dijadikan jaminan.
yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat
tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi
yang berisi segala hal terkait hak dan kewajiban dari kreditur dan debitur.
Pembuatan perjanjian kredit didasarkan pada ketentuan Pasal 1754 KUH Perdata,
yang berbunyi:
perjanjian jaminan bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa
perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah
kreditur.8
7
Harun Badriyah, Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, (Jakarta: Suka Buku, 2010),
halaman 34.
8
Ibid., halaman 36.
21
Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati antara pemberi kredit dan
penerima kredit wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit. Pasal 1313 KUH
Perdata menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
antara kreditur dan debitur dalam hal penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, yang mewajibkan pihak lain (khususnya debitur) untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga kepada
berlaku.9
Perjanjian kredit seperti bentuk perjanjian pada umumnya, juga harus dapat
memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya perjanjian,
yaitu:
karena:
9
Raharjo, op.cit., halaman 6.
22
7) Musnahnya barang yang terutang;
8) Kebatalan atau pembatalan;
9) Berlakunya suatu syarat batal, yang diatur dalam bab ke suatu buku ini;
10) Lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab tersendiri.
Perbankan adalah badan usaha yang menghimnpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Secara sederhana dapat dikatakan bank adalah suatu badan usaha yang
berbadan hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan. Bank juga merupakan
badan usaha yang berbentuk badan hukum sehingga secara yuridis adalah
merupakan subyek hukum yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga.10
a. Bank Sentral, yaitu bank yang memperoleh hak untuk mengedarkan uang
10
Sembiring Sentosa, Hukum Perbankan, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm 2.
11
Usman Rachmadi, Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), hlm 64.
23