Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kritik Musik

Di susun oleh : Kelompok

1. IRFAN AFANDI

2. FADIL ALFIER

3. WAHYU HIDAYAT

Guru Pembibing : Nurbaiti, S.Pd.I


Jurusan Tekhnik Komputer Jaringan

YAYASAN TRI BHAKTI DARUL FALAH SUBIK


PONDOK PESANTREN TRI BHAKTI DARUL FALAH
SMK TRI BHAKTI
KEC. ABUNG TENGAH KAB. LAMPUNG UTARA
TAHUN PELAJARAN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kritik Musik ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Seni
Budaya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Kritik Musik ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Kritik Musik ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Kritik
Musik ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kritik Musik........................................................................... 4
B. Fungsi Kritik Musik................................................................................. 5
C. Tujuan Kritik Musik................................................................................ 6
D. Jenis Kritik Musik.................................................................................... 6
E. Pendekatan dalam Kritik Musik............................................................... 7
F. Langkah-langkah dan Penulisan Kritik Musik........................................ 8
G. Penyajian Kritik Musik............................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya musik dapat kita dengarkan melalui pertunjukan langsung atau
melalui hasil rekaman. Karya tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik
maupun penyanyi selalu berusaha tampil sebaik-baiknya untuk memenuhi
harapan (keindahan) bagi pendengarnya. Sebelum pertunjukan berlangsung,
mereka berlatih intensif. Fokusnya adalah menyajikan yang terbaik dan
terindah kepada pendengar. Dengan konsentrasi penuh disertai perasaan yang
sesuai dengan musik yang dibawakan, penyaji berusaha membawa keindahan
untuk dinikmati bersama pendengarnya. Namun demikian, suatu pertunjukan
musik kadang kala kurang mendapat respons positif dari pendengarnya.
Keindahan yang diharapkan tidak didapatkan. Penyaji pun kecewa akibat dari
kurangnya respons dari pendengar. Pada keadaan ini, tampak ada jarak antara
harapan penyaji dengan pendengar.
Pada acara lomba menyanyi yang sering ditampilkan akhir-akhir ini di
media televisi (seperti AFI atau Indonesia Idol) penampilan seorang penyanyi
selalu dikomentari oleh para juri. Komentar yang disampaikan juri ada yang
berifat pujian dan ada juga yang bersifat celaan. Ada pula komentar yang
bersifat teknis, penghayatan (interpretasi) atau pembawaan (ekspresi). Bagi
penyaji atau peserta suatu lomba/festival musik, komentar dari pendengar atau
juri dapat mendorong musisi untuk berkarya lebih baik. Sebaliknya dapat juga
terjadi. Namun demikian, dapat dibayangkan hasilnya apabila tidak ada
komentar dari para juri, maka setiap peserta tentu merasa sudah baik. Rasa
puas diri kadang dapat menurunkan upaya untuk meningkatkan kemampuan
diri. Melalui komentar yang dilontarkan, penonton atau pendengar menjadi
paham akan apa yang terbaik atau pun kekurangan seorang penyanyi.
Pernyataan-pernyataan yang disampaikan juri pada suatu lomba tentu
berdasarkan penilaian atas karya dan penampilan peserta secara lisan.
Penilaian tersebut didasarkan atas pengetahuan, pengalaman dan penguasaan
keterampilan, serta perasaan musikal yang dimiliki para juri. Komentar yang

