Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MOSI DEBAT

(Ketahanan Nasional)

Disusun Oleh : Kelompok 8


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Achmad Mirza Nurul Haq


Ade Cahya Putra
Dovan Alvano D
Femilla Nur Rivantia
Fitriyatul Karimah
Rizki Arief Istiqomah

(3115100095)
(2315100116)
(3115100032)
(2515100120)
(3115100005)
(2315100053)

Mosi :
Negosiasi Ulang Terhadap Perpanjangan Kontrak PT. Freeport Indonesia
I.

Latar Belakang

Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamika suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, hambatan, dan ancaman baik
yang datiang dari luar maupun dari dalam.
Dalam ketahanan nasional memiliki 8 gatra, salah satunya yaitu gatra ekonomi.
Bentuk ketahanan nasional yang dapat kita lakukan di bidang ekonomi yaitu melakukan
negosiasi ulang kontrak dengan perusahaan asing. Negosiasi ulang perlu dilakukan untuk
menciptakan keadilan dalam kontrak kerja sama. Hal ini bertujuan untuk melindungi
perusahaan lokal agar tidak tenggelam dalam tingginya kekuatan investor asing.
Salah satu contoh negosiasi ulang yang dilakukan pemerintah yaitu masalah PT.
Freeport. Kami mengambil mosi Negosiasi Ulang Terhadap Perpanjangan Kontrak PT
Freeport Indonesia. Sebagai perusahaan nasional dengan komposisi saham mencapai
90,64% dikuasai asing (Pratama, 2015), perkembangan PT Freeport Indonesia tentu tidak
dapat dibilang mulus melainkan banyak diwarnai dengan pertentangan, sikap kontra, dan
berbagai protes yang digulirkan masyarakat, terutama kepada pemerintah Indonesia yang
dinilai tidak dapat secara tegas mengatur operasi perusahaan ini. Sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang pengelolaan sumber daya mineral, pengelolaan perusahaan ini
seharusnya didasarkan pada UU No. 4 Tahun 2009 mengenai Pengelolaan Mineral dan
Batubara. menjelang beberapa tahun ke depan, kontrak Freeport habis tepatnya tahun
2021. Maka dari itu, Freeport meminta kepastian dari Indonesia mengenai perpanjangan
kontrak. Sehingga hal ini menjadi polemik di Indonesia.
II.

Dasar Hukum
a. Pro
Dalam polemik ini tidaklah semudah itu untuk melepas kontrak dengan freeport.
pemerintah telah menimbang berbagai alasan tersendiri. Salah satu alasannya
adalah pemerintah tidak ingin industri tersebut mengalami kevakuman,
mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup pada
industri ini. Selain itu, Dirjen Minerba Kementrian ESDM, Sukhyar juga
menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk memberikan kepastian bagi
investor asing, mengingat dana investasi yang dibenamkan oleh Freeport cukup
besar yaitu mencapai 15 milliar USD (Asril, 2014).

Pertimbangan lain dari diperpanjangnya nota kesepahaman ini adalah


karena akan dibuatnya poin-poin kesepakatan baru pada perpanjangan
MoU kali ini, yang lebih dikonsentrasikan pada peningkatan banefit
Freeport bagi Papua. Terkait legalitas perpanjangan kontrak Freeport yang
nantinya diatur dalam hasil revisi peraturan pemerintah (PP) Nomor 77
Tahun 2014 perubahan ketiga atas PP No 23/2010 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara berada di bawah


Menteri Perekonomian Darmin Nasution.

Argument pro 1 : sebagai solusi yang teah dipertimbangkan, Presiden Jokowi akan setuju
memperpanjang kontrak apabila 17 poin dibawah ini dapat dilakukan oleh PT Freeport, yaitu
11 dari pemerintah daerah Papua yang di antaranya :
1. Memindahkan pusat operasi Freeport dari Jakarta ke Papua
2. Memperbaiki hubungan Freeport dengan pemerintah daerah (BUMD) dan
pengusaha-pengusaha Papua dan kabupaten sekitarnya
3. Meningkatkan peran serta Pemerintah Daerah (BUMD) dan pengusaha-pengusaha
Papua dalam kegiatan sub kontrak
4. Mewajibkan Freeport untuk menggunskan jasa Bank Papua
5. Memperbaiki pengaturan pertambangan rakyat
6. Peningkatan dan pengalihan pengelolaan Bandara Moses Kilangin, Timika
7. Meningkatkan kontribusi pembangunan infrastruktur wilayah sekitar
8. Penataan Program Corporate Social Responsibility (CSR)
9. Memperbaiki pengelolaan dampak lingkungan hidup
10. Menyusun rencana paska tambang
11. Meningkatkan peran tenaga kerja asal Papua
Serta 6 dari Pemerintah Pusat, yaitu :
1.
2.

pembangunan unit pengolahan dan pemurnian (smelter),


pengurangan luas area tambang dari 212.950 hektar menjadi 125.000 hektar,

3.

perubahan perpanjangan kontrak menjadi izin usaha pertambangan (IUP),

4.

kenaikan royalti untuk penerimaan Negara dari 1% menjadi 3.75%,

5.

divestasi saham sebesar 30% kepada BUMN/BUMD sesuai aturan yang berlaku, s

6.

serta penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri hingga 100% (saat ini
SDM yang digunakan Freeport sudah mencapai 98% warga lokal, sedangkan
penggunaan barang peoduksi dalam negeri telah mencapai 60%).

Jika semua ini dipenuhi oleh freeport maka niscaya negara kita akan mendapatkan
keuntungan yang maksimal tanpa menimbulkan rasa akan kekhawatiran terhadap polemik ini.
Tanggapan Argument kontra 1 : Meski hanya 1% royalty yang diberikan kepada
Indonesia,. Di samping itu, akan mematikan kegiatan perekonomian di Timika dan Mimika
Papua karena 94% uang yang beredar, juga PDB (Produk Domestik Bruto) Provinsi Papua
sebesar 34 % berasal dari kegiatan bisnis yang bersinggungan dengan Freeport.

Argument pro 2 : Di PT Freeport Indonesia terdapat 32.000 pekerja dari warga lokal (94%
dari seluruh pegawai freeport), dan freeport menggunakan 60% barangnya berproduk
Indonesia. Apabila kontrak Freeport dihentikan maka pekerja Indonesia yang sebanyak itu
akan menjadi pengangguran, juga penurunan angka produksi Indonesia. Tentu hal ini akan
menjadi masalah baru yang menambah beban pemerintah dalam rangka mengurangi jumlah
pengangguran di Indonesia, apalagi 31 desember ini 2015 ini Indonesia menghadapi MEA .

Tanggapan argument kontra 2 : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
mengaku pemerintah masih menimbang-terkait risiko dan kebaikan yang diambil tatkala
menghentikan atau memperpanjang operasi Freeport. Pasalnya, Staf Ahli Menteri ESDM
Said Didu mengatakan, apabila kontrak diputus begitu saja, dipastikan akan berhadapan
dengan gugatan arbitrase nasional. Said Didu mengingatkan bahwa menteri koordinator yang
memiliki wewenang mencampuri perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia adalah menteri
koordinator bidang perekonomian. Menurutnya, legalitas perpanjangan kontrak Freeport yang
nantinya diatur dalam hasil revisi peraturan pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014
perubahan ketiga atas PP No 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara berada di bawah Menteri Perekonomian Darmin Nasution.
Argument pro 3: Dewasa ini, 60% smelter telah dibangun oleh Freeport di lahan PT.
Petrokimia gresik 80 hektar dengan sewa tiap tahunnya adalah US$ 8 per meter persegi.
Dengan total biaya sewa sebesar 76,8 miliar rupiah untuk lahan seluas 80 hektar tersebut,
Indonesia akan mendapatkan pemasukan dengan jumlah yang lumayan besar yang
dibayarkan

oleh

Freeport.

Tak

tanggung-tanggung,

kesungguhan

pembangunan smelter tersebut juga dibuktikan dengan pembayaran commitment fee atau
uang kesungguhan sebesar US$ 130 ribu (Rp 1,56 miliar). Itu akan dibayarkan lewat 3 Bank
BUMN, Bank Mandiri, BRI, dan BNI. (Aditiasari, 2015). Pada tahun 2015 ini freeport
meminta kepada Indonesia untuk meminta kepastian perpanjangan, agar solusi smelter ini
dapat terealisasi dengan baik. Jika berjalan dengan baik maka sudah jelas hal ini memberi
keuntungan yang tolelir bagi keduanya tanpa menimbulkan resiko bagi Indonesia.
Tanggapan argumen kontra 3 : Apakah Indonesia telah siap secara utuh? Buktinya akhirakhir ini pejabat malah mencari keuntungan tersendiri terkait dengan kasus papa minta
saham yang sampai melakukan pencatutan nama Jokowi-JK terkait perpanjangan proyek.
Tanggappan 4 : Mengenai pembangunan freeport di papua

Freeport harus membangun smelter karena Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Mineral dan Batu Bara (UU Minerba) melarang perusahaan tambang yang beroperasi di
Indonesia mengekspor bahan mineral mentah.
Pembangunan smelter itu pun harus memedomani Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Peraturan
Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui
Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian.
Lalu, mengapa Freeport memilih Gresik sebagai lokasi pembangunan smelter, bukan di Tanah
Papua, padahal perusahaan tambang asal Amerika itu beraktivitas di Tembagapura,
Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Smelter Freeport di Gresik itu sudah harus dibangun mulai 2015 dan diperkirakan selesai
pada tahun 2017, jika merujuk pada perjanjian yang ditandatangani Mei 2014, setelah
Freeport menyerahkan uang jaminan pembangunan smelter sebesar 115 juta dolar AS.
Kewajiban sesuai dengan PP akhir 2016 harus selesai, itu masalahnya, waktunya terlalu
pendek untuk kita bangun di Papua, infrastrukturnya harus dibangun dan waktunya terlalu
pendek,.
Menurut Rozik jika merujuk pada regulasi yang ada, Freeport sangat sulit untuk membangun
pabrik smelter di Papua karena limit waktu yang diberikan pemerintah Indonesia hanya 2,5
tahun.
Untuk membangun smelter di Papua, butuh waktu sekitar 4-5 tahun sehingga diperlukan
kebijakan dari pemerintahan Presiden RI Joko Widodo untuk menambah waktu., jika harus
tetap diwajibkan membangun smelter dalam waktu pendek, pilihannya di tempat yang sudah
ada infrastruktur yakni di Gresik, Jawa Timur.
Jika harus tetap dibangun di Papua, Freeport butuh waktu panjang karena harus membangun
infrastruktur dan mencari investor pendukung pengoperasian smelter, seperti pabrik semen
untuk pengolahan limbah padat, dan pengolahan cairan yang berbahaya untuk lingkungan.
Pasti memerlukan waktu yang lebih leluasa, pasti akan lebih lama dari waktu yang
ditetapkan. Kami lihat dari sisi teknis demikian,.
Apalagi, dalam hitungan Freeport, jika membangun smelter di Papua maka biaya yang
dibutuhkan mencapai 1,5 miliar dolar AS, termasuk dana pembebasan lahan yang akan
menjadi lokasi pabrik.
Karena itulah Freeport lebih fokus membangun smelter di Gresik, Jawa Timur, meski harus
berurusan dengan kecaman, kritikan, dan amarah berbagai pihak, terutama pemerintah dan
masyarakat Papua.

b.

Kontra

Pada hakikatnya adanya negosiasi ulang dipicu lantaran kontrak karya freeport yang telah
ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia yang kenyataannya tidak memberikan keuntungan
maksimal dan tidak memenuhi kepentingan nasional untuk kemakmuran rakyat. Jika
perpanjangan perjanjian ini dilakukan, Indonesia yang awal mulanya menginginkan untuk
melindungi perusahaan domestik tidak akan mendapatkan hasil sesuai yang

diinginkan.bahkan Pakar hukum Romli Atmasasmita menyebut sikap Menteri ESDM


Sudirman Said terkait skandal Freeport melanggar UU Minerba.
Sudirman Said sebelumnya menjanjikan perpanjangan kontrak untuk PT Freeport Indonesia
(PTFI). "Seorang Menteri pelaksana kebijakan Presiden. Jika UU Nomor 4 Tahun 2009
melarang perpanjangan sebelum 2019, seharusnya tidak boleh ada janji-janji kepada
siapapun, sekalipun oleh Presiden,"

