Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM PENENTUAN BIAYA PESANAN

Dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah akuntansi manajemen

Dosen pengampu : Drs. M Ichwan, Ak., MM.,CA

Disusun oleh :

1. Rezki Cahya Ningrum 63010210080


2. Dimas Bagus Maulana 63010210091
3. Fatimatus Sa’diah 63010210099
4. Chandra Agustina 63010210102

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang memberikan berbagai


karunia kepada makhluk-Nya serta memberikan pertolongan dan petunjuk yang
tiada hentinya. Puji syukuratas pertolongan Allah Ta’ala penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM PENENTUAN BIAYA
PESANAN” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Manajemen yang diampu oleh Drs. M Ichwan, Ak., M.M.,CA. Shalawat kita
sampaikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa salam yang telah
menyampaikan risalahnya kepada kita. Semoga Allah memberikan rahmat kepada
beliau shallallahu alaihi wa salam dan kepada keluarga serta sahabatnya.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menjadi penambah wawasan
tentang perbandingan antara akuntansi manajemen dangan akuntansi keuangan.
Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:.............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Biaya Berdasarkan Pesanan........................................................5
B. Perbedaan Kos Pesanan dengan Kos Proses.................................................5
C. Penentuan Kos Normal, Kos Sesungguhnya dan Pembebanan BOP............6
D. Penentuan Kos Pesanan...............................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, banyak perusahaan – perusahaan yang
berkembang pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Agar
perusahaan tersebut dapat bertahan hidup dan bersaing, maka harus
menggunakan segala kemampuan, strategi, dan alat – alat yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yakni untuk mencapai profit yang
semaksimal mungkin. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perusahaan
harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga jual
yang wajar, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran.
Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya
tersebut ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih
tinggi. Maka, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya – biaya tersebut
sangat penting karena salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan –
kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk, dan merupakan bagian dari
proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi di
masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan biaya berdasarkan pesanan?
2. Perbedaan antara kos pesanan dengan kos proses?
3. Bagaimana cara menentukan kos normal, kos sesungguhnya, dan
pembebanan BOP?
4. Bagaimana cara penentuan kos pesanan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Berdasarkan Pesanan


Pesanan merupakan output yang diidentifikasi untuk memenuhi pesanan
pelanggan tertentu maupun untuk mengisi kembali suatu item persediaan.
Dalam sistem perhitungan biaya produksi akan diakumulasikan secara
terpisah, yang berbeda dengan system perhitungan biaya berdasarkan proses
yang mengakumulasikan biayanya dengan menghitung biaya berdasarkan
tiap-tiap operasi, departemen, maupun divisi dalam Perusahaan. Agar
perhitungan biaya berdasarkan pesanan menjadi lebih efektif, maka pesanan
harus dapat diidentifikasikan secara terpisah antara satu pesanan dengan
pesanan lainnya. Dengan tujuan rincian biaya berdasarkan pesanan akan
sesuai dengan sumber daya yang diperlukan. Sebagai contoh jika suatu
percetakan secara menyeluruh mempersiapkan label, kertas berwarna, gambra
tempel, maka selain pesanan – pesanan tersebut akan dapat mudah dibedakan
berdasarkan tampilan fisiknya.
Rincian untuk biaya berdasarkan pesanan akan dicatat secara detail dalam
kartu biaya pesanan (job cost sheet), dapat berbentuk kertas maupun system
elektronik. Walaupun berbagai macam pesanan dikerjakan dalam waktu yang
bersamaan setiap kartu biaya pesanan akan mengumpulkan rincian biaya
untuk satu pesanan saja.
B. Perbedaan Kos Pesanan dengan Kos Proses
Perbedaan kos pesanan dengan kos proses dapat dilihat sebagai berikut:1
Metode biaya pokok pesanan Metode biaya pokok proses
Produk sangat bervariasi Produk bersifat homogen
Biaya diakumulasi berdasarkan Biaya diakumulasi berdasarkan
pesanan kerja proses atau departemen
Biaya per unit dihitung melalui Biaya per unit dihitung melalui
pembagian jumlah biaya pekerjaan pembagian biaya proses satu periode
dengan unit yang diproduksi untuk dengan unit yang diproduksi selama
pekerjaan tersebut periode tersebut
1
Ida Zuniarti, Sri Rusiyati, Indria Widyastuti. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2020.
Hlm. 30.
6

