Anda di halaman 1dari 10

SRIHADI SOEDARSONO ( Solo 1931 )

Pelukis maestro asal Solo – Jawa


Tengah, karya-karya Lukisanya
merupakan saksi perjalanan sejarah
yang beliau goreskan sejak jaman
kemerdekaan hingga jaman modern,
tema tentang perjuangan, kehidupan,
alam dan cinta, semua terkumpul dalam
karya-karya lukisanya, baik dalam sketsa maupun dalam
karya lukisan dengan berbagai media.
Srihadi Soedarsono merupakan alumni ITB Tahun 1959,
beliau juga mengenyam pendidikan di Ohio State University,
Amerika Tahun 1960 – 1962. Belaiu pernah mengajar di ITB
dan menjadi ketua Institut Seni Jakarta. Srihadi Soedarsono
termasuk pelukis produktif, yang banyak menciptakan karya-
karya Lukisan berkualitas tinggi, dan sering mengadakan
event pameran tunggal baik dalam dan luar negeri. Karyanya
telah banyak dikoleksi kolektor berkelas, dan hingga saat ini
lukisanya masih banyak diburu kolektor baik dalam dan luar
negeri. Gaya aliran lukisan karya Srihadi Soedarsono masuk
dalam gaya aliran lukisan modern kontemporer.
KETERAMPILAN BERAPRESIASI

MAKNA LUKISAN “BOROBUDUR II” :

Karya “Borobudur II” (1982) ini berangkat dari tema


pemandangan alam yakni harapan dan usahanya
mendekati serta masuk ke alam perenungan tersebut. Ia
menangkap kebesaran masa lalu akan kepatuhan
manusia kepada penciptanya, yang dilambangkan
dengan bangunan Borobudur. Sedangkan birunya langit
dan hijaunya bumi, menggambarkan keharmonisan
hubungan antara manusia dengan sesamanya.
PENGETAHUAN BERAPRESIASI

A.Kognitif
 Tiga Domain Apresiasi Seni :
 Feeling (Menghayati Karya Seni)
Dalam konteks apresiasi karya seni terkait dengan
perasaan keindahan.
 Empathy (Memahami dan Menghargai Karya Seni)
Empathy terhadap karya seni orang lain adalah
ketertarikan untuk menghargai dan memahami
karya seni orang lain.
 Value (Menilai Karya Seni)
Dalam konteks ini terkait nilai seni.

 Jelaskan proses kegiatan apresiasi seni dengan


pendekatan saintifik.
 Proses yang saya lakukan dalam kegiatan apresiasi
seni tersebut, yaitu dengan mengamati setiap bentuk
detail yang terdapat dalam lukisan tersebut,
memperhatikan setiap domain pada lukisan tersebut,
mencari keunikan dan hal yang menonjol dari
lukisan, dan menimbulkan rasa ketertarikan
terhadap lukisan yang ada.
B. Metakognitif
Saya memilih lukisan Borobudur II karena pada lukisan
tersebut terdapat nilai – nilai sejarah dan spiritual. Selain
itu, pewarnaan cenderung menggunakan warna – warna
cerah. Warna pada birunya langit dan hijaunya bumi
sangat indah. Dan Candi Borobudur yang dilukis dengan
begitu gagahnya membuat lukisan tersebut lebih penuh
makna dan lebih menarik.

Manfaat aktifitas berapresiasi seni bagi kehidupan saya


adalah jika nanti saat saya melukis, saya lebih tahu
tentang pewarnaan, pencahayaan, tekstur, dll. Yang
membuat lukisan yang saya buat menjadi indah.
Lucia Hartini

Putri ke 6 dari 9 bersaudara ini


sudah sejak kecil senang melihat
kakaknya membuat ketrampilan
seperti menjahit. Dari sinilah
mungkin ia mendapat keahlian
menggerakan tangan. Mulanya
ia tidak bercita-cita menjadi
seorang pelukis. SMP ia disekolahkan di SKP. Di sini ia
sangat pandai dalam mendesain baju dram band. Kemudian ia
melanjutkan studinya di SSRI, ia kemudian jatuh cinta pada
dunia lukis. Ilmu melukis juga ia dapatkan di luar dengan
belajar sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk lebih konsen
pada seni lukis.
Motivasi yang mendasari ia memilih dunia lukis adalah
karena ia ingin menjadi pelukis yang baik. Diakuinya rasa
bosan tidak pernah ia rasakan. Meski rasa bosan itu kadang
muncul namun tak pernah dimanjakannya. Ia selalu
mengganggap bosan itu adalah penyakit yang bisa
disembuhkan.
Darah seni memang diarikan oleh kedua orangtuanya.
Ayahnya adalah seorang pengrawit dan desain wayang,
sedang ibunya adalah seorang pembatik. Ilmu luar ia dapatkan
dengan seringnya ia menonton pameran dan bertukar
pengetahuan kepada teman yang lain. Tiap tahun ia selalu
menghasilkan karya master piece. Dalam proses kreatifitas ia
lakoni dengan mengalir begitu saja. Dalam artian tidak terikat
aliran lukis apapun namun kebanyakan orang atau pengamat
menilai bahwa gaya lukisannya adalah surealis.
KETERAMPILAN BERAPRESIASI

MAKNA LUKISAN “KETERBATASAN” :

Dalam lukisan “Keterbatasan” (1984) ini, Lucia Hartini


mengungkapkan fenomena visual tentang alam yang ganjil
lewat kecenderungan gaya surrealisme. Rincian pusaran air
pada laut dan gelombang tumpahannya pada batu-batu karang
digarap dengan detail dalam karya ini. Sementara itu gugusan
awan hitam yang rendah di cakrawala semakin dramatik oleh
semburat warna jingga. Dalam lukisan-lukisannya Lucia juga
sering melakukan juxtaposition, yaitu menjajarkan bentuk-
bentuk secara ganjil dan tidak berada dalam logika ruang dan
waktu. Fenomena visual seperti itu memberikan rasa absurd
pada dunia yang dihadirkan. Dalam lukisan ini, pusaran air
bisa dimaknai sebagai pusaran problem-problem psikologis
yang akhirnya meluap dari kapasitas daya tampung dan
kekuatannya. Simbolisasi itu selain bisa merefleksikan
problem yang dialami seniman juga mempunyai nilai yang
universal.
PENGETAHUAN BERAPRESIASI

A.Kognitif
 Tiga Domain Apresiasi Seni :
 Feeling (Menghayati Karya Seni)
Dalam konteks apresiasi karya seni terkait dengan
perasaan keindahan.
 Empathy (Memahami dan Menghargai Karya Seni)
Empathy terhadap karya seni orang lain adalah
ketertarikan untuk menghargai dan memahami
karya seni orang lain.
 Value (Menilai Karya Seni)
Dalam konteks ini terkait nilai seni.

 Jelaskan proses kegiatan apresiasi seni dengan


pendekatan saintifik.
 Proses yang saya lakukan dalam kegiatan apresiasi
seni tersebut, yaitu dengan mengamati setiap bentuk
detail yang terdapat dalam lukisan tersebut,
memperhatikan setiap domain pada lukisan tersebut,
mencari keunikan dan hal yang menonjol dari
lukisan, dan menimbulkan rasa ketertarikan
terhadap lukisan yang ada.
B. Metakognitif
Saya memilih lukisan Keterbatasan karena lukisan ini
sangat menarik untuk saya. Terutama pada bagian
pusaran air yang menyita perhatian saya. Teksturnya
begitu indah, lalu kombinasi antara awan, air, dan
bebatuan sangat menarik.

Manfaat aktifitas berapresiasi seni bagi kehidupan saya


adalah jika nanti saat saya melukis, saya lebih tahu
tentang pewarnaan, pencahayaan, tekstur, dll. Yang
membuat lukisan yang saya buat menjadi indah.

PENILAIAN DIRI

A. Apakah anda telah dapat membedakan lukisan yang


indah dengan lukisan yang kurang indah?
B. Apakah anda telah dapat menemukan tema dan makna
lukisan yang anda apresiasi?
C. Apakah penafsiran makna seni yang anda buat dapat
dipertanggungjawabkan?
A. Ya, saya telah dapat membedakan lukisan yang
indah dengan lukisan yang kurang indah
KATEGORI INDAH KURANG INDAH
PEWARNAAN CENDERUNG CENDERUNG GELAP
CERAH
GRADASI WARNA GRADASI WARNA
TERLIHAT COCOK TERLIHAT TIDAK
COCOK
PEMILIHAN WARNA PEMILIHAN WARNA
TEPAT KURANG TEPAT
PENCAHAYAAN DAPAT TIDAK DAPAT
MEMBERIKAN MEMBERIKAN
KESAN 3 DIMENSI KESAN 3 DIMENSI
BAYANGAN SESUAI BAYANGAN TIDAK
ARAH CAHAYA SESUAI ARAH
CAHAYA
SESUAI DENGAN TIDAK SESUAI
LATAR WAKTU DENGAN LATAR
WAKTU
BIDANG DAN OBYEK TERLIHAT OBYEK KURANG

RUANG HIDUP TERLIHAT HIDUP


BENTUK BENTUK KURANG
PROPORSIONAL PROPORSIONAL
ORNAMEN SESUAI TERLALU BANYAK
DENGAN OBYEK ORNAMEN
TAMBAHAN YANG
TIDAK SESUAI
B. Ya, saya sudah dapat menemukan tema dan
makna lukisan tersebut, yakni hubungan yang
terjalin antara manusia dengan penciptanya.

C. Ya, penafsiran makna seni yang saya buat


dapat dipertanggungjawabkan. Karena saya
mendapat informasi dari sumber – sumber
terpercaya.

Anda mungkin juga menyukai