Anda di halaman 1dari 21

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Disusun Oleh :
Nama NPM

Rizqi Abdul Aziz 220301007


Pangestu Kauno 220301014

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Sunarmi, S.E., M.Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS SOSIAL & BISNIS
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2024/2025

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul“Perhitungan Harga Pokok Produksi” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Sunarmi, S.E., M.Ak. selaku dosen pengampu dari mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang perhitungan harga pokok produksi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Untuk itu, mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sunarmi, S.E., M.Ak.
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang telah dipelajari.Untuk itu,makalah yang
telah ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan di nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 1 Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................3
C. Tujuan Penulisan .......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
1.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi...........................................5
A. Tujuan dan Metode Penetapan Harga Pokok Produk.................7
B. Activity Based Costing...............................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Secara sederhana harga adalah sejumlah uang yang berfungsi sebagai
manajemen dan alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga juga
dapat diartikan sebagai penentu nilai suatu produk dalam benak konsumen.
Definisi harga menurut Kotler dan Amstrong, yaitu sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu produk atau jasa dengan jumlah atau nilai yang
ditukarkan oleh para pelanggan untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Michael J. Etzel mengartikan harga
sebagai nilai yang disebutkan dalam mata uang atau medium moneter lainnya
sebagai alat tukar.
Harga mempunyai hubungan dengan pengertian nilai dan
kegunaan/manfaat. Nilai adalah ukuran jumlah yang diberikan oleh suatu
produk apabila produk itu ditukarkan dengan produk lain. Sedangkan
kegunaan/manfaat adalah atribut sebuah item yang memberikan tingkat
kepuasan tertentu pada konsumen. Supriono mendefinisikan harga pokok
produk sebagai jumlah biaya produksi yang melekat pada produk atau barang
yang dihasilkan, diukur dengan satuan mata uang dalam bentuk kas yang
dibayarkan.
Untuk itu pembahasan yang akan dibahas oleh penulis adalah Perhitungan
Harga Pokok Produksi, yang mana meliputi, Tujuan dan Metode Penetapan
Harga Pokok Produk,serta Activity Based Costing.

4
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, permasalahan yang ada dalam penulisan


makalah ini adalah :
1. Mengapa kita perlu mengetahui harga pokok produksi ?
2. Mengapa kita harus mengetahui tujuan dan metode dari perhitungan harga
pokok produk ?
3. Bagaimana cara menggunakan activity based costing dalam kegiatan
produksi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan dan menerapkan perhitungan harga pokok produksi
2. Menjelaskan betapa pentingnya mengeahui tujuan dan metode perhitungan
harga pokok produksi
3. Dapat mengetahui cara menentukan suatu harga pokok produksi
4. Mengetahui bagaimana penerapan Activity Based Costing dalam kegitan
produksi
5. Menciptkan pengetahuan dan wawasan baru tentang pentingnya
perhitungan harga pokok produksi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


A. Tujuan dan Metode Penetapan Harga Pokok Produk
1. Tujuan Penetapan Harga Produk
Menurut Mulyadi, penetapan harga pokok produk mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a. Menentukan harga jual produk
Harga pokok produk dapat dipakai sebagai penetapan harga jual
produk. Perhitungan ini dapat membantu Perusahaan untuk membuat
perencanaan dan penyesuaian strategi penetapan harga persediaan
produk.
b. Memantau realisasi biaya produksi
Harga pokok produk dapat membantu manajemen Perusahaan
mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu guna memantau total biaya proses produksi
sesuai atau tidak dengan biaya yang diperhitungkan sebelumnya.
c. Menghitung laba rugi periodik
Penetapan harga pokok produk dapat digunakan untuk mengetahui
apakah kegiatan produksi dan pemasaran yang dilakukan oleh
Perusahaan mampu menghasilkan laba atau rugi pada suatu periode.
Informasi laba rugi bruto pada suatu periode digunakan untuk
mengetahui kontribusi produk dalam menutupi biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses
Harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk harus
disajikan dalam laporan neraca. Biaya produksi yang melekat pada
produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

6
2. Metode Penetapan Harga Pokok Produk
Demi keberlangsungan dan kemajuan usahanya, Perusahaan yang
berorientasi pada laba berusaha memperoleh laba atau keuntungan dari
usaha yang dijalankan oleh Perusahaan. Ada tiga faktor yang menjadi
penentu utama dalam memperoleh laba tersebut, yaitu
1. Jumlah barang yang diproduksi
2. Biaya per unit untuk proses produksi
3. Harga jual per unit

Penetapan harga pokok produk berguna untuk mengetahui besarnya


biaya produksi yang akan dikeluarkan, sehingga Perusahaan dapat
menentukan harga jual produk dengan besarnya laba yang diharapkan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan harga
pokok produk, yaitu:
1. Perhitungan biaya variable (variable costing) Menurut Mulyadi, biaya
variable (variable costing) adalah cara penentuan biaya yang hanya
memperhitungkan biaya variable yang mencakup biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik variable. Sedangkan
biaya produksi tetap, yaitu biaya overhead pabrik tetap dianggap
sebagai biaya periodik (period cost).

