Anda di halaman 1dari 12

JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 37

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP


RENTABILITAS EKONOMI PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)
DI KABUPATEN SUKABUMI

INFLUENCE OF TURNOVER IN CASH AND RECEIVABLES TURNOVER OF


PROFITABILITY OF ECONOMIC COOPERATION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
EMPLOYEES (KPRI) IN THE DISTRICT SUKABUMI

F.F. Permata
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda
E-mail :Fisca.Frinca@unida.ac.id

ABSTRACT

The aim of this research is to know the influence of cash turn over and receivable turn over
to earning power in Employee’s Cooperation of Republic Indonesia (KPRI) at regency
Sukabumi. The population of this research is 36 accounting report in 2007 to 2011 years of
KPRI. The sample is taken by using purposive sampling techniques from 6 accounting
report. In this research, using 2 variables which the cash turn over as independent variable
and earning power as dependent variable. Analysis technique data which is used in this
research is double liner regression analysis. The result of this research by simultaneous
and partial, there is influence cash turn over and receivable turn over to earning power in
KPRI at regency of Sukabumi.

Keywords : Cash Turn Over, Receivable Turn Over, Earning Power.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran kas dan perputaran
piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
di Kabupaten Sukabumi.Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun
2007-2011 Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten Sukabumi yaitu 36
KPRI.Sampel yang diambil adalah laporan keuangan KPRI berjumlah 6 KPRI.Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.Adapun variabel dalam penelitian ini
adalah perputaran kas dan perputaran piutang sebagai variabel bebas serta rentabilitas
ekonomi sebagai variabel terikat.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda.Hasil penujian secara simultan dan parsial terdapat
pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomi pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten Sukabumi.

Kata Kunci: Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Rentabilitas Ekonomi


38 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

PENDAHULUAN koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai


Perkembangan bidang perekonomian pengguna jasa koperasi.Meskipun
di Indonesia pada era reformasi ini, tidak demikian, sepanjang tidak kepentingannya,
terlepas dari peranan koperasi sebagai koperasi dapat pula memberikan
penggerak ekonomi rakyat. Koperasi pelayanan kepada bukan anggota sesuai
adalah suatu bentuk kerjasama dalam dengan sifat kegiatan usahanya dengan
bidang perekonomian, dimanakerja maksud untuk menarik yang bukan
samatersebut diadakan individu atau anggota menjadi anggota.
kelompok, karena adanya kesamaan Melihat perkembangan dunia usaha
kebutuhan hidup mereka. individu atau yang banyak bermunculan dan tumbuh
kelompokini bersama-sama mengusahakan dengan semakin cepat, hal ini ditandai
kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang dengan semakin meningkatnya suatu
bertalian dengan perusahaan ataupun persaingan usaha yang kompetitif.
rumah tangga mereka. Koperasi bertujuan Menghadapi persaingan tersebut, koperasi
untuk meningkatkan kesejahteraan harus dapat mengoptimalkan sumber daya
anggota pada khususnya, dan masyarakat yang dimilikinya dan harus mampu untuk
pada umumnya. Agar dapat mencapai menciptakan atau meningkatkan nilai
tujuan tersebut koperasi melakukan usaha- koperasi serta mampu untuk mengelola
usaha sebagaimana badan usaha lain yang faktor-faktor yang ada dalam koperasi
bermanfaat dan menguntungkan para secara efektif dan efisien untuk
anggotanya, baik sebagai produsen kemakmuran anggotanya. Untuk mengukur
maupun sebagai konsumen melalui suatu keberhasilan perusahaan dalam upaya
organisasi atau perkumpulan sebagai mewujudkan operasi perusahaan yang
bentuk kerja sama. efisien dalam menghasilkan laba, tidak
Koperasi merupakan badan usaha hanya dilihat dari besar kecilnya jumlah
yang sesuai dengan demokrasi ekonomi laba yang diperoleh, tetapi dapat dilihat
dan menjadi sokoguru perekonomian dari rentabilitasnya. Keberadaan laba yang
perekonomian nasional, bersama-sama besar belum cukup mencerminkan tingkat
dengan sektor BUMN dan sektor swasta. keberhasilan suatu badan usaha tanpa
Pernyataan ini sejalan Undang-Undang disertai tingkat rentabilitas yang rendabel
Nomor 25 Tahun 1992 tentang (modal yang digunakan untuk
perkoperasian yang berisi mengenai menghasilkan laba sangat efisien).
karakteristik lain dari koperasi terlihat dari Rentabilitas bagi koperasi merupakan
fungsi dan perannya diantaranya adalah : masalah yang lebih penting dari pada
membangun dan mengembangkan potensi masalah laba (SHU). Berapapun besarnya
dan kemampuan ekonomi anggota pada jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) belumlah
khususnya, danmasyarakat pada umumnya merupakan ukuran bahwa koperasi
untuk meningkatkan kesejahteraan mampu bekerja dengan baik. Sedangkan
ekonomi dan sosialnya. rentabilitas menyangkut suatu kemampuan
Koperasi merupakan kepentingan koperasi dengan keseluruhan modal yang
bersama dari para anggotanya. Hal ini bekerja didalamnya untuk menghasilkan
dicerminkan berdasarkan karya dan jasa laba. Hal ini dapat dimengerti, karena rasio
yang di sumbangkan oleh masing-masing antara laba usaha dengan modal yang
anggota. Jadi, partisipasi anggota dalam digunakan menunjukan rentabilitas yang
kegiatan koperasi serta hasil yang dicapai dapat digunakan untuk mengukur
tergantung dari besar kecilnya karya dan penggunaan dana. Laba yang di
jasanya. Karakteristik utama yang perhitungkan adalah laba yang berasal dari
membedakan koperasi dengan badan usaha dengan memperhatikan jumlah
usaha lain adalah bahwa anggota koperasi modal kerja yang tersedia. Tingkat
memiliki identitas ganda, yaitu anggota perputaran kas dan piutang yang tinggi
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 39