Tanggapan terhadap pro 1 : Nyatanya banyak sekali hal-hal yang belum dipenuhi oleh
freeport untuk melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama dengan negar
Indonesia. Seperti contoh; Freeport belum membayar denda ganti rugi merusak alam selama
48 tahun kepada Papua. Selain itu, masyarakat suku Amungme, Papua mengaku tidak pernah
mendapat kompensasi dari PT Freeport Indonesia selama 48 tahun. Atas dasar itu PT Freeport
Indonesia dituntut membayar ganti rugi senilai US$ 20,8 milyar.
Argument kontra 1 : selama ini Indonesia hanya mendapat royalty yang sangat minim dari
Freeport, yakni hanya 1% dari hasil yang diterima Freeport. Hal ini tidak sebanding dengan
apa yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam Indonesia. Mengingat sejumlah negara asing
yang mendapat royalty 6-7%
Tanggapan argument pro 2 : Menjelang kontrak Freeport habis tepatnya tahun 2021,
Indonesia masih memiliki waktu 6 tahun ke depan untuk mempersiapkan Sumber Daya
Manusia nya guna menangani pertambangan di Papua pasca dilepaskan oleh Freeport.
Indonesia juga dapat memanfaatkan mantan pekerja Freeport yang tentu sudah
berpengalaman.
Argument kontra 2 : Di sisi lain, dikuasainya tambang tembaga, perak, dan emas di Papua
oleh pihak asing tersebut tidak sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3. Pada
ayat 2, dinyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Selanjutnya, pada ayat 3
dinyatakan bahawa Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Mahkamah Konstitusi, kedua ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa rakyat Indonesia
secara kolektif memberikan mandat kepada negara untuk mengadakan kebijakan , tindakan

pengurusan , pengaturan , pengelolaan dan pengawasan cabang-cabang produksi yang


penting bagi negara dan/atau yang mengusai hajat hidup orang banyak untuk tujuan sebesarbesarnya kemakmuran rakyat (Hartono, 2011). Oleh karena itu, pengelolaan tambang
Garsberg yang merupakan tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga
terbesar di dunia, seharusnya dipegang dan dikendalikan oleh negara untuk kepentingan
rakyat, bukannya oleh orang-seorang yang dalam kasus ini adalah perusahaan asing PT.
Freeport Indonesia
.
Tanggapan argument pro 3 : kembali ke rencana Freeport berpartner dengan Mitsubishi
Material Corp. Jika pernyataan Dirjen Minerba tersebut benar-benar terealisasi, itu adalah
partner kedua bagi dua perusahaan tersebut. Freeport dan Mitsubishi telah berpartner di PT
Smelting, smelter tembaga pertama di Indonesia yang juga berlokasi di Gresik, Freeport
memiliki 25 persen saham di PT Smelting, sedangkan Mitsubishi Material mengontrol 60,5
persen saham, Mitsubishi mengontrol 9,5 persen dan sisanya 5 persen dikontrol Nippon
Mining & Metals Co Ltd. Rencana Freeport membangun smelter di Gresik adalah kerugian
bagi dua provinsi Papua. Harapan agar industri pertambangan mekar dan memberikan
multiplier effect bagi pembangunan di Papua sirna. Papua kehilangan investasi yang besar.
Argument Kontra 3 : Kontrak karya Freeport jelas tidak perlu diperpanjang lagi. Yang perlu
mulai dipersiapkan pemerintah adalah handover perusahaan Freeport kepada BUMN,
mengingat Freeport juga telah menyetujui untuk melakukan divestasi secara bertahap.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, sudah selayaknya PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk sebagai BUMN pertambangan Indonesia mengambil jatah
saham yang akan dilepas PT. Freeport Indonesia pada tahun 2015. Selain dinilai sudah
mampu dari segi pendanaan, Antam juga dianggap sudah berpengalaman dalam pengolahan
mineral untuk mengambil alih Freeport nantinya. Pemerintah harus mengantisipasi batas
waktu kontrak Freeport yang akan habis pada tahun 2021 mendatang. Sisa waktu enam tahun
harus benar-benar dimanfaatkan pemerintah untuk menyiapkan segala sesuatu guna
mengakuisisi saham Freeport yang akan dilepas. (Nashrillah, 2015)

