Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA

TEMU 4

OLEH:
KELOMPOK 2

1. Ni Komang Maheswari Puspita Dewi Narendra Putri (06)


2. Anak Agung Sintia Dewi (07)
3. Ni Putu Tarisa Putri Rakanti (08)
4. Ni Putu Mulyani (09)
5. Putu Riska Narayani (10)

PROGRAM S1 2023/2024
KELAS: E2
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM., Ak., CPA.
Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si., Ak., CA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii


PETA KONSEP ......................................................................................................................iii
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Pinjaman yang Diterima .............................................................................................. 1
1.2 Pencatatan Pinjaman Yang Diterima Dari Kreditor .................................................... 1
1.3 Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lain ................................................................... 2
1.4 Pinjaman Two Step Loan ............................................................................................ 3
1.5 Pinjaman Obligasi ....................................................................................................... 6
1.6 Penentuan Harga Obligasi ........................................................................................... 6
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 12

ii
PETA KONSEP

Pinjaman yang
diterima dari
AKUNTANSI kreditor
PINJAMAN YANG
DITERIMA

Pinjaman yang
diterima dari
Bank Lain

JENIS-JENIS PENCATATAN Pinjaman


PENGERTIAN Two Step
PINJAMAN PINJAMAN Loan

Pinjaman dari Pinjaman


Pinjaman dari Pinjaman
luar negeri Obligasi
bank lain Obligasi
(two step loan)

Pinjaman yang Penentuan


Bantuan diterima dalam harga obligasi
Likuiditas Bank rangka
Indonesia pembiayaan
bersama
PEMBAHASAN

1.1 Pinjaman yang Diterima


Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau
pihak lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga
keuangan luar negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah maupun valuta
asing, dan harus dilunasi bila jatuh tempo. Jenis pinjaman yang diterima umumnya
berupa:
1. Pinjaman yang diperoleh dari bank lain.
2. Pinjaman dari luar negeri atau sering disebut two step loan, yaitu pinjam diterima
yang diperoleh melalui pemerintah RI (Departemen Keuangan dari lembaga
keuangan internasional.
3. Pinjaman obligasi, adalah bukti utang kepada investor yang dijamin oleh lembaga
penjamin efek, serta mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta
pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuhtempo sekurang-kurangnya
tiga tahun sejak tanggal emisi.
4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas.
5. Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama (sindikasi satu atau
beberapa proyek).

1.2 Pencatatan Pinjaman Yang Diterima Dari Kreditor


Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak
kreditor dengan debitur. Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak tersebut dapat
dibatalkan secara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhiperjanjian ini dalam
akuntansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan,
maka akan dicatat dalam rekening administrasirupiah sisi debet dengan nama RAR
fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan. Pencatatan komitmen tagihan ini akan
diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan.
Pinjaman yang direalisasikan dicatat sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaki
debitur/borrower atau obligor. Tentu saja pengkreditan RAR fasilitas pinjamanditerima
dan belum digunakan sebesar nilai realisasinya.

1
1.3 Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lain
Contoh 1:
1. Tgl 15 Juni 2003 Bank Permata telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank
Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit (Debitur) dan
Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberikredit (Kreditor). Nilai kredit yang
disepakati Rp 1.000.000.000, suku bunga 12%. Jangka waktu 3 tahun.
2. Tanggal 1 Juli 2003 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia senilai
Rp 600.000.000 dan langsung didebetkan ke rekening milik Bank Permata di Bank
Indonesia Jakarta.
3. Tanggal 5 Juli Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar
Rp400.000.000 langsung didebetken ke rekening Giro Bank Permata di Bank Mitra
Niaga.
Pencatatannya:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
15/6-2003 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang diterima dan belum digunakan 1.000.000.000

1/7-2003 Cr. RAR. Fas. Pinjaman yang diterima dan belum digunakan 600.000.000
Jurnal Dr. Giro BI 600.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima 600.000.000
5/7-2023 Cr. RAR. Pinjaman yang diterima dan belum digunakan 400.000.000
Jurnal Dr. Giro-Bank Bank Lain 400.000.000
Cr. Pinjaman yang diterima 400.000.000

Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC
sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dengan
jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun. Dana diterima Bank Omega
dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC. Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Bank Lain-Giro (Bank ABC) 30.000.000.000
Pinjaman yang Diterima Sertifikat Deposito 3 tahun 30.000.000.000

2
Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega
Kantor Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp
4.500.000. ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor pusat sebagai berikut.
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD 4.500.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) 4.500.000

Pelaksanaan pemakaian dan pinjaman ini dapat dilakukan oleh kantor cabang
sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan danadari
pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M dan memohon agar Kantor Pusat untuk memakai dana
tersebut, oleh Kantor Pusat mentransfer dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank
Indonesia setempat. Ayat jurnal sebagai berikut.
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
RAK-Cabang Jakarta 1.000.000.000
Bank Lain-Giro (Bank ABC) 1.000.000.000

Sedangkan, oleh kantor cabang Jakarta akan memerlukan transaksi ini sebagai berikut.
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Bank Indonesia-Giro 1.000.000.000
RAK-Kantor Pusat 1.000.000.000

1.4 Pinjaman Two Step Loan


Pinjaman two step loan merupakan pinjaman yang diterima oleh kementrian
keuangan Republik Indonesia dari Lembaga Keuangan Internasional. Pinjaman ini akan
diteruskan kepada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia
dalam rangka menunjang program pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait
dengan pinjaman tersebut. Disebut two step loan karena pinjaman yangdiberikan oleh
kreditur luar negeri ini akan diterima oleh pemerintah sebagai penjamin pinjaman
tersebut untuk kemudian disalurkan kepada bank-bank pelaksana untuk dipergunakan
menyalurkan kredit perbankan. Pinjaman yang diterima dalam two step loan akan
diadministrasikan ke dalam rekening pinjaman yang diterima. Rekening ini merupakan
hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan. Adapun mekanisme terjadinya
peminjaman two step loan dapat dijabarkan sebagai berikut:

3
Adapun karakteristik dari pinjaman two step loan adalah sebagai berikut:
1. Pinjaman diberikan oleh lender (pemberi pinjaman) sendiri atau dalam bentuk
konsorium kepada Pemerintah RI.
2. Pinjaman ditunjukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan
industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.
3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, jasa/ tenaga ahli.
4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution (PFI)
yaitu bank-bank dan LKBB (Lembaga keuangan bukan bank) dalam bentuk rupiah
sehingga risiko selisih kurs yang terjadi menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.
6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity (modal).
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dari PFI berkisar
80% : 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayarkepada
pemerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada lender oleh pemerintah sesuai
perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar 0,75%
per tahun.
Adapun jurnal-jurnal yang diperlukan dalam transaksi peminjaman two step loan,
yaitu:
Tanggal/Ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Saat Dr. RAR pinjaman yang diterima
persetujuan dan belum digunakan

4
Cr. RAR pinjaman yang diterima dan
Saat realisasi belum digunakan
Dr. Giro BI
Cr. Pinjaman yang diterima - TSL

Saat Dr. Biaya bunga


penyesuaian
Bunga
Cr. Biaya bunga yang harus dibayar

Saat Dr. Biaya bunga yang harus dibayar


pembayaran
bunga setelah
penyesuaian
Cr. Giro-BI

Bila bunga Dr. Biaya bunga


dibayar
langsung
Cr. Giro-BI

Saat pelunasan Dr. Pinjaman yang diterima


pinjaman
Cr. Giro-BI

Contoh :
Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui
pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana. Bank Gunadarma mendapat pinjaman
melalui Pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12 Milyar. Maka pencatatan
jurnalnya adalah sebagai berikut:

Bank Indonesia Rp12.000.000.000


Pinjaman yang diterima - TSL Rp12.000.000.000

5
1.5 Pinjaman Obligasi
Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal.
Di samping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan
positif. Perlindungan negatif adalah persyaratan yang bersifat melarang emiten untuk
melakukan tindakan yang merugikan pemegang obligasi. Sedangkan persyaratan
perlindungan positif adalah persyaratan yang mewajibkan emiten melakukan tindakan
yang menguntungkan pemegang obligasi. Syarat-syarat penerbitan obligasi adalah
sebagai berikut:
1. Badan usaha berbentuk badan hukum dan bertujuan untuk mencari keuntungan.
2. Berkedudukan di Indonesia.
3. Mempunyai modal dasar sekurang-kurangnya 500 juta rupiah dan disetor penuh
sekurang-kurangnya 100 juta rupiah serta nilai kekayaan bersih sekurang-kurangnya
100 juta rupiah.
4. Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba dengan
ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-
kurangnya 10%.
5. Laporan keuangan telah diperiksa oleh Akuntan Publik/BPKP untuk dua tahun buku
terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat setuju untuk tahun
terakhir.