1
2

disampaikan bukan berdasarkan perasaan senang atau tidak senang terhadap


pribadi peserta. Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan bagian dari kritik.
Kritik musik tentu bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi
suatu ulasan mendalam dan luas guna memberi pemahaman atas karya. Kritik
musik berusaha menghubungkan karya musik dan pelakunya dengan
masyarakat musik (pendengar) sehingga terbangun suatu pemahaman atas
nilai-nilai keindahan (estetika). Di sini terlihat peran penting kritik dari
seorang kritikus musik.
Suka Hardjana pernah menulis, bahwa “berbeda dengan dunia sastra,
teater dan seni rupa, kritik seni mempunyai tabiat dan perilakunya sendiri
dalam dunia musik. Yaitu, kritik tak didengar oleh-dan nyaris tak ada
gunanya-bagi seniman musik” (2004: vii). Hal ini dapat dipahami karena ada
sebagian seniman yang berpandangan bahwa musik itu cukup dirasakan lewat
bunyi sebagai esensi musik bukan dipahami lewat pengertian-pengertian
verbal. Pandangan ini tentu benar tetapi bagi yang berpandangan seperti ini
mungkin kurang menyadari bahwa pendengar musik tidak memiliki referensi
yang sama baiknya dengan pencipta atau penyaji musik. Selain itu, penganut
pandangan ini barangkali kurang menyadari pula bahwa apa yang ditampilkan
dalam suatu pertunjukan merupakan obyek yang tidak hanya dapat dirasakan
lewat bunyi tetapi merupakan hal yang terbuka untuk diamati dari berbagai
sisi atau pengertian-pengertian, baik yang bersifat musikal maupun non
musikal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang kritik musik ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kritik musik
2. Apa saja fungsi kritik musik
3. Apa tujuan kritik musik
4. Apa saja jenis kritik musik
5. Bagaimana pendekatan dalam kritik musik
6. Bagaimana langkah-langkah dan penulisan kritik musik
3

7. Bagaimana cara penyajian kritik musik?


C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang kritik musik ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek dalam pertunjukan musik sebagai
objek kritik musik.
2. Untuk mengidentifikasi beberapa kritik musik dalam kompetisi musik.
3. Untuk menguraikan dasar-dasar pengetahuan untuk melakukan kritik
musik.
4. Untuk membedakan jenis-jenis kritik musik.
5. Untuk membedakan langkah-langkah dalam kritik musik.
6. Untuk menguraikan hasil pengamatan sebagai bagian dari tahap deskripsi
dalam kritik musik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kritik Musik


Secara etimologis, kritik berasal dari kata Yunani “Krinein” yang
artinya memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang
membuat pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang
bukan arti, baik dan jelek (Kwant, 1975:12). Dengan pengertian ini, dapat
dilihat bahwa dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada
orang yang mengkritik, yang disebut kritikus.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kritik diartikan
sebagai kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau
buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Kritik akan
membawa ke arah kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan
maju. Kritik bagi sebuah karya seni, baik koreografi, komposisi, sastra, rupa
dan artefak lainnya adalah suatu hal yang utama untuk kemajuan positif.
Berdasarkan pengertian dari sumber itu, maka kritik musik dalam pertunjukan
seni.
Berdasarkan pengertian dari sumber itu maka kritik musik dalam
pertunjukan seni dapat diartikan sebagai pertimbangan baik atau buruk
terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi
musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik
musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik,
yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara,
interpretasi, dan ekspresi.
Obyek yang dikritik dalam musik tentu saja terutama karya musik
yang sedang dicermati. Karya musik itu umumnya memiliki gagasan
(keindahan) bunyi atau pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya.
Gagasan berupa nilai keindahan itulah yang akan dikritisi. Oleh karena karya
tersebut ada orang yang menciptanya, maka gagasan dari penciptanya yang
paling utama dianalisis. Oleh karena itu pula gagasan atau ide musik itu
biasanya berupa hasil olahan perasaan dan pikiran penciptanya terhadap

4
5

sesuatu, maka hal-hal yang mendorong timbulnya gagasan tersebut yang dikaji
lebih mendalam. Suatu karya musik yang telah tercipta, umumnya
memerlukan mediator atau penyaji agar dapat dinikmati oleh pendengarnya.
Fungsi sebagai mediator ini pula yang mendapat perhatian dalam kritik musik.
Pemahaman yang dimaksud di atas adalah pemahaman akan nilai-nilai
keindahan yang terkandung dalam karya musik. Kwant (1975: 19)
mengatakan, bahwa “karena berkisar pada nilai-nilai, maka kepekaan
terhadap nilai harus memegang peranan pokok dalam kritik. Kalau kepekaan
terhadap nilai itu tidak ada, kritik menjadi tanpa respek”. Dengan kata lain,
kritik berfungsi sebagai penilaian atas nilai. Nilai-nilai yang diungkap melalui
kritik itu pula yang berguna bagi masyarakat

B. Fungsi Kritik Musik


Sem C. Bangun mengatakan, bagi masyarakat kritik seni berfungsi
sebagai memperluas wawasan. Bagi seniman kritik tampil sebagai ‘cambuk’
kreativitas (Bangun 2011: 3). Melalui pernyataan tersebut jelaslah bagi kita,
bahwa kritik memiliki dampak yang baik bagi perkembangan musik itu sendiri
dan bagi masyarakatnya. Jadi ada hubungan yang erat suatu kritik musik
dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia keindahan musik itu. Fungsi
kritik musik di antaranya adalah:
1. Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
2. Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
3. Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
4. Pengembangan mutu karya musik.
Suatu gagasan pencipta dalam karya musik dapat dinikmati oleh
pendengar melalui penyajinya. Gagasan itu dituangkan melalui elemen-
elemen musikal dengan warna bunyi tertentu dan mengambil bentuk tertentu
pula. Dalam penuangan gagasan itulah yang menjadi persoalan untuk dikaji.
Namun hal itu baru dapat sampai kepada pendengar ketika penyaji memainkan
dan atau menyanyikannya. Persoalan penyajian ini juga yang nantinya akan
dikaji oleh kritikus.
6

Akhirnya karya tersebut diterima atau ditolak oleh pendengar.


Penerimaan atau penolakan inilah yang merupakan persoalan lain bagi
kritikus. Walaupun sifatnya subyektif, namun penerimaan atau penolakan
suatu karya oleh pendengar perlu dikoreksi apakah berhubungan dengan
gagasan yang disampaikan oleh pencipta melalui penyaji atau ia berasal dari
hal-hal non-musikal.

C. Tujuan Kritik Musik


Melalui gambaran di atas, kita juga mengerti tujuan suatu kritik musik.
Sem C. Bangun mengatakan, bahwa “tujuan kritik seni adalah evaluasi seni,
apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif
” (2011:3). Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya
dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi
terhadap karya musik. Dengan demikian diharapkan akan ada inovasi dan
peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang. Tujuan dari kritik
musik di antaranya adalah:
1. Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
2. Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
3. Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
4. Pengembangan mutu karya musik.

D. Jenis Kritik Musik


Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe kritik seni
terdiri dari:
1. Kritik Jurnalistik
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya
memberikan informasi tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan
maupun rekaman. Biasanya ditulis dengan ringkas karena untuk keperluan
surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun menyatakan, bahwa “kewajiban
seorang kritikus jurnalistik adalah memuaskan rasa ingin tahu para
pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan perasaan mereka (2011:
8).
7

2. Kritik Pedagogik
Kritik ini diterapkan oleh pengajar kesenian dalam lembaga
pendidikan. Tujuan kritik ini adalah untuk mengembangkan bakat dan
potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan
obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ini berkembang di kalangan akademisi dengan metodologi
penelitian ilmiah, dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan
sistematis, baik dalam menganalisis maupun membandingkan dapat
dipertanggung-jawabkan secara akademis dan estetis (Bangun, 2011: 11).
4. Kritik Populer
Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau
tidak langsung dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis
(Bangun, 2011: 12). Ini berarti kritik yang disampaikan bukan pada tepat
tidaknya analisis dan evaluasi yang disajikan tetapi pada kesetiaan atas
suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.

E. Pendekatan dalam Kritik Musik


Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari
pendekatan formalistik, instrumentalistik, dan ekspresivistik. Pendekatan
berikut ini disarikan dari buku yang ditulis oleh Sem. C. Bangun (2011).
Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka
berpikirnya atau caranya menyajikan kritik.
1. Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki
kehidupannya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis
ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas. Kriteria
yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur formal
atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan menghindari unsur
estetis yang tidak relevan, seperti deskripsi sosial, kesejarahan dan lain-
lain. (Bangun, 2011: 56-57).
8

2. Instrumentalistik
Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau
instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik,
atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni dianggap sebagai sarana
untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana
penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan
masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak pada kegunaannya.
3. Ekspresivistik
Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman
perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan
sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan pendekatan ini
melakukan aktivitas kritik berdasarkan pengalaman pencipta suatu karya
seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan
sebagai pendukung emosi penciptanya.

F. Langkah-langkah dan Penulisan Kritik Musik


Pada hakikatnya, aktivitas kritik seni berhubungan dengan aktivitas
musik yang dilakukan secara konkret. Berdasarkan teori kritik yang
dikemukakan oleh Feldman (1967), sebagaimana dikutip oleh Bangun (2001),
dalam teori kritik seni dikenal empat tahap kegiatan, yaitu: deskripsi, analisis
formal, interpretasi, dan evaluasi atau penilaian.
1. Tahap Deskripsi
Tahap deskripsi, mengacu pada suatu proses pengumpulan data
yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Dalam tahap ini, kritikus
hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu
musik atau pertunjukan musik. Penilaian ‘bagus’ atau ‘tidak bagus’;
‘benar’ atau ‘salah’ tidak masuk dalam tahap ini. Misalnya,
mengemukakan pengamatan kritikus terhadap permainan musik siswa lain
dan mengemukakan bagaimana cara siswa itu mengekspresikan musik
yang ia mainkan. Dalam tahap ini siswa yang memberi kritik tidak
mengatakan bahwa permainan musik tidak ekspresif atau kurang bagus.
9

2. Tahap Analisis Formal


Tahap analisis formal, mengacu pada suatu proses analisis yang
dilakukan oleh siswa yang memberi kritik atau kritikus terhadap musik
yang dimainkan. Dalam tahap ini, kritikus mengemukakan hasil
analisisnya tentang bunyi yang dihasilkan, baik nada, ritme, harmonisasi
akor, dinamika, atau warna suara dari musik atau lagu yang dimainkan.
Dengan kata lain, tahap analisis formal ini lebih menekankan pada
elemen-elemen musik yang dimainkan.
3. Tahap Interpretasi
Tahap interpretasi, mengacu pada suatu proses ketika kritikus
memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis yang telah
dilakukannya dengan teliti. Menurut Bangun (2011), tahap ini juga tidak
bertujuan untuk menilai musik yang diamati.
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi, mengacu pada suatu proses ketika kritikus
menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang dimainkan.
Pada tahap inilah kritikus memberi penilaian. Namun, penilaian yang
diberikan oleh seorang kritikus bukan penilaian subjektif yang tidak
berdasar, tetapi penilaian yang dilatarbelakangi oleh pemahaman
mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan
kemampuan memaknai musik yang dimainkan.
Inti dalam tahap ini adalah ‘baik’ atau ‘buruk’, ‘benar’ atau ‘salah’,
atau ‘berhasil’ atau ‘gagal’. Penilaian terhadap ‘baik’, ‘benar’, atau
‘berhasil’ berhubungan dengan penilaian-penilaian positif yang ditemukan
kritikus, sedangkan penilaian terhadap ‘buruk’, ‘salah’, atau ‘gagal’
berhubungan dengan penilaian-penilaian negatif. Apa pun bentuk
penilaian itu, positif atau negatif, memiliki tujuan yang baik dalam
pembelajaran musik di sekolah, yaitu memotivasi serta mendukung
potensi dan pengetahuan siswa dalam bidang musik.
10

