % x Rp 40.000 = Rp 2.000
Deviden untuk saham preferen = 500 lembar x Rp 4 = Rp 2.000
EPS pada berbagai level EBIT dapat dilihat dari tabel berikut :
Kasus I Kasus II
-40 % +40 %
-100 % +100 %
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 15
Kasus I : Penurunan laba sebesar 40 % yaitu dari Rp 10.000 menjadi Rp 6.000
menyebabkan turunnya EPS sebesar 100 % (menjadi Rp 0 dari Rp 2).
Kasus II : Pertambahan laba sebesar 40 % yaitu dari Rp 1.000 menjadi Rp 14.000
menyebabkan kenaikan EPS sebesar 100 (menjadi Rp 4 dari Rp 2).
Efek dari perubahan tersebut dapat dihitung dari DFL yaitu :
− 100 %
𝐷𝐹𝐿 = = 2,5 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎
−40 %
Bila EBIT turun 40 % maka terjadi perubahan pada EPS yaitu turun 2,5 (dua
setengah kali) perubahan EBIT yaitu 100 %. Atau sebaliknya ;
Bila EBIT naik 40 % maka terjadi perubahan pada EPS yaitu naik dua setengah kali
(2,5) perubahan EBIT yaitu 100 %.
𝑄 𝑃−𝑉 − 𝐹
𝐷𝐶𝐿 =
𝑄 𝑃−𝑉 – 𝐹−𝐶
Dimana :
Q = unit penjualan
P = harga jual perunit
V = biaya variabel perunit
F = biaya tetap
C = biaya bunga
Atau dapat juga dengan membuat perkalian langsung yaitu DOL x DFL = DCL
DOL DFL
𝑄 𝑃−𝑉 𝑄 𝑃−𝑉 − 𝐹
𝐷𝐶𝐿 = 𝑋
𝑄 𝑃−𝑉 – 𝐹 𝑄 𝑃−𝑉 – 𝐹−𝐶
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 18
Contoh soal
1. PT. X bekerja dengan modal Rp 40.000.000 yang terdiri dari 800.000 lembar saham
biasa. Pada tahun yang akan datang diharapkan EBIT sebesar Rp 8.000.000. Untuk
itu dip erluk an t amb ah an m odal Rp 10. 000.0 00. In com e t ax yan g ha rus
diperhitungkan adalah 50 %. Alternatif pembelanjaan yang dapat ditempuh adalah :
a. Mengeluarkan saham baru (emisi saham) dengan harga Rp 50 per lembar
b. Mengeluarkan obligasi dengan 8 %
Bagaimana efek dari kebijaksanaan pembelanjaan berdasarkan kedua alternative
tersebut.
Jawab.
Menjual Obligasi Emisi Saham
EBIT 8.000.000 8.000.000
Interest 8 % (Rp 10.000.000) 800.000 0
EBT 7.200.000 8.000.000
Pajak 50 % 3.600.000 4.000.000
EAT 3.600.000 4.000.000
Artinya : pada penjualan sebesar 4.000 unit atau Rp 400.000, jika penjualan naik 1 %
maka EPS akan naik sebesar 2,5 %.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 20
Indifference Point
Pada pembahasan DOL, DFL, dan DCL akan berkaitan dengan apa yang disebut
dengan indifference point. Kalau dalam penjualan sama dengan Break Even Poin (BEP).
Jadi indifference poin adalah BEPnya dalam pembahasan DOL, DFL, dan DCL tersebut.
Indifference poin adalah menunjukkan tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang
sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financing mix). Tingkat
indifference point dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
x= EBIT pada Indifference point
c= Bunga obligasi dalam rupiah
t= Pajak perseroan
S1= Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau hanya menjualan saham biasa
S2= Jumlah lembar saham yang beredar kalau menjual saham biasa dan obligasi
bersama-sama.
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 21
Catatan
a. Formula indifference point diatas berlaku bila sebelum tambahan dana,
perusahaan belum memiliki obligasi.
b. Bila sebelumnya perusahaan sudah memiliki obligasi maka rumus tersebut diatas
diadakan penyesuaian yaitu :
(𝑥 − 𝑐1 ) ( 1 − 𝑡 ) 𝑥 − 𝑐2 ( 1 − 𝑡 )
𝐼𝑃 = =
𝑆1 𝑆2
Dimana :
C1 = bunga obligasi yang sudah ada
C2 = bunga obligasi yang sudah ada ditambah bunga obligasi yang baru
Jawab
Jumlah lembar saham biasa sebelum adanya tambahan modal = Rp 40.000.000 - Rp
15.000.000 = Rp 25.000.000. (Rp 25.000.000: Rp 50 = 500.000 lembar) atau S 2
Jumlah lembar saham biasa setelah adanya tambahan modal = 500.000 lembar + (Rp
10.000.000 : Rp 50) = 700.000 lembar (S1)
Bunga obligasi lama = 8 % x Rp 15.000.000 = Rp 1.200.000 c1
Bunga obligasi bane = 8 % x Rp 10.000.000 = Rp 800.000
Jumlah bunga obligasi yang lama dan yang baru = Rp 2.000.000 c2
Pembuktian :
Alternatif I Alternatif II
Emisi Saham Obligasi
EBIT 4.000.000 4.000.000
Interest 8% 1.200.000 2.000.000
EBT 2.800.000 2.000.000
Pajak 50 % 1.400.000 1.000.000
EAT 1.400.000 1.000.000
Jumlah lembar saham biasa 700.000 500.000
EPS 1.400.000 / 700.000 1.000.000 / 500.000
Rp2 Rp2
18/03/2020 Dr. Herispon, SE. M.Si -- STIE Riau -- 2020 26
Alternatif II : Penggunaan saham biasa dengan saham preferen
Jawab :
1 1
. ( 5% 𝑥 𝑅𝑝 1.600.0000 = 𝑥 𝑅𝑝 80.000 = 𝑅𝑝 160.000
( 1 − 0,5 ) 0,5
Pembuktian :
Alternatif I Alternatif II
Saham preferen dengan Saham biasa
Saham biasa