1.6 Penentuan Harga Obligasi


Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan,
mempertimbangkan tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo
obligasi, dan keuntungan yang diharapkan oleh investoratau yang sering disebut bond
yield. Harga obligasi pada dasarnya penjumlahan present value dari aliran kasbiaya
bunga ditambah present value dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dengan
yield yang disyaratkan. Biaya bunga obligasi dibayar setiap periode, sedangkan nilai
pokok obligasi akan dilunasi setiap akhir periode pada saat jatuh tempo. Rumus untuk
menghitungnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
P = harga obligasi atau nilai sekarang obligasi
n = periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi

6
Ci = pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya
r = tingkat diskonto (bond yield)
Pp = nilai pokok atau principal obligasi

Rumus di atas digunakan bila penerimaan bunga (kupon) setiap tahun, sedangkan
bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali, maka rumusnya menjadi sebagai
berikut:

Penggunaan rumus tersebut dapat dibantu dengan tabel bunga untuk


present value anuitas untuk biaya bunga dan present value Rp 1 untuk nilai pokok
obligasi.
Contoh 1:
Bank Permata menjual obligasi PT Bank Permata pada tanggal 1 Januari 2015,
nominal (par) @ Rp 1.000.000 dengan kupon atau tingkat bunga 15% dibayar setiapakhir
tahun dan jangka waktunya 5 tahun. Investor (pembeli obligasi) mensyaratkan yield 14%.
Maka harga obligasidapat ditentukan sebagai berikut:

Harga tersebut juga dapat ditentukan dengan menggunakan tabel bunga untuk
harga tunai anuitas dengan n=5, r=14% dan nilai tabelnya didapat 3,433. Sedangkan
untuk present value untuk nilai par adalah dengan menggunakan tabel present value
untuk Rp 1, dengan n=5 dan r=14% dan didapat nilai tabel 0,519.
Dengan demikian P = (3,433 x 150.000) + (0,519 x 1.000.000) atau sebesar
= 1.033.950. Nilai yang berbeda akibat adanya pembulatan.

Contoh 2:
Tanggal 2 Januari 2015 Bank Artamara menjual obligasi jangkapanjang kepada
PT Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembarRp 1.000.000, jangka waktu 5
tahun. Bunga nominal 18% per tahundibayarkan di belakang setiap tanggal 31
Desember. Tingkat diskonto(yield) sebesar 16%. Bunga obligasi Rp 1.000.000 x 18%
= Rp 180.000.Bunga ini akan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember selama lima tahun.
Dengan demikian pembayaran bunga merupakan anuitas. Untuk itu nilai tunai bunga
dapat ditentukan dengan tabel nilai present value untukanuitas. Dengan tabel untuk
bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,274.Sedangkan harga tunai untuk pokok obligasi

7
dapat ditentukan dengan tabelnilai present value untuk Rp1, n=5 tahun dengan tingkat
bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,476. Dengan demikian harga obligasi adalah:
Keterangan Jumlah (Rp)
Nilai tunai bunga = Rp180.000 x 3,274 x 1.000 lbr 589.320.000
Nilai tunai pokok obligasi = Rp1.000.000 x 0,476 x 1.000 lbr 476.000.000
Harga obligasi 1.065.320.000

Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar harga nominal. Selisih harga jual
(harga kurs) di atas harga nominal dicatat sebagai agio atau premi, sedangkan harga jual
di bawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau diskonto. Memang diakui
bahwa agio bukan merupakan bunga dibayar di muka atau disagio bukan merupakan
bunga yang diterima dimuka, akan tetapi agio atau disagio berkaitan dengan bunga, oleh
karena itu pencatatannya dibebankan pada biaya bunga selama periode waktu obligasi
beredar. Maka jurnal transaksinya adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/01/2015 Dr. Kas/Giro PT. Kadir Jaya 1.065.320.000
Cr. Agio Obligasi 65.320.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000