menunjukkan bahwa koperasi dapat adalah tidak kurang dari 5% sampai 10%
memaksimalkan rentabilitasnya. dari jumlah aktiva lancar. Dalam
Menurut Riyanto (2008) menyatakan pengelolaan kas sering terjadi adanya
bahwa ada dua cara dalam penilaian pengangguran uang kas yang berlebihan.
rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan Uang kas yang tersedia tidak dipergunakan
rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas secara maksimal untuk kegiatan operasi
ekonomi adalah perbandingan antara laba perusahaan, sehingga mengurangi tingkat
usaha dengan modal sendiri dan modal laba yang diharapkan dapat tercapai pada
pinjaman yang digunakan untuk periode berjalan.Dengan mengetahui
menghasilkan laba tersebut dan tingkat perputaran kas, maka dapat
dinyatakan dalam prosentase. Modal yang diketahui tingkat efektivitas penggunaan
diperhitungkan untuk menghitung modal kerja kas yang bersangkutan.
rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang Piutang sebagai bagian dari modal
bekerja di dalam perusahaan (operating kerja, yang keberadaanya akan selalu
capital). Demikian pula laba yang berputar, dalam arti piutang tersebut akan
diperhitungkan untuk menghitung tertagih pada saat tertentu. Periode
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang perputaran piutang tergantung pada
berasal dari operasi perusahaan yaitu laba panjang pendeknya ketentuan waktu yang
usaha (net operating income).Sedangkan dipersyaratkan dalam syarat pembayaran
rentabilitas modal sendiri adalah kredit.Sehingga semakin lama syarat
kemampuan suatu perusahaan dengan pembayaran kredit berarti semakin lama
modal sendiri yang bekerja didalamnya terikatnya modal kerja dalam piutang,
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, sebalikya semakin pendek syarat
2008). Rentabilitas yang dimaksud dalam pembayaran kredit berarti semakin pendek
penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi, tingkat terikatnya modal kerja dalam
karena pada sebagian besar KPRI di piutang. Dengan mengetahui tingkat
Kabupaten Sukabumi menggunakan modal perputaran piutang, maka akan diketahui
sendiri dan modal pinjaman untuk tingkat efektivitas modal kerja yang
menjalankan usahanya (modal kerja). tertanam dalam piutang.
Modal kerja dalam koperasi selalu Koperasi Pegawai Republik Indonesia
berputar. Perputaran modal kerja berbeda dengan koperasi lainnya, karena
diharapkan terjadi dalam waktu yang anggotanya terdiri dari pegawai di
relatif pendek, sehingga modal yang lingkungan instansi dimana koperasi itu
ditanamkan dalam koperasi akan cepat berada. Banyak kemudahan-kemudahan
kembali. Tingkat perputaran yang tinggi yang diperoleh KPRI baik ditinjau dari segi
akan mengakibatkan laba (SHU) koperasi kebutuhan dana untuk simpanan
juga tinggi dan laba yang tinggi akan (simpanan pokok dan simpanan wajib),
mempengaruhi tingkat rentabilitas maupun pengembalian pinjaman dari
ekonomi koperasi yang bersangkutan. anggota KPRI disamping fasilitas-fasilitas
Dalam penelitian ini komponen modal lainnya yang diperoleh koperasi misalnya
kerja tersebut dibatasi hanya untuk kas gedung dan sarana lain pada saat koperasi
dan piutang. dibentuk. Pada umumnya kegiatan usaha di
Kas adalah salah satu unsur modal lingkungan Koperasi Pegawai Republik
kerja yang paling tinggi tingkat Indonesia di Kabupaten Sukabumi antara
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang lain : penyediaan kebutuhan sehari-hari
ada diperusahaan berarti makin tinggi untuk rumah tangga dan penyediaan
tingkat likuiditasnya. Menurut H.G. fasilitas simpan pinjam untuk
Guthman dalam Bambang Riyanto kesejahteraan anggotanya.
(2001:95), yakni bahwa jumlah kas yang Tingkat rentabilitas setiap koperasi
sebaiknya dipertahankan oleh perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan sesuai
40 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

