Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

Petunjuk 3

Peta Konsep 4

Perkembangan Politik Dalam Upaya Mengisi Kemerdekaan Indonesia

1. Politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 5

2. Pemilihan Umum tahun 1955 12

3. Politik Indonesia Pada Masa demokrasi terpimpin 14

Tugas Terstruktur 20

Tugas Mandiri 20

Evaluasi 20

Kunci Jawaban 25

Kesimpulan 28

Daftar Pustaka 29

1
PETUNJUK

Pelajarilah modul ini secara bertahap dari bagian awal


sampai dengan bagian akhir sehingga Anda bisa kuasai
dengan baik. Catat atau tandai bagian-bagian yang belum
dipahami sebagai bahan diskusi dengan teman dan guru.
Untuk mengetahui apakah Anda telah menguasai pelajaran
ini, kerjakan soal-soal latihan dan tugas yang disediakan
pada akhir kegiatan belajar, kemudian cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban yang telah disediakan.
Pergunakan kunci jawaban yang disediakan setelah Anda
selesai mengerjakan latihan dan tugas tersebut. Diharapkan
Anda mampu mengukur atau menilai sendiri kemajuan
belajar Anda.
Pelajari kembali soal dan tugas yang belum terjawab dengan
benar sehingga Anda yakin betul telah menguasai kegiatan
belajar tersebut. Apabila masih kurang paham atau masih
menemukan kesulitan, diskusikan dengan teman atau guru.
Bacaan-bacaan lain yang menunjang dapat Anda gunakan
sebagai referensi tambahan.
Untuk mempelajari modul ini disediakan waktu 1 x 45 menit,
termasuk waktu untuk mengerjakan soal. Tugas terstruktur
dan tugas mandiri dikerjakan di luar waktu yang disediakan.

Selamat belajar, semoga Anda sukses !!!!

2
PERKEMBANGAN POLITIK DAN
EKONOMI PASCA KEMERDEKAAN

POLITIK

DEMOKRASI PEMILU DEMOKRASI


LIBERAL TERPIMPIN

Partai Kabinet- Hasil Latar Hasil-hasil


politik kabinet belakang

3
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat
di Indonesia pada masa reformasi
INDIKATOR
Siswa dapat Menjelaskan perkembangan politik Indonesia
dalam upaya mengisi kemerdekaan.

1. Masa Demokrasi liberal


Pelaksanaan demokrasi liberal pada hakikatnya adalah wajar, sebab sesuai
dengan konstitusi yang berlaku saat itu yakni undang-undang Dasar sementara
1950 yang bersemangatkan asas liberal. Pada masa ini merupakan masa
berkiprahnya partai-partai politik pada pemerintahan Indonesia. Pada masa ini
terjadi pergantian kabinet, partai-partai politik terkuat mengambil alih kekuasaan.
Dua partai terkuat masa itu adalah partai (PNI dan MASYUMI) silih berganti
memimpin kabinet. Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet masa
pemerintahan kabinet tidak ada yang berumur panjang sehingga masing-masing
kabinet yang berkuasa tidak dapat melaksanakan seluruh programnya. kabinet-
kabinet yang pernah berkuasa setelah penyerahan kedaulatan dari tangan belanda
adalah sebagai berikut.
a. Kabinet Nasir (6 sept 1950-21 maret 1951)
Kabinet Nasir adalah kabinet pertama yang memerintah negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet nasir adalah koalisi yang
dipimpin oleh partai MASYUMI. PNI sebagai partai terbesar ke-2
memilih untuk menjadi pihak oposisi.
Program kerja kabinet Natsir adalah Menggiatkan usaha
keamanan dan ketentraman, konsolidasi dan menyempurnakan

4
pemerintahan, Menyempurnakan organiassi angkatan perang,
mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat, memperjuangkan
penyelesaian Irian barat. Kabinet nasir mendapat dukungan dari tokoh-
tokoh terkenal seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Mr.asaat,
Mr.Moh roem, Ir.Djuanda dan Dr.Sumitro Djojohadikusumo.
Pada masa pemerintahan kabinet Nasir terjadi pemberontakan-
pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Masalah dalam
keamanan dalam negeri, seperti gerakan DI/TII, Gerakan APRA,
Gerakan RMS. Dan perundingan-perundingan masalah Irian juga dirinti,
namun mengalami jalan buntu. Oleh karena itu muncul mosi tidak
percaya terhadap kabinet nasir. Dan mosi itu disampaikan kepada
parlemen tanggal 22 januari 1951 dan memperoleh kemengangan dan
pada tanggal 21 Maret 1951, perdana mentri nasir mengembalikan
masndatnya kepada presiden.
b. Kabinet sukiman (27 April 1951-3 April 1952)
Setelah kabinet nasir mengambalikan mandatnya kepada
presiden, akhirnya Sartono ditunjuk menjadi formatur, dan memakan
waktu 1 bulan lebih sartono berusaha untuk membentuk kabinet koalisi
antara PNI dan Masyumi. Namun usahanya itu mengalami kegagalan.
Sehingga dia mengambalikan mandatnya kepada presiden setelah
bekerja selama 28 hari (28 maret -18 April 1951)
Presiden kemudian menunjuk sukiman (masyumi) dan
Djojosukarto (PNI) sebagai formatur. Walaupun mengalami sedikit
kesulitan namun akhirnya mereka dapat membentuk kabinet koalisi
antara Masyumi dan PNI dan sejumlah partai kecil. Kabinet kolalisi ini
dipimpin oleh Sukiman. Kabinet sukiman mempunyai 7 program dan
diantaranya mirip dengan kabinet Natsir. Hanya mengalami beberapa
perubahan hanya masalah prioritas saja misalnya mengenai masalah
keamanan. Karena pada masa kabinet ini mengalami krisis Moral yang
ditandai dengan banyaknya korupsi di berbagai lembaga pemerintahan
dankegemaran akan barang-barang mewah. Kabinet Sukiman juga
memprogramkan perebutan Irian barat dari tangan Belanda namun
belum juga membawa hasil.