Biaya bahan baku langsung xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Harga pokok produksi xxx

7
Manfaat metode biaya variabel bagi manajemen
Ada beberapa manfaat dari penerapan biaya variabel bagi
manajemen, diantaranya:
a. Sebagai alat bantu perencanaan laba yang bersifat jangka pendek
dengan terpisahnya unsur biaya menjadi tetap dan variabel.
Perusahaan dapat merencanakan beberapa laba yang akan
diperoleh jika penjualan tercapai sejumlah x unit dan berapa
tingkat penjualan pada posisi titik Impasnya.
b. Sebagai petunjuk penetapan harga jual. Informasi kontribusi
marjin dari biaya variabel bermanfaat dalam menentukan harga
jual yang lebih bersaing.
c. Sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen dalam
mengendalikan harga jual pesanan khusus dan alokasi sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

Keterbatasan biaya variabel (variable costing)


a. Dalam praktiknya sangat sulit dalam melakukan pemisahan pola
perilaku biaya sehingga hasilnya merupakan nilai taksiran.
b. Tidak dapat digunakan sebagai laporan untuk pihak eksternal.
c. Terkadang memberikan informasi yang menyesatkan bagi
pengguna karena hanya menampilkan biaya variabel.

2. Perhitungan biaya penuh (absorption costing) Perhitungan biaya


penuh (absorption costing) yaitu cara penentuan biaya produk yang
membebankan seluruh biaya produksi, baik biaya produksi variable
maupun biaya produksi tetap ke produk. Menurut metode ini unsur
biaya produksi terdiri dari:

8
Biaya bahan baku langsung xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhaed pabrik tetap xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Harga pokok produksi xxx

Manfaat metode biaya penuh bagi manajemen


Ada beberapa manfaat dari penerapan biaya penuh diantaranya:
a. Mampu menampilkan jumlah biaya overhead secara
komprehensif, yaitu biaya overhead tetap dan variable.
b. Metode ini bisa melakukan penundaan dalam biaya overhead saat
produk belum laku dijual.

Keterbatasan biaya penuh (absorption costing)


a. Harga jual dalam metode biaya penuh akan menjadi tinggi. Hal
ini disebabkan karena biaya penuh berasumsi bahwa konsumen
mau membayar berapapun harga barang yang diinginkannya.
b. Metode ini hanya bisa digunakan dalam bisnis bidang produksi
bahan pokok Masyarakat pada umumnya.

9
Tabel 4.1.
Perhitungan Metode Biaya Variabel dan Biaya Penuh

Metode biaya variabel Metode biaya penuh


(Variable Costing) (Absorption Costing)

Harga Pokok Produksi Bahan Baku Bahan Baku

Tenaga Kerja langnsung Tenaga Kerja langsung

BOP variabel BOP variabel

BOP tetap

Biaya Periodik(period
cost) BOP tetap Biaya Penjualan

Biaya penjualan Biaya administrasi

Biaya administrasi

Hubungan antara laba menurut metode biaya variable dengan metode


biaya penuh akan berubah ketika hubungan antara produksi dan
penjualan berubah, perubahan tersebut dapat dilihat pada table 2
berikut:

Tabel 4.2.

Perubahan Laba Metode Biaya Variabel dan Biaya Penuh

Maka laba yang dihitung dengan


Bila
metode

1. Produksi > Penjualan Biaya Penuh > Biaya Variabel

2. Produksi < Penjualan Biaya Penuh < Biaya Variabel

3. Produksi = Penjualan Biaya Penuh = Biaya Variabel

10
Contoh soal:
Data produksi dan penjualan PT.Fayyadh tahun 2019,2020 dan 2021
sebagai berikut:
Biaya variable per unit:
-Biaya bahan baku Rp 2.000
-Biaya tenaga kerja Rp 750
-Biaya overhead pabrik variable Rp 250
-Biaya administrasi dan penjualan Rp 150