dengan kinerja dari koperasi.Tingkat Berdasarkan hasil observasi awal


rentabilitas ekonomi berdasarkan dapat diketahui tingkat rentabilitas
kenyataan yang ada pada Koperasi Pegawai ekonomi KPRI di kabupaten Sukabumi
Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten yang menjadi populasi penelitian. Berikut
Sukabumi juga berbeda-beda. Melihat ini merupakan data jumlah rentabilitas
kenyataan tersebut tidak semua KPRI ekonomi KPRI yang menjadi populasi
tingkat rentabilitasnya sesuai dengan dalam penelitian pada tahun 2007-2011
standar rentabilitas yang diukur dengan dapat dilihat pada Grafik 1:
tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku Grafik 1: Rentabilitas Ekonomi pada PKPRI
pada tahun tersebut. Fenomena yang Kabupaten Sukabumi tahun 2007-2011
terjadi adalah adakalanya saat perputaran
Rentabilitas Ekonomi
kas dan perputaran piutang, sisa hasil
usaha yang diperoleh koperasi justru lebih 6,00%
kecil dari tahun sebelumnya.Dan koperasi 5,20%5,09%
4,00% 3,73%
dengan tingkat perputaran kas dan 3,07% 3,27%
perputaran piutang yang tinggi belum 2,00%
tentu menghasilkan rentabilitas ekonomi 0,00%
yang tinggi. 2007 2008 2009 2010 2011
Dari Grafik 1, dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi pada
pada tahun 2007 KPRI di Kabupaten KPRI kabupaten Sukabumi selama tahun
Sukabumi memperoleh SHU sebesar 2007-2011 adalah sebesar 4,072% atau
Rp.149.097.736 dengan modal usaha Rp. masih berada di bawah standar yang telah
4.864.007.634 sehingga dihasilkan ditetapkan Departemen Koperasi dan
rentabilitas ekonomi 3,07%. Tahun 2008 UMKM yaitu sebesar 8% per tahun. Artinta
memperoleh SHU sebesar Rp. 182.572.916 bahwa dalam setiap Rp. 1.000.000 modal
dengan modal usaha Rp. 5.586.029.350 yang dimiliki KPRI Kabupaten Sukabumi
sehingga dihasilkan rentabilitas ekonomi setiap tahunnya hanya mampu
3,27%. Tahun 2009 memperoleh SHU menghasilkan SHU Rp. 40.720.Hal ini
sebesar Rp.244.574.405 dengan modal merupakan suatu kendala tersendiri dan
usaha Rp. 6.554.488.080 sehingga menunjukkan bahwa KPRI di Kabupaten
dihasilkan rentabilitas ekonomi 3,73%. Sukabumi belum produktif atau belum
Untuk tahun 2010 memperoleh SHU efisien dalam mengelola harta yang
sebesar Rp. 374.681.024 dengan modal Rp. dimilikinya sehingga menyebabkan
7.210.518.958,82 sehingga dihasilkan perolehan rentabilitas ekonomi yang masih
rentabilitas ekonomi 5,20%. Sedangkan rendah.
tahun 2011 memperoleh SHU sebesar Berdasarkan uraian diatas,
Rp.410.805.784 dengan modal usaha Rp. menunjukkan bahwa betapa pentingnya
8.078.198.790,93 sehingga dihasilkan pengelolaan secara efektif dan efisien harta
rentabilitas ekonomi 5,09%. yang dimiliki koperasi yang salah satu
Dari Grafik tersebut, dapat diketahui elemennya adalah kas dan piutang pada
bahwa tingkat rentabilitas ekonomi dari KPRI di Kabupaten Sukabumi.Sehingga
tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 SHU dan tingkat rentabilitas ekonomi yang
mengalami kenaikan sebesar 0,2%, tahun dicapai oleh KPRI di Kabupaten Sukabumi
2008 sampai dengan 2009 mengalami juga meningkat. Berdasarkan fenomena
kenaikan sebesar 0,46% dan tahun 2009 tersebut, perputaran kas dan perputaran
sampai dengan tahun 2010 mengalami piutang bukanlah satu-satunya faktor yang
kenaikan sebesar 1,47%. Sedangkan dari dipertimbangkan oleh pihak manajemen
tahun 2010 sampai dengan 2011 dalam menetapkan besarnya laba yang
mengalami penurunan sebesar 0,11%. diperoleh.Ada banyak faktor yang
Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa mempengaruhi rentabilitas ekonomi
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 41

koperasi seperti perputaran aktiva tetap, Analisis Data


faktor pengawasan, ketentuan pemerintah Metode analisis data yang digunakan
dan faktor lainnya. adalah Uji Asumsi Klasik untuk
Tujuan yang ingin dicapai dari menghasilkan suatu model regresi yang
penelitian ini adalah untuk mengetahui baik analisis regresi memerlukan
pengaruh perputaran kas dan perputaran pengujian asumsi klasik sebelum
piutang secara simultan terhadap melakukan pengujian hipotesis. Uji ini
rentabilitas ekonomi pada Koperasi dilakukan untuk menguji apakah model
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di regresi benar-benar menunjukkan yang
Kabupaten Sukabumi, dan untuk signifikan dan representatif.
mengetahui pengaruh perputaran kas dan
perputaran piutang secara parsial terhadap Uji Normalitas
rentabilitas ekonomi pada Koperasi Uji ini digunakan untuk mengetahui
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di apakah model yang dibuat normal atau
Kabupaten Sukabumi. tidak sehingga untuk mengetahui apakah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat model yang digunakan layak untuk
memberikan kontribusi bagi instansi penelitian atau tidak. Dalam uji kali ini
sebagai bahan pertimbangan serta menjadi menggunakan analisis statistik dan analisis
acuan bagi pengelola koperasi sehingga grafik. Klomogorov-Smirnov merupakan
dapat menggunakan seluruh potensi yang analisis statistik yang digunakan dalam
ada untuk mencapai laba usaha yang penelitian ini sementara, garfik P-Plot
optimal dengan tujuan mensejahterakan merupakan analisis grafik yang akan
anggotanya. Disamping itu, penelitian ini digunakan dalam penelitian ini. Menurut
diharapkan dapat memberikan sumbangan Santoso (2006), dasar pengambilan
pemikiran yang bermanfaat bagi pihak- keputusan dari uji normalitas data melalui
pihak yang membutuhkan informasi. analisa grafik, yaitu:
a. Jika data menyebar disekitar garis
METODE PENELITIAN diagonal dan mengikuti arah garis
Penelitian ini menggunakan Laporan diagonal, maka model regresi memenuhi
Keuangan Koperasi Pegawai Republik asumsi normalitas.
Indonesia (KPRI). Penelitian ini merupakan b. Jika data menyebar disekitar garis
penelitian deskriptif yang dilakukan diagonal dan atau tidak mengikuti arah
dengan menganalisis pengaruh perputaran garis diagonal, maka model regresi tidak
kas dan perputaran piutang terhadap memenuhi asumsi normalitas.
rentabilitas ekonomi.Jenis data yang Selain itu pengujian analisis data
digunakan dalam penelitian ini adalah secara analisis statistik dapat dilakukan
berupa data primer dan data sekunder, dengan menggunakan uji Klomogorov-
dimana data tersebut diperoleh dari Smirnov. Data normal ditujukan dengan
pimpinan yang mendapat wewenang nilai uji Klomogorov-Smirnov yang memiliki
memberikan informasi yang diperlukan signifikansi diatas 0,05.
dan data primer tersebut diolah oleh Hipotesis yang digunakan adalah :
pengumpul data primer pada umumnya Ho : p > 0,05 data residual berdistribusi
dalam bentuk tabel maupun diagram. Data normal
yang digunakan adalah data perputaran Ha : p < 0,05 data residual berdistribusi
kas, perputaran piutang dan rentabilitas tidak normal
ekonomi yang telah diolah dari laporan Uji Multikolinearitas
keuangan dan Rapat Anggota Tahunan Multikolinearitas adalah suatu
(RAT) Koperasi Pegawai Republik keadaan dimana satu atau lebih variabel
Indonesia (KPRI) di Kabupaten Sukabumi independen dapat dinyatakan sebagai
periode 2007-2011. kombinasi linier dari variabel independen
42 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

lainnya. Model regresi yang baik b. Jika tidak ada pola tertentu maka terjadi
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara heteroskedastisitas.
variabel independen. Cara untuk Hipotesis yang digunakan Non
mengetahui ada tidaknya multikolinearitas Heteroskedastisitas
pada satu model regresi adalah dengan Ho: Non Heteroskedastisitas
melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Ha: Heteroskedastisitas
Inflation Factor). Nilai VIF lebih besar dari
10 atau tolerance yang lebih kecil dari 0,1 Analisa Regresi Berganda
menunjukkan adanya gejala Sugiyono (2007:250) Analisis regresi
multikolinearitas dalam model regresi. berganda digunakan untuk memeriksa
kuatnya hubungan antara variabel bebas
Uji Autokolerasi dengan veriabel terikat.Analisis ini untuk
Uji ini digunakan untuk mengetahui memprediksi nilai dari variabel dependen
apakah dalam sebuah regresi ada kolerasi apabila nilai variabel independen
dengan variabel pengganggu (error terms) mengalami kenaikan atau penurunan dan
pada periode t-1 (periode sebelumnya). untuk mengetahui arah hubungan antara
Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada variabel independen dengan variabel
autokolerasi, model regresi yang baik dependen, apakah berhubungan positif
adalah regresi yang bebas dari atau negatif. Untuk mengukur besarnya
autokolerasi.Jika terjadi kolerasi, maka pengaruh antara perputaran kas dan
dinamakan ada problem autokorelasi. perputaran piutang terhadap rentabilitas
Autokorelasi muncul karena obesrvasi ekonomi maka digunakan persamaan
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan regresi berganda yang dinyatakan sebagai
satu sama lainnya. Pengujian terhadap berikut :
autokorelasi pada penelitian ini Y= a + β1X1 + β2X2 + ε
menggunakan model uji statistik Durbin- Keterangan :
Watson. Y = Rentabilitas Ekonomi
Hipotesis yang digunakan adalah : X1 = Perputaran Kas
Ho : Non Autokolerasi atau tidak ada X2 = Perputaran Piutang
autokolerasi baik positif atau negatif a = Konstanta
Hi : Ada autokolerasi baik positif maupun β1 = Koefisien regresi pengaruh perputaran
negative kas terhadap rentabilitas ekonomi
β2 = Koefisien regresi pengaruh perputaran
Uji Heteroskedastisitas piutang terhadap rentabilitas ekonomi
Uji ini untuk mengetahui apakah ε = Faktor lain yang tidak diteliti
dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu Analisa Korelasi
pengamatan ke pengamatan lain. Jika Untuk mengetahui bagaimana
varians residual dari satu pengamatan ke keeratan hubungan antara perputaran kas,
pengamatan yang lain itu tetap, maka dan perputaran piutang terhadap
disebut homoskedastisitas dan jika terjadi rentabilitas ekonomi pada KPRI di
sebaliknya disebut heteroskedastisitas. Kabupaten Sukabumi, maka digunakan
Sedangkan model yang baik adalah tanpa rumus sebagai berikut:
heteroskedatisitas. Model analisis yang n( XY )  ( X )( Y )
digunakan untuk uji heteroskedastisitas rxy =
pada penelitian ini adalah dengan  n. X 2  ( X ) 2 . n. Y 2  ( Y ) 2 
menggunakan grafik scatterplot. Pedoman Dari rumus analisa korelasi diatas,
pengambilan keputusan yaitu : maka dapat diperoleh nilai r yang besarnya
a. Jika ada pola tertentu maka terjadi antara -1, 0, sampai 1.Notasi ini
heteroskedastisitas. menunjukkan korelasi atau hubungan
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 43

antara variabel-variabel yang diuji dalam Ho : β2 = 0, berarti tidak ada pengaruh


