Anda di halaman 1dari 23

Perjanjian Kredit dan

Jaminannya
1

OLEH:
ANDRE PRATAMA
GUNAWAN HUTOMO MANDALA PUTRA
MHD. RAHMAN
RAJA RENO SETIAWAN
RIZKI AFRIKA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS RIAU
PENGERTIAN PERJANJIAN KREDIT

Pasal 1313 KUH Perdata


Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

UU NO.10 TAHUN 1998


Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga
Perjanjian kredit merupakan perjanjian konsensuil antara Debitur dengan
Kreditur (dalam hal ini Bank) yang melahirkan hubungan hutang piutang,
dimana Debitur berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh
Kreditur, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati oleh para
pihak.
UU No.10 Tahun 1998
Bank adalah badan usaha
BANK yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk
MASYARAKAT bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak
4

Berdasarkan jangka waktu dan penggunaanya kredit


dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Kredit investasi
2. Kredit modal kerja
3. Kredit konsumsi
Unsur-unsur Perjanjian Kredit
5

Unsur-unsur Perjanjian Kredit:

a. Adanya para pihak (2 orang atau lebih), yaitu


berposisi sebagai Kreditur dan Debitur (Subyek
Hukum)
b. Obyek (hukum) nya berupa uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan
c. Dalam bentuk hutang
d. Dalam jangka waktu tertentu
e. Mengenal sistem bunga
Fungsi dan Jenis Perjanjian Kredit Bank
6

Fungsi Perjanjian Kredit


1. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian
pokok
2. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti
mengenai batasan-batasan hak dan kewajiaban
diantara kreditor dan debitor
3. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk
melakukan monitoring kredit
7

Jenis-Jenis Perjanjian Kredit


Secara yuridis bahwa terdapat dua jenis perjanjian
kredit yang digunakan bank, yaitu;
1. Perjanjian Kredit di Bawah Tangan
2. Perjanjian Kredit Notaril
Prinsip-Prinsip Dalam Pemberian Kredit
8

Di dalam praktek perbankan dikenal beberapa prinsip


yang digunakan dalam pemberian kredit pada pihak
debitur. Prinsip-Prinspin tersebut antara lain :
1. Prinsip kepercayaan
2. Prinsip kehati-hatian
3. Prinsip 5C’s Meliputi
 Watak (character),
 Modal (capital),
 Kemampuan (capacity),
 Kondisi ekonomi (condition of economic),
 Jaminan (collateral),
9

4. Prinsip 5 P, meliputi :
 Para pihak (party),

 Tujuan (purpose)

 Pembayaran (payment),

 Perolehan laba (profitability)

 Perlindungan (protection)

5. Prinsip 3 R meliputi :
o Return,

o Repayment

o Risk bearing ability


10

 Tujuan pemberian kredit :


1. Untuk usaha/kegiatan tertentu (bukan yang terlarang)
2. Harus sesuai dengan izin usaha debitur
3. Tidak menyimpang Dari perjanjian (side streaming)

 Isi perjanjian kredit :


1. Besarnya kredit
2. Jenis dan jangka waktu kredit
3. Tingkat bunga dan biaya lain
4. Cara pembayaran/pengembalian
5. Barang jaminan (agunan)
Jaminan Dalam Perjanjian Kredit
11

 Pengertian Jaminan
Menurut dalam Pasal 1131 KUH Perdata Jaminan
yaitu “Segala barang-barang bergerak dan tak
bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun
yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-
perikatan perorangan debitur itu”
Jenis-Jenis Jaminan Kredit
12

 Menurut sifatnya, jaminan digolongkan


menjadi :
1. Jaminan Perorangan
2. Jaminan Kebendaan
JAMINAN PERSEORANGAN
13

adalah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan


tertentu, selalu berupa suatu perjanjian antara seorang berpiutang (kreditur)
dengan pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban dari si berutang
(debitur) juga bila terjadi cidera janji (wanprestasi), bahkan jaminan perorangan
ini dapat diadakan tanpa pengetahuan dari si berutang (debitur) tersebut
sehingga jaminan perorangan menimbulkan hubungan langsung antara
perorangan yang satu dengan yang lain.

