Anda di halaman 1dari 19

Tugas Matematika Bisnis

Makalah Bunga dan Diskonto

Oleh :
Fathoni Fatahuddin (11320115)

Dosen: Bpk. Drs. Dobson, MM

S1 Akuntansi - (Fakultas Ekonomi)


Universitas Tama Jagakarsa

Jl. Letjen TB Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12530
2015

1
Daftar Isi

Cover – 1

Daftar Isi -- 2

Bab 1: Pendahuluan – 3

Bab 2: Pembahasan – 4

A. Bunga Tunggal – 4
B. Bunga Majemuk – 6
C. Bunga Nominal – 10
D. Nilai Tunai (Nilai Sekarang) – 10
E. Tingkat Bunga dan Jumlah Periode (Nilai Akhir) – 11
F. Continuous Compounding – 12
G. Surat Promes – 13
H. Diskonto Bank – 15

Bab 3: Kesimpulan – 17

Daftar Pustaka -- 18

2
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Dalam matematika bisnis salah satunya itu terdapat pembahasan mengenai berbagai
bentuk bunga dan mengenai diskonto, termasuk sistem perhitungannya. Disini akan dijelaskan
mengenai apa itu bunga majemuk, bunga tunggal, dan diskonto dalam dunia keuangan
khususnya pada sistem perbankkan. Karena dalam perbankkan itu menggunakan bunga untuk
menentukan beban atau biaya yang dibebankan kepada pengguna uang dan penyimpan uang.

   

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tentang Bunga dan Diskonto?
2. Kapan menentukan perhitungan Bunga dan Diskonto?
3. Bagaimana rumus untuk menghitung Bunga dan Diskonto?
4. Apa pengertian Bunga Nominal dan Bunga Efektif, dan bagaimana rumusnya?
5. Bagaimana rumus menghitung Nilai Tunai?
6. Apa yang sdimaksud dengan surat promes?
7. Bagaimana rumus menghitung Tingkat Diskonto dan Jumlah Periode (Nilai Akhir)?
8. Apa itu Continuous Compounding dan bagaimana perhitungannya?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud bunga majemuk.
2. Untuk mengetahui dan memahami kapan perhitungan bunga majemuk.
3. Untuk mengetahui dan memahami rumus bunga majemuk.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian bunga nominal dan bunga efektif serta
rumusnya.
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara penghitungan nilai tunai.
6. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana rumus perhitungan tingkat bunga dan
jumlah periode (nilai akhir).
7. Untuk mengetahui dan memahami pengertian continuous compounding, dan rumus
perhitungannya.

3
Bab II
Pembahasan

A. Bunga Tunggal

Misalkan Erman meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 pada Joko. Sebagai tanda jasa
Erman memberikan uang Rp 50.00,00 setiap tahun. Maka uang Rp. 1.000.000,00 yang dipinjam
itu disebut pokok pinjaman atau modal (meskipun pengertian modal lebih luas dari itu),
sedangkan uang jasa yang sebesar Rp 50.000,00 tersebut disebut bunga. Pengertian yang lebih
lengkap, bunga adalah persentase dari modal yang disepakati bersama sebagai jasa pinjaman
yang diperhitungkan untuk setiap jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan di
dalam perhitungan bunga adalah tahun, bulan, atau hari. Jika tidak disebutkan jangka
waktunya, maka jangka waktu yang digunakan adalah tahun. Besarnya bunga dinyatakan dalam
persen, dan biasa disebut suku bunga. Pada contoh di atas modal yang dipinjam Erman
50000
diperhitungkaqn dengan dasar bunga sebesar x 100 % = 5 % setahun.
1000000
Apabila bunga yang dihasilkan pada setiap jangka waktu tersebut tidak berubah, maka
dikatakan bahwa modal itu diperbungakan atas dasar Bunga Tunggal.
Jika modal M dibungakan atas dasar bunga tunggal i persen, maka gabungan modal dan
bunga:
Sesudah 1 tahun modal = M + iM
Sesudah 2 tahun modal = M + 2iM
Sesudah 3 tahun modal = M + 3iM dan seterusnya
Terlihat bahwa M, M+iM, M+2iM, M+3iM, ……, dst merupakan barisan aritmetika.

