OLEH :
KELOMPOK 1
Vicky 2007531056/13
Ni Wayan Kresnawati 2007531275/27
Ni Putu Eka Olipyantari 2007531276/28
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Masa Esa, atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper
tugas mata kuliah Akuntansi Keprilakuan yang berjudul “ Aspek Keperilakuan Pada
Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya” dengan lancar.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman
penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pihak yang membaca agar tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat
Akhir penulisan ini kami sampaikan banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dosen pengampu,teman-teman serta pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Sistem Biaya Standar Dibandingkan Tradisional.........................................2
2.2 Penentuan Biaya............................................................................................4
2.3 Aspek Keprilakuaan Tahap Pemilihan Akuntansi Biaya..............................7
2.4 Kegunaan Evaluasi Kinerja..........................................................................9
2.5 Motivasi Sebagai Pendorong Efesiensi.........................................................10
2.6 Aspek Keprilakuan dari Langkah Evaluasi Kinerja......................................10
2.7 Case Study : Review Artikel.........................................................................15
BAB III PENUTUP..................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak peduli apakah suatu organisasi memproduksi dan menjual produk atau
memberikan jasa, organisasi tersebut perlu mengetahui biaya-biayanya. Data biaya
harus diakumulasi untuk berbagai tujuan eksternal dan internal.
Istilah tradisional (historis) mengacu pada system biaya yang membatasi input pada
biayahistoris dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variable
oleh unit produk atau jasa. System biaya tradisional atau historis terutama focus
pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. System tersebut
digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok penjualan
atau jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal.Tetapi, system biaya
tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif karena
2
akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa perbandingan dengan sasaran biaya
yangtelah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian
kontemporer.
Salah satu kelemahan utama dari system biaya tradisional ini adalah bahwa
persyaratanakuntansi keuangan menuntut agar biaya perunit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa
maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu
objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan biaya yang terjadi untuk lebih dari
satu objek satu produk atau segmen tidak dapat ditelusurilangsung ke unit jasa,
produk, atau departemen tertentu.
1. Ruang Lingkup
3
2. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai
dengankonsep teori organisasi modern,langkah-langkah pengendalian berikut ini,
sebagaimanadijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting:
4
Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya tersebut,
membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung dibebankan langsung ke unit produk atau jasa, sementara
overhead tetap dan variable pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi
tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Metode
akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu
akan tetap konstan tanpa mempedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau jasa
yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap
volume. Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa
perlu untuk menyusun laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu, suatu
filosofi perhitungan biaya baru diperkenalkan sejak tahun 1930. Perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi (bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan bagian variabel dari overhead) dengan biaya
untuk siap menghasilkan (overhead tetap atau biaya periode). Pendukung
perhitungan biaya langsung mempertimbangkan pembagian overhead berdasar
struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk pengendalian biaya yang efektif
serta pengambilan keputusan yang berarti.
5
Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variable dan tetap memberikan dasar yang
lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan
laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi, yang menekankan pada pola
perilaku biaya dan memberikan kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya
yang dikomitmenkan, dan biaya diskresioner. Biaya teknik meliputi biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel, seperti
bahan bakar dan listrik. Biaya tetap dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah
seluruh biaya organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat
aktivitas) dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi
untuk memenuhi tujuan jangka panjang. Biaya diskresioner (juga disebut dengan
biaya terprogram) adalah biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya
tahunan) mengenai jumlah maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak
memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input (yang diukur oleh
biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya). Biaya-biaya
ini meliputi biaya seperti periklanan, audit, dan jasa konsultasi manajemen serta
pelatihan sumber daya manusia.
b. Penentuan Harga Produk Baru. Produk baru pada umumnya diterima dipasar
hanya setelah diuji secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki reputasi
dalam industri tersebut.
6
c. Penetrasi Pasar. Manajer dapat menggunakan biaya variable sebagai dasar
untuk penentuan harga ketika bermaksud untuk memasuki pasar baru
(misalnya pasar luar negeri) dengan produk yang sudah ada atau ketika
mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama
periode dimana permintaan menurun.
e. Pesanan Khusus. Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi
pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk
pelanggan istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode
pengiriman, atau pengepakan.
8
7. Keputusan Investigasi Varians, keputusan manajemen semata-mata bergantung pada
penilaiannya atas signifikansi diskrepansi yang diamati. Variansi ini memiliki
signifikansi pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat
ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan
perbaikan.
8. Aspek Keperilakuan, komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat
mempengaruhi respon manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh
manajemen, jenis hasil umpan balik, keketatan pemaksaan, serta penghargaan dan sanksi
yang terkait dengan kebijakan pengendalian.
9
2.5 Motivasi Sebagai Pendorong Efisiensi
Motivasi merupakan sebuah dorongan psikologis dalam mengarahkan seseorang pada
sebuah tujuan bisnisnya. Selain itu motivasi dapat membantu mempertahankan bisnis,
mengembangkan karir, dan menyukseskan bisnis. Maka dari itu, motivasi sangat penting
dalam berbisnis agar tujuan bisnis tercapai dan membuat seseorang lebih berani dalam
mengambil sebuah tindakan dalam berbisnis. Motivasi adalah salah satu faktor yang dapat
meraih kesuksesan bisnis dan hal ini membuat motivasi dirasa penting bagi seseorang dalam
menjalankan bisnisnya. Di mana motivasi bermanfaat sebagai pendorong seseorang untuk
bekerja dengan semangat yang tinggi dan lebih baik. Selain itu semangat yang tinggi
tersebut secara langsung akan berdampak meningkatnya produktivitas kerja yang akan
memberi dampak pada pendapatan kerja dan kesejahteraan. Beberapa cara untuk
meningkatkan motivasi bisnis, yaitu:
1. Menciptakan suasana yang aman dan nyaman
Suasana aman dan nyaman tentu menjadi dambaan semua orang. Menciptakan
suasana yang aman dan nyaman dalam urusan berbisnis ini terkait dengan kondisi
tempat kerja. Untuk membuat tempat kerja menjadi aman dan nyaman sediakan
fasilitas yang akan dibutuhkan. Selain itu dengan menciptakan suasana yang aman
dan nyaman dapat menumbuhkan kreativitas seseorang.
2. Memberikan penghargaan dan evaluasi kinerja
Memberikan sebuah penghargaan atas meningkatnya kinerja karyawan sekecil apa
pun itu sangat penting untuk meningkatkan motivasi kerja. Selain itu, lalukanlah
evaluasi kinerja karyawan untuk mengetahui sejauh mana kinerja yang telah
dilakukan.
3. Memberikan kepercayaan dan perhatian
Kepercayaan merupakan modal untuk membentuk hubungan kerja yang baik.
Memberikan kepercayaan dapat dimulai dengan mengutamakan kejujuran dalam
bekerja. Selain itu, lakukanlah komunikasi yang baik dan berikanlah kepedulian
kepada karyawan agar dapat meningkatkan motivasi kerja.
1
b. Tipe pusat pertanggungjawaban.
1
pencapaian sasaran yang diukur kinerjanya dan memberi perhatian yang kurang
terhadap yang lain.
1
menjadi objek perataan untuk memenuhi kepentingan pribadi manajer yang diukur
kinerjanya.
b. Pencondongan (biasing)
Perilaku tidak semestinya yang lain yang kemungkinan timbul dalam proses
pengukuran kinerja sesungguhnya adalah pencondongan, yang merupakan metode
manipulasi data yang digunakan oleh manajer dengan memilih pesan diantara
berbagai rangkaian pesan yang mungkin dihasilkan, yang kemungkian menghasilkan
gambaran yang paling menguntungkan bagi kinerja manajer tersebut. Jika
kemungkinan untuk memilih, manajer
cenderung akan memilih metode akuntansi yang memberikan gambaran yang paling
baik bagi manajer.
c. Permainan (gaming)
Manipulasi hasil kerja dapat pula dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai aspek
hubungan antara atasan dengan bawahannya.
Jika misalnya manajer atas menetapkan aturan main dalam pengukuran kinerja seperti
target laba, biaya standar, aturan untuk pendistribusian penghargaan, manajer
bawahnya kemudian memilih satu diantara altematif tindakan yang mungkin
dilaksanakan, yang menghasilkan dampak yang paling menguntungkan bagi dirinya.
Permainan ini dapat dicegah dengan mengukur kinerja manajer tidak dengan kriteria
tunggal tapi dengan kriteria beragam (multiple creteria) atau kriteria gabungan
(composite criteria).
d. Penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act)
Cara lain yang digunakan oleh manajer yang mengirim pesan tentang ukuran
kinerjanya agar sesuai dengan kebutuhan pribadinya adalah penonjolan dengan
tindakan melanggar aturan.
Penonjolan terjadi dengan cara menonjolkan pesan yang menguntungkan diri pengirim
pesan dan menyembunyikan pesan yang tidakmenguntungkan dirinya. Prilaku ini
seringkali terjadi jika perusahaan menggunakan kriteria beragam untuk pengukuran
kinerja. Penonjolan dapat berupa pemalsuan data yang digunakan untuk pengukuran
kinerja jikamanajer tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan atau manajer
dapat membatasi keluaran bagiannya untuk menghindari dinaikkannya target keluaran
dimasa yang akan datang atau karyawan yang sangat produktif ditekan oleh rekan
sekerjanya untuk mengurangi kecepatan kerjanya.
1
4. Penonjolan sering berbentuk pelanggaran aturan perusahaan atau bahkan pelanggaran
hukum. Misalnya untuk memberikan gambaran profitabilitas perusahaan kepada calon
kreditur atau investor, manajemen perusahaan memalsukan angka-angka pendapatan dan
biaya.
1. Identitas Artikel
Jumlah Halaman 12
2. Pendahuluan
Bulan februari 2019 di jelaskan melalu surat yang dikeluarkan oleh BPSterdapat
perusahaan manufaktur yang meningkat maupun menurun, salah satu jenis perusahaan
manufaktur (Purnamawati dkk, 2017) yang mengalami penurunan yang sangat signifikan
yaitu perusahaan manufaktur pakaian jadi atau konfeksi.
1
tersebut, biaya ini digunaka untuk kegiatan produksi perusahaan dalam membuat suatu
produk.Akuntansi pertanggungjawaban ini sebaiknya diterapkan agar capai sasaranyang
telah ditetapkan dapat di ukur sesuai anggaran yang telah direncanakan,
dapatmengetahui penyimpangan yang dilakukandi dalam perusahan dapat
dilakukanperbaikan untuk kedepannya, dapatmelakukan evaluasi prestasi kerja
manajermaupun karyawan yang berkerja sesuai dengan anggaran yang diterapkan.
Penelitian ini berfokus pada pengendalian biaya produksi melalui akuntansi
pertanggungjawaban pada sektor manufaktur, sektor ini di pilih karena pada provinsi
bali banyak sekali penurunan jumlah pada perusahaan sektormanufaktur. Sehingga ini
perlu di teliti mengenai pentingnya akuntansi pertanggungjawban sebagai alat
pengendali bagi perusahaan.
Menurut Olivia (2013) pada artikelnya mengatakan serta pelaporan biaya dan bahwa
akuntansi pertanggungjawaban merupaka sistem yang disusun sehingga dapat
melakukan pengelompokan dapat melukan pertanggungjawaban atas penyimpangan
biaya ataupun pendapatan pada suatu organisasi. Serta tujuan dari akuntansi
pertanggungjawaban yaitu (a)Akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan,
(b)anggaran Akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja, (c)Akuntansi
Pertanggung jawaban sebagai alat motivasi manajer. Cikana (2018) dalam penelitiannya
mengemukakan setiap perusahaan selalu ada penentuan daerah pertanggungjawaban dan
manajer yang bertanggungjawab yang nantinya dilaksanakan dengan menetapkan pusat-
pusat pertanggungjawaban. Ada 4 jenis pusat pertanggungjawaban yaitu (a)pusat biaya,
(b)pusat pendapatan, (c)pusat laba, (d)pusat investasi.
1
mempengaruhi biaya produksi dan diklasifikasikan menurut jenis atau objek
pengeluarannya, yaitu: (a)biaya bahan baku, (b)biaya tenaga kerja, (c)biaya overhead
pabrik.
3. Kajian Literatur
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif.
Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Cok Konfeksi area BaliSelatan, di kota Denpasar
berada dijalan Nusa Indah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang mengarah ke studi kasus terhadap
kondisi perusahaan. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling tepat
dalam penelitian, karena tujuan utamadalam penelitian adalah mendapatkan atau
mengumpulakan data. Dalam memperoleh data tersebut maka teknik yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
4. Metodologi
Agar sesuai dengan tema yang dibahas oleh peneliti, penyajian data biasanya di
gunakan oleh penelitian kuantitatif namun pada penelitian kualitatif ini dilakukan
penyajian data yang berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart
1
dan sejenisnya. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahamiapa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami dari
data tersebut, terakhir yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan yang
dikemukakan di awal dan diukung dengan bukti-bukti yang kuat maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
5. Hasil Analis
Pada awalnya usaha garmen inibaru hanya membuka jasa jahit, namun setelah
usaha garmen ini berkembangdalam beberapa tahun dan pelanggan semakin meningkat
hingga tahun 2000 perusahaan ini sudah mulai melakukan penjualan baju, sehingga
tidak hanya menerima jasa menjahit saja tetapi sudah mulai menjual baju, baik baju
kaos, baju polo, dan yang lainnya dan sudahmembentuk perusahaan konfeksi yang
masih berbentuk UD (Unit Dagang).
Pada tahun 2010 Cok Konveksi ini telah resmi berdiri sendiri dengan nama
CV.Cok Konveksi. Hal ini dikarenakan pendapatan cok konfeksi yang sangat besar
yaitu 80 juta yang merupakan laba bersih perbulannya. Sehingga ini bukanlah lagi
merupakan usaha kecil melainkan sudahmenjadi usaha besar.
1
b. Akuntansi pertanggung jawaban ini juga sangat berperan dalam kelancaran
kegiatan perusahaan, dengan adanya pengawasan dan pelaporan serta evaluasi
sehingga memperoleh informasi yang berguna bagi perusahaan dan dapat
menjadi suatu acuan dalam mengambil keputusan maupun tindakan dalam
perusahaan.
c. Perusahaan cok konveksi ini sudah sangat baik dalam mengontrol suatu
manajemen keuangannya, sehingga dapat mengatasi kesulitan keuangan yang
terjadi karena pandemi covid-19 ini. Hal ini tidak jauh dari penerapan
akuntansi pertanggung jawaban dalam perusahaan ini
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dan penggunaan sistem akuntansi biaya tidak peduli apakah suatu
organisasi memproduksi dan menjual produk atau memberikan jasa, organisasi tersebut
perlu mengetahui biaya-biayanya. Data biaya harus diakumulasi untuk berbagai tujuan
eksternal dan internal. System biaya tradisional atau historis terutama focus pada
identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. System tersebut digunakan
untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang
diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal. Tetapi, system biaya tradisional tidaklah
sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif karena akumulasi data biaya historis
semata-mata tanpa perbandingan dengan sasaran biaya yangtelah ditentukan
sebelumnya tidak sesuai dengan konsep pengendalian kontemporer.
2
DAFTAR PUSTAKA
Retrivied from :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/download/26425/17222/0
Retrivied from :
http://roejha.blogspot.com/2015/12/aspek-keprilakuan-terhadap-evaluasi.html