KLS : X-7
Seni rupa tradisional adalah kesenian yang berisi nilai-nilai filosofis dan dijaga kemurniannya
secara turun menurun. Seni rupa tradisional biasanya berkaitan erat dengan tradisi-tradisi yang
dianut masyarakat.
Kata tradisional sendiri berasal dari kata “tradisi” yang artinya adat kebiasaan turun-temurun
dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Tradisi itu bisa berupa kebiasaan,
artefak, ataupun perilaku yang didasari norma tertentu dan diwariskan dari suatu generasi ke
generasi selanjutnya.
Perkembangan seni rupa tradisional sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat
dibuktikan melalui beberapa peninggalan berupa artefak, lukisan, dan benda-benda dapur.
Manusia pada zaman prasejarah sudah mengenal karya seni. Karya ini digunakan oleh manusia
purba sebagai media komunikasi satu sama lain. Peninggalan ini banyak ditemukan di gua-gua
tempat mereka tinggal.
Pada zaman kekaisaran yang absolut dan masa keemasan agama di Barat, seni rupa yang
menonjol adalah jenis kesenian yang megah.
Beberapa jenis seni yang cukup menonjol pada zaman ini adalah terdapatnya lukisan dinding
yang cukup besar serta arsitektur istana dan gereja yang cukup mewah.
Ada pula sejumlah patung yang mempunyai ukuran cukup besar dengan material yang harganya
tidak murah karena menggunakan marmer, dan lain sebagainya.
Tentunya, hasil karya seni yang dibuat dari sejumlah bahan maupun material yang berkualitas
ini dibuat oleh seorang seniman yang tersohor dan sudah berpengalaman dalam dunia seni.
Hanya seniman dengan koneksi tertentu yang disponsori atau diberi komisi oleh institusi yang
karyanya diakui oleh publik seni.
Adanya peristiwa revolusi Perancis pada tahun 1789 menjadi titik akhir dari kekuasaan
feodalisme.
Akibat peristiwa inilah banyak beberapa negara di dunia, terutama negara yang berada di bagian
Barat terkena dampak yang cukup signifikan.
Revolusi ini ternyata tidak hanya memberikan perubahan kehidupan sosial dan politik saja, akan
tetapi juga berpengaruh pada dunia seni.
Dengan berakhirnya era feodalisme, maka berakhir juga sejumlah pengaruh kerajaan dan
isntitusi lain atas kehidupan dan perkembangan seni.
Karya seni modern dapat kita kenali dari beberapa karakteristik yang ada pada seni rupa modern.
Ciri-ciri seni rupa modern antara lain sebagai berikut:
Aliran Seni Rupa Modern Yang Harus Kamu Ketahui, Aliran Tersebut Diantaranya Adalah:
Romantisme. Pointilisme.
Impresionisme. Neo-Klasik.
Naturalisme. Post-Modern (Kontemporer).
Kubisme. Gotik.
Realisme. Optik.
Fauvisme. Abstraksionisme.
Ekspresionisme. Primitif.
Dadaisme. Pittura Metafisica.
Surealisme. Konstruktivisme.
Futurisme. Pop Art (Populer Art).
LUKISAN AFFANDIKOESOEMA
Lukisan Affandi ini memang cukup terkenal yang menampilkan sosok pengemis yang
merupakan sebuah pencapaian gaya pribadi yang cukup kuat.
Seni rupa kontemporer adalah karya seni yang kemunculannya diakibatkan karena adanya tren
atau kondisi waktu.
Sejarahnya
Seni kontemporer merukapan perkembangan seni yang terpengaruh dari modernisasi
dan dipakai sebagai istilah yang umum sejak istilah Contemporary Art yang berkembang di
negara-negara barat yang merupakan produsen seni yang pembuatannya ketika Perang Dunia II
dimulai.
Istilah ini di Indonesia berkembang beriringan dengan semakin banyaknya teknik dan
medium yang dimanfaatkan untuk produksi suatu karya seni, juga karena sudah menjadi suatu
percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi
karya yang tidak terpaku dengan batas-batas ruang dan waktu.
Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena tersebut dengan istilah de
javu dalam Bahasa Perancis yang berarti “pernah dilihat” (Sumartono, 2000, hlm. 22). Maka
berakhirlah periodisasi seni rupa modern yang sudah tidak relevan lagi dengan berbagai karya
baru yang tercipta pada masa itu.
Berakhirnya era seni rupa modern memunculkan kebutuhan untuk terminologi baru.
Munculah istilah post modernism (masa setelah modern) sebagai penggantinya. Kemudian
istilah itu dipakai dalam praktik seni rupa di Barat yaitu karya seni yang berkecenderungan
dengan masa postmodern (post modernisme).
Namun penggunaan istilah postmodern ternyata mengandung persoalan. Hal itu karena
kompleksitas dan keragaman pengertian yang dibawanya. Pada akhirnya istilah yang lebih
banyak digunakan adalah seni rupa kontemporer.
Seni rupa kontemporer dapat dikatakan sebagai wacana dalam praktik seni rupa di
Barat yang praktiknya menunjuk kepada kecenderungan masa posmodern. Kecenderungan
tersebut secara tidak langsung menyiratkan wacana dalam seni rupa yang anti modern. Hal itu
disebabkan karena salah satu paradigma kemunculan posmodern adalah paradigma yang
menolak modernisme.
Sifat-sifat modern yang ditolak diantaranya adalah semangat universalisme dalam
budaya, kolektivitas, membelakangi tradisi, mengedepankan teknologi dan individualitas (I. M.
Pirous, 2000). Serta penolakan terhadap budaya Barat yang selama itu masih dominan.
CIRI-CIRINYA
Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni dengan meleburnya batas-batas antara seni
lukis, patung, kriya, teater, musik,dan sebagainya
Sebaliknya Isu-isu yang diwacanakan adalah kesetaraan antara etnis dan gender, HAM,
lingkungan hidup, nilai tradisi dan persatuan keberagaman yang lain
Memiliki gairah moralistik yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
Karena sifatnya yang masih radikal dan kontroversional, seni kontemporer cenderung
diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas berita
dengan issue terkini dan fashionable
Mengutamakan jenis media seni baru seperti instalasi, performance art, video dan
sebagainya.
Tidak mendiskriminasi dan menerima karya populer sebagai wujud seni
Ciri kontemporer dalam wacana seni rupa dikukuhkan dengan semangat pluralisme (keberagaman).
Berorientasi bebas namun menghilangkan batasan-batasan kaku (konvensional) dalam dunia seni
rupa. Dalam seni rupa kontemporer batasan medium dan dikotomi seni seperti “seni lukis”, “seni
patung” dan “seni grafis” nyaris diabaikan.
1. REALISME, aliran Realisme memandang dunia sebagai dunia nyata (sebenarnya), seniman
yang bekerja sesuai dengan kemampuan teknis dan relatinya yang diserap oleh indera
penglihatan, fantasi dan imajinnasi haruslah dihindari dan haruslah real atau nyata.
Perkembangan yang terjadi pada aliran ini:
Realisme Cahaya : Impresionisme (aliran yang berusaha menampilkan kesan pencahayaan yang
kuat)
Realisme fotografis : berkaitan dengan keberadaan dan kekuatan untuk menyamai hasil dari
fotografi yang begitu detail dalam menangkap sebuah objek. Tokoh dari aliran ini ialah:
Annibale carracci, Gustave Courbert, Theodore Chasseriau, Thomas Couture, Affandi, Dede Eri
Supria
2. NATURALISME, aliran naturalisme muncul ketika orang mulai tertarik pada alam yang
sebenarnya. Mereka mengagumi alam begitu detail dengan segala keunikannya. Secara Visual
karya seni lukisan mereka akan terlihat persis seperti objek aslinya dan dalam perkembangannya
cendrung memperindah objek secara berlebihan. Tokoh dari aliran ini ialah: Rembrandt, George
Cole, John Constable, Luis Alvarez Catala, William Callow, Basuki Abdullah.
3. ROMANTISME, Aliran Romantisme muncul sejak adanya revolusi Francis. Sifat dari aliran
ini merupakan gambaran atau luapan emosi yang memuncak, emosi yang bersifat imajiner dan
begitu tegas, penuh dinamika, pengaturan estetika maupun aktualitas piktorialnya selalu
melebihi dari kenyataannya, warna yang lebih meriah, gerakan pun lebih lincah, dan
menggambarkan peristiwa yang lebih menarik. Tokoh dari aliran ini ialah: Tokohnya; Theodore
Gericault, Eugene Delacroix.
CONTOH GAMBAR
ICE OF TELEPHONE
AIR POLLUTIO
Karya indah berupa knalpot motor yang dibuat menyerupai bola di samping merupakan karya
seniman asal Indonesia Made Wianta