Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA

Oleh :

KELOMPOK 3

Gusti Ayu Agung Mas Medhayani 2107531111 / 18


Ni Luh Ade Meina Rossalina 2107531117 / 19

PRODI SARJANA AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Akuntansi Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima merupakan sumber dana jangka panjang yang
diperoleh oleh bank yang tercatat dalam neraca. Pinjaman yang diterima adalah sarana
pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain termasuk bank sentral, lembaga
keuangan bukan bank (LKBB), lembaga keuangan luar negeri dan masyarakat luas
baik dalam nilai rupiah maupun mata uang asing serta harus dibayarkan sampai
tanggal jatuh tempo. Pengertian pinjaman diterima ini tidak terkait dengan pinjaman
subordinasi. Terdapat beberapa jenis pinjaman yang berlaku di masyarakat luas
diantaranya:
1. Pinjaman dari bank lain yang merupakan pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau yang sering disebut dengan Two Step Loan, yakni
pinjaman yang diperoleh melalui pemerintah Indonesia khususnya Kementerian
Keuangan dari lembaga keuangan internasional.
3. Pinjaman obligasi, merupakan bukti hutang kepada investor yang dijamin oleh
lembaga penjamin bursa efek, dan berisi perjanjian pembayaran bunga atau
perjanjian lainnya serta pembayaran pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada
tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diperoleh dari
bank Indonesia apabila bank tersebut mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diperoleh dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi) satu atau
beberapa proyek.

A. Pencatatan Pinjaman yang Diterima dari Kreditor


Transaksi pinjaman yang diawali dengan perjanjian antara pihak kreditor
dengan debitur. Perjanjian yang telah disepakati (ditandatangani) bersama oleh kedua
belah pihak tidak dapat dibatalkan sepihak jika semua persyaratan sudah terpenuhi.
Dalam akuntansi perjanjian ini dikenal dengan istilah komitmen. Sebagai komitmen
terhadap tagihan bank yang tidak dapat dibatalkan, maka hal tersebut akan dicatat
dalam rekening administratif rupiah sisi debet dengan nama RAR fasilitas pinjaman
yang diterima dan belum digunakan.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti oleh perncatatan realisasi
pinjaman, jika pinjaman tersebut telah benar dilaksanakan. Pinjaman yang
direalisasikan tersebut dicatatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku
debitur. Pengkreditan rekening pinjaman diterima harus diikuti dengan pengkreditan
RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai
realisasinya.Pinjaman yang direalisasikan dicatatsebesar nilai nominal yang ditarik
oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor.Hal-hal yang terkait biaya perkreditan
menjadi beban peminjam, misalnya biayaprovisi dan administrasi, biaya taksasi
(appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan(notaris), dan biaya asuransi.
Pencatatan pinjaman yang diterima dari bank lain adalah sebagai berikut.
Tanggal/Ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Saat Persetujuan Dr. RAR Pinjaman yang Diterima
dan Belum Digunakan

Saat Realisasi Cr. RAR Pinjaman yang Diterima


dan Belum Digunakan
Dr. Giro Bank Lain
Cr. Pinjaman yang Diterima-
TSL

Saat Dr. Biaya Bunga


Penyesuaian
Bunga
Cr. Biaya Bunga Harus
Dibayar

Saat Dr. Biaya Bunga Harus Dibayar


Pembayaran
Bunga Setelah
Penyesuaian
Cr. Giro-BI

Berikut merupakan contoh transaksi beserta jurnalnya.


1. Pinjaman yang diterima dari Bank Lain
1) Pada tanggal 15 Juni 2013 Bank Permata telah menandatangani perjanjian
kredit dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai
penerima kredit (Debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi
kredit (Kreditor). Nilai kredit yang disepakati adalah sebesar
Rp1.000.000.000 dengan suku bunga 12%pa dan jangka waktu 3 tahun.
2) Tanggal 1 Juli 2013 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
senilai Rp600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening milik Bank
Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3) Tanggal 5 Juli 2013 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga
Jakarta sebesr Rp400.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening Giro
Bank Permata di Bank Mitra Niaga.
Dari transaksi diatas, maka pencatatannya jurnalanya adalah sebagai berikut.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
15/6/2013 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang diterima dan 1.000.000.000
belum digunakan
1/7/2013 Cr.RAR. Fas. Pinjaman yang 600.000.000
diterima dan belum digunakan
Jurnal Dr. Giro BI 600.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima 600.000.000
5/7/2013 Cr. RAR. Pinjaman yang diterima 400.000.000
dan belum digunakan
Jurnal Dr. Giro - Bank Bank Lain 400.000.000
Cr. Pinhaman yang diterima 400.000.000

B. Pinjaman Two Step Loan


Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/5/PBI/1999 Tentang Kredit
Likuiditas Bank Indonesia Dalam Rangka Kredit Program Pada Masa Peralihan, Pasal
1 Ayat (3) Two Step Loan adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Republik
Indonesia dari Lembaga Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang
program pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut.
Berikut merupakan penjabaran dari proses terjadinya Two Step Loan.
1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsorsium kepada
pemerintah RI. Konsursium adalah himpunan beberapa pengusaha yang
mengadakan usaha bersama, kumpulan pedagang dan industriawan, atau pun
perkongsian.
2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan untuk
mengembangkan industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berbentuk devisa, barang modal atau jasa berupa tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Private Finance Initiative yaitu bank-
bank dan lembaga keuangan bukan bank dalam bentuk rupiah sehingga risiko
selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Suku bunga two step loan ditentukan oleh pemerintah.
6. Two step loan memiliki jangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui sebagai
ekuitas.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana Two Step Loan dan Private
Finance Initiative berkidar 80% : 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan Two Step Loan yang tidak ditarik (tidak digunakan), Privat
Finance Initiative wajib membayar kepada pemerintah sejumlah biaya yang
dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai perjanjian, termasuk commitmen
charge sejumlah persentase tertentu yang berkisar 0,75% per tahun.
Untuk mencatat transaksi Two Step Loan, diperlukan jurnal sebagai berikut.
Tanggal/Ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Saat Persetujuan Dr. RAR Pinjaman yang Diterima
dan Belum Digunakan
Saat Realisasi Cr. RAR Pinjaman yang
Diterima dan Belum
Digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang Diterima-
TSL

Saat Dr. Biaya Bunga


Penyesuaian
Bunga
Cr. Biaya Bunga Harus
Dibayar

Saat Dr. Biaya Bunga Harus Dibayar


Pembayaran
Bunga Setelah
Penyesuaian
Cr. Giro-BI

Bila Bunga Dr. Biaya Bunga


Dibayar
Langsung
Cr. Giro-BI

Saat Pelunasan Dr. Pinjaman yang Diterima


Pinjaman
Cr. Giro-BI

Contoh:
Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana. Bank Gunadarma mendapat
pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12 Milyar. Sehingga
pencatatannya menjadi sebagai berikut.
Dr. Bank Indonesia Rp12.000.000.000,-
Cr. Pinjaman yang Diterima-TSL Rp12.000.000.000,-

C. PINJAMAN OBLIGASI
3.1 Pengertian Obligasi
Obligasi adalah instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana dari
obligasi merupakan alternatif bank dalam membiayai investasinya. Bank yang
menerbitkan obligasi harus membayar bunga kepada pembeli obligasinya.
Pembayaran bunga dilakukan secara tetap setiap periode tertentu. Kewajiban bung
aini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Bank harus mendapatkan izin dari otoritas pasar modal dalam menerbitkan
obligasi. Selain itu, penerbitan obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan
perlindungan positif. Perlindungan negatif merupakan persyaratan yang bersifat
melarang emiten untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi,
contohnya adalah emiten dilarang membagi seluruh laba kepada pemegang saham
karena berpotensi mengurangi kemampuan dalam memenuhi kewajiban kepada
pemegang obligasi. Sedangkan, perlindungan positif merupakan persyaratan yang
mewajibkan bank melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang obligasi,
contohnya kewajiban menerbitkan laporan keuangan secara periodik agar kinerja
bank diketahui.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan
obligasi dan ketika pelunasan bunga atau pokok obligasi. Agar bisa mencatatnya,
perlu diketahui harga jual (kurs) obligasi yang terbentuk di pasar.
3.2 Penentuan Harga Obligasi
Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan serta
mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo
obligasi, dan keuntungan yang diharapkan investor (bond yield). Kupon obligasi akan
menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi juga
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Karena itu, harga obligasi pada dasarnya
penjumlahan present value dari aliran kas biaya bunga ditambah dengan nilai pokok
obligasi pada saat jatuh tempo dengan yield yang disyaratkan. Biaya obligasi dilunasi
setiap periode sedangkan pokok obligasi akan dilunasi saat jatuh tempo (dengan
asumsi non-callable bond). Rumus untuk menghitung harga obligasi adalah sebagai
berikut.

�� ��
�= �+
(1 + �) (1 + �)�
�=1

Keterangan:
P = Harga obligasi atau nilai sekarang obligasi
� = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi
�� = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
� = Tingkat diskonto atau bond yield
�� = Nilai pokok atau prinsipal organisasi
Rumus di atas digunakan apabila penerimaan bunga dilakukan setiap tahun,
sedangkan apabila penerimaannya setiap setengah tahun, rumusnya adalah sebagai
berikut.

