Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Freeport-McMoRan Copper & Gold (FCX) merupakan perusahaan induk

dari PTFI. Chairman FCX James R. Moffett dan CEO FCX Richard C. Adkerson

menyampaikan: “Kami prihatin atas dampak dari mogok kerja terhadap karyawan

PTFI dan keluarga mereka, dan Manajemen PTFI tengah berupaya menyelesaikan

perundingan secepat mungkin. Penawaran yang kami sampaikan cukup adil dan

besar, dan tim Manajemen PTFI memiliki komitmen untuk mempertahankan

kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif, bersaing dan nyaman bagi karyawan

kami. Kekerasan dan tindakan intimidasi yang dilakukan terhadap karyawan yang

memilih untuk tetap bekerja dan kerusakan yang dilakukan terhadap sarana dan

prasarana Perusahaan tidak menguntungkan para pemangku kepentingan dan

merupakan tindakan melanggar hukum. Kami menghargai dukungan dari

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Daerah untuk melindungi Perusahaan yang

merupakan obyek vital nasional, dan bersama ini kami menghimbau semua

pemangku kepentingan agar dapat bekerja sama dengan Presiden Direktur PTFI

Armando Mahler dan anggota Manajemen PTFI untuk menyelesaikan

perundingan secara baik dan memulihkan penegakkan hukum dan ketertiban di

wilayah Mimika".

Demi melanggengkan operasi tambang PT Freeport Indonesia (PTFI),

Pemerintah menerbitkan PP No. 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat PP

No. 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan. PP ini selanjutnya

dioperasionalisasi oleh dua Peraturan Menteri ESDM, yaitu Permen ESDM No. 5
Tahun 2017 dan Permen No. 6 Tahun 2017. Khusus yang terkait dengan PTFI,

kedua Permen ESDM ini mengatur mengenai ketentuan: (1) PTFI dapat

mengubah Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus

(IUPK); dan (2) perubahan KK menjadi IUPK tersebut membuat PTFI dapat

mengekspor konsentrat tanpa harus dimurnikan di dalam negeri.

Sementara itu, dalam perjanjian yang diteken pada Kamis 12 juli 2018,

Inalum mengeluarkan dana sebesar US$3,85 miliar untuk membeli hak partisipasi

Rio Tinto di PTFI dan 100% saham FCX di PT Indocopper lnvestama, yang

memiliki 9,36% saham di PTFL. Para pihak akan menyelesaikan perjanjian jual

beli ini sebelum akhir tahun 2018. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)

(Persero), Freeport McMoran Inc akhirnya menandatangani pokok-pokok

perjanjian (Head of Agreement/HoA) mengenai divestasi saham PT Freeport

Indonesia (PTFI). Nantinya, setelah proses penjualan selesai, kepemilikan Inalum

di PTFI meningkat menjadi 51% dari sebelumnya 9,36%. Pokok-pokok perjanjian

ini selaras dengan kesepakatan pada tanggal 12 Januari 2018 antara Pemerintah

Indonesia, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kabupaten Mimika.

Dalam kesepakatan itu, pemerintah daerah akan mendapatkan saham sebesar 10%

dari kepemilikan saham PTFI.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi makalah ini adalah “Apa isi

perjanjian Kontrak Kerja yang disepakati antara PT. Freeport dan Pemerintah

Indonesia ?”
1.3 Jenis Data

Data yang digunakan dalam makalah ini adalah data sekunder yaitu data

berupa jurnal penelitian dan artikel.


BAB II PEMBAHASAN

Negosiasi antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia mencapai kata sepakat.

Pada Kamis, 12 Juli 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan

penekenan perjanjian awal, yang disebut pula heads of agreement atau HoA, antara

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) serta Freeport dan Rio Tinto.

Menurut Sri Mulyani, perjanjian tersebut merupakan sebuah langkah yang maju

dan strategis untuk mewujudkan kesepakatan antara pemerintah dan perusahaan asal

negeri Paman Sam itu, yang sebelumnya diumumkan pada 27 Agustus 2017.

"Dengan ditandatanganinya heads of agreement, artinya sudah dicapai divestasi.

Harapannya, partnership antara Freeport dengan Inalum dan pemerintah mampu

meningkatkan kepastian di dalam koperasi dan nilai tambah industri ekstraktif

Indonesia, serta bisa menambahkan kemakmuran Indonesia dan Papua," ujarnya

dalam konferensi pers selepas penandatanganan itu di kantornya, Jakarta, Kamis, 12

Juli 2018.

Sebelumnya, kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Freeport antara lain

adanya landasan hukum yang mengatur antara pemerintah dan perusahaan

pertambangan itu dalam bentuk izin usaha pertambangan khusus operasi dan produksi,

bukan lagi berupa kontrak karya. Selain itu, divestasi 51 persen untuk kepentingan

nasional Indonesia.

Dalam kesepakatan itu juga, Freeport diminta membuat smelter di dalam negeri.

Pemerintah meminta penerimaan negara lebih besar secara agregat atau total daripada

yang diterima melalui kontrak karya selama ini. Perpanjangan kontrak dapat
dilakukan maksimal dua kali sepuluh tahun hingga 2041 bila Freeport memenuhi

kewajiban yang tercantum dalam IUPK-OP.

Anda mungkin juga menyukai