Tanggapan 4 : terkait MOU sebegai jalur penengah polemik


Akan tetapi, di sisi lain, dengan memperpanjang MoU dengan Freeport, pemerintah terlihat
kurang tegas dalam menindak Freeport yang jelas-jelas tidak menunjukkan komitmennya

selama ini dalam melaksanakan poin-poin yang telah disepakati. Sifat lunak pemerintah
kepada Freeport selama ini dikhawatirkan dapat membuat perusahaan-perusahaan asing lain
yang ingin atau telah melaksanakan kontrak di Indonesia menganggap remeh peraturan dan
perjanjian yang ada. Selain itu, gelagat pemerintah yang kurang tegas mengkhawatirkan
masyarakat bahwa terdapat peluang akan adanya perpanjangan kontrak dengan Freeport. Hal
ini cukup meresahkan masyarakat karena memperpanjang kontrak dengan Freeport sama saja
dengan membiarkan masalah-masalah yang ada selama ini terus berlanjut, seperti kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi kawasan pertambangan dengan diameter
mencapai ratusan kilometer.
Selain itu, perpanjangan MoU dengan Freeport sama saja dengan meneruskan izin ekspor
konsentrat yang secara finansial hanya menguntungkan Freeport saja. Selama ini, Freeport
mengeruk banyak sekali kekayaan tambang Indonesia, tetapi keuntungan yang diraup justru
tidak dirasakan oleh warganya sendiri. Menurut data BPS, tingkat kemiskinan di kabupaten
sekitar pertambangan mencapai 31%, di mana angka ini merupakan angka kemiskinan
tertinggi di antara seluruh kabupaten di Papua (Akhir, 2015). Sungguh ironis bagaimana
kekayaan sumber daya alam di Papua tersebut justru dinikmati oleh orang-orang asing,
sedangkan warga yang tinggal di daerah yang kaya tersebut banyak yang masih hidup dalam
kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Robert. 2015. Sudirman Said Blakblakan Soal Freeport dan Petral. Diakses pada 23
November 2015 pukul 05.05 WIB.
<http://print.kompas.com/baca/2015/11/10/Sudirman-Said-Blakblakan-Soal-Freeportdan-Petral>
BEM FEB UGM. 2015. Dilema Kerja Sama PT. Freeport Indonesia dengan Pemerintah
Indonesia. Diakses pada 26 November 2015 pukul 21.35 WIB.
<http://bem.feb.ugm.ac.id/dilema-kerja-sama-pt-freeport-indonesia-denganpemerintah-indonesia/>
KompasTV. 2015. Empat Alasan Mentri ESDM Perpanjang Konterak Freeport. Diakses pada
22

November

2015

pukul

20.10

WIB.

<https://www.youtube.com/watch?

v=DNdOhwBjUXI&spfreload=10>
Mata Najwa. 2015. Mata Najwa Buka Bukaan Mentri ESDM Sudirman Said. Diakses pada
22 November 2015 pukul 20.00 WIB. <https://www.youtube.com/watch?v=QJPPjeByJU>
SeputarNegeri. 2015. CIA dan Amerika Serikat Campur Tangan Dalam Perpanjangan
Kontrak

Freeport.

Diakses

pada

22

November

2015

pukul

20.30

WIB.

<https://www.youtube.com/watch?v=1k920QpS48s>
SeputarNegeri. 2015. Kisruh Kontrak PT. Freeport Vs DPR RI. Diakses pada 22 November
2015 pukul 21.00 WIB. <https://www.youtube.com/watch?v=ShjOR6CuL7Q>
Suwanti, Ninuk Cucu. 2015. Freeport Dituntut Ganti Rugi US$ 20,8 Milyar. Diakses pada 23
November

2015

pukul

05.20

WIB.

<http://www.sinarharapan.com/news/read/150916016/freeport-dituntut-ganti-rugi-us20-8-miliar>
<http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5004e3a61a08f/persyaratan-dan-perizinanpembangunan-smelter> Diakses pada 27 November2015 pukul 08.20 WIB.
TribunNews. 2015. Menteri ESDM dan Freeport Langgar UU Minerba. Diakses pada 29
november pukul 00.30 WIB
http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/11/27/menteri-esdm-dan-freeport-langgar-uu-minerba

bisnisliputan6. 2015. Apa yang terjadi jika freeport berhenti operasi. Diakses pada
desember pukul 21.00 WIB

http://bisnis.liputan6.com/read/2342054/apa-yang-terjadi-jika-freeport-berhenti-operasi

Anda mungkin juga menyukai