�� /2 ��
�= �+
(1 + �/2) (1 + �/2)2�
�=1

Penggunaan tersebut bagi beberapa orang memerlukan waktu yang lama


sehingga dengan bantuan tabel bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga
dan present value Rp1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh:
Bank Raditya menjual obligasi PT Bank Raditya tanggal 1 Januari 2020,
nominal (par) @ Rp1.000.000 dengan tingkat bunga 15% dibayar setiap tahun dalam
jangka waktu 5 tahun. Pembeli obligasi mensyaratkan yield 14%. Harga obligasi
ditentukan sebagai berikut.
5
150.000 1.000.000
�= +
1 + 0,14 5 1 + 0,14 5
�=1

� = ��1.034.330,81
Harga obligasi tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan tabel bunga
untuk harga tunai anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433.
Sedangkan untuk present value untuk nilai par adalah menggunakan tabel present
value untuk Rp1, dengan n=5 dan r=14%, sehingga didapat nilai tabel 0,519. Dengan
demikian P = (3,43x150.000) + (0,519x1.000.000) atau sebesar Rp1.033.950. Nilai
yang didapat berbeda akibat pembulatan. Penentuan harga obligasi juga dapat
dihitung menggunakan excel dengan fungsi Present Value Future dan Present Value
Anuity.
Contoh kasus lainnya beserta pencatatan obligasi:
Tanggal 1 Januari 2015, Bank Racana menjual obligasi jangka panjang kepada
PT Cahaya sebanyak 1000 lembar. Nominal per lembar senilai Rp1.000.000 dan
jangka waktunya 5 tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di setiap tanggal
31 Desember dan tingkat diskonto sebesar 16%.
Bunga obligasi per tahun sebesar 18% x Rp1.000.000 = Rp180.000
dibayarkan setiap tanggal 31 Desember selama 5 tahun. Pembayaran bunga
merupakan anuitas sehingga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas.
Dengan tabel bunga 16%, n=5 diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai pokok obligasi
ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp1, n=5 tahun dengan tingkat bunga 16%
diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian, harga obligasi adalah:
Keterangan Jumlah (Rp)
Nilai Tunai Bunga = Rp180.000 x 3,433 x 1000 lembar 619.740.000
Nilai Tunai Pokok Obligasi = Rp1.000.000 x 0,519 x 1000 519.000.000
lembar
Harga Obligasi 1.138.740.000
Obligasi yang dijual dicatat sebesar harga nominal, selish harga jual (harga
kurs) di atas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan selisih harga
jual di bawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang
dijual pada tanggal di antara tanggal pembayaran bunga harus harus diperhitungkan
bunga yang telah berjalan.
Agio atau premi diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu
obligasi dengan membebankan pada biaya bunga. Agio atau disagio berhubungan
dengan bunga, meskipun bukan merupakan bunga yang dibayar di muka atau bunga
yang diterima di muka, sehingga pencatatannya dibebankan pada biaya bunga selama
waktu obligasi beredar.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
2/1/2015 Dr. Kas/Giro PT Cahaya 1.138.740.000
Cr. Agio Obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000

31/12/2015 Dr. Biaya Bunga 180.000


Cr. Kas 180.000

Dr. Agio Obligasi 27.748.000


Cr. Biaya Bunga 27.748.000
(untuk amortisasi)
Penerimaan pembayaran dari pemegang obligasi apabila secara tunai
dilakukan dengan mendebet akun kas, sedangkan bila dilakukan dengan warkat atau
bilyet giro/cek yang digunakan emitmen, yang didebet adalah rekening giro
bondholder.
Pencatatan setiap 31 Desember untuk tahun-tahun selanjutnya sama adalah
sama dengan 31 Desember 2015, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus
dilunasi dengan mendebet pinjaman obligasi dan mengkredit rekening kas atau giro
bondholder. Pencatatan obligasi apabila dijual dengan harga di bawah nilai nominal
adalah sebagai berikut.
Keterangan Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi

Saat Bayar Bunga Dr. Biaya Bunga


Cr. Kas

Saat Akumulasi Disagio Dr. Biaya Bunga


Cr. Disagio Obligasi

Saat Pelunasan Dr. Pinjaman Obligasi


Cr. Kas
Daftar Pustaka
Maharani, A. A. I., Trisnayanti, I. A. I., Pande, N. P. S. S., & Dhinata, I. P. S. (n.d.).
Akuntansi Perbankan Dan LPD Akuntansi Unit Deposito Dan Tabungan.
Diakses 10 September 2022.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/ 5 /PBI/1999 Tentang Kredit Likuiditas Bank
Indonesia Dalam Rangka Kredit Program Pada Masa. (n.d.). Peraturan BPK.
Diakses 10 September 2022, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/129492/Peraturan%20BI%20No.%
201-5-PBI-1999.pdf

Anda mungkin juga menyukai