Mengitung Bunga Tunggal

Apabila modal sebesar M dipinjamkan dengan tingkat bunga p% setahun, jika besarnya
bunga = i maka:
- Setelah t tahun besarnya bunga:
p
i= x M xt
100
- Setelah n bulan besarnya bunga:
p n
i= xMx
100 12
- Setelah w hari, besarnya bunga:
p w
i= xMx
100 360

Contoh 1:

4
Budi meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 kepada Edi dengan tingkat bunga 18%
pertahun. Hitung besarnya bunga selama:
a) 2 tahun
b) 6 bulan
c) 50 hari
d) 2 tahun 6 bulan dan 50 hari!

Penyelesaian
M = 1.000.000 dan p = 18
a) Besarnya bunga selama 2 tahun
p
i= x M xt
100
18
i= x 1000000 x 2 = 360000
100
Jadi besarnya bunga selama 2 tahun sebesar Rp 360.000,00

b) Besarnya bunga selama 6 bulan:


p n
i= xMx
100 12
18 6
i= x 1000000 x = 90000
100 12
Jadi besarnya bunga adalah Rp 90.000,00

c) Besarnya bunga selama 50 hari:


p w
i= xMx
100 360
18 50
i= x 1000000 x = 25000
100 360
Jadi besarnya bunga dalam 50 hari adalah sebesar Rp 25.000,00

d) Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari dapat dicari dengan jalan
menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari:
Atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari,
sehingga 2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:
p w
i= xMx
100 360
18 950
i= x 1000000 x = 475000
100 360
Jadi besarnya bunga selama 2 tahun 6 bulan dan 50 hari adalah Rp 475.000,00

Contoh 2:

5
Contoh : Seseorang meminjam uang dengan bunga 5% setahun. Bila setelah 1 tahun ia
membayar Rp 2.000.000,00 terdiri dari pelunasan dan bunga, berapakah besar bunga
yang dibayarnya?

Jawab : Misalnya uang yang dipinjamnya sebesar M 0, maka

5
.M0 + M0 = 2.000.000
100

M0 ( 1005 +1) = 2.000.000


M0 ( 5+100
100 )
= 2.000.000

100
M0 = 2.000.000 x
5+100

 Bunga = 2.000.000 - M0
100
= 2.000.000 - 2.000.000 x
5+100

( 5+100
= 2.000.000 1−
100
)
= 2.000.000 ( )
5 p
B=Kx , B = Bunga, K = Pengembalian dan P =
5+100 p+ 100
angka suku bunga
= 95.238,13
 Jadi bunga yang dibayarnya adalah Rp 95.238,13

B. Bunga Majemuk

Sebelum membahas mengenai bunga majemuk perlu diingat bahwa, pada bunga tunggal
principal (modal) selalu sama. Dan bunga dibayarkan pada akhir periode peminjaman. 

Sedangkan pada bunga majemuk adalah bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke modal
awal pada akhir setiap compound atau periode perhitungan bunga untuk mendapatkan modal
awal yang baru (modal awal ditambahkan besar bunga).

Perhitungan bunga untuk periode selanjutnya didasarkan pada modal awal baru, bukan
pada modal awal, demikian selanjutnya. Perhitungan bunga yang demikian ini disebut bunga
majemuk. Bunga majemuk juga bisa dikatakan bunga yang berbunga.

Jika pada bunga tunggal adalah bunga yang dihasilkan di setiap akhir jangka waktu tidak
berubah, maka pada bunga majemuk, bunga yang dihasilkan di setiap akhir jangka waktu

6
berikutnya semakin bertambah karena bunga itu sendiri ikut berbunga dengan cara ikut
menjadi modal. Untuk lebih jelasnya perlu diberikan contoh.

Contoh: Misalkan putri meminjamkan modal sebesar Rp 500.000,00 kepada Adi dengan
bunga majemuk sebesar 3% setahun. Berapa besar modal itu pada tahun ke 3

Jawab:
Rp 50 ,0 0.0
Modal mula-mula =

Bunga tahun ke-1 =


3
x 500.000 =
Rp 15,0 0.0
100

3 Rp 515,0 0.0
Bunga tahun ke-2 = x 515.000 =
100

3
Bunga tahun ke-3 = x 530.450 =
100

Jadi besar modal pada akhir tahun ke 3 = Rp 546.363,50

Jika modal M dibungakan atas dasar bunga majemuk i persen, maka:

Sesudah 1 tahun modal menjadi = M + iM = M(1+i)

Sesudah 2 tahun modal menjadi = M(1+i) + iM(1+i) = M(1+i)(1+i) = M(1+i) 2

Sesudah 3 tahun modal menjadi = M(1+i) 2 + iM(1+i)2 = M(1+i)2 (1+i)= M(1+i)3

Sesudah n tahun modal menjadi = M(1+i) n-1+ iM(1+i)n-1 = M(1+i)n-1(1+i) = M(1+i)n

Terlihat bahwa M, M(1+i), M(1+i) 2, M(1+i)3, ……., M(1+i)n merupakan barisan geometri.
Penyelesaian perhitungan masalah bunga majemuk dapat menggunakan daftar bunga,
logaritma maupun kalkulator.

1. Nilai Akhir Modal

Dengan munculnya bunga di setiap akhir jangka waktu, maka modal semakin
berkembang. Misalkan modal yang terus bertambah besarnya itu setelah n tahun menjadi
Mn, maka:

Mn = M (1+i)n

Contoh soal : Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga


majemuk 3% setahun. Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.

Jawab : Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%.

7
M3 = M (1+i)3

= 1.000.000 (1+0.3)3

= 1.000.000 (1,03)3

= 1.000.000 x 1,092727  dari daftar bunga diketahui (1,03) 3 = 1,092727

= 1.092.727

Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00

8
2. Nilai Tunai Modal

Pengertian Nilai Tunai Modal adalah Nilai uang sebesar NT apabila dibungakan selama
jangka waktu n dengan bunga i akan menjadi sebesar M.

Sebagai contoh :

Hitunglah Nilai Tunai dari modal sebesar Rp 100.000,00 yang lunas dibayar 4 tahun
kemudian dengan bunga majemuk 4% setahun.

Jawab :

M = Rp 100.000,00

i = 4% = 0,04

n = 4 tahun

M = NT (1+i)n

100.000 = NT (1+0,04 )4

100.000 M
NT = NT =
n  rumus :
n
(1+i) (1+i)

1 1
NT = 100.000 x 4 atau dari daftar bunga II, = 0,85480419
(1+0,04) (1+0,04) 4

= 100.000 x 0,85480419

= 85480,42

Jadi nilai tunai dari modal tersebut adalah Rp 85.480,42

3. Periode Perhitungan Bunga Majemuk

Periode bunga majemuk adalah periode bunga dihitung untuk ditambahkan ke modal
awal. Periode perhitungan tidak diharus 1 tahun, dapat dinyatakan dalam minnguan,
bulanan, triwulan (3 bulan), semesteran (6 bulan), atau tahunan. Beberapa istilah yang
terkait dengan masalah bunga majemuk antara lain adalah frekuensi penggabungan,
periode bunga, dan banyaknya periode bunga. 

 Frekuensi Penggabungan adalah banyaknya penggabungan bunga dengan modal


dalam waktu satu tahun.
 Periode Bunga adalah lamanya waktu antara penggabungan bunga terhadap modal
yang berurutan. 

P           =   modal awal (principal)

9
S           =   nilai akhir
n           =   jumlah periode perhitungan bunga
m          =   frekuensi perhitungan bunga dalam satu tahun

Perlu diketahui dulu bahwa untuk mempermudah perhitungan bunga majemuk, akan
menggunakan notasi-notasi berikut.  

jm        =   tingkat bunga nominal tahunan dengan periode perhitungan m   kali per tahun
i            =   tingkat bunga per periode perhitungan bunga

4. Contoh Bunga Majemuk

Contoh 1:

Budi menyimpan uang di bank sebesar Rp10.000.000,00 dan bank memberikan bunga 15%
per bulan. Tentukan jumlah bunga yang diperoleh Budi setelah modal mengendap selama 4
tahun. 

Jawab:

S = P  
S = Rp10.000.000,00  
S = Rp10.000.000,00 x 1,8153549
S = Rp18.153.549
Selama 4 tahun
P = Rp10.000.000,00
i   =    = 0,0125
n = 4 tahun x 12 = 48 bulan

Contoh 2:

Devi menabung di bank sebesar Rp3.000.000,00 dan bunganya sebesar 10% diperhitungkan
dan dikreditkan harian. Berapa besar bunga yang dihasilkan selama tahun pertama dan
tahun ke-2.

Jawab:
Ø      Tahun Pertama
P = Rp3.000.000,00
i   =    =  
n = 365
I = S – P = P    – P
I = Rp3.000.000,00  
I = Rp3.030.150,086 – Rp3.000.000,00
I = Rp30.150,086
Jadi, tingkat bunga per periode adalah Rp30.150,086

10
Ø      Tahun Kedua
P = Rp3.030.150,086
i   =    =  
n = 365
I = S – P = P    – P
I = Rp3.030.150,086  
I = Rp3.060.603,181 – Rp3.030.150,086
I = Rp30.453,096        
 Jadi, tingkat bunga per periode adalah Rp30.453,096

C. Bunga Nominal

Bunga Nominal disebut juga sebagai bunga tahunan. Bunga nominal adalah bunga yang
dasar bunga (%) dari bunga majemuk telah ditentukan dan bunga tersebut dapat dibungakan
dalam sembarang periode waktu, misalnya tahunan, setengah tahun, seperempat tahun,
bulanan, mingguan, dan bahkan harian. Tapi jika bunga nominal harus dibunga-berbungakan
setengah tahun maka bunga tersebut harus dibagi dua. Dan jika bunga nominal harus
dibungakan bulanan maka bunga tersebut harus dibagi 12, begitu seterusnya.

Rumus Perhitungan Bunga Nominal, sbb :

Contoh

Seorang Investor menyetorkan uang sebesar Rp5.000.000,00 bunga dasarnya 8% dengan


berbunga setiap setengah tahun selama 3 tahun. Carilah bunga majemuknya!

S = P    
    =  Rp5.000.000    
    = Rp5.000.000,00 (1,265319018) 
    = Rp6.326.595,092 
Jadi, bunga majemuknya adalah Rp6.326.595,092  

Ø      P = Rp5.000.000,00
i = 8% = 0,08

D. Nilai Tunai (Nilai Sekarang)

Dalam dunia perbankan dikenal juga istilah deposito, yaitu yaitu cara penyimpanan uang di
bank dengan ketentuan bahwa penyimpan uang dapat diambil simpanannya pada waktu yang
telah ditentukan, jika diambil pada saat belum jatuh tempo maka dikenai pinalti (denda) sesuai
ketentuan yang telah disepakati. 

11
Ada beberapa istilah dalam deposito, besarnya uang yang disimpan pertama kali disebut
nilai tunai, sedang besarnya uang pada saat pengembalian disebut nilai akhir, dan saat
pengambilan disebut valuta. 

Rumus mencari Nilai Tunai (Nilai Sekarang),  sbb : 

Contoh

Sejumlah uang didepositokan selama 3 tahun dengan suku bunga majemuk 12% pertahun. Jika
pada hari valuta, uang tersebut menjadi Rp25.000.000,00. Tentukan besar uang yang telah
didepositokan! 

Jawab 

Ø      n = 3 

          = Rp25.000.000,00 

i = 12% = 0,12 

Jadi, uang yang telah di depositokan adalah Rp17.794.506,20

E. Tingkat Bunga dan Jumlah Periode (Nilai Akhir) 

Contoh:

Karyawan menabung sebesar Rp3.000.000,00. Berapa tingkat bunga  yang dapat membuat


sejumlah uang menjadi dua kali lipat dalam 6 tahun?

Jawab

Ø      P = Rp3.000.000,00

n = 4 x 6 = 24

     Maka:                     P  

Rp3.000.000,00 (1+ i)24 = 2 x Rp3.000.000,00

                          (1 + i)24   =  

                                       i =  

                                       i = 0,029302236

                                     j4 = 4 x i

                                      j4 = 4 x 0,029302236 = 0,117208944

                                     j4 = 11,7%

12
Contoh

Seorang Karyawan menabung sebesar Rp2.000.000,00. Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk membungakan uangnya menjadi Rp4.500.000,00 dengan j12 = 12%!

Atau n = 7 tahun 10 bulan ( bunga dihitung setiap bulan)

Jawab

P = Rp2.000.000,00

S = Rp4.500.000,00

F. Continuous Compounding

Yang dimaksud disini adalah pada bunga nomial 12% per tahun akan memberikan bunga
efektif sebesar 12,68% per tahun, apabila periode perhitungannya bulanan (monthly
compounding). Dan akan lebih besar lagi apabila periode perhitungan lebih pendek dari sebulan
seperti dua mingguan, mingguan, atau harian.

Jika periode perhitungan menjadi lebih pendek lagi seperti per detik, masih tetap
menggunakan persamaan bunga majemuk (compound interest) biasa yaitu S = P (1 + i)n ; akan
tetapi i atau r mendekati 0 (nol) dan n mendekati tak terhingga (∞).

Persamaannya akan menjadi S = Peit atau S = Pert

Untuk menurunkan r yang ekuivalen dengan j1 (i) tertentu, dapat digunakan persamaan   

r = ln (1 + ji) atau r = ln (1 + i).

Contoh

Seorang Manager perusahaan mempunyai simpanan deposito sebesar Rp20.000.000,00 dapat


memberikan pendapatan bunga sebesar Rp6.600.000,00 selama 36 bulan. Hitunglah tingkat
bunga nominal tahunannya:

a.         Apabila perhitungan bunga tahunan!


b.         Continuous compounding!

Jawab

a. Perhitungan bunga tahunan


S = Rp 26.600.000,00
P = Rp20.000.000,00
                           S = P (1 + i)n
Rp26.600.000,00 = Rp20.000.000,00 (1 + i)3
                      1,33 = (1 + i)n

13
                            i =  
                            i = 0,574456 = 57,45%
t   = 3

b. Continuous compounding
S = Rp26.600.000,00
P = Rp 20.000.000,00
t=3
S = Pert
Rp26.600.000,00 = Rp20.000.000,00 ert
                         1,33 = ert
                     ln 1,33 = ln ert
           0,285178942 = 3r
                               r = 0,095059647 = 9,506%

G. Surat Promes

Surat promes adalah janji tertulis yang diberikan oleh debitor (peminjam) disebut pembuat
promes, untuk membayarkan kepada kreditur (pemberi pinjaman) disebut penerima promes
sejumlah uang pada tanggal tertentu yang ditetapkan dalam surat promes tersebut. Surat
promes digunakan apabila uang dipinjam atau barang/jasa dijual secara kredit. Ada dua jenis
surat promes yaitu promes yang menyatakan tarif bunga dan promes yang tidak menyatakan
tarif bunga. Untuk selanjutnya promes yang menyatakan tarif bunga akan disebut promes
dengan bunga dan promes yang tidak menyatakan tarif bunga akan disebut promes tanpa-
bunga.

Surat sanggup bayar atau biasa juga disebut "surat promes" atau promes yang dalam
bahasa Inggris disebut juga promissory note, dalam akuntansi dapat juga disebut "nota yang
dapat diuangkan" adalah merupakan suatu kontrak yang berisikian janji secara terinci dari suatu
pihak

(pembayar) untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya (pihak yang dibayar).
Kewajiban ini dapat timbul dari adanya suatu kewajiban pelunasan suatu hutang. Misalnya,
dalam suatu transaksi penjualan barang dimana pembayarannya mungkin saja dilakukan
sebagian secara tunai dan sisanya dibayar dengan menggunakan satu atau beberapa promes.

Dalam promes disebutkan jumlah pokok hutang serta bunga (apabila ada) dan tanggal
jatuh tempo pembayarannya. Kadangkala dicantumkan pula adanya suatu ketentuan yang
mengatur apabila si pembayar mengalami gagal bayar.

Promes berbeda dari surat pengakuan hutang biasa dimana pada surat pengakuan hutang
hanya merupakan bukti atas hutang seseorang, tetapi dalam promes tertera adanya suatu
persetujuan untuk melakukan pembayaran atas jumlah yang tercantum pada promes tersebut.

14
Kegunaan lain dari promes yaitu untuk pembiayaan atas kebutuhan dana suatu perusahaan
yaitu melalui penerbitan atapun pengalihan surat berharga.

Unsur dalam promes :


1. Jumlah pokok hutang.
2. Bunga (bila ada).
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran.
4. Ketentuan yang mengatur bila si pembayar mengalami gagal bayar.