penelitian. antara variabel perputaran
Bila r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada piutang terhadap rentabilitas
hubungan antara kedua variabel ekonomi.
atau hubungan antara kedua Ha : β1 ≠ 0, berarti ada pengaruh antara
variabel sangat lemah. variabel perputaran kas
Bila r = 1 atau mendekati 1, maka terhadap rentabilitas
hubungan antara kedua variabel ekonomi.
bersifat searah dan sangat kuat, Ha : β2 ≠ 0, berarti ada pengaruh antara
artinya kenaikan nilai-nilai X akan variabel perputaran piutang
diikuti oleh nilai-nilai Y, atau terhadap rentabilitas ekonomi.
sebaliknya. Menurut Sugiyono (2002:238) uji t
Bila r = -1 atau mendekati -1, maka dimaksudkan untuk menguji pengaruh
hubungan antara kedua variabel variabel independen terhadap variabel
bersifat berlawanan dan sangat dependen secara individual. Yang diuji
kuat, artinya kenaikan nilai-nilai X dalam hal ini adalah signifikansi dan
diikuti oleh penurunan nilai-nilai koefisien regresi. Uji t dimaksudkan untuk
Y, atau sebaliknya. mengetahui apakah terdapat pengaruh
secara parsial (individu) dari variabel-
Uji Hipotesis variabel independen (perputaran kas dan
Uji F digunakan untuk mengetahui perputaran piutang) terhadap variabel
apakah variabel bebas (variabel dependen (rentabilitas ekonomi).
independent) secara simultan berpengaruh Pengambilan keputusan dilakukan
terhadap variabel terikat (variabel berdasarkan perbandingan nilai t hitung
dependent). Rumus uji f sebagai berikut: masing-masing koefisien regresi dengan
R2/k nilai t tabel (nilai kritis) sesuai dengan
F=
(1-R2)/(n-k-1) taraf signifikansi yang digunakan. Untuk
Keterangan : pengujian hipotesis digunakan uji t dengan
F = Koefisien f rumus:
R = Koefisien Korelasi t= r√(n-2)
K = Variabel Bebas √(1-r2)
n = Jumlah Sampel
Jika Fhitung> Ftabel, α = 0,05 maka Ho ditolak, Keterangan :
Ha diterima, yang berarti perputaran kas r = Koefisien Korelasi
dan perputaran piutang mempunyai t = t hitung yang selanjutnya dibandingkan
pengaruh yang nyata terhadap dengan t tabel
rentabilitas ekonomi. n = Jumlah data atau observasi
Jika Fhitung< Ftabel, α = 0,05 maka Ha ditolak, Kriteria pengujian adalah tolak Ho
Ho diterima, yang berarti perputaran kas apabila harga mutlak t hitung dari rumus
dan perputaran piutang tidak lebih besar dari pada harga t yang didapat
mempunyai pengaruh yang nyata dari tabel distribusi t dengan α yang dipilih.
terhadap rentabilitas ekonomi. Adapun kriteria uji signifikasi dari
Adapun kriteria uji signifikasi dari kedua variabel tersebut adalah sebagai
kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :
berikut : 1. Bila t hitung lebih kecil dari t tabel, (thit<
Ho : β1= 0, berarti tidak ada pengaruh ttabel) pada α = 0,05 maka Ho diterima
antara variabel perputaran dan H1 ditolak atau perputaran kas tidak
kas terhadap rentabilitas mempunyai pengaruh secara nyata
ekonomi. terhadap rentabilitas ekonomi.
44 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

2. Bila t hitung lebih besar dari t tabel, Rata-rata perputaran kas tertinggi KPRI di
(thit> ttabel) pada α = 0,05 maka Ho Kabupaten Sukabumi selama lima periode
diterima dan H1 ditolak atau perputaran terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,86
kas mempunyai pengaruh secara nyata kali. Sementara rata-rata perputaran kas di
terhadap rentabilitas ekonomi. Kabupaten Sukabumi paling rendah terjadi
3. Bila t hitung lebih kecil dari t tabel, (thit< pada tahun 2007 yaitu sebesar 1,54 kali.
ttabel) pada α = 0,05 maka Ho diterima Di antara semua sampel KPRI di
dan H1 ditolak atau perputaran Kabupaten Sukabumi, perputaran kas
piutangtidak mempunyai pengaruh paling tinggi dialami oleh KPRI Naya Bhakti
secara nyata terhadap rentabilitas dengan rata-rata 7,19 kali. Hal ini
ekonomi. menunjukkan bahwa KPRI Naya Bhakti
4. Bila t hitung lebih besar dari t tabel, menjadi KPRI yang mampu mengelola kas
(thit> ttabel) pada α = 0,05 maka Ho secara efektif dibandingkan dengan KPRI
diterima dan H1 ditolak atau perputaran lainnya. KPRI KGC menjadi KPRI dengan
piutang mempunyai pengaruh secara tingkat perputaran kas paling lambat. Rata-
nyata terhadap rentabilitas ekonomi. rata perputaran kas KPRI KGC selama
tahun 2007-2011 adalah sebesar 0,16 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hal ini menunjukkan dibandingkan KPRI
Perputaran kas diketahui dengan lainnya KPRI KGC belum mampu mengelola
menghitung kas rata-rata terlebih modal kerja secara efektif, ditunjukkan
dahulu.Kas rata-rata diperoleh dari jumlah dengan tingkat perputaran kas yang
modal kerja awal periode ditambah modal rendah.
kerja akhir periode kemudian dibagi Sementara itu, KPRI Wirasa dan KPRI
dua.Cara mengetahui tingkat perputaran Naya Mekar mengalami perputaran kas
kas rata-rata menurut Riyanto (2001:98), rata-rata selama 5 periode yaitu 3,66 dan
adalah membandingkan antara sales 1,63 kali. Kedua KPRI ini menjadi urutan
(penjualan) atau pendapatan dengan kedua dan ketiga sebagai KPRI dengan
jumlah kas rata-rata : tingkat perputaran kas yang tinggi.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Sedangkan KPRI Koguci Cicurug dan KPRI
CTO = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎𝐾𝑎𝑠 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
Sejahtera sama-sama memiliki tingkat
Sumber: Laporan Keuangan KPRI yang
perputaran kas rata-rata dibawah 1,0 kali.
diolah tahun 2012
Dari keenam sampel KPRI di
Kondisi Perputaran Piutang KPRI di
Kabupaten Sukabumi dengan periode lima
Kabupaten Sukabumi
tahun (2007-2011). Dapat diketahui
Salah satu unsur yang mempengaruhi
perputaran piutang yang dicapai oleh
efektivitas perusahaan adalah pengelolaan
masing-masing KPRI yang nilainya cukup
piutang. Efektif atau tidaknya piutang
bervariasi dan cenderung naik turun. Hal
dapat dihitung dengan menggunakan rasio
ini dipengaruhi oleh selisih penjualan/
perputaran piutang.Rasio perputaran
pendapatan yang diperoleh dengan rata-
piutang ini dihitung dengan menggunakan
rata kas. Sehingga dapat disimpulkan
rumus penjualan dibagi rata-rata piutang,
semakin tinggi rasio perputaran kas maka
Rata-rata piutang diperoleh dari
semakin cepat tingkat pengembalian kas
penjumlahan piutang awal dengan piutang
tersebut.
akhir kemudian dibagi dua. Makin tinggi
Rata-rata perputaran kas KPRI di
rasio perputaran (turnover) menunjukkan
Kabupaten Sukabumi selama periode
modal kerja yang ditanamkan dalam
2007-2011 mengalami naik turun. Rata-
piutang rendah, sebaliknya apabila rasio
rata kas tahun 2007 sebesar 1,54 kali,
semakin rendah berarti terjadi over
tahun 2008 sebesar 2,07 kali, tahun 2009
investment dalam piutang.
sebesar 2,86 kali, tahun 2010 sebesar 2,29
kali, dan tahun 2011 sebesar 2,80 kali.
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 45

Perputaran piutang dapat dirumuskan Kondisi Rentabilitas Ekonomi KPRI di


sebagai berikut: Kabupaten Sukabumi
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 Rentabilitas ekonomi adalah
RTO = 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖 perbandingan antara laba usaha dengan
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 modal sendiri dan modal asing yang
Dari keenam sampel KPRI di dipergunakan untuk menghasilkan laba
Kabupaten Sukabumi dengan periode lima tersebut dan dinyatakan dalam prosentase
tahun (2007-2011). Dapat diketahui (Riyanto,2001:36). Oleh karena pengertian
perputaran piutang yang dicapai oleh Rentabilitas sering digunakan untuk
masing-masing KPRI yang nilainya cukup mengukur efisiensi penggunaan modal
bervariasi dan cenderung naik turun.Hal dalam suatu perusahaan, maka Rentabilitas
ini dipengaruhi oleh selisih penjualan/ ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai
pendapatan yang diperoleh dengan rata- kemampuan suatu perusahaan dengan
rata piutang.Sehingga dapat disimpulkan seluruh modal yang bekerja didalamnya
semakin tinggi rasio perputaran piutang dalam menghasilkan laba.
maka semakin cepat tingkat pengembalian Dari keenam sampel KPRI di
piutang tersebut. Kabupaten Sukabumi dengan periode lima
Rata-rata perputaran piutang selama tahun (2007-2011). Dapat diketahui
tahun 2007-2011 mengalami penurunan rentabilitas ekonomi yang dicapai oleh
dan kenaikan yang tidak terlalu signifikan masing-masing KPRI yang nilainya cukup
bahkan cenderung stabil.Rata-rata bervariasi dan cenderung naik turun. Hal
perputaran piutang KPRI di Kabupaten ini dipengaruhi oleh Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sukabumi sebesar 0,21 kali untuk tahun yang diperoleh dan modal usaha yang
2007, tahun 2008 sebesar 0,20 kali, tahun digunakan. Dari tahun ke tahun tingkat
2009 sebesar 0,18 kali, tahun 2010 sebesar rentabilitas ekonomi cenderung
0,20 kali, dan tahun 2011 sebesar 0,20 kali. mengalami kenaikan. Rata-rata Renta-
Rata-rata perputaran kas tertinggi KPRI di bilitas Ekonomi KPRI di Kabupaten
Kabupaten Sukabumi selama lima periode Sukabumi sebesar 5,57% pada tahun 2007,
terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,21 5,05% pada tahun 2008, 6,33% pada tahun
kali. Sementara rata-rata perputaran kas di 2009, 8,05% pada tahun 2010, dan 8,29%
Kabupaten Sukabumi paling rendah terjadi pada tahun 2011. Secara umum, KPRI di
pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,18 kali. Kabupaten Sukabumi mampu meng-
Secara keseluruhan KPRI di Kabupaten gunakan aktiva perusahaan secara efektif
Sukabumi menjadi KPRI dengan tingkat untuk menghasilkan rentabilitas ekonomi
perputaran piutang yang lambat. Rata-rata bagi KPRI.
perputaran piutang selama tahun 2007- KPRI Naya Bhakti dan KPRI Sejahtera
2011 adalah 0,20 kali. Hal ini merupakan KPRI yang memiliki tingkat
menunjukkan bahwa KPRI di Kabupaten rentabilitas ekonomi terbesar diantara
Sukabumi adalah KPRI yang belum mampu KPRI lainnya. Untuk KPRI Naya Bhakti
mengelola piutang dengan baik, sehingga tingkat rata-rata Rentabilitas Ekonomi
kemungkinan dapat terjadi over investment tahun 2007-2011 sebesar 12,34%.
dalam piutang. Artinya 1 rupiah modal usaha mampu
Tingkat perputaran piutang pada menghasilkan laba rata-rata 12,34%.
KPRI di Kabupaten Sukabumi bervariasi. Sedangkan rata-rata KPRI Sejahtera
Rata-rata perputaran piutang KPRI KGC, sebesar 10,73%. Tingginya tingkat Renta-
selama 2007-2011 adalah 0,04 kali, KPRI bilitas Ekonomi menunjukkan bahwa
Koguci Cicurug0,27 kali, KPRI Naya Bhakti perusahaan tersebut mampu menggunakan
0,16 kali, KPRI Naya Mekar 0,23 kali, KPRI modal usaha secara efektif dalam
Sejahtera 0,27 kali dan KPRI Wirasa 0,21 menghasilkan laba atau Sisa Hasil Usaha
kali. (SHU).
46 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

KPRI KGC menjadi KPRI dengan Uji Autokorelasi


tingkat Rentabilitas Ekonomi terendah di Hasil DW (Durbin-Watson) hitung
antara KPRI lainnya. Rata-rata Rentabilitas sebesar 2,171. Nilai ini akan dibandingkan
Ekonomi untuk tahun 2007-2011 KPRI dengan nilai tabel dengan derajat
KGC adalah 1,09%. Ini menunjukkan kepercayaan sebesar 5%, jumlah sampel
bahwa KPRI KGC belum mampu 30, dan jumlah variabel independen 2 ,
menggunakan seluruh modal usaha maka nilai dL sebesar 1,284 dan dU
koperasi secara efektif, karena 1 rupiah sebesar 1,567. Oleh karena nilai DW hitung
modal usaha hanya menghasilkan laba atau lebih besar dari pada batas atas 1,567 dan
SHU sebesar 1,09 %. Rata-rata Rentabilitas lebih kecil dari pada 4-dU 4-1,567= 2,433,
Ekonomi tahun 2007-2011 untuk KPRI atau:dU< DW< 4-dU = 1,584 < 2,171 <
Koguci Cicurug adalah sebesar sebesar 2,433. Sehingga dari hasil uji Durbin-
2,63%, KPRI Naya Mekar 7,18% dan KPRI Watson di atas, maka data variabel pada
Wirasa sebesar 5,97%. penelitian ini tidak mengandung auto-
Dari hasil Rentabilitas Ekonomi di korelasi.
atas dapat dilihat bahwa KPRI di
Kabupaten Sukabumi mempunyai Uji Heteroskedastisitas
kemampuan yang berbeda-beda dalam Hasil pengujian heteroskedastisitas
menghasilkan rentabilitas ekonomi.Secara pada penelitian ini menggunakan program
umum, koperasi-koperasi tersebut mampu software SPSS 18 dengan cara mengamati
menggunakan modal usaha koperasi secara pola yang terdapat pada scatterplot, yang
efektif untuk menghasilkan laba.Akan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2 Pada
tetapi, masih ada beberapa koperasi yang gambar tersebut dapat terlihat bahwa titik-
harus meningkatkan pengelolaan modal titik menyebar secara acak, tidak
usahanya agar tingkat rentabilitas ekonomi membentuk sebuah pola tertentu yang
lebih meningkat. jelas, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini
Uji Normalitas berarti tidak terjadi heterokedastisitas
Hasil pengujian telah memperlihatkan pada model regresi, sehingga model regresi
grafik normalitas P-P Plot, bahwa layak dipakai.
penyebaran data yang terjadi ada di sekitar
garis diagonal dan mengikuti garis Analisis Regresi Berganda
diagonal, dengan demikian distribusi data Hasil perhitungan olah data yang
telah memenuhi asumsi normalitas.Dari diperoleh, maka di dapat persamaan
hasil uji Kolmogorov-Smirnov di atas regresi berganda sebagai berikut:
diperoleh bahwa nilai kolmogorov-smirnov Y= a + β1X1 + β2X2 + ε
Z adalah sebesar 0,648 dengan nilai Y = 1,210 + 0,877X1 + 17,404X2 + ε
signifikansi sebesar 0,796. Karena angka Dimana:
signifikansi lebih besar dari 0,05, hal ini Y = Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan bahwa distribusi data pada X1 = Perputaran Kas
penelitian ini normal. X2 = Perputaran Piutang
a = Konstanta
Uji Multikolinearitas β1= Koefisien regresi pengaruh
Berdasarkan hasil pengujian perputaran kas terhadap
diperoleh hasil toleransi sebesar 0,998 dan rentabilitas ekonomi
nilai VIF sebesar 1,002. Dengan demikian β2= Koefisien regresi pengaruh
tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam perputaran piutang terhadap
data penelitian ini karena nilai toleransi > rentabilitas ekonomi
0,10 dan nilai VIF >10. ε = Faktor lain yang tidak diteliti
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 47