31/12/2015 Dr. Biaya bunga 180.000.000


Cr. Kas 180.000.000

Dr. Agio Obligasi 13.064.000


Cr. Biaya bunga (untuk amortisasi) 13.064.000

Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun-tahun berikutnya adalah sama


dengan 31 Desember 2015, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi harus dilunasi. Jika
obligasi dijual dengan harga dibawah harga nominal, maka pencatatannya yaitu:
Tanggal/Ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Saat jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi

8
Saat bayar bunga Dr. Biaya Bunga
Cr. Kas

Saat Akum. Disagio Dr. Biaya Bunga


Cr. Disagio Obligasi

Saat pelunasan Dr. Pinjaman Obligasi


Cr. Kas

9
KESIMPULAN

Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak
lain termasuk dari Bank Indonesia, lembaga keuangan bukan bank, lembaga keuangan luar
negeri dan masyarakat umum baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing, dan harus
dilunasi bila jatuh tempo. Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian
antara pihak kreditor dengan debitur. Pinjaman two step loan merupakan pinjaman yang
diterima oleh kementrian keuangan Republik Indonesia dari Lembaga Keuangan
Internasional. Dalam penerbitan obligasi, bank harus mendapat izin dari otoritas Pasar Modal.
Di samping itu penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negatif dan perlindungan
positif. Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan, mempertimbangkan
tingkat bunga (kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang
diharapkan oleh investoratau yang sering disebut bond yield. Obligasi yang dijual akan dicatat
sebesar harga nominal. Selisih harga jual (harga kurs) di atas harga nominal dicatat sebagai
agio atau premi, sedangkan harga jual di bawah harga nominalnya dicatat sebagai disagio atau
diskonto.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Taswan,S.E, M.Si (n.d.). AKUNTANSI PERBANKAN Transaksi dalam ValutaRupiah.


UPP STIM YKPN.

StuDocu. (n.d.). Makalah Perbankan Klmpk 4 - MAKALAH AKUNTANSIPERBANKAN


“PINJAMAN YANG DITERIMA DAN AKUNTANSI MODAL. Diakses melalui:
https://www.studocu.com/id/document/universitasgunadarma/computergrafik/makalah
-perbankan-klmpk-4/11943257 Pada 2 Oktober 2023.

StuDocu. (n.d.). AK BANK & LPD SAP 3 - Pinjaman yang diterima - PINJAMANYANG
DITERIMA Pinjaman yang diterima adalah. Diakses melalui:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/akuntansi-perbankan-
dan-lembaga-perkreditan-desa/ak-bank-lpd-sap-3-pinjaman-yang- diterima/8144665
Pada 2 Oktober 2023.

11
LAMPIRAN

No. Regulasi Dampak

1. PP No. 20 Tahun 1973 Tentang Pencabutan PP Mengatur secara menyeluruh hal-


No. 6 Tahun 1963 Tentang hal yang berkaitan dengan
Pinjaman Obligasi oleh pengawasan terhadap lembaga
Bank/Perusahaan/Badan perdagangan uang dan efek- efek
Pemerintah maupun serta memberikan perlindungan
Swasta. kepada para pemilik dana pada
khususnya dan kepada
masyarakat pada umumnya.

2. PBI No. 2/22/PBI/2000 Kewajiban Pelaporan Bank, Badan Usahaselain Bank


Utang Luar Negeri. dan perorangan yang memiliki
utang luar negeri wajib
melakukan pelaporan atas setiap
utang luar negeri yang dimiliki ke
Bank Indonesia dan apabila
terlambat akan dikenakan sanksi
administratif. Utang luar negeri
yang berasal dari Two StepLoan
tidak perlu dilaporkan ke Bank
Indonesia untuk menghindari
pencatatan berganda atas utang
tersebut.

3. PMK No. Tentang Perubahan Atas Mengatur kembali mengenai


108/PMK.05/2019 PMK No. 108/PMK.05 penilaian kelayakan pembiayaan
/2016 Tentang Tata Cara PPDN dan PPLN, perjanjian
Penerusan Pinjaman Dal- PPDN dan PPLN, dan perhitu-
am Negeri dan Penerusan ngan tingkat suku bunga PPDN
Pinjaman Luar Negeri Ke- dan PPLN.
Pada BUMN dan
Pemerintah Daerah

12

Anda mungkin juga menyukai