Keistimewaan penting surat promes adalah bersifat negotiable (dapat dinegosiasikan),


yaitu dapat ditransfer kepada pihak lain (orang, perusahaan, bank) menurut endosement
(persetujuan) dari pemegang promes terakhir. Mencairkan promes ke bank disebut
mendiskontokan promes / wesel. Bank akan mengambil bunganya dimuka, disebut diskonto
bank (D), yang dihitung berdasarkan nilai jatuh tempo promes (S) pada tarif diskonto tahunan
tertentu (d) untuk jangka waktu diskonto (t) yang dinyatakan dalam tahun. Jangka waktu
diskonto yakni waktu (dalam tahun) yang diperhitungkan sejak dari tanggal diskonto sampai
dengan tanggal jatuh tempo promes. Jika waktunya dinyatakan dalam hari maka dasar yang
dipakai untuk menyatakannya kembali dalam tahun yakni banker’s year, yaitu tahun yang
dianggap memiliki 360-hari dalam setahun. Jadi diskonto bank (D) dihitung menurut rumus :

Diskonto = Nilai jatuh tempo x Tarif diskonto x Waktu diskonto

D = Sdt

Uang yang diterima untuk promes yang didiskontokan disebut proceed. Proceed (P)
diperoleh dengan cara mengurangkan nilai jatuh tempo (S) dengan diskonto bank (D), dan
dapat dituliskan dalam bentuk perumusan berikut :

Proceed = Nilai jatuh tempo – Diskonto bank

P=S–D

Dengan mengkombinasikan kedua rumus tersebut (rumus untuk menghitung D dan P), kita
dapat menghitung proceed secara langsung dari tarif diskonto (d) dan jangka waktu diskonto (t),
sebagai berikut :

P=S–D

= S – Sdt

= S (1 – dt)

15
Promes atas unjuk adalah suatu promes yang tidak mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran dimana pembayaran harus dilakukan setiap saat apabila diminta oleh pemberi
pinjaman. Biasanya sipemberi pinjaman akan mengirimkan pemberitahuan dengan tenggang
waktu beberapa hari sebelum tanggal pembayaran yang diinginkan. Dalam hal pinjam
meminjam uang antar perorangan, penanda tanganan promes ini adalah merupakan suatu cara
terbaik guna kepentingan perpajakan dan pembuktian.

Promes adalah berbeda dari surat pengakuan hutang biasa dimana pada surat pengakuan
hutang hanya merupakan bukti atas hutang seseorang, tetapi dalam promes tertera adanya
suatu persetujuan untuk melakukan pembayaran atas jumlah yang tercantum pada promes
tersebut.

Kegunaan lain dari promes yaitu untuk pembiayaan atas kebutuhan dana suatu perusahaan
yaitu melalui penerbitan atapun pengalihan surat berharga.

Di Amerika, promes dapat diperdagangkan sepanjang memenuhi beberapa persyaratan


berdasarkan aturan pada pasal 3 dari Hukum Dagang Amerika ( Uniform Commercial Code).
Promes yang dapat diperdagangkan tersebut digunakan secara luas dalam pembiayaan
transaksi perumahan dimana promes tersebut digabungkan dengan pembebanan hak
tanggungan. Di Indonesia, ketentuan mengenai promes atau "surat sanggup bayar" ini diatur
dalam pasal 174-177 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Dimana menurut KUHD,
promes adalah merupakan penyanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada tanggal jatuh tempo dan pada tempat pembayaran yang ditentukan dengan
mencantumkan nama orang yang kepadanya pembayaran itu harus dilakukan atau yang kepada
tertunjuk pembayaran harus dilakukan dengan ditanda tangani oleh orang yang mengeluarkan
promes. Apabila pada promes atau surat sanggup tersebut tidak dicantumkan tanggal jatuh
tempo pembayaran maka dianggap harus dibayar atas-tunjuk.

Agar surat sanggup dapat dikatakan sebagai surat sanggup maka harus berisikan hal-hal
sebagai berikut:

· Penyebutan ”surat sanggup” dimuat dalam teksnya sendiri.


· Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
· Penetapan hari bayarnya.
· Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.
· Nama orang yang kepadanya pembayaran harus dilakukan.
· Tanggal dan tempat surat sanggup itu ditandatanganinya.
· Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup itu.

H. Diskonto Bank

Jumlah selisih kurang antara nilai kini kewajiban (present value) dengan nilai jatuh
tempo kewajiban (maturity value) karena tingkat bunga nominal lebih rendah dari tingkat
bunga efektif.