5
Kedudukan Kabinet sukiman juga kurang stabil dikarenakan
hubungan dengan militer kurang baik terutama dari sikap pemerintah
pada waktu menghadapai pemberontakan di jawa barat, jawa tengah,
sulawasi selatan yang kurang tegas. Dan kabinet ini semakin
bertambah goyah karena pada waktu itu terjadi pertukaran nota antara
mentri luar negeri Subarjo dengan duta besar Amerika serikat Merle
Cochran mengenai bantuan ekonomi dan militer berdasarkan MSA
atau undang-undang kerjasama keamanan. Kebijakan ini dinilai sangat
merugikan politik luar negeri Indonesia karena Indonesia harus
memperhatian kepentingan Amerika serikat. Bahkan kabinet Sukiman
dituduh telah memasukkan Indonesia ke Blok barat. Oleh karena itu
DPR menggugat kebijakan kabinet Sukiman dan akhirnya berakhirlah
kabinet sukiman.
c. Kabinet Wilopo (3 april 1952-3 juni 1953)
Kabinet ini mendapat dukungan dari PNI, Masyumi, PSI.
Wilopo sendiri adalah tokoh PNI. Program kerja kabinet ini ada 6
pasal. Yang penting dari keenam program itu adalah memprogramkan
persiapan pemilihan umum. Kabinet ini juga memprogramkan untuk
memakmurkan rakyat dan menciptakan keamanan dalam negeri.
Program luar negeri ditekankan pada pembebasan Irian Barat serta
melakukan politik bebas aktif.
Masalah-masalah yang dihadapi kabinet ini adalah masalah
Angkatan darat yang dikenal dengan peristiwa 17 Oktober 1952. latar
belakang peristiwa ini terkait masalah Ekonomi, Reorganisasi dan
Profesionlisasi tentara dan campur tangan perkembangan atas
permasalahan Militer. Hal ini dikarenakan Ekonomi dunia kurang
menguntungkan sehingga pendapatan negara menjadi menurun. Karena
pendapatan yang menurun dan tuntutan mempunyai Tentara yang
profesional maka dilakukan seleksi bagi Tentara yang berpendidikan
rendah dikembalikan ke masyarakat. Hal ini lah yang menimbulkan
protes di kalangan militer terutama hal inimendesak pimpinan kolonel
BambangSugeng menghadap presiden dan mengajukan petisi
penggantian KSAD kolonel A.H. Nasution. Tentu saja ini

6
menimbulkan kericuhan dikalangan militer yang menjurus pada
perpecahan.
Dalam perkembangannya muncul golongan yang anti peristiwa
17 Oktober 1952 dari kalangan Angkatan darat sendiri. Mentri
pertahanan, sekretaris jendral Ali Budihardjo dan sejumlah perwira
yang merasa terlibat dalam peristiwa 17 Oktober 1952
mengundurkandiri dari jabatanya. Peristiwa itu tentu saja
menyebabkan rasa kurang percaya yang tinggi kepada pemerintahan
pada saat itu.
Masalah lain yang menyebabkan jatuhnya kabinet Wilopo
adalah masalah tanah di tanjung Mowara, sebuah kecamatan di
sumatra timur. Dikecamatan itu terdapat perkebunan asing antara lain
perkebunan kelapa sawit dan tembakau. Atas dasar dari persetujuan
KMB, para penguasa Asing menuntut pengembalian tanah perkebunan
mereka, padahal tanah itu sudah digarap oleh penduduk sejak dari
jaman pendudukan jepang. Dan ternyata pemerintah menyetujui
tuntutan asing itu dengan alasan akan menambah devisa negara dan
menarik modal Asing lainya. Di sisi lain rakyat tidak mau
menyerahkan tanah garapanya sehingga terjadilah demo akan tetapi
para petani disambut oleh tembakan peluru polisi sehingga jatuh
korban di tangan rakyat.
Peristiwa itu dijadikan oleh kelompok yang anti kabinet dan
pihak oposisi lainya untuk mengajukan Mosi tidak percaya. Akibatnya
Kabinet Wilopo menyerahkan mandatnya kembali ke Presiden sebelum
Mosi itu diajukan ke Parlemen.
d. Kabinet Sastromidjojo I (31 juli 1953-12 Agustus 1955)
Kabinet Ali mendapat dukungan dari PNI dan NU, sedangkan Masyumi
memilih sebagai pihak oposisi. Kabinet Ali mempunyai 4 Program
- Program dalam negeri antara lain meningkatkan keamanan dan
kemakmuran dan segera menyelenggarakan pemilihan umum.
- Pembebasan Irian barat secepatnya.
- Program luar negeri, antra lain pelaksanaan politik bebas aktif
dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
- Penyelesaian pertikaian.

7
Meskipun keamanan dan kemakmuran menjadi program utama,
realisasinya sangatlah sulit. Kabinet Ali juga mendapatkan kesulitan dari
persatuan ulama Seluruh Aceh (PUSA) pimpinan Daud Beurauah yang
menuntut Aceh sebagai provinsi dan meminta perhatian penuh atas
pembangunan daerah. Namun Daud beureueh menilai bahwa tuntutan itu
diabaikan, ia menyatakan bahwa Aceh menjadi bagian dari NII (negara
Islam Indonesia) buatan Kartowiryo (september 1953). Usaha
meningkatkan kemakmura menggalami kegagalan karena Inflasi dan
korupsi yang meningkat.
Kegagalan yang menyebabkan jatuhnya kabinet Ali adalah
masalah angkatan darat . setelah peristiwa 17 Oktober, Nasution
mengundurkan diri sebagai KSAD. Ia digantikan oleh Bambang Sugeng.
Sementara itu, perwira-perwira AD yang anti dan Pro peristiwa 17
Oktober berhasil memulihkan persatuan dan meandatangani piagam
Yogyakarta (25 februari 1955). Karena tugasnya dirasakan sangat berat,
Bambang sugeng mohon berhenti dan dikabulkan oleh pemerintah.
Kemudian pemerintah mengangkat Bambang Utoyo sebagai KSAD baru,
tetapi Angkatan darat di bawah pejabat KSAD Zulkifli menolak. Ketika
Bambang utoyo dilantik pada tanggal 27 juni 1955, TNI AD memboikot
pengngkatan itu. Bambang Utoyo adalah Ksad yang tidak pernah
berkantor di Markas besar Angkatan Darat (MBAD).
Akibat peristiwa tersebut dan berbagai kemelut lain, kabinet ini
di nilai gagal. Banyak partai yang menarik menterinya dari kabinet.
Akhirnya pada tanggal 24 juli 1955, Ali Sastroamidjojo mengembalikan
mandatnya kepada wakil presiden (karena saat itu presiden sedang
menunaikan ibadah haji). Namun dibalik kegagalan Kabinet Ali, kabinet
tersebut masih memiliki kesuksesan, di antaranya adalah menyiapkan
pemilihan umum dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika.
e. Kabinet Burhanuddin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956).
Kabinet ali digantikan Kabinet Burhanuddin Harahap.
Burhanudin Harahap berasal dari Masyumi, sedangkan PNI memilih
membentuk oposisi. Hasil yang menonjol dari kabinet ini adalah
penyelenggaraan pemilihan umum untuk pertama kalinya bagi bangsa
Indonesia. Pemilu berlangsung pada tanggal 29 September 1955 untuk