 Terdapat 3 jenis jaminan perorangan, yaitu :


 Penanggungan Hutang/Borgtocht (pasal 1820 KUH
Perdata)
 Perjanjian Garansi (Pasal 1316 KUH Perdata)
 Perjanjian Tanggung-menanggung/tanggung renteng
(Pasal 1278 KUH Perdata).
JAMINAN PERSEORANGAN
14

 Penanggungan hutang (Borgtoght) Pasal 1820 KUH


Perdata
 yaitu suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna
kepentingan si berhutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan
si berhutang mana hak orang tersebut tidak memenuhinya.

 Perjanjian Garansi/indemnity (Surety Ship) Pasal 1316


KUH Perdata
 Yang berbunyi meskipun demikian adalah diperbolehkan untuk
menanggung atau menjamin seorang pihak ketiga, dengan menjanjikan
bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak mengurangi
tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah menanggung
pihak ketiga itu atau yang telah berjanji, untuk menyuruh pihak ketiga
tersebut menguatkan sesuatu jika pihak ini menolak memenuhi
perikatannya.
JAMINAN PERSEORANGAN
15

Perutangan Tanggung Menanggung/Tanggung Renteng

Pada Perutangan Tanggung Renteng dimana ada beberapa debitur


yang wajib membayar untuk seluruh prestasi kreditur merasa
terjamin pemenuhan piutangnya.
Perutangan tanggung renteng timbul karena diperjanjikan atau
karena ketentuan undang-undang.

Yang dimaksud tanggung renteng yang bersifat memberi jaminan


ialah tanggung renteng yang pasif, yaitu dalam perutangan
tersebut terdapat beberapa orang debitur yang wajib berprestasi.
Kebalikannya adalah tanggung renteng aktif, dimana dalam
perutangan tersebut terdapat beberapa kreditur yang berhak atas
prestasi
JAMINAN KEBENDAAN
16

jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda dengan ciri-ciri
mempunyai hubungan langsung dengan benda tertentu dari debitur atau
pihak ketiga sebagai penjamin, dapat dipertahankan terhadap siapapun,
selalu mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan.
Ada dua pertimbangan yang setidaknya menjadi prasyarat utama untuk sesuatu
benda dapat diterima sebagai jaminan, yaitu :

1.SECURED
artinya benda jaminan kredit dapat diadakan pengikatan secara yuridis formal,
sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan. Jika di kemudian hari
terjadi wanprestasi dari debitur, maka bank memiliki kekuatan yuridis untuk
melakukan tindakan eksekusi.

2.MARKETABLE
artinya benda jaminan tersebut bila hendak dieksekusi dapat segera dijual atau
diuangkan untuk melunasi seluruh kewajiban debitur
JAMINAN KEBENDAAN
17

Hukum jaminan di Indonesia mengenal 5 (lima) jenis hak


jaminan kebendaan :
1. Gadai
2. Hipotik
3. Hak Tanggungan
4. Fidusia
5. Sistem Resi Gudang (SRG)
GADAI
18

Menurut Pasal 1150 KUH Perdata, “Gadai adalah suatu hak


yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh kuasanya,
sebagai jaminan atas utangnya dan yang memberi wewenang
kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari
barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain; dengan
pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan
atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan
biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarakan setelah
barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus
didahulukan”
Hipotik
19

Pasal 1162 KUH Perdata mendefinisikan hipotik sebagai


suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak,
untuk mengambil penggantian daripadanya bagi
pelunasan suatu perikatan.

 Saat ini hipotik hanya dapat dibebankan atas:


1. Kapal-kapal isi kotor 20 M3 dan terdaftar (Pasal 314 KUH
Dagang jo Pasal 49 Undang-Undang Pelayaran No. 21 Tahun
1992)
2. Pesawat terbang dan helikopter (Pasal 12 Undang-
Undang No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan).
Hak Tanggungan
20

 Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-


benda yang berkaitan dengan tanah, yang
selanjutnya disebut HakTanggungan,

 adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas


tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
terhadap kreditor-kreditor lain;
Fidusia
21

UU No.42 TAHUN 1999

 FIDUSIA
adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda
yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap
dalam penguasaan pemilik benda.
Sistem Resi Gudang (SRG)
22

 Berdasarkan bunyi Pasal 1 angka 1 UUSRG, Sistem Resi


Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian
transaksi Resi Gudang.

 Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen


penting dan efektif dalam sistem pembiayaan
perdagangan. Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi
pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agunan
inventori atau barang yang disimpan di gudang. Sistem
Resi Gudang juga bermanfaat dalam menstabilkan harga
pasar dengan memfasilitasi cara penjualan yang dapat
dilakukan sepanjang tahun.
23

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai