TINJAUAN PUSTAKA
Kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya. Kredit
diberikan atas dasar adanya kepercayaan. Pemberi kredit (kreditur) percaya bahwa
penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi hal-hal yang telah diperjanjikan,
Kondisi dasar seperti ini diperlukan oleh bank, karena dana yang ada di bank
sebagian besar milik pihak ketiga, untuk itu diperlukan kebijakan oleh bank dalam
kredit.4
didefinisikan sebagai: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
4
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996)
halaman 229.
14
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang
a) Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang
“kepercayaan” dari bank atau kreditur terhadap nasabah peminjam atau debitur.
adanya gagal bayar atau debitur tidak mampu mengembalikan dana yang sudah
dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh
debitur, kondisi keuangan debitur, dan adanya benda jaminan atau agunan.
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan diterimanya
15
2) Tenggang Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari uang,
yaitu uang yang sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima
3) Risiko, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya
diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya. Dengan adanya unsur risiko
4) Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi
yang sangat penting selaku Lembaga Keuangan yang membantu pemerintah dalam
dipisahkan dari kredit, dimana kegiatan dan penghasilan utama bank adalah
5
Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta: Andi, 2005), halaman 3.
16