8
memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1995 untuk memilih
anggota konstituante.
Peristiwa tanggal 27 Juni 1955 yang menjadi penyebab
kegagalan dari Kabinet Ali berhasil diselesaikan dengan mengembalikan
posisi Nasution sebagai KSAD. Perstasi lainnya yang berhasil dicapai
oleh kabinet ini adalah pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
Setelah hasil-hasil pemilihan umum diketahui mengubah
susunan dan keseimbangan perwakilan di DPR, maka tanggal 3 Maret
1956 Kabinet Burhanudin Harahap mengembalikan mandatnya kepada
presiden. Kabinet Burhanudin Harahap merupakan peralihan dari DPR
sementara ke DPR hasil pemilihan umum.
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957).
Ali Sastroamidjojo kembali diserahi mandat untuk membentuk kabinet
baru pada tanggal 20 Maret 1956. kabinet baru yang dibentuknya itu
merupakan kabinet koalisi antara PNI, Masyumi dan NU. Program pokok dari
kabinet ini adalah sebagai berikut.
- Pembatalan KMB.
- Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik
Indonesia
- Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan ekonomi,
keuangan industri, perhubungan, pendidikan dan pertanian.
- Melaksanakan keputusan Konferensi Asia-Afrika.
Kabinet Ali Sastroamidjojo membatalkan seluruh Perjanjian KMB pada
tanggal 3 Mei 1956. Upaya kabinet ini untuk memperbaiki masalah ekonomi
mengalami kesulitan, disusul oleh munculnya gerakan separatisme diberbagai
daerah yang dikenal dengan PRI / Permesta. Gerakan itu menganggap bahwa
pemerintah pusat mengabaikan pembangunan daerah-daerah. Mereka
menuntut agar diadakan pergantian kabinet.
Dalam tubuh kabinet itu sendiri terjadi perpecahan antara PNI dengan
Masyumi. Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamidjojo menyarahkan
mandatnya kepada presiden sesuai dengan tuntutan daerah. Sedangkan Ali
Sastroamidjojo berpendapat bahwa kabinet tidak wajib mengembalikan
mandatnya hanya karena tuntutan daerah. Pada bulan Januari 1957, Masyumi
menarik semua menterinya dari kabinet. Peristiwa itu sangat melemahkan

9
kadudukan Kabinet Ali Sastroamidjojo sehingga pada tanggal 14 Maret 1957
Ali Sastroamidjojo akhirnya menyerahkan mandatnya kepada presiden.
Karena situasi negara yang kacau akibat terjadinya gerakan separatisme.
Konflik dalam konstituante maka presiden menyatakan negara dalam keadaan
bahaya (14 Maret 1957).

g. Kabinet karya (9 april 1957 – 10 juli 1959)


Kabinet Karya resmi dilantik pada tanggal 9 April 1957 dalam situasi
negara yang sangat memprihatinkan. Kabinet Karya merupakan sebuah zaken
kabinet. (kabinet kerja) yaitu kabinet yang tidak berdasarkan atas dukungan
dari parlemen karena kondisi negara dalam keadaan darurat, tetapi lebih
berdasarkan keahlian.
Di bawah perdana mentri terdapat tiga orang wakil perdana mentri,
yaitu Hardi, Idham Chalid dan Leimena. Tugas dari kabinet ini sangatlah berat
terutama menghadapi pergolakan-pergolakan yang terjadi di berbagai daerah,
perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia dan
menghadapi masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk. Untuk
mengatasi masalah tersebut, Kabinet karya menyusun 5 Pasal yang disebut
pancakarya. Program-program dari kabinet ini diantaranya sebagai berikut.
- Membentuk Dewan Nasional.
- Normalisasi keadaan republik.
- Melancarkan pelaksanaan pembatalan persetujuan KMB.
- Memperjuangkan Irian Barat.
- Mempercepat proses pembangunan

Dewan nasional merupakan suatu badan baru yang bertujuan menampung dan
menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan non partai yang ada di masyarakat.
Walaupun dewan ini telah terbentuk, namun kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
negara semakin meningkat. Terjadinya pergolakan di daerah-daerah yang
menyebabkan terganggunya hubungan antar pusat dengan daerah masih tetap
berlangsung. Hal ini mengakibatkan sistim perekonomian nasional semakin
bertambah parah.
Dalam upaya menghadapi pergolakan daerah, pemerintah menyelenggarakan
Musyawarah Nasional (munas) pada tanggal 14 September 1957. pada Munas itu

10
dibahas masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang
serta pembagian wilayah Republik Indonesia. Ketegangan yang terjadi antara pusat
dan daerah serta antar kelompokmasyarakat berhasil diatasi dengan baik. Sebagai
upaya mewujudkan keputusan munas, maka pada bulan Desember1957
diselenggarakan Musyawarah Nasional Pembangunan ( Munap). Dalam munap ini
disusun rencana pembangunan yang dapat memenuhi harapan daerah.
Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah pembangunan belum dapat
direalisasikan karena muncul berbagai peristiwa nasional yang segera harus ditangani
oleh pemerintah. Peristiwa yang dimaksud itu adalah peristiwa percobaan
pembunuhan atas diri Presiden Soekarno pada tanggal 30 November 1957. peristiwa
itu kemudian lebih dikenal dengan peristiwa cikini. Pelaku peristiwa itu diduga
pemuda pendukung Zulkifli Lubis.
Persatuan Nasional yang semakin terancam, semakin diperburuk dengan
munculnya pergerakan Perjuangan Menyelamatkan negara Republik Indonesia pada
tanggal 10 Februari 1958, yang diketuai Ahmad Husain dan Sumitro
Djojohadikusumo. Bersamaan dengan berdirinya gerakan itu. Mereka mengirim
ultimatum kepada pemerintah yang berisi tuntutan pembubaran kabinet karya dan
pembentukkan kabinet baru yang dipimpin oleh Moh.Hatta dan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Selain itu presiden diminta bertindak secara Konstitusional
dan agar tuntutan itu dipenuhi dalam waktu 5 X 24 jam.
Kabinet karya meraih prestasi cemerlang, yaitu berhasil kembalu mengatur
kembali batas perairan Indonesia, dengan keluarnya deklarasi Djuanda yang mengatur
tentang pedalaman laut teritorial. Dalam peraturan lama disebutkan bahwa laut
teritorial selebar 6 mil dari garis dasar sewaktu air surut. Apabila hal itu diberlakukan,
maka wilayah Indonesia akan terdapat laut bebas seperti laut jaw, laut Flores dll.
Melalui Deklarasi Djuanda itulah terciptanya kesatuan Wilayah Indonesia, dimana
lautan dan daratan merupakan satu kesatuan yang uth dan bulat.

2. Pemilihan umum tahun 1955


Latar belakang
Pemilihan umum merupakan salah satu prasyarat agar sistem pemerintahan
yang demokratis bisa berfungsi. Pemilihan umum tercantum sebagai salah satu
program dari kabinet parlementer. Republik Indonesia persiapan mendasar
pemilihan umum diselesaikan pada masa pemerintahan Kabinet Ali Wongso,

11
kabinet ini mempunyai agenda utama mempersiapkan pelaksanaan pemilihan
umum yang direncanakan akan berlangsung pertengahan tahun 1955.
Pada tanggal 31 mei 1954, dibentuk panitia pemilihan Umum pusat.
Panitia ini diketuai oleh Hadikusumo dari PNI. Pada tanggal 16 April 1955, Hadi
kusumo mengumumkan bahwa pemilihan umum untuk parlemen akan
diselenggarakan tanggal 29 September 1955. pengumunan ini mendorong partai-
partai politik untuk meningkatkan kampanyenya. Mereka berkampanye sampai ke
pelosok-pelosok desa. Masing-masing partai bersaing untuk memperoleh suara
terbanyak. Kabinet Ali wongso berakhir pada tanggal 24 juli 1955 sebelum
pemilihan umum terlaksana.
Pelaksanaan pemilihan umum
Moh Hatta menunjuk Burhanudin Harahap (Masyumi) untuk menyususun
kabinet. Dalam program kabinet baharudin Harahap itu , masalah pemilihan
umum menjadi masalah khusus yang perlu mendapat perhatian khusus bahkan
sesuai dengan rencana semula, bahwa pemilihan untuk anggota perlemen
diselenggarakan pada tanggal 29 september 1955 dan tanggal 15 Desember 1955
pemilihan untuk anggota Konstituante.
Akhirnya pada tanggal 29 september 1955, pemilihan umum dapat
dilaksanakan, lebih dari 39 juta rakyat Indonesia memberikan hak suaranya di
kotak-kotak suara. Hasilnya ternyata dimenangkan oleh empat partai besar yaitu
PNI, Masyumi, NU, Dan PKI. Sedangkan partai-partai lainya mendapat suara
lebih kecil dari partai-partai itu. Kemudian pada tanggal 15 Desember 1955, di
selenggarakan pemilihan umum untuk memilih dewan konstituante. Suasana
pemilihan Konstituante ini lebih tenang dibandingkan ketika pemilihan anggota
DPR. Rupanya rakyat sudah lebih berpengalaman sehingga ketegangan dapat
diatasi. Dengan keberhasilan pemilihan umum tahun 1955, maka tugas kabonet
Baharudin Harahap selesai. Dan perlu dibentuk kabinet baru yang akan
bertanggung jawab terhadap parlemen yang baru.
- Perkembangan Pemerintahan setelah pemilihan umum 1955
Keadaan politik setelah pemilihan umum 1955 di bidang pemerintahan
terjadi ketegangan-ketegangan akibat banyaknya mutasi yang dilakukan di
beberapa kementrian, seperti pada kementrian dalam bidang perekonomian dll.
Ha-hal itu menjadi salah satu faktor desakan agar perdana menteri mengembalikan
mandatnya. Akhirnya pada tanggal 8 maret 1956, kabinet Baharudin Harahap

12
jatuh. Pada tanggal 8 maret 1956 itu presiden sukarno langsung menunjuk Ali
Sastroamijojo untuk membentuk kabinet baru. Pada tanggal 20 Maret 1956, secara
resmi diumumkan kabinet baru yang disebut Kabinet Ali Sostroamidjojo II.
Kabinet ini mendapat kepercayaan penuh dari Presiden Soekarno. Hal ini
terlihat dari pidatonya didepan parlemen pada tanggal 26 maret 1956 yang
menyebutkan bahwa kabinet ini sebagai titik tolak periode perencanaan dan
investasi. Namun, kabinet Ali Sastroamidjojo II pun tak luput dari berbagai
kesulitan. Salah satunya adalah berkobarnya semangat anti china di masyarakat
dan adanya kekacauan di beberapa daerah.
Sementara itu Presiden Soekarno pada tangga 3 mei 1956 menandatangani
Undang-undang Pembatalan KMB. Hal ini menimbulkan permasalahan baru yaitu
tentang nasib modal belanda yang ada di Indonesia. Ada anjuran untuk
menasionalisasi atau mengambil alih perusahaan-perusahaan milik Belanda itu.
Sebagian besar anggota kabinet menolak tindaka tersebut. Banyak orang-orang
Belanda yang menjual perusahaan-perusahaannya terutama pada orang cina ,
karena pada umumnya mereka mempunyai kedudukan ekonomi yang lebih kuat.
Hal itulah yang menyebabkan pada tangga 9 Maret 1956 Mr.asaat di depan
kongres Nasional Importir Indonesia di Surabaya menyatakan bahwa pemerintah
perlu mengeluarkan peraturan yag melindungi pengusahan-pengusahan Nasional.
Hal ini penting. Karena pengusaha Indonesia tidak mampu bersaing dengan
pengusaha-pengusaha non pribumi khususnya orang cina. Pernyataan ini
mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Maka lahirla gerakan Asaat dimana-
mana. Menanggapi gerakan itu, pemerintah mengeluarkan pernyataan pemerintah
melalui menteri perekonomian burhanudin (NU), bahwa pemerintah akan
memberikan bantuan terutama pada perusahaan-perusahaan yang seratus persen
diusahakan oleh orang-orang Indonesia.

3. Masa demokrasi terpimpin


Ketegangan ketegangan politik yang terjadi pasca Pemilihan umum 1955
membuat situasi politik yang tidak menentu. Kekacauan politik ini membuat keadaan
negara dalam keadaan Darurat. Hal ini diperparah dengan Dewan Konstituante yang
mengalami kebuntuan dalam menyusun Konstitusi baru, sehingga negara indonesia
tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap. Berikut latar belakang munculnya
penerapan demokrasi terpimpin oleh presiden sukarno.

13
a. Konstituante gagal menyusun Undang-undang Dasar baru
Hasil pemilihan umum memunculkan NU dan PKI sebagai partai besar di samping
PNI dan MASYUMI. Setelah pemilihan umum itu dibentuk kabinet Ali
Sastroamidjojo II pada tanggal 24 Mare 24 Maret 1956 berdasarkan perimbangan
partai-partai d parlemen . kabinet ini juga tidak lama bertahan, karena adanya
oposisi dari daerah-daerah di luar jawa dengan alasan bahwa pemerintah
mengabaikan pembangunan di daerah.
Pada bulan februari 1957, presiden soekarno memanggil semua pejabat sipil
dan militer beserta semua pimpinan partai politik ke istana Merdeka dalam
pertemuan itu untuk pertama kalinya oleh presiden sukarno mengajukan konsepsi
yang berisi antara lain sbb :
 Dibentuk kabinet Gotong royong yang terdiri dari wakil-wakil semua
partai ditambah dengan golongan fungsional.
 Dibentuk dewan Nasional (kemudian bernama Dewan Pertimbangan
agung). Anggota-anggotanya adalah wakil-wakil partai dan golongan fungsional
dalam masyarakat. Fungsi dewan ini adalah memberi nasehat kepada kabinet
baik diminta maupun tidak.

Konsepsi itu ditolak oleh beberapa partai yakni Masyumi, NU, PSII, Partai Katolik,
dan PRI. Mereka berpendapat bahwa mengubah susunan ketegangan secara radikal
harus diserahkan kepda konstituante. Suhu politik pun semakin bertambah panas.
Dalam peringatan sumpah pemuda pada tahun 1957, presiden Soekarno menyatakan
bahwa segala kesulitan yang dihadapi oleh negara pada waktu itu disebabkan oleh
adanya banyak partai politk sehingga merusak persatuan dan kesatuan negara. Oleh
karena itu, ada baiknya partai-partai politik dibubarkan.
Kemudian, dengan alasan menyelamatkan negara, presiden Soekarno
mengajukan suatu konsepsi dengan nama Demokrasi terpimpin. Konsepsi presiden
itu mendapatkan tantangan yang hebat. Untuk sementara waktu, masalah politik dan
perdebatan konsepsi presiden menjadi beku karena perhatian masyarakat diarahkan
kepada upaya penumpasan pemberontakan PRRI-fermesta. Setelah pemberontakan
itu berhasil diatasi, masalah politik kembali muncul. Masalahnya menjadi sangat
serius karena konstituante mengalami kemacetan dan menetapkan dasar negara.

14
Kemacetan ini terjadi karena masing-masing partai hanya mengejar kepentingan
partainya sendiri-sendiri dan mengabaikan kepentingan negara. Terjadi tarik ulur
diantara golongan-golongan dalam konstituante, sekelompok partai menghendaki
agama islam sebagai dasar negara.
Dalam upaya mengatasi kemacetan konstituante, muncul gagasan untuk
kembali ke UUD 1945 dari kalangan ABRI. Dengan kembali ke UUD 1945, maka
berbagai kekalutan politik dapat diselesaikan dengan dasar yang kokoh untuk
diselesaikan, yaitu pemerintahan yang stabil, masalah dasar negara teratasi,
semangat 45 dapat dipulihkan sehingga persatuan dapat dipulihkan juga. Berbagai
partai politik juga memberikan dukungan terhadap gagasan tersebut, kemudian,
kabinet juga menerima gagasan kembali UUD 1945 pada tanggal 19 februari 1959.
Oleh karena itu, pada tanggal 22 April 1959, presiden sukarno menyampaikan
anjuran pemerintah supaya Konstituante menetapkan UUD 1945 menjadi Konstitusi
Negara Republik Indonesia. Menanggapi anjuran pemerintah itu dan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Konstituante dapat menentukan sikap atau melakukan
pemungutan suara. Pemungutan suara dilaksanakan tiga kali dan hasilnya yaitu
suara yang setuju selalu lebih banyak dari pada suara yang menolak kembali ke
UUD 1945, tetapi anggota yang hadir selalu kurang dari dua sepertiga. Hal ini
memberikan masalah lagi, karena masih belum memenuhi forum. Keadaan politik
yang hadir masih tetap mengabdi kepada kepentingan partainya. Sedangkan bagi
konstituasi sendiri membuktikan bahwa selama tiga tahun tidak mampu mengambil
keputusan untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUD sementara 1950.
Sampai tahun 1959 Konstituante tidak pernah berhasil merumuskan undang-
undang dasar baru. Keadaan itu semakin menggoncangkan situasi politik di
Indonesia pada saat itu. Bahkan, masing-masing partai politik di Indonesia pada saat
itu. Bahkan, masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan
segala cara agar tujuan partainya tercapai. Oleh sebab itu, sejak tahun 1956 kondisi
dan situasi politik negara semakin buruk dan kacau.
Keadaan yang semakin bertambah kacau ini bisa membahayakan dan
mengancam keutuhan negara dan bangsa indonesia. Suasana semakin bertambah
panas karena adanya ketegangan-ketegangan yang diikuti oleh keganjilan-
keganjilan sikap dari setiap partai politik yang ada di dalam konstituante. Rakyat
sudah tidak sabar lagi dan menginginkan agar pemerintah mengambil tindakan-

15
tindakan yang bijaksana untuk mengatai kemacetan sidang konstituante. Namun,
konstituante ternyata tidak dapat diharapkan lagi.
Kegagalan konstituante untuk melaksanakan sidang-sidangnya untuk membuat
undang-undang dasar baru, menyebabkan negara indonesia dilanda kekalutan
konstitusional. Undang-undang dasar yang menjadi dasar hukum pelaksana
pemerintahan negara belum berhasil dibuat. Sedangkan undang-undang sementara
(UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal dianggap tidak sesuai
dengan kondisi kehidupan masyarakat indonesia.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu, beberapa tokoh partai politik
mengajukan usul kepada presiden soekarno agar mendekritkan berlakunya kembali
UUD 1945dan pembubaran konstituante. Pemberlakukan kembali UUD 1945
merupakan langkah terbaik untuk mewujudkan pesatuan dan kesatuan Nasional.
Oleh karena itu, pada tanggal 5 juli 1959, presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
yang berisi sebagai berikut.
 Pembubaran Konstituante.
 Berlakunya kembali UUD 1945
 Tidak berlakunya UUDS 1950.
 Pembentukan MPRS dan DPAS.
Dekrit presiden mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia KSAD
langsung mengeluarkan perintah harian kepada sluruh anggota TNI untuk
mengamankan Dekrit itu. DPR hasil pemilihan umum tahun 1955 juga menyatakan
kesediaannya untuk terus bekerja didasarkan UUD 1945.
Tindakan yang dilakukan oleh presiden Soekarno dengan mengeluarkan Dekrit
presiden tanggal 5 juli 1959 telah memenuhi harapan rakyat. Namun demikian,
harapan itu akhirnya hilang karena ternyata UUD 1945 tidak dilaksanakan secara
murni dan konsekuen. UUD 1945 yang menjadi slogan-slogan kosong belaka. Hal
ini terlihat dengan jelas dari masalah-masalah berikut ini.
Kedudukan presiden berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada
dibawah MPR. Akan tetapi pada kenyataannya MPRS tunduk kepada Presiden.
Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal ini terlihat dengan
jelas dari tindakan presiden ketika mengangkat ketua MPRS yang dirangkap oleh
wakil perdana mentri III dan mengangkat wakil-wakil ketua MPRS yang dipilih dari

16
pimpinan partai-partai besar (PNI, NU, dan PKI) serta wakil ABRI yang masing-
masing diberi kedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.
Pembentukan MPRS Presiden Soekarno juga membentuk MPRS berdasarkan
penetapan Presiden No.2 tahun 1959. tindakan yang dilakukan oleh Presiden
Soekarno itu bertentangan dengan UUD 1945 karena dalam UUD 1945 telah
ditetapkan bahwa pengangkatananggota MPR sebagai lembaga tertinggi negara
harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat
memiliki anggota-anggotanya yang duduk MPR.
Manifesto politk republik Indonesia pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959
berjudul ”penemuan kembali revolusi kita”, dikenal dengan manifesto politk
republik Indonesia. Atas usulan dari DPA yang bersidang tanggal 23-25 September
1959 agar manifesto politik itu adalah USDEK (undang-undang dasar 1945,
sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi terpimpin, dan Kepribadian
Indonesia).
Pembubaran DPR hasil pemilu dan pembentukan DPR-GR Anggota DPR hasli
pemilu tahun 1955 mencoba menjalankan fungsinya dengan menolak RAPBN yang
diajukan oleh presiden. Sebagai akibat dari penolakan itu, DPR hasil
pemiludibubarkan dan diganti dengan pembentukan DPR-GR (dewan perwakilan
rakyat Gotong-royong). Padahal langkah ini bertentangan dengan UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa Presiden tidak dapat membuabarkan DPR.
Keanggotaan dalam DPR-GR diduduki oleh tokoh-tokoh beberapa partai
besar, seperti PNI, NU, dan PKI. Ketiga partai ini dianggap telah mewakili seluruh
golongan nasionalis, agama, dan komunis yang sesuai dengan konsep Nasakom.
Dalam pidato Presiden Soekarno pada upacara pelantikan DPR-GR pada tanggal 25
juni 1960 disebutkan tugas DPR-GR adalah melaksanakan Manifesto Politik,
merealisasikan Amanat penderitaan Rakyat dan pelaksanaakan Demokrasi
terpimpin. Selanjutnya, untuk menegakkan Manifesto politik, merealisasikan
Amanat pederitaan rakyat dan melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Selanjutnya,
untuk menegakkan Demokrasi terpimpin. Presiden Soekarno mendirikan lembaga-
lembaga negara lainnya, misalnya front Nasional yang dibentuk melalui penetapan
Presiden No.13 tahun 1959.
Masuknya PKI konsep dasar Nasakom memberi peluang kepada PKI untuk
mempeluas dan mengembangakan pengaruhnya. Secara perlahan dan hati-hati, PKI
berusaha untuk menggeser kekuatan-kekuatan yang berusaha menghalanginya.

17
Sasaran PKI selanjutnya adalah berusaha menggeser kedudukan pancasila dan UUD
1945 digantikan menjadi Komunis. Setelah itu, PKI mengambil alih kedudukan
kekuasaan pemerintah yang sah. Untuk mewujudkan rencananya, PKI memengaruhi
sistem Demokrasi Terpimpin. Hal ini terlihat jelas bahwa konsep terpimpin dari
Presiden Soekarno yeng berporos pada nasionalis, agama, dan Komunis (Nasakom)
mendapat dukungan sepenuhnya dari pimpinan PKI, D.N. Aidit. Bahkan melalui
Nasakom, PKI berhasil meyakinkan Presiden Soekarno tanpa Pki akan menjadi
lemah terhadap TNI.
Arah politik luar negeri arah politik luar negeri Indonesia terjadi
penyimpangan dari politik luar negeri Indonesia terjadi penyimpangan dari politk
luar negeri bebas-aktif menjadi condong pada salah satu poros. Pada masa
diberlakukan politik konfrontasi yang diarahkan pada negara-negara kapitalis,
seperti negara-negara Eropa barat dan Amerika serikat. Politik konfrontasi dilandasi
oleh pandangan tentang nefo (new Emerging Forces) dan Oldefo(old Established
Forces). Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara
Progresif revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara Komunis umumnya)
yang anti Imperialisme dan kolonialisme. Sedangkan oldefo merupakan kekuatan
yang telahmapan yakni negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan Imperialis
(neokolim).
Sebagai perwujudan poros anti Imperialis dan Kolonialis itu dibentuk poros
jakarta-phonom phen-hanoi-peking- pyong yang. Akibatnya ruang gerak diplomasi
Indonesia di forum internasional menjadi sempit karena berkiblat pada negara-
negara komunis. Selain itu, pemerintah juga menjalankan politik konfrontasi dengan
malaysia. Hal ini disebabkan pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara
federasi malaysia. Yang dianggap proyek neokolonialisme Inggris yang
membahayakan Indonesia dan negara-negara blok neto. Dalam rangka konfrontasi
itu, presiden soekarno mengumumkan Dwikora (dua komando rakyat) pada tanggal
3 mei 1964 yang isinya
- Perhebat ketahanan Revolusi Indoneia
- Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Neokolim
Inggris.
Pelaksanaan Dwikora itu diawali dengan pembentukan Komando siaga di pimpin
Marsekal. Komando siaga ini bertugas untuk mengirimkan sukarelawanke Malaysia

18
timur dan barat. Hal ini menunjukkan adanya campurtangan Indonesia pada masalah
dalam negeri Malaysia.

Tugas Terstruktur

Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok dan mendiskusikan tentang politik


Indonesia pasca, masing-masing kelompok diberikan tugas untuk membuat
makalah dan setelah itu dipresentasikan di depan kelas

Tugas Mandiri

Peserta didik secara individu menganalisis peristiwa-peristiwa penting yang


terjadi pada Indonesia pasca kemerdekaan. Dan setelah itu ditulis dan
kemudian dikumpulkan kepada Guru.

Pilihan Ganda (Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat – Skor setiap
jawaban benar adalah 1)

1. Demokrasi Liberal sesuai dengan.....?


a. UUD 45 d. Pemerintah kolonial
b. UUD sementara 1950 e. Pemerintah jepang
c. Pancasila
2. Partai apa yang mendominasi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal...?
a. PKI dan Masyumi d. PNI dan NU
b. NU dan PKI e. NU dan PNI
c. MASYUMI dan PNI
3. Kabinet apakah yang pertama kali memerintah Indonesia ?
d. Kabinet nasir d. Kabinet Sukiman
e. Kabinet Wilopo e. Kabinet Sostromijojo I
f. Kabinet Sostro Amijojo II
4. Kabinet Nasir Didukung oleh partai...?

19
a. PKI d. NU
b. PNI e. PDI
c. MASYUMI

5. Kabinet Sukiman Kurang Stabil dikarenakan hubungan kurang baik dari


para....?
a. Pelajar d. Buruh
b. Partai PNI e. Partai Masyumi
c. Tentara
6. Pada tanggal berapakah Kabinet Wilopo berdiri...?
g. 12 April 1952 d. 3 April 1952
h. 16 Agustus 1953 e. 31 Mei 1953
i. 23 Agustus 1952
7. Pada kabinet apakah terjadi koalisi antara 2 partai besar PNI dan Masyumi...?
a. Kabinet nasir d. Kabinet Sukiman
b. Kabinet Wilopo e. Kabinet Sostromijojo I
c. Kabinet Sostro Amijojo II
8. setelah Kaninet Nasir mengalami kegagalan siapakah yang ditunjuk sebagai
formatur untuk membentuk Kabinet baru...?
a. Idham d. Sartono
b. Chalid e. Sukiman
c. Wilopo
9. Burhanudin Harahap merupakan Tokoh dari partai...?
a. PKI d. NU
b. PNI e. PDI
c. MASYUMI
10. Kabinet yang didirikan pada saat Darurat (keadaan negera kacau) adalah....?
a. Kabinet ali Sostromijojo I d. Kabinet Burhanudin
b. Kabinet Ali sastromidjojo II e. Kabinet wilopo
c. Kabinet Karya
11. Persiapan mendasar pemilihan umum diselesaikan pada masa pemerintahan
Kabinet..?
a. Ali Wongso d. Kabinet Burhanudin
b. Kabinet Ali sastromidjojo II e. Kabinet wilopo

20
c. Kabinet Karya

12. Presiden sukarno menyampaikan anjuran pemerintah supaya Konstituante


menetapkan UUD 1945 menjadi Konstitusi Negara Republik Indonesia pada
tanggal..?
a. 21 April 1959 c. 22 April 1954
b. 22 mei 1959 d. 22 April 1957
c. 22 April 1959
13. Pada tanggal berapakah Presiden Soekarno menandatangani pembatalan
KMB?
d. 3 mei 1956 d. 1mei 1956
e. 3 april 1956 e. 2 mei 1956
f. 2 april 1955
14. Pada tanggal 31 mei 1954, dibentuk panitia pemilihan Umum pusat. Panitia ini
diketuai oleh...?
g. Idham d. Sartono
h. Hadikusumo e. Sukiman
i. Wilopo
15. Siapakah yang menyatakan bahwa pemerintah perlu mengeluarkan peraturan
yag melindungi pengusaha-pengusaha Nasional di depan kongres Nasional
Importir Indonesia di Surabaya..?
j. Mr.Asaat e. Idham
k. Hadikusumo f. Wilopo
l. Sartono
16. Setelah masa Demokrasi terpimpin partai apa saja yang menjadi partai besar
selain Masyumi dan PNI..?
j. PKI dan Masyumi d. PNI dan NU
k. NU dan PKI e. NU dan PNI
l. MASYUMI dan PNI
17. Untuk mengatasi masalah Ekonomi, Kabinet karya menyusun 5 Pasal
yang disebut....?
a. Pancasila d.Dasawisma
b. Pancalima e. Pancakarya

21
c. PancaKom

18. Konsepsi Demokrasi Terpimpin di Bentuk oleh....?


a. Mr.Asaat d. Idham
b. Hadikusumo e. Wilopo
c. Ir. Soekarno
19. Dalam upaya mengatasi kemacepan konstituante, muncul gagasan
untuk kembali ke UUD 1945 dari kalangan...?
a. ABRI d. Rakyat
b. Partai politik e. Pejabat
c. politisi
20. Dwi Kora di kumandangkan oleh Soekarno pada tanggal...?
a. 3 Mei 1964 d. 7 juni 1964
b. 4 Mei 1964 e. 10 April 1963
c. 5 Mei 1963
Essay (Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat ! skor setiap
jawaban adalah 2)
1. Partai-partai politik terkuat mengambil alih kekuasaan. Dua
partai terkuat masa itu adalah partai ............dan..........silih berganti memimpin
kabinet.
2. kabinet Nasir Didukung oleh partai.....?
3. ...........dan..........dapat membentuk kabinet koalisi antara
Masyumi dan PNI dan sejumlah partai kecil. Kabinet kolalisi ini dipimpin oleh
Sukiman
4. setelah kabinet nasir memegang pemerintahan partai PNI
memilih menjadi pihak yang............Pemerintah...!!
5. Kabinet Ali mendapatkan kesulitan dari persatuan ulama
Seluruh Aceh (PUSA) pemimpin mereka yang bernama ................menuntut
Aceh sebagai provinsi dan meminta perhatian penuh atas pembangunan daerah.
6. pada tanggal berapakah Pemilu pertama Indonesia
dilaksanakan...??
7. dengan alasan menyelamatkan negara, presiden Soekarno
mengajukan suatu konsepsi dengan nama .....................

22
8. Kabinet Karya merupakan sebuah .................(kabinet kerja)
yaitu kabinet yang tidak berdasarkan atas dukungan dari parlemen karena
kondisi negara dalam keadaan darurat, tetapi lebih berdasarkan keahlian.
9. pada masa Demokrasi terpimpin oleh presiden soekarno
dibentuk Kabinet....?
10. Langkah apa yang di lakukan oleh Presiden soekarno setelah
mengumumkan Dwikora...?
Uraian (skor setiap jawaban adalah 5)
1. Apa sajakah Program Kabinet Nasir?
2. Mengapa kabinet nasir mengalami kegagalan ?
3. Apa sajakah Program Kabinet sastromidjojo I ?
4. Keberhasilan apakah yang pernah ditunjukkan Kabinet
Burhanuddin Harahap dan berasal dari partai...?
5. Latar belakang Pemilu 1955 adalah ?
6. Bagaimana tentang peaksanaan Pemilu tahun 1955?
7. Bagaimanakah Perkembangan olitik Indonesia setelah Pemilu
1955?
8. Pada bulan februari 1957, presiden sukarno mengajukan
konsepsi yang berisi ?
9. Apakah isi Dwikora ?
10. Latar belakang Demokrasi terpimpin adalah?

KUNCI JAWABAN EVALUASI


Periksa Jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini. Skor maksimal adalah 8 atau
sama dengan nilai 100. Bila skor Anda di atas atau sama dengan 6 (nilai 75, sesuai
dengan KKM), Anda dipersilahkan melanjutkan pelajaran ke modul berikutnya. Bila
belum tuntas, cobalah pelajari kembali hal-hal yang belum Anda kuasai dengan baik.

Skor untuk Pilihan Ganda masing-masing 1 (satu) jika Anda menjawab benar.
1. b 11. b
2. c 12. c
3. a 13. a
4. c 14. b
5. c 15. a

23
6. c 16. b
7. b 17. e
8. d 18. c
9. c 19. a
10. a 20. a

Skor untuk Essay masing-masing 2 (dua) jika Anda menjawab benar.


1. PNI dan MASYUMI
2. Masyumi
3. sukiman (masyumi) dan Djojosukarto (PNI)
4. Oposisi
5. Daud Beurauah
6. 29 september 1955
7. Demokrasi terpimpin
8. zaken kabinet
9. gotong royong
10. komando siaga

Skor untuk Uraian masing-masing adalah 5 (lima) jika Anda menjawab tepat.

1. Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman, konsolidasi


dan menyempurnakan pemerintahan, Menyempurnakan organiassi angkatan
perang, mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat, memperjuangkan
penyelesaian Irian barat
2. Pada masa pemerintahan kabinet Nasir terjadi pemberontakan-
pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Masalah dalam keamanan
dalam negeri, seperti gerakan DI/TII, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Dan
perundingan-perundingan masalah Irian juga dirinti, namun mengalami jalan
buntu. Oleh karena itu muncul mosi tidak percaya terhadap kabinet nasir. Dan
mosi itu disampaikan kepada parlemen tanggal 22 januari 1951 dan memperoleh
kemengangan dan pada tanggal 21 Maret 1951, perdana mentri nasir
mengembalikan masndatnya kepada presiden.

24
3. Program dalam negeri antara lain meningkatkan keamanan dan
kemakmuran dan segera menyelenggarakan pemilihan umum, Pembebasan Irian
barat secepatnya, Program luar negeri, antra lain pelaksanaan politik bebas aktif
dan peninjauan kembali persetujuan KMB, Penyelesaian pertikaian.
4. Burhanudin Harahap berasal dari Masyumi, sedangkan PNI
memilih membentuk oposisi. Hasil yang menonjol dari kabinet ini adalah
penyelenggaraan pemilihan umum untuk pertama kalinya bagi bangsa Indonesia.
Pemilu berlangsung pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota
DPR dan tanggal 15 Desember 1995 untuk memilih anggota konstituante.
5. Pemilihan umum merupakan salah satu prasyarat agar sistem
pemerintahan yang demokratis bisa berfungsi. Pemilihan umum tercantum sebagai
salah satu program dari kabinet parlementer. Republik Indonesia persiapan
mendasar pemilihan umum diselesaikan pada masa pemerintahan Kabinet Ali
Wongso, kabinet ini mempunyai agenda utama mempersiapkan pelaksanaan
pemilihan umum yang direncanakan akan berlangsung pertengahan tahun 1955.
Pada tanggal 31 mei 1954, dibentuk panitia pemilihan Umum pusat.
Panitia ini diketuai oleh Hadikusumo dari PNI. Pada tanggal 16 April 1955, Hadi
kusumo mengumumkan bahwa pemiliha umum untuk parlemen akan
diselenggarakan tanggal 29 September 1955. pengumunan inimendorong partai-
partai politik untuk meningkatkan kampanyenya. Mereka berkampanye sampai ke
pelosok-pelosok desa. Masing-masing partai bersaing untuk memperoleh suara
terbanyak. Kabinet Ali wongso berakhir pada tanggal 24 juli 1955 sebelum
pemilihan umum terlaksana.
6. Moh Hatta menunjuk Burhanudin Harahap (Masyumi) unutuk
menyususun kabinet. Dalam program kabinet baharudin Harahap itu , masalah
pemilihan umum menjadi masalah khusus yang perlu mendapat perhatian khusus
bahkan sesuai dengan rencana semula, bahwa pemilihan untuk anggota perlemen
diselenggarakan pada tanggal 29 september 1955 dan tangga 15 Desember 1955
pemilihan untuk anggota Konstituante.
Akhirnya pada tanggal 29 september 1955, pemilihan umum dapat
dilaksanakan, lebih dari 39 juta rakyat Indonesia memberikan hak suaranya di
kotak-kotak suara. Hasilnya ternyata dimenangkan oleh empat partai besar yaitu
PNI, Masyumi, NU, Dan PKI. Sedangkan partai-partai lainya mendapat suara
lebih kecil dari partai-partai itu. Kemudian pada tanggal 15 Desember 1955, di

25
selenggarakan pemilihan umum untuk memilih dewan konstituante. Suasana
pemilihan Konstituante ini lebih tenang dibandingkan ketika pemilihan anggota
DPR. Rupanya rakyat sudah lebih berpengalaman sehingga ketegangan dapat
diatasi. Dengan keberhasilan pemilihan umum tahun 1955, maka tugas kabonet
Baharudin Harahap selesai..
7. Keadaan politik setelah pemilihan umum 1955 di bidang
pemerintahan terjadi ketegangan-ketegangan akibat banyaknya mutasi yang
dilakukan di beberapa kementrian, seperti pada kementrian dalam bidang
perekonomian dll. Ha-hal itu menjadi salah satu faktor desakan agar perdana
menteri mengembalikan mandatnya. Akhirnya pada tanggal 8 maret 1956, kabinet
Baharudin Harahap jatuh. Pada tanggal 8 maret 1956 itu presiden sukarno
langsung menunjuk Ali Sastroamijojo untuk membentuk kabinet baru. Pada
tanggal 20 Maret 1956, secara resmi diumumkan kabinet baru yang disebut
Kabinet Ali Sostroamidjojo II.
8. Pada bulan februari 1957, presiden sukarno mengajukan
konsepsi yang berisi antara lain sbb :
 Dibentuk kabinet Gotong royong yang terdiri dari wakil-wakil semua
partai ditambah dengan golongan fungsional.
 Dibentuk dewan Nasional (kemudian bernama Dewan Pertimbangan
agung). Anggota-anggotanya adalah wakil-wakil partai dan golongan fungsional
dalam masyarakat. Fungsi dewan ini adalah memberi nasehat kepada kabinet
baik diminta maupun tidak.
9. Dwikora berisi
- Perhebat ketahanan Revolusi Indoneia
- Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Neokolim
Inggris.
10. presiden Soekarno menyatakan bahwa segala kesulitan yang
dihadapi oleh negara pada waktu itu disebabkan oleh adanya banyak partai politk
sehingga merusak persatuan dan kesatuan negara. Oleh karena itu, ada baiknya
partai-partai politik dibubarkan. Kemudian, dengan alasan menyelamatkan
negara, presiden Soekarno mengajukan suatu konsepsi dengan nama Demokrasi
terpimpin. Konsepsi presiden itu mendapatkan tantangan yang hebat. Untuk
sementara waktu, masalah politik dan perdebatan konsepsi presiden menjadi beku

26
karena perhatian masyarakat diarahkan kepada upaya penumpasan pemberontakan
PRRI-fermesta. Setelah pemberontakan itu berhasil diatasi, masalah politik
kembali muncul. Masalahnya menjadi sangat serius karena konstituante
mengalami kemacetan dan menetapkan dasar negara. Kemacetan ini terjadi karena
KESIMPULAN
masing-masing partai hanya mengejar kepentingan partainya sendiri-sendiri dan
mengabaikan kepentingan negara. Terjadi tarik ulur diantara golongan-golongan
Pelaksanaan demokrasi liberal pada hakikatnya adalah wajar, sebab sesuai
dalam konstituante, sekelompok partai menghendaki agama islam sebagai dasar
dengan konstitusi yang berlaku saat itu yakni undang-undang Dasar sementara
negara.
1950 yang bersemangatkan asas liberal. Pada masa ini merupakan masa
berkiprahnya partai-partai politik pada pemerintahan Indonesia. Pada masa ini
terjadi pergantian kabinet, partai-partai politik terkuat mengambil alih kekuasaan.
Dua partai terkuat masa itu adalah partai (PNI dan MASYUMI) silih berganti
memimpin kabinet. Hampir setiap tahun terjadi pergantian kabinet masa
pemerintahan kabinet tidak ada yang berumur panjang sehingga masing-masing
kabinet yang berkuasa tidak dapat melaksanakan seluruh programnya. kabinet-
kabinet yang pernah berkuasa setelah penyerahan kedaulatan dari tangan belanda.
Pemilihan umum merupakan salah satu prasyarat agar sistem pemerintahan
yang demokratis bisa berfungsi. Pemilihan umum tercantum sebagai salah satu
program dari kabinet parlementer. Republik Indonesia persiapan mendasar
pemilihan umum diselesaikan pada masa pemerintahan Kabinet Ali Wongso,
kabinet ini mempunyai agenda utama mempersiapkan pelaksanaan pemilihan
umum yang direncanakan akan berlangsung pertengahan tahun 1955.
Dengan alasan menyelamatkan negara, presiden Soekarno mengajukan
suatu konsepsi dengan nama Demokrasi terpimpin. Konsepsi presiden itu
mendapatkan tantangan yang hebat. Untuk sementara waktu, masalah politik dan
perdebatan konsepsi presiden menjadi beku karena perhatian masyarakat
diarahkan kepada upaya penumpasan pemberontakan PRRI-fermesta. Setelah
pemberontakan itu berhasil diatasi, masalah politik kembali muncul. Masalahnya
menjadi sangat serius karena konstituante mengalami kemacetan dan menetapkan
dasar negara. Kemacetan ini terjadi karena masing-masing partai hanya mengejar
kepentingan partainya sendiri-sendiri dan mengabaikan kepentingan negara.
Terjadi tarik ulur diantara golongan-golongan dalam konstituante, sekelompok
partai menghendaki agama islam sebagai dasar negara.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Standar Isi Mata Pelajaran Sejarah


2. Badrika, I Wayan. 2006. Sejraah Untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Sosialii.
Jakarta: Erlangga
3. Matroji. 2008. Sejarah SMA Kelas XII. Jakarta : Bumi Aksara
4. http://id.wikipedia.org
5. http://catatanguru.blogspot.com

28

Anda mungkin juga menyukai