Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI PINJAMAN DITERIMA

TEMU 5

Oleh:

Kelompok 1

Ni Komang Yunikayanti (01)

Ni Luh Gede Ayu Sri Sedani (02)

Ni Kadek Tarisma Dewi (03)

Ferdinanda Constantia Latu (04)

PROGRAM SARJANA AKUNTANSI

TAHUN AJARAN 2023/2024

Kelas: D2

Dosen: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E, M.M., Ak., CPA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ........ii

PETA KONSEP ................................................................................................................iii

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 1

1. Pinjaman Akuntansi yang Diterima .................................................................................. 1

1.1 Pengertian Pinjaman yang Diterima ......................................................................... 1

1.2 Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditur .................................................... 1

1.3 Jenis-Jenis Pinjaman yang Diterima ......................................................................... 2

1.3.1 Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain ........................................................... 2

1.3.2 Pinjaman Two Step Loan .................................................................................. 3

1.3.3 Pinjaman Obligasi ............................................................................................ 5

1.3.4 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ...................................................... 9

1.3.5 Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama ............................................................ 10

SIMPULAN .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

LAMPIRAN ................................................................................................................... 13
PETA KONSEP
PEMBAHASAN

 Akuntansi Pinjaman yang Diterima

1.1 Pengertian Pinjaman yang diterima

Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau
pihak lain termasuk dari Bank Indonesia. lembaga keuangan bukan bank lembaga
keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta
asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya
berupa:

 Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank lain.

 Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjaman diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan) dari lembaga kuangan
internasional.

 Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin oleh lembaga
penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta
pelumasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya
tiga tahun sejak tanggal emisi.

 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas.

 Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.

 Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditur

Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak


kreditur dengan debitur. Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen Sebagai
komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat dalam rekening
administratif rupiah sisi debit dengan nama RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum
digunakan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh
bank selaku debitur/borrower atau obligor Hal-hal yang terkait biaya perkreditan menjadi
beban peminjam, misalnya biaya provisi dan administrasi, biaya transaksi (appraisal) nilai
jaminan, biaya perikatan (notaris), dan biaya asuransi.

 Jenis – Jenis Pinjaman yang Diterima

 Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain

Pada waktu pinjaman ditandatangani/disetujui:

Dr. RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan

belum digunakan Rp xxx

Pada waktu pinjaman direalisasi:

Cr. RAR Fasilitas Pinjaman yang Diterima dan

belum digunakan Rp xxx

Dr. Giro-Bank Bank Lain Rp xxx

Cr. Pinjaman yang diterima Rp xxx

Pada waktu Antisipasi Bunga:

Dr. Biaya Bunga Rp xxx

Cr. Bunga yang harus dibayar Rp xxx

Contoh:

 Tanggal 15 Juni 2015 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian


kredit dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai
penerima kredit (debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi
kredit (kreditur). Nilai kredit yang disepakati Rp 1.000.000.000, sulan bunga
12% pa. Jangka waktu 3 tahun.
 Tanggal 1 Juli 2015 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
(kliring) senilai Rp 600.000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik
Bank Permata di Bank Indonesia Jakarta.

 Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta
sebesar Rp 400.000.000 langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Permata di
Bank Mitra Niaga.

Pencatatannya adalah:

Debit Kredit
Tanggal Rekening (Rp) (Rp)
Dr. RAR. Fas. Pinjaman yang
15 Juni 2015 Diterima dan Belum Digunakan 1.000.000.000

Cr. RAR. Fas. Pinjaman yang


1 Juli 2015 Diterima dan Belum Digunakan 600.000.000

Dr. Giro BI 600.000.000


Cr. Pinjaman yang Diterima 600.000.000

Cr. RAR. Pinjaman yang


5 Juli 2015 Diterima dan Belum Digunakan 400.000.000

Dr. Giro-Bank Bank Lain 400.000.000


Cr. Pinjaman yang Diterima 400.000.000

 Pinjaman Two Step Loan

Pinjaman yang diterima dalam two-step-loan akan diadministrasikan


kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima. Two Step Loan menurut UUD No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843) adalah pinjaman yang diterima oleh
Pemerintah Republik Indonesia dari Lembaga Kenangan Internasional yang
diteruskan kepada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat melalui Bank
Indonesia, dalam rangka menunjang program Pemerintah, termasuk bantuan teknis
yang terkait dengan pinjaman tersebut.

Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Akuntansi untuk penerimaan dana TSL. harus diadministrasikan oleh


Kantor Pusat dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL.
Rekening ini merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri dari TSL:

 Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.

 Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan


industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.

 Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, atau jasa tenaga ahli.

 Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution


(PFI) yaitu bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih
kurs yang terjadi menjadi tanggungjawab pemerintah.

 Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah

 TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity

 Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI
berkisar 80% : 20% dari jumlah kredit
 Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib
membayar kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh
pemerintah sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase
tertentu berkisar 0,75% per tahun

Jurnal yang diperlukan pada Pinjaman Two Step Loan:

Tanggal/Ket Rekening Debit Kredit


Saat Dr. RAR Pinjaman yang diterima dan
Persetujuan belum digunakan

Cr. RAR. Pinjaman yang diterima dan


Saat Realisasi belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima TSL

Saat Dr. Biaya Bunga


Penyesuaian
Cr. Biaya Bunga Harus dibayar
Bunga
Saat Dr. Biaya Bunga harus dibayar
Pembayaran
Bunga Setelah Cr. Giro BI
Penyesuaian

Bila Bunga Dr. Biaya Bunga


Dibayar
Langsung Cr. Giro BI

Saat Pelunasan Dr. Pinjaman yang diterima


Pinjaman
Cr. Giro BI

Contoh:

Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan
melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana. Bank Gunadarma
mendapat pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar
Rp12.000.000.000

Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Bank Indonesia 12.000.000.000
Pinjaman yang Diterima – TSL 12.000.000.000

 Pinjaman Obligasi

Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar
Modal. Disamping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan
perlindungan positif. Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat
melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi.
Sedangkan persyaratan perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan
emiten melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi.
Syarat - syarat penerbitan obligasi adalah:

 Badan usaha berbentuk badan hukum dan bertujuan untuk mencari


keuntungan.

 Berkedudukan di Indonesia

 Mempunyai modal dasar sekurang-kurangnya 500 juta rupiah dan disetor penuh
sekurang-kurangnya 100 juta rupiah serta nilai kekayaan bersih
sekurang-kurangnya 100 juta rupiah.

 Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba


dengan ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal
sendiri sekurang-kurangnya 10%.

 Laporan keuangan telah diperiksa oleh Akuntan Publik/BPKP untuk dua tahun
buku terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat setuju
untuk tahun terakhir.

Penentuan Harga Obligasi

Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan,


mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh
tempo obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau yang sering
disebut bond yield. Harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari
aliran kas biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat
jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap
periode, sedangkan nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode pada saat
jatuh tempo. Rumus untuk menghitung:

Keterangan:

P = Harga Obligasi atau nilai sekarang obligasi

n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya

r = Tingkat diskonto atau bond yield

Pp = Nilai pokok atau prinsipal obligasi

Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga setiap tahun, sedangkan bila
penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai
berikut:

Penggunaan rumus tersebut dapat dibantu dengan tabel bunga untuk present
value anuitas untuk biaya bunga dan present value Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.

Contoh 1

Bank permata menjual obligasi PT. Bank Permata pada tanggal 1 Januari
2015, nominal (par) @ Rp. 1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15%
dibayar setiap akhir tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investor (pembeli obligasi)
mensyaratkan yield 14%. Harga obligasi dapat ditentukan sebagai berikut:

= Rp 1.034.330,81
Harga tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan table bunga untuk
harga tunai anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433. Sedangkan
untuk present valuenya untuk nilai par adalah dengan menggunakan table present
value untuk Rp. 1, dengan n=5 dan r=14% dan didapat nilai table 0,519. Dengan
demikian P = (3,433 x 150.000) + (0,519 x 1.000.000) atau sebesar = 1.033.950.
Nilai yang berbeda akibat adanya pembulatan.

Contoh 2:

Tanggal 2 Januari 2015 Bank Artamara menjual obligasi jangka panjang


kepada PT. Kadir Jaya sebanyak 1000 lbr, nominal per lembar Rp. 1.000.000,
jangka waktu 5 tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap
tanggal 31 Desember. Tingkat diskonto (yield) sebesar 16%. Bunga obligasi Rp
1.000.000 x 18% = Rp.180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31
Desember selama 5 tahun. Dengan demikian pembayaran bunga merupakan
anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan table nilai tunai untuk
anuitas. Dengan table untuk bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan
harga tunai untuk pokok obligasi dapat ditentukan dengan table nilai tunai untuk
Rp. 1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16% diperoleh nilai table 0,519. Dengan
demikian harga obligasi adalah:

Keterangan Jumlah (Rp)


Nilai tunai bunga = Rp 180.000 x 3,433 x 1000 lbr 619.740.000
Nilai tunai pokok obligasi = Rp 1.000.000 x 0,519 x 1000lbr 519.000.000
Harga obligasi 1.138.740.000

Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual
(harga kurs) diatas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan harga
jual dibawah harga nominal nya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Memang
diakui bahwa agio bukan merupakan bunga dibayar dimuka atau disagio bukan
merupakan bunga yang diterima dimuka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan
dengan bunga, oleh karena itu pencatatannya dibebankan pada biaya bunga selama
periode waktu obligasi beredar.

Maka jurnal transaksinya sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


2/1/2015 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.138.740.000
Cr. Agio obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000

31/12/2015 Dr. Biaya Bunga 180.000.000


Cr. Kas 180.000.000

Dr. agio obligasi 27.748.000


Cr. Biaya bunga 27.748.000
(Untuk amortisasi)

Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun – tahun berikutnya adalah


sama dengan 31 Desember 2015, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus
dilunasi. Jika obligasi dijual dengan harga dibawah harga nominal, maka
pencatatannya yaitu:

Tanggal Rekening Debit Kredit


/Keterangan (Rp) (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio obligasi
Cr. Pinjaman
obligasi

Saat Bayar Bunga Dr. Biaya bunga


Cr. Kas
Saat Akumulasi Dr. Biaya Bunga
Disagio
Cr. Disagio
obligasi

Saat Pelunasan Dr. Pinjaman Obligasi


Cr. Kas

 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan


sistim pembayarandan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak
seimbangan (mismatch) antarapenerimaan dan penarikan dana pada bank-bank,
baik jangka pendek maupun panjang. Dalamoperasinya ada bebagai jenis fasilitas
likuiditas bank sentral kepada sektor perbankan denganpersyaratan yang berbeda,
sesuai dengan sasaran maupun peruntukannya. Karena jenis failitas yangberagam
ini secara umum dapat dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas likuiditas BI yang
diperikankepada bank-bank diluar kredit likuiditas Bank Indonesia atau KLBI.

 Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama

Pinjaman untuk pembiayaan bersama dilakukan langsung dari bank pemberi


dana kepadapenerima kredit. Tanggungjawab atas kredit yang diberikan tersebut
dibagi atas dasar banyaknyakredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.

Contoh:

Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek besar senilai Rp. 300
milyar. Untuk memenuhikebutuhan dana ini telah tersedia dua buah bank lain yaitu
bank ABC dan bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp. 100
milyar. Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima untuk tujuanpembiayaan
bersama ini sebesar Rp. 200 milyar yang disediakan langsung dalam rekening giro
dimasing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban bank Omega.Transaksi
ini oleh bank Omega pusat dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Bank Lain-Giro (Bank ABC) 100.000.000.000
Bank Lain-Giro (Bank XYZ) 100.000.000.000
Pinjaman yang diterima pembiayaan
200.000.000.000
bersama
SIMPULAN

Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain
termasuk dari Bank Indonesia. lembaga keuangan bukan bank lembaga keuangan luar negeri dan
masyarakat umum baik dalam valuta rupiah ataupun valuta asing, dan harus dilunasi bila jatuh
tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman
yang diperoleh dari bank lain. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu
pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan) dari lembaga
kuangan internasional. Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin oleh
lembaga penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta
pelumasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya tiga tahun
sejak tanggal emisi. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima
dari Bank Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas. Pinjaman yang diterima dalam
rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau beberapa proyek.
DAFTAR PUSTAKA

Adhinata, Surya. 2014. Akuntansi Pinjaman yang Diterima. Tersedia dalam:


https://id.scribd.com/doc/217787007/Akuntansi-Pinjaman-Yang-Diterima-p4 (diakses pada
tanggal 29 September 2023)

Sarah. 2020. Bentuk-bentuk BLBI. Tersedia dalam: https://www.dictio.id/t/apa-saja-bentuk-


bentuk-blbi/129643 (diakses pada tanggal 29 September 2023)

Taswan. (2012). Akuntansi Perbankan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta


Unknown. Surat Utang (Obligasi). Tersedia dalam : https://www.idx.co.id/produk/surat-
utang-obligasi/ diakses pada 29 September 2023
Unknown. Pinjaman Sindikasi. Tersedia dalam: https://www.bankofchina.co.id/m/in-
id/segment/corporate-banking/corporate-loans/syndicated-loan.html (diakses pada
tanggal 29 september 2023)
LAMPIRAN

Peraturan Regulasi Dampak


1. Peraturan Bank Indonesia Pinjaman Likuiditas Bank harus melakukan persiapan
Nomor 22/15/PBI/2020 Jangka Pendek bagi Bank sebelum mengajukan permohonan
Umum Konvensional PLJP termasuk self
assessment atas pemenuhan
persyaratan serta mempersiapkan
dokumen hasil penilaian dan
verifikasi agunan PLJP oleh pihak
independen untuk disampaikan
pada saat permohonan PLJP.
Bank yang tidak melakukan
pelunasan PLJP pada saat jatuh
waktu dinyatakan cidera janji
dan dengan sukarela
menyerahkan seluruh agunan
PLJP kepada Bank Indonesia
untuk dilakukan eksekusi
agunan..

Anda mungkin juga menyukai