Realisasi biaya overhead pabrik tetap tahun 2019,2020dan 2021


sebesar Rp 75.000.000 dan biaya administrasi tetap Rp 25.000.000.
Harga jual produk Rp 5.000 per unit.Sedangkan data persediaan
sebagai berikut(unit): 2019 2020 2021
Persediaan awal - - 50.000
Produksi 150.000 150.000 150.000
Penjualan 150.000 100.000 200.000
Persediaan Akhir - 50.000 -
Diminta, susunlah laporan laba rugi dengan menggunakan
metode variabel costing (biaya variabel) dan biaya penuh?
JAWAB;

PT. Fayyadh
Laporan Laba Rugi
Metode Variabel
Costing
Keterangan 2019 2020 2021
1.000.000.00
Penjualan 750.000.000 500.000.000
0
Biaya variabel:
Harga Pokok Penjualan 450.000.000 300.000.000 600.000.000
Biay Adm dan penjiualan 18.750.000 12.500.000 25.000.000
Total 281.250.000 187.500.000 375.000.000

Biaya Tetap:
BOP 75.000.000 75.000.000 75.000.000
Operasional 25.000.000 25.000.000 25.000.000

11
Laba Bersih 181.250.000 87.500.000 275.000.000

PT. Fayyadh
Laporan Laba Rugi
Metode Biaya penuh
Keterangan 2019 2020 2021
500.000.00 1.000.000.00
Penjualan 750.000.000
0 0
350.000.00
Harga Pokok Penjualan 525.000.000
0 700.000.000
150.000.00
Laba kotor 225.000.000
0 300.000.000
Biay Adm dan penjiualan 43.570.000 37.500.000 50.000.000
112.500.00
Laba Bersih 181.250.000
0 250.000.000

B. ABC (activity based costing) sistem

Activity based costing (ABC) system merupakan salah satu metode untuk
menentukan harga pokok produk.

William Carter mendefinisikan ABC sebagai suatu perhitungan biaya


untuk menampung biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu untuk
dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor
yang tidak berkaitan dengan volume.

Menurut Cooper dan Kalpan metode ABC menghitung biaya aktivitas


individu dan menetapkan biaya ke objek biaya seperti produk dan layanan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap produk
atau layanan. Horngren mendefinisikan metode ABC adalah sistem yang
berfokus pada aktivitas dan objek biaya dasar dan menggunakan biaya
aktivitas sebagai blok bangunan atau kompilasi biaya objek biaya lainnya.
ABC adalah model penetapan biaya khusus yang mengidentifikasikan
aktivitas dalam perusahaan dan menetapkan biaya setiap aktivitas dengan
sumber daya untuk semua produk dan layanan sesuai dengan konsumsi
aktual oleh setiap aktivitas. Jadi dalam metode ABC, biaya overhead pabrik

12
diatribusikan ke pusat biaya atau unit berdasarkan jumlah aktivitas yang
dilakukan dalam produksi.

Fungsi ABC (activity based costing)

a. Untuk memberikan akurasi yang lebih tinggi dalam penghitungan biaya


produk dan layanan dibandingkan dengan sistem penetapan biaya
tradisional, karena semua produk tidak diproduksi secara merata dan
beberapa produk diproduksi dalam jumlah besar dan beberapa dalam
jumlah kecil, sehingga biaya overhead produksi telah meningkat secara
signifikan dan tidak lagi berkorelasi dengan jam kerja mesin produktif
atau jam kerja langsung.
b. Untuk memahami biaya produk dan pelanggan.
c. Untuk memahami profitabilitas berdasarkan proses produksi atau
pelaksanaan.
d. Untuk memiliki analisis terstruktur sehubungan dengan proses yang
kompleks.
e. Untuk menyediakan banyak informasi kepada manajemen untuk
membantu dalam pengambilan keputusan.
f. Menghilang aktivitas yang tidak menambah nilai karena keragaman
produk.
g. Untuk meningkatkan aktivitas nilai tambah karena keragaman
permintaan pelanggan berkembang pesat.

Manfaat sistem ABC


Manfaat sistem ABC bagi Perusahaan diantaranya:
a. Penentuan harga pokok produk dan biaya lebih akurat.
b. Membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

13
c. Meningkatkan perbaikan yang berkesinambungan dengan tindakan
eleminasi/perbaikan terhadap aktivitas yang tidak memiliki nilai
tambah.
d. Memudahkan penentuan biaya yang relevan.
e. Memudahkan dalam melakukan perencanaan strategik.

Keunggulan ABC sistem dalam penentuan harga pokok produk


a. Penentuan biaya produk lebih realistis.
b. Mempermudah menelusuri biaya overhead ke produk.
c. ABC mengakui bahwa aktivitas menyebabkan biaya bukanlah produk
dan produk yang mengkonsumsi aktivitas.
d. ABC mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap
produk.
e. Pemacu biaya terhadap kompleksitas dari difersitas produk adalah
berbasis transaksi dari pada berbasis volume produk.
f. ABC lebih fleksibel dalam menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area
tanggungjawab manajerial dan juga biaya produk.

Komponen dasar ABC


Berikut ada lima komponen dasar ABC:
a. Sumber Daya (Resources)
Sumber Daya (Resources) merupakan elemen ekonomi atau uang yang
digunakan untuk aktivitas produksi. Sumber daya yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan produksi diantaranya: gaji, material, biaya
perbaikan, inspeksi, biaya sewa, depresiasi, utilitas, asuransi dan
persediaan. Untuk saat ini sistem ABC masih mengecualikan.
b. Penggerak Sumber Daya (Resources Drivers)
Penggerak sumber daya merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas. Contoh penggerak sumber daya
misalnya persentase total meter persegi ruang yang ditempati oleh

14
aktivitas produksi. Faktor ini digunakan untuk melacak sebagian biaya
pengopersaian fasilitas ke aktivitas.
c. Aktivitas
Aktivitas adalah unit kerja. Aktivitas mewakili pekerjaan yang
dilakukan dalam Perusahaan. Biaya kegiatan ditentukan dengan
menelusuri sumber daya ke kegiatan menggunakan penggerak sumber
daya.
d. Penggerak Biaya Kegiatan (Activities Drivers)
Penggerak biaya merupakan kegiatan yang menghasilkan biaya.
Penggerak biaya adalah faktor, seperti tingkat aktivitas atau volume,
yang secara kausal mempengaruhi biaya (selama rentang waktu
tertentu). Artinya ada hubungan sebab akibat antara perubahan tingkat
aktivitas atau volume dan perubahan tingkat total objek biaya tersebut.
Jadi, pendorong biaya menandakan faktor, kekuatan atau peristiwa yang
menentukan biaya kegiatan. Berdasarkan pengguna aktivitas
(konsumsi), biaya aktivitas dilacak ke objek biaya.

Berikut beberapa contoh penggerak biaya pada perusahaan manufaktur:


1)Jumlah pesanan untuk departemen penerima
2) Jumlah pesanan pembelian untuk biaya pengoperasian departemen
pembelian.
3) Jumlah pesanan pengiriman untuk departemen pengiriman.
4) Jumlah unit
5) Jumlah pengaturan
6) Besarnya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
7) Nilai bahan dalam suatu produk
8) Jumlah jam penanganan material
9) Jumlah inspeksi
10) Jumlah perubahan jadwal
11) Jumlah bagian yang diterima per bulan
12) Jumlah jam mesin yang digunakan pada suatu produk

15
13) Jumlah jam pengaturan
14) Jumlah jam kerja langsung
15) Jumlah sub-majelis
16) Jumlah vendor
17) Jumlah jam pembelian dan pemesanan
18) Jumlah unit yang dihapus
19) Jumlah transaksi tenaga kerja
20) Jumlah pesanan pelanggan yang diproses
21) Jumlah bagian
22) Jumlah karyawan

e. Objek Biaya (Cost Objects)


Objek biaya, dapat berupa pelanggan produk, layanan, kontrak, proyek,
atau unit kerja lain yang menginginkan pengukuran biaya terpisah.
Objek biaya yang paling umum adalah biaya produk atau jasa.
Penggerak aktivitas digunakan untuk melacak biaya aktivitas ke objek
biaya. Penerapan ABC yang digunakan untuk menentukan harga pokok
produk sangat berguna dalam bisnis. Bagi jenis usaha yang berskala
kecil, sistem ABC sangat bermanfaat untuk membuat keputusan
overhead dan harga pokok karena berbasis aktivitas.

Cara menetapkan harga pokok produk menurut metode ABC terdiri


dari:
Total Biaya Utama = Biaya Utama x Volume Produksi

Total Biaya Overhead = Biaya Overhead x Volume Produksi

Harga per unit = (Total Biaya Utama + Total Biaya Overhead)

Jumlah unit yang diproduksi = ((Biaya utama x Volume produksi) + (Biaya


Over Head x Volume Produksi)) Jumlah unit yang di produksi

16
Contoh soal

Data Produksi

Keterangan Produk A Produk B Total


Unit Produksi 20.000 unit 100.000 unit 120.000 unit
Biaya Utama RP 50.000.000 RP 250.000.000 Rp300.000.000
Jam tenaga kerja langsung 20.000 jam 100.000 jam 120.000 jam
Jam mesin 10.000 jam 50.000 jam 60.000 jam
Jumlah kegiatan produksi 20 kali 30 kali 50 kali
Jumlah kegiatan inspeksi 800 kali 1.200 kali 2.000 kali