Berdasarkan hasil analisis, maka t tabel adalah 2,052, sehingga t tabel <
persamaan regresi berganda di atas dapat t hitung (2,052 < 3,707). Nilai
diuraikankan sebagai berikut: siginifikansi perputaran kas adalah
- Jika diasumsikan nilai X1 dan X2 = 0, 0,01< 0,05. Dengan demikian secara
maka, parsial perputaran kas berpengaruh
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa positif secara signifikan terhadap
apabila tidak ada nilai variabel rentabilitas ekonomi.
perputaran kas dan perputaran piutang, - Nilai t hitung untuk variabel X2
maka Rentabilitas ekonomiadalah (Perputaran piutang) terhadap
sebesar 1,210 rentabilitas ekonomiadalah 2,231
- Jika diasumsikan nilai X1 = 0, maka, dengan nilai signifikansi sebesar 0,034.
Koefisisen regresi β1 menunjukkan Dari hasil uji statistik tersebut dapat
bahwa setiap variabel perputaran kas disimpulkan bahwa t hitung 2,231 dan
meningkat sebesar 1 satuan, maka t tabel adalah 2,052, sehingga t tabel <
perubahan Rentabilitas Ekonomi yang t hitung (2,052 < 2,231) dan nilai
dilihat dari nilai Y akan mengalami signifikansi 0,034 <0,05. Dengan
kenaikan sebesar 0,877 dengan asumsi demikian secara parsial perputaran
variabel lain dianggap tetap. piutang berpengaruh positif secara
- Jika diasumsikan nilai X2 = 0, maka, signifikan terhadap rentabilitas
Koefisisen regresi β2 menunjukkan ekonomi.
bahwa setiap variabel perputaran
piutang meningkat sebesar satu satuan, Koefisien Determinasi
maka perubahan Rentabilitas Berdasarkan tabel model summary,
Ekonomiyang dilihat dari nilai Y akan angka R2 sebesar 0,400 atau 40% artinya
mengalami kenaikan sebesar 17,404 40% rentabilitas ekonomi(variabel
dengan asumsi variabel lain dianggap dependen) dipengaruhi oleh perputaran
tetap. kas dan perputaran piutang (variabel
independen). Sedangkan sisanya sebesar
Uji Hipotesis 60% dipengaruhi oleh faktor lain yang
Berdasarkan hasil perhitungan berasal dari luar variabel yang diteliti.
ANOVA ( Analysis of Varians) diperoleh
bahwa F hitung sebesar 9,016 dengan KESIMPULAN
tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil 1. Terdapat pengaruh perputaran kas
dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F dan perputaran piutang secara
diperoleh nilai F tabel sebesar 3,35. Hal simultan terhadap rentabilitas
tersebut menunjukkan bahwa F hitung ekonomi pada Koperasi Pegawai
sebesar 9,016 lebih besar dari F tabel Republik Indonesia (KPRI) di
sebesar 3,30. Dengan demikian pada Kabupaten Sukabumi.
penelitian ini Ha diterima dan Ho ditolak, 2. Terdapat pengaruh perputaran kas
artinya variabel bebas yaitu perputaran dan perputaran piutang secara parsial
kasdan perputaran piutangberpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada
positif secara signifikan terhadap Koperasi Pegawai Republik Indonesia
rentabilitas ekonomisecara simultan pada (KPRI) di Kabupaten Sukabumi.
KPRI di Kabupaten Sukabumi.
- Nilai t hitung untuk variabel X1 DAFTAR PUSTAKA
(Perputaran modal kerja) terhadap
rentabilitas ekonomi adalah 3,707 Al-Qur’an, Surat Al-Qomar ayat 44.
dengan nilai signifikansi sebesar 0,01. -------------, Surat Al-Maidah ayat 2.
Dari hasil uji statistik tersebut dapat
disimpulkan bahwa t hitung 3,707 dan
48 | F.F. Permata Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang

Ghozali,Imam. 2005. Analisis Multivariate Undang-Undang Republik Indonesia


Dengan Program SPSS. Badan Penerbit (1992), No.25 Tahun 1992 tentang
UNDIP: Semarang. Perkoperasian, Jakarta.
Hadi, Samsul.2006. Metode Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia
Kuantitatif untuk Akuntansi dan (2005), No.17 Tahun 2012 tentang
Keuangan. Cetakan Pertama. Perkoperasian, Jakarta.
Ekonisia.Yogyakarta. Warren Carl S., James M. Reeve, Philip E.
Hendar. 2011. Manajemen Perusahaan Fees, 2005, diterjemahkan oleh Aria
Koperasi. Erlangga. Jakarta. Farahmita, Amanugrahani dan Taufik
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Hendrawan, Pengantar Akuntansi.
Erlangga. Jakarta Salemba Empat.Jakarta.
Hendrojologi. 2007. Koperasi: Asas-asas, Zulfa, Muhda (2009). Pengaruh Tingkat
Teori dan Praktik. Raja Grafindo Perputaran Kas, Piutang dan
Persada. Jakarta. Persediaan terhadap Rentabilitas
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Ekonomi pada KPRI di Karisidenan
Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Pekalongan, Skripsi Sarjana, Fakultas
Jakarta. Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Inayah, Retnowati (2009). Pengaruh Semarang.
Perputaran Kas, Perputaran Piutang
dan Perputaran Persediaan terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Kota Semarang Tahun 2006-2007,
Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Keputusan Menteri Koperasi dan UMKM
No.129/Kep/M.KUKM/XI/2002/Tangg
al 19 November 2002, Tentang
Pedoman Klasifikasi Koperasi.
Kieso,Weygant. 2008, diterjemahkan oleh
Emil Salim. Akuntansi Intermediate.
Edisi keduabelas.Erlangga. Jakarta.
Munawir.2005. Analisa Laporan
Keuangan.Liberty.Yogyakarta.
Nata Wirawan. 2002. Statistik 2 untuk
Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua.
Keraras Emas. Denpasar
Riyanto,Bambang. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
keenam.BPFE. Yogyakarta
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi.
Erlangga. Jakarta.
Sitio, Arifin. 2001. Koperasi: Teori dan
Praktek. Erlangga. Jakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian
.Alfabeta. Bandung.
Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik.Elex Media
Komputindo Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai