Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

“AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA”

EKA 329 (Kelas A2)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Gusti Ayu Putu Shinta Maharani 2207531208/11


2. Dewa Ayu Istri Handayani 2207531215/13

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Pinjaman Diterima....................................................................................................2
2.2 Akuntansi Pinjaman Diterima.....................................................................................................2
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, sering kali
suatu bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah
perorangan, seperti lembaga keuangan di dalam atau luar negeri, pemerintah
atau lembaga lainnya. Pinjaman ini akan menambah komponen dana suatu
bank disisi pasiva. Dari segi penggolongan hutang, lazimnya dana dalam
bentuk pinjaman yang diterima ini akan dibukukan sebagai hutang jangka
panjang. Dana ini memiliki bunga dan harus diadministrasikan setiap kali
jatuh tempo. Jadi pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang
diterima dari bank atau pihak lain termasuk dari bank Indonesia baik dalam
rupiah maupun dalam mata uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh
waktu. Dalam pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman
subordinasi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pinjaman diterima?


2. Apa jenis-jenis dari akuntansi pinjaman diterima?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pinjaman diterima.


2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis dari akuntansi pinjaman diterima.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pinjaman Diterima

Pinjaman diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima bank dari


bank atau pihak lain, termasuk pinjaman dari Bank Indonesia, baik dalam
rupiah maupun dalam valuta asing dan harus dibayar jika telah jatuh tempo.
Pinjaman diterima merupakan sumber dana yang berasal dari bank lain, Bank
Indonesia, atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai
dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman diterima merupakan
jenis pinjaman yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Beberapa jenis
pinjaman antara lain :
1. Pinjaman jangka panjang dari bank lain. Pinjaman dari bank lain yang
sifatnya jangka panjang berupa penerbitan surat berharga dari bank
yang menerima pinjaman, baik dalam bentuk Sertifikat Deposito,
Commercial Paper, atau jenis bentuk lainnya.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut Two Step Loan, yaitu
pinjaman diterima yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen
keuangan) dari lembaga keuangan internasional.
3. Pinjaman Obligasi, adalah bukti hutang kepada investor (bondholder)
yang dijamin oleh lembaga penjamin efek, serta mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman
dilakukan pada tanggal jatuh tempo sekurang-kurangnya tiga tahun
sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang
diterima dari Bank Indonesia apabila Bank mengalami krisis
likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama
(sindikasi) satu atau beberapa proyek.

2.2 Akuntansi Pinjaman Diterima

1. Pinjaman Yang Diterima Bank Lain.

2
Pinjaman dari bank lain merupakan pinjaman yang diterima dari
bank lain, yang tidak dikenakan pajak atas pendapatan bunga bagi pihak
kreditor. Pinjaman bank lain merupakan sumber dana yang dihimpun oleh
bank dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Pinjaman ini memberikan
keleluasaan bagi bank untuk mengatur pengembalian nya, karena jangka
waktunya lama.
Pencataatan pinjaman bank lain dilakukan pada saat dilakukan
penandatanganan atas pinjaman atau pada saaat kesepakatan pinjaman
dilakukan antara bank sebagai debitur dan bank lain sebagai kreditor. Pada
saat ditandatangani, maka pencatatan dilakukan dalam laporan komit
mendan kontijensi. Pada saat pinjaman tersebut diterima, maka
pencatatannya dilakukan dalam Laporan Posisi Keuangan.
Pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat
Deposito, Commercial Paper dan surat berharga lainnya.

Contoh:
1. Tanggal 15 Juni 2003 Bank Permata telah menandatangani perjanjian
kredit dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak
sebagai penerima kredit (Debitur) dan Bank Mitra Niaga sebagai
pemberi kredit (Kreditor). Nilai kredit yang disepakati
Rp1.000.000.000, suku bunga 12%. Jangka waktu 3 tahun.
2. Tanggal 1 Juli 2003 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank
Indonesia senilai Rp600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening
milik Bank Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3. Tangggal 5 juli 2003 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra
Niaga Jakarta sebesar Rp400.000.000 langsung didebetkan ke rekening
Giro Bank Permata di Bank Mitra Niaga.

3
2. Two Step Loan

a. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
Pemerintah RI.
b. Pinjaman ditujukan kepada proyek proyek yang bertujuan mengembangkan
industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
c. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, atau jasa/tenaga ahli.
d. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution
(PFI) yaitu bank-bank dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang
terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah.
e. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
f. TSL berjangka waktu 15- 20 tahun sehingga dapat diakui equity.
g. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana PFI
berkisar80%: 20% dari jumlah kredit.
h. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib
membayar kepada pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender
oleh pemerintah sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah
persentase tertentu berkisar 0,75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan :

4
Contoh Soal :

Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan


sebesar Rp 20 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal
sebagai berikut:

D: Bank Indonesia-Giro Rp 20.000.000.000


K: Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 20.000.000.000

Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan
jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.

3. Pinjaman Obligasi
Obligasi merupakan instrumen untuk menciptakan hutang. Sumber dana
berasal merupakan alteratif bank dalam membiayai investasinya. Sebagai surat
pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar bunga
kepada pembeli obligasi. Pembayaran bunga dapat dilakukan setiap periode
tertentu secara tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat
jatuh tempo. Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas
Pasar Modal.
Di samping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif
dan perlindungan positif. Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat
5
untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Contoh
perlindungan negatif adalah dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang
saham, sebab akan dapat mengurangi kemampuan memenuhi kewajiban kepada
pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan perlindungan positif ada lakukan
tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi, misalnya kewajiban
menerbitkan laporan keuangan secara periodik agar diketahui kineria bank
tersebut.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan
obligasi dan ketika terjadi pelunasan bunga atau pokok obligasi. Untuk bisa
mencatatnya perlu mengetahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di
pasar.

 Penentuan Harga Obligasi


Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan,
mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh
tempo obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investor atau sering disebut
bond yield. Kupon obligasi akan menimbulkan biaya bunga bagin emiten atau
aliran kas keluar dan pokok obligasi juga akan dibayar kembali pada saat jatuh
tempo. Oleh karena itu pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kas,
biaya, biaya bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat
jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Biaya dibayar setiap periode,
sedangkan nilai nilai pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode saat jatuh
tempo (dengan asumsi non callabe bond). Rumus untuk menghitungnya adalah
sebagai berikut :

Keterangan :
P = Harga obligasi atau Nilai sekarang Obligasi
n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = Tingkat diskonto atau bond yield
Pp = Nilai pokok atau principal obligasi

6
Rumus diatas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun,
sedangkan bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya akan
menjadi sebagai berikut :

Penggunaan rumus tersebut kadang bagi orang tertentu memerlukan


waktru yang lama, oleh karena itu dengan bantuan table bunga untuk present
value anuitas untuk biaya bunga dan present value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.

Contoh:
Kantor Pusat Bank XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi Rp1.000.000
dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Bogor berhasil menjual seluruh obligasi
kepada masyarakat.

Jurnal :
Kas Rp 1.000.000.000
Hutang obligasi Rp 1.000.000.000

Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Bogor akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1% :

Jurnal:
Bunga Obligasi Rp10.000.000
Hutang Bunga Obligasi Rp10.000.000

Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Bogor sebanyak
10 lembar Rp I juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya
hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga
dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai cabang pembayar.
Pembayaran dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa kesahan dokumen atau
bilyet obligasi yang dimiliki ole nasabah yang bersangkutan dan pembayaran

7
bunga yang telah dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan dibukukan melalui
perhubungan antar kantor sebagai berikut:
Jurnal :
RAK-Cabang Bogor Rp10.100.000
Kas Rp10.100.000

Oleh cabang Bogor sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut :
Jurnal :
Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
Hutang Obligasi Rp 10.000.000
RAK-Cabang Surabaya Rp10.100.000

4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI )


BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim
pembayaran dan sektor perbankan agar jangan terganggu, karena ketidak
seimbangan (mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank,
baik jangka pendek maupun panjang. Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas
likuiditas bank sentral kepada sektor perbankan dengar persyaratan yang berbeda,
sesuai dengan sasaran maupun peruntukannya. Karena jenis fasilitas yang
beragam ini secara umum dapat dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas likuiditas
BI yang diperikan kepada bank-bank diluar kredit likuiditas Bank Indonesia
atau KLBI.

5. Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama

Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama


proyek-proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali diterima
dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke dalam
rekening Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap
outstanding disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman
dilunasi ole bank. Proses pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan dapat
dijabarkan pada gambar berikut ini:

8
Contoh:
Bank XYZ hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp300 M. Untuk memenuhi
kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC dan Bank DEF
dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya dana
pinjaman yang diterima untuk aturan pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta
yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan
sisanya menjadi beban Bank XYZ. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank XYZ
kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:

Jurnal :
Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000.000
Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000.000
Pinjaman yang Diterima Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000.000

Dengan demikian Bank XYZ, dalam kasus in akan tetap bertanggung


jawab terhadap kredit yang diberikan, karena Bank XYZ telah menerima dana
dari bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank
XYZ.
Dalam hal pembiayaan bersama in dilakukan langsung dari bank pemberi
dana kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan
tersebut dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-
masing bank. Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

9
Dalam hal proses pembiayaan seperti diatas, Bank XYZ tidak pernah akan
menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak akan
muncul dalam neraca.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pinjaman diterima merupakan sumber dana yang berasal dari bank lain,
Bank Indonesia, atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai
dengan persyaratan perjanjian pinjaman.Transaksi pinjaman yang diterima
didahului dengan perjanjian antara pihak kreditur dengan debitur Perjanjian yang
ditandatangani kedua belah pihak tak dapat dibatalkan secara sepihak bila semua
persyaratan telah dipenuhi, Perjanjian ini dalam akuntansi disebut komitmen.
Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan, maka akan dicatat
dalam rekening administratif rupiah sisa debit dengan nama RAR fasilitas
pinjaman diterima dan belum digunakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dr. taswan, S.E., M.Si. "Akuntansi Perbankan - Transaksi dalam Valuta Rupiah" Edisi III
UPP STIM YKPN

Syarifudin. 2018. “Akuntansi Perbankan Bab Pinjaman Diterima”,


(http://wwwjotang.blogspot.com/2018/02/akuntansi-perbankan-bab- pinjaman.html, diakses pada 09
April 2019). Yulianti. 2019. “Akuntansi Perbankan”. Semarang; Tigamedia Pratama.

12

Anda mungkin juga menyukai