16
tingkat diskonto yang ditetapkan oleh dealer untuk surat berharga jangka pendek tanpa
bunga, seperti surat berharga komersial (commercial paper) dan surat berharga pemerintah;
pada saat bank bersepakat untuk membayar surat berharga tersebut, perbedaan antara
jumlah yang dibayar oleh bank dengan nilai nominal surat berharga disebut diskonto; 2
tingkat diskonto yang dibebankan bank atas pinjaman diskonto (pinjaman yang diterima
setelah dikurangi bunga) peminjam menerima nilai nominal surat berhanga dikurangi
diskonto (bank discount rate).

Apabila bunga dari suatu pinjaman dibayarkan terlebih dahulu pada saat awal pinjaman
sehingga besarnya uang yang diterima merupakan selisih antara besarnya pinjaman dengan
besarnya bunga. Sedangkan besarnya uang yang harus dikembalikan sama dengan nilai
besarnya pinjaman. Inilah yang disebut dengan diskonto. Contoh : Seseorang meminjam
uang dengan diskonto 4% setahun. Jika orang tersebut menerima Rp 15.000.000,00
berapakah pinjaman yang harus dikembalikan sesudah 1 tahun?

Jawab : Misalnya uang yang dipinjamnya sebesar M 0, maka :

4
M0 - M0 = 15.000.000
100

M0 1−( 4
100 )
= 15.000.000

M0 ( 100−4
100 )
= 15.000.000

100
M0 = 15.000.000 x
100−4

4
Bunga diskonto = M0 x
100
100 4
= 15.000.000 x x
100−4 100
BD = T x
4 p
= 15.000.000 x  Rumus :
100−4 100− p
4 dimana p nilai angka suku bunga,
= 15.000.000 x
96 T besar uang yang diterima dan BD
bunga diskonto
= 624.999,9

Pinjaman yang harus dikembalikan = 15.000.000 + 624.999,9 = 15.624.999,9

Jadi pinjaman yang harus dikembalikan = Rp15.625.000,00

17
Bab III
Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak terlepas dari perhitungan keuangan. Uang dianggap
sebagai salah satu komponen vital dalam kehidupan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari, karena uang merupakan alat tukar masa kini yang dapat ditukarkan dengan barang atau
jasa yang senilai. Uang tidak terlepas dari dunia usaha, yang transaksinya dinamakan jual beli. Selain
mengeluarkan uang dan menambah uang, kegiatan lain yang dilakukan oleh manusia adalah
menabung, menabung yaitu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan, penyimpanan
uang tersebut dapat dilakukan di bank, di samping karena masalah keamanan juga karena
mendapatkan jasa dari simpanan tersebut, yang dinamakan dengan bunga. Selain bunga terdapat
juga diskonto yang berhubungan erat dengan bunga. Penulisan makalah ini bermaksud untuk
menjelaskan mengenai bunga yang terdiri dari bunga sederhana (bunga tunggal) dan bunga
majemuk, serta diskonto.

Bunga Majemuk adalah bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke modal awal pada akhir setiap
compound.   Rumus bunga majemuk:  . 

Bunga nominal adalah bunga yang dasar bunga (%) dari bunga majemuk telah ditentukan dan
bunga tersebut dapat dibungakan dalam sembarang periode waktu. Rumus untuk menentukan nilai
nominal:  . 

Bunga Efektif adalah suatu bunga apabila dibungakan tahunan akan menghasilkan bunga yang
sama besardengan bunga nominal yang dibungakan setiap tahun. Rumus untuk menentukan nilai
efektif:  .

Rumus mencari Nilai Tunai (Nilai Sekarang):  P =    . 

Rumus menghitung Tingkat Bunga dan Jumlah Periode (Nilai Akhir):  


    

Continuous Compounding adalah pada bunga nomial 12% per tahun akan memberikan bunga
efektif sebesar 12,68% per tahun, apabila periode perhitungannya bulanan. Untuk menentukan nilai
continuous Compounding adalah S = Peit atau S = Pert.

18
Daftar Pustaka

Frensidy, Budi. 2006. Matematika Keuangan,edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hidayat, Wahyu. 2005. Matematika Ekonomi, edisi revisi. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.

Kalangi, Josep Bintang. 2006. Matematika Ekonomi dan Bisnis, buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

19

Anda mungkin juga menyukai