Data Per Departemen

Keterangan Departemen 1 Departemen 2 Total


Jam Tenaga Kerja Langsung:
Produk A 4.000 Jam 16.000 Jam 20.000 Jam
Produk B 76.000 Jam 24.000 Jam 100.000 Jam
Total 80.000 Jam 40.000 Jam 120.000 Jam
Jam Mesin:
Produk A 4.000 jam 6.000 am 20.000 jam
Produk B 16.000 jam 34.000 jam 100.000 jam
Total 20.000 jam 40.000 Jam 60.000 jam
Biaya Overhead:
Biaya setup Rp44.000.000 Rp44.000.000 Rp88.000.000
Biaya inspeksi 37.000.000 37.000.000 74.000.000
Biaya energi 14.000.000 70.000.000 84.000.000
insentif tenaga kerja langsung 52.000.000 26.000.000 78.000.000
Total 147.000.000 177.000.000 324.000.000
JAWAB;

Penggolongan Aktivitas dan perhitungan tarif :

17
Keterangan Produk A Produk B
Biaya setup 88.000.000
Biaya inspeksi 74.000.000
Biaya energi 84.000.000
insentif TKL 78.000.000
Jumlah 162.000.000 162.000.000
162.000.000/50=3.240.000 162.000.000/120=1.350

18
Harga Pokok Produk Per Unit :

Produk A:

Biaya Utama=Rp.50 000 000/ 20.000 unit = Rp2.500

BOP Kel. 1 = Rp.3.240.000 x 20)/20.000 = Rp.3.240

BOP Kel. 2 =(Rp.1.350 x 20.000)/20.000 =Rp.1.350.

Jumlah BOP = Rp.4.590

Harga Pokok Per Unit = Rp.7.090

Produk B:

Biaya Utama =Rp.250.000.000/100.000unit =2.500

BOP Kel. 1 = Rp.3.240.000 x 30)/100. 000= Rp972

BOP Kel. 2 =(Rp.1.350x 100.000)/100.000=Rp.1.350

Jumlah BOP =Rp2.322

Harga Pokok Per Unit =Rp4.822

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi suatu harga pokok produk dapat dipakai sebagai penetapan
harga jual produk. Perhitungan ini dapat membantu perusahaan untuk
membuat perencanaan dan penyesuaian strategi penetapan harga
persediaan produk,selain itu penetapan harga pokok produk dapat
digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran
yang dilakukan oleh perusahaan mampu menghasilkan laba atau rugi
pada suatu periode. Penetapan harga pokok produk berguna untuk
mengetahui besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan, sehingga
perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan besarnya laba
yang diharapkan.

Pada perhitungan harga pokok produksi terdapat metode yang


dapat digunakan dalam menentukan harga pokok produk yaitu,
perhitungan biaya variable (variable costing) Menurut Mulyadi,yaitu
cara penentuan biaya yang hanya memperhitungkan biaya variabel
yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik variable,sedangkan biaya produksi tetap, yaitu biaya
overhead pabrik tetap dianggap sebagai biaya periodik (period cost).
dan perhitungan biaya penuh (absorption costing), yaitu cara
penentuan biaya produk yang membebankan seluruh biaya produksi,
baik biaya produksi variable maupun biaya produksi tetap ke produk.
Sedangkan terdapat Activity based costing (ABC) system yang
merupakan salah satu metode untuk menentukan harga pokok produk.
Dimana menurut William Carter mendefinisikan ABC sebagai suatu
perhitungan biaya untuk menampung biaya overhead yang jumlahnya
lebih dari satu untuk dialokasikan menggunakan dasar yang
memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan
volume.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ayu P.C. Dewi, N. L., & Dewi, LG (2021). Akuntansi Manajemen. Bali
UD: Surya Grafika.

Faisal, A, & Astuti, A, R, (2022), Akuntansi Manajernen (Teori Dais


Aplikasi) Kota Parepare, Sulawesi Selatan. IAIN Parepare Nusantara
Press.

Garaika, & Feriyana, W. (2020). Akuntansi Manajemen Lampung Selatan:


CV. Hira Tech.

Tampenawas, M. A., & Rombot, R. F. (2020). Akuntansi Manajemen.


Sulawesi Utara: POLIMDO PRESS..

21

Anda mungkin juga menyukai