C. Penentuan Kos Normal, Kos Sesungguhnya dan Pembebanan BOP


1. Kos Normal (Normal Costing)
Kos normal adalah kos yang diharapkan terjadi dalam suatu periode
akuntansi berdasarkan tingkat kegiatan normal perusahaan. Normal
costing adalah cara pembebanan biaya tidak langsung dengan
menggunakan dasar suatu alokasi yang telah ditetapkan. Alokasi ini
merupakan hasil hitung-hitungan data yang telah dikelola tahun lalu. Kos
normal digunakan sebagai dasar perbandingan dengan kos aktual untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengidentifikasi penyimpangan
yang mungkin terjadi. Pembebanan kos sesungguhnya untuk bahan baku
dan tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead dibebankan ke
produk atas taksiran yang ditentukan dimuka.2
Kelemahan pada kos normal yaitu pada metode ini BOP dihitung dengan
cara ditaksir. Sehingga permasalahan yang sering muncul adalah bahwa
BOP yang dibebankan berbeda dengan biaya overhead sesungguhnya.
Penentuan kos normal melibatkan beberapa langkah, antara lain:
a. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kos: Faktor-faktor
seperti tingkat produksi, tingkat penggunaan sumber daya, dan
efisiensi operasional dapat mempengaruhi kos normal.
b. Perkiraan tingkat kegiatan normal: Tingkat kegiatan normal dapat
ditentukan berdasarkan pengalaman masa lalu, tren industri, dan
perkiraan masa depan.
c. Perhitungan kos normal: Setelah faktor-faktor yang
mempengaruhi kos dan tingkat kegiatan normal diidentifikasi, kos
normal dapat dihitung dengan mengalikan tingkat kegiatan
normal dengan biaya per unit kegiatan.
d. Pemantauan dan evaluasi: Kos normal harus dipantau dan
dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa mereka tetap
relevan dengan kondisi operasional perusahaan.
2
Diyah Santi Hariyani. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV. Baskara
Media, 2018.
7

2. Kos Sesungguhnya (Actual Costing)


Penentuan kos sesungguhnya (actual costing) adalah metode yang
digunakan untuk menghitung biaya produksi dengan
memperhitungkan semua biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam
proses produksi. Penentuan kos sesungguhnya pada akuntansi
manajemen melibatkan pengumpulan data biaya aktual dan
pengalokasian biaya tersebut ke produk atau layanan yang dihasilkan.
Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi dengan
memperhitungkan semua biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam
proses produksi. Setelah biaya sesungguhnya ditentukan, perusahaan
dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan biaya tersebut dan
memperoleh keuntungan yang diinginkan.3
Penentuan kos sesungguhnya sangat penting dalam pengambilan
keputusan manajemen, karena informasi biaya yang akurat dapat
membantu manajemen dalam mengendalikan biaya, menentukan
harga jual yang tepat, dan membuat keputusan investasi yang
bijaksana. Selain itu, penentuan kos sesungguhnya juga dapat
membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja dan
mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi. Kelemahan
penentuan kos sesungguhnya (actual costing) adalah tidak mampu
menghasilkan kos per unit tepat waktu. Karena penghitungan kos
produk baru bisa dilakukan setelah semua biaya yang sesungguhnya
terjadi diketahui dengan pasti. Utamanya juga dalam penghitungan
BOP.
Ada beberapa Langkah dalam penentuan kos sesungguhnya:

3
Edi Jusriadi, dan Ario (Hariyani, Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi , 2018)Ario. 2020.
Evaluasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kelancaran Proses Produksi pada PT. Semen
Bosowa. Invoice, 2(1), 21 – 37.
8

a. Pengumpulan Data Biaya Aktual: Data biaya aktual diperoleh


dari catatan keuangan perusahaan, seperti faktur pembelian,
slip gaji, dan laporan bank.
b. Pengalokasian Biaya: Biaya yang terkumpul kemudian
dialokasikan ke produk atau layanan yang dihasilkan.
Misalnya, biaya bahan baku akan dialokasikan berdasarkan
jumlah bahan baku yang digunakan dalam produksi.
c. Penentuan Harga Jual: Setelah biaya sesungguhnya ditentukan,
perusahaan dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan
biaya tersebut dan memperoleh keuntungan yang diinginkan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah kategori biaya produksi yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung ke produk atau unit produksi
tertentu. Ini meliputi biaya fasilitas pabrik, tenaga kerja tidak
langsung, dan bahan-bahan tidak langsung. Biaya overhead pabrik
merupakan segmen biaya produksi yang tidak dapat langsung
dihubungkan dengan suatu produk atau unit produksi khusus. Dalam
kategori ini termasuk biaya yang terkait dengan fasilitas pabrik,
tenaga kerja yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung, serta
bahan-bahan yang tidak langsung dipakai dalam proses produksi.
Biaya overhead pabrik memiliki beberapa tujuan dalam konteks biaya
produksi. Berikut adalah beberapa tujuan biaya overhead pabrik:
a. Menentukan harga pokok produksi: Biaya overhead pabrik
merupakan salah satu unsur yang menjadi barang dari harga
pokok produksi. Unsur lainnya meliputi biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja.
b. Menghitung harga pokok produk: Biaya overhead pabrik
digunakan dalam perhitungan harga pokok produk bersama
dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
c. Mengukur efisiensi produksi: Biaya overhead pabrik dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi produksi suatu
9

perusahaan. Jika biaya overhead pabrik yang dikeluarkan lebih


rendah dari perkiraan, maka perusahaan dianggap efisien
dalam penggunaan sumber daya.
d. Mengidentifikasi objek biaya: Biaya overhead pabrik dapat
digunakan untuk mengidentifikasi objek biaya tertentu, seperti
produk atau departemen.
e. Mengelompokkan biaya: Biaya overhead pabrik termasuk
dalam kategori biaya tidak langsung, yang terkait dengan
objek biaya tertentu.
f. Mendukung pengambilan keputusan: Informasi tentang biaya
overhead pabrik dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan terkait produksi, seperti menentukan harga jual
produk atau mengevaluasi kinerja departemen.4
4. Metode Pembebanan Biaya Overhead
Metode pembebanan biaya overhead adalah cara yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk
atau jasa yang dihasilkan. Ada dua metode utama dalam pembebanan
biaya overhead, yaitu:
a. Tarif Overhead ditentukan di Muka: Tarif overhead dihitung
sebelum produksi dimulai berdasarkan perkiraan biaya overhead
dan kapasitas produksi yang diharapkan. Metode ini cocok untuk
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, di mana biaya
overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Alasan pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah:

4
Dyah Ayu Suryaningrum. 2023. Dasar-Dasar Akuntansi (Konsep, Prinsip dan Teori).
Bnadung: CV. Media Sains Indonesia
10

 Manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per


satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan, sedangkan ada
elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui
jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir tahun.
 Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga
tahap, yaitu penetapan tarif standar, penetapan standar kapasitas,
dan penetapan tingkat kapasitas.
Tarif AnggaranOverhead
=
Head Anggaran Tingkat Kegiatan

b. Pembebanan Aktual: Menghitung biaya overhead berdasarkan


penggunaan aktual sumber daya selama periode tertentu. Metode ini
membantu perusahaan dalam mengontrol pengeluaran untuk biaya
non-produksi dan memastikan bahwa sumber daya diarahkan ke aspek
produksi yang lebih penting. Beberapa contoh biaya overhead pabrik
yang termasuk dalam metode pembebanan aktual adalah:
 Asuransi pegawai seperti BPJS atau bahkan aset perusahaan,
karena biaya asuransi jumlahnya tidak berubah-ubah.
 Perlengkapan kantor seperti ATK, kertas, mesin fotokopi, kursi,
meja, dan perlengkapan lainnya, karena tidak berhubungan
langsung dengan aktivitas produksi.
 Biaya pemasaran, karena tidak langsung terkait dengan produksi
produk atau jasa.
 Pemeliharaan peralatan, karena dapat memastikan peralatan
beroperasi secara efisien dan bertahan lebih lama.
Tarif
Biaya dibebankan=
Tingkat Kegiatan Sesungguhnya

D. Penentuan Kos Pesanan


Penentuan kos pesanan adalah proses perhitungan biaya yang terkait
dengan pembuatan atau produksi suatu pesanan atau produk tertentu. Biaya
pesanan dapat mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
11

overhead pabrik, biaya lainnya. Cara penentuan kos pesanan dapat bervariasi
tergantung pada jenis bisnis dan system akuntansi yang digunakan.
Secara umum Langkah-langkah dalam menentukkan kos pesanan melibatkan:
a. Identifikasi biaya bahan baku: Hitung biaya bahan baku yang
digunakan dalam pesanan, termasuk bahan baku utama dan tambahan
seperti kemasan. Kos bahan baku terdiri atas semua pengeluaran yang
dilakukan perusahan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan
baku siap diproduksi. Harga bahan baku, kos pengangkutan
pembelian bahan baku, potongan dan kembalian pembelian
merupakan pos-pos yang membentuk kos bahan baku.
b. Biaya tenaga kerja: tentukan biaya tenaga kerja yang terlibat dalam
produksi pesanan, termasuk upah pekerja yang bekerja pada pesanan
tersebut. Kos tenaga kerja merupakan kos yang melekat pada atau
berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk kos tenaga
kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi
termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor
related cost) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran, pensiun,
asuransi kesehatan dan sebagainya.
c. Biaya Overhead: hitung biaya overhead pabrik yang berkaitan
dengan pesanan. Overhead dapat mencakup biaya penyusutan
peralatan, listrik, pemeliharaan, dan lain sebagaimananya. Kos
overhead merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik
penunjang dan penunjang dalam memproduksi barang. Yang
dimasukan dalam kategori ini biasanya adalah barang dan jasa secara
fisik tidak mudah ditentukan keletakanya terhadap produk.5
Barang dan jasa yang masuk sebagai komponen overhead antara lain:
1. Tenaga kerja tidak langsung
2. Depresiasi bangunan
3. Depresiasi mesin dan perlengkapan

5
Ika Hestining Prawesti, Evaluasi Ketetapan Penentuan Kos Produksi. Surakarta: universitas
sebelas maret, 2010.
12

4. Bahan habis pakai


5. Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik
6. Asuransi untuk fasilitas pabrik
7. Bahan penolong.
d. Biaya tambahan: jika ada biaya tambahan seperti biaya transportasi
atau biaya ekspedisi, ditambahkan biaya tersebut ke dalam
perhitungan. Biaya tambahan atau yang biasa dikenal juga dengan
sebutan incremental cost adalah biaya yang diperlukan untuk
menambah produksi barang yang dihasilkan. Biaya tambahan adalah
biaya yang masih dikeluarkan diluar biaya tepatnya.
e. Penentuan total biaya: jumlahkan semua biaya yang terkait dengan
pesanan untuk mendapatkan total biaya produksi. Biaya pemesanan
yang biasa atau selalu berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
pemesanan.
f. Menentukkan harga jual: setelah mengetahui total biaya produksi,
dapat menentukkan harga jual yang sesuai dengan margin keuntungan
yang diinginkan. Harga jual adalah Upaya untuk menyeimbangkan
keinginan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
perolehan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume penjualan
jika harga jual yang dibebankan ke konsumen terlalu mahal.6

6
Andre Henri Slat. 2013. Analisis Harga Pokok Produk Dengan Metode Full Costing Dan
Penentuan Harga Jual. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3. (Jusriadi & Ario, 2020)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pesanan merupakan output yang diidentifikasi untuk memenuhi pesanan
pelanggan tertentu maupun untuk mengisi kembali suatu item persediaan.
Agar perhitungan biaya berdasarkan pesanan menjadi lebih efektif, maka
pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah antara satu pesanan
dengan pesanan lainnya. Dengan tujuan rincian biaya berdasarkan pesanan
akan sesuai dengan sumber daya yang diperlukan. Penentuan kos pesanan
adalah proses perhitungan biaya yang terkait dengan pembuatan atau produksi
suatu pesanan atau produk tertentu. Biaya pesanan dapat mencakup biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead, pabrik, biaya lainnya. Cara
penentuan kos pesanan dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis dan
system akuntansi yang digunakan.
Kos normal adalah kos yang diharapkan terjadi dalam suatu periode
akuntansi berdasarkan tingkat kegiatan normal perusahaan. Kos normal
digunakan sebagai dasar perbandingan dengan kos aktual untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengidentifikasi penyimpangan yang
mungkin terjadi. Penentuan kos sesungguhnya (actual costing) adalah
metode yang digunakan untuk menghitung biaya produksi dengan
memperhitungkan semua biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam proses
produksi. Biaya overhead pabrik adalah kategori biaya produksi yang tidak
dapat diatribusikan secara langsung ke produk atau unit produksi tertentu.
Ini meliputi biaya fasilitas pabrik, tenaga kerja tidak langsung, dan bahan-
bahan tidak langsung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hariyani, D. S. (2018). Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: CV.


Baskara Media.
Jusriadi, E., & Ario, A. (2020). Evaluasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap
Kelancaran Proses Produksi pada PT. Semen Bosowa. Jurnal Invoice Vol.
2 No. 1, 23 - 37.
Prawesti, I. H. (2010). Evaluasi Ketetapan Penentuan Kos Produksi. Surakarta:
UNS.
Slat, A. H. (2013). Analisis Harga Pokok Produk dengan Metode Full Costing dan
Penentuan Harga Jual. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3.
Suryaningrum, D. A. (2023). Dasar-Dasar Akuntansi (Konsep, Prinsip dan
Teori). Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Zuniarti, I., Rusiyati, S., & Widyastuti, I. (2020). Akuntansi Manajemen.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

14

Anda mungkin juga menyukai