G. Penyajian Kritik Musik


Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Pada awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan
demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:
1. Pendahuluan
Pada bagian ini kemukakan latar belakang kritik yang berhubungan
dengan pengalaman yang diperoleh setelah menyaksikan suatu konser
musik. Dalam konser musik itu, kita berperan sebagai pendengar, bukan
pemain. Genre musik dalam konser itu sebaiknya merupakan genre musik
yang dipahami dengan baik.
2. Deskripsi
Pada bagian ini tuliskan seluruh informasi tentang
penyelenggaraan pertunjukan atau konser musik itu. Misalnya, tuliskan
tanggal, waktu, dan lokasi pertunjukan. Siapa pemain musiknya, apa yang
disaksikan dalam pertunjukan itu, jenis atau genre musik apa yang
dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan
sebagainya yang dapat diamati secara konkret.
3. Analisis
Pada bagian ini fokuskan pada musik yang dimainkan. Kita amati
bagaimana cara pemain musik memainkan karya-karya musik atau lagu
mereka, seperti kemampuan musikal masing-masing pemain dalam
memainkan musik, mengekspresikan musik, menginterpretasikan musik,
keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengalimatan
(phrasing) lagu, intonasi, dan lain-lain.
4. Interpretasi
Pada bagian ini harus dapat memaknai musik atau lagu yang
dimainkan dalam pertunjukan musik tersebut. Pemaknaan musik yang
dimainkan dalam pertunjukan yang disaksikan tidak dapat terjadi apabila
tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang musik, pencipta,
nilai-nilai estetik, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik
dihasilkan. Dalam bagian ini, dituntut untuk memiliki beragam referensi
yang diperoleh dari beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan yang
11

dimiliki sebagai upaya untuk mengungkapkan makna dari musik yang


dimainkan.
5. Evaluasi
Pada bagian ini baru dapat memberi penilaian terhadap pertunjukan
atau konser musik yang disaksikan. Namun, seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, penilaian yang dituliskan pada bagian ini bukan
berupa penilaian-penilaian pribadi atau subjektif, tetapi dilandaskan pada
analisis dan interpretasi yang telah dilakukan dalam tahap sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti halnya pertunjukan musik, kritik musik dipandang penting
untuk dilibatkan dalam pembelajaran musik di sekolah karena siswa dapat
memperoleh pengalaman empiris dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
wawasan musikal mereka melalui kritik terhadap suatu pertunjukan musik.
Kritik musik, khususnya jenis kritik pedagogik, tidak hanya bermanfaat bagi
siswa yang memberi kritik, tetapi juga pada siswa yang diberi kritik, yaitu
memotivasi dan meningkatkan potensi musik siswa di sekolah.
Dalam prosesnya, kritik seni, termasuk kritik musik, dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan
evaluasi. Dalam tahap deskripsi, siswa hanya menggambarkan fakta-fakta
yang mereka temui dalam permainan atau pertunjukan atau konser musik.
Tahap analisis formal memperlihatkan kemampuan siswa untuk memfokuskan
perhatian pada aspek musikal dari suatu pertunjukan. Tahap interpretasi
memperlihatkan kemampuan siswa untuk menafsirkan atau memaknai simbol-
simbol dan nilai-nilai estetik yang ada dalam suatu pertunjukan. Dalam tahap
interpretasi, siswa dituntut untuk melandasi penafsirannya berdasarkan
pemahaman mereka atas musik yang dimainkan dalam suatu pertunjukan.
Pemahaman mendalam itu harus didukung pula oleh banyaknya
referensi dari beragam sumber sebagai upaya mereka untuk mengungkapkan
makna dari simbol dan nilai-nilai estetik tersebut. Dalam tahap evaluasi, siswa
baru dapat memberi penilaian atas pertunjukan yang mereka saksikan.
Penilaian dalam tahap ini bukan lah sebagai penilaian pribadi atau subjektif
saja, tetapi penilaian yang didasarkan pada analisis mendalam atas karya
musik dan interpretasi simbol dan nilai-nilai estetik yang telah mereka lakukan
sebelumnya. Kritik musik dapat dikomunikasikan melalui tulisan maupun
lisan. Dalam tulisan, kritik musik dilakukan dengan menuliskan kelima
langkah penulisan kritik musik, yaitu pendahuluan deskripsi, analisis,
interpretasi, dan evaluasi sebagai kesimpulan tulisan kritik musik.

12
13

B. Saran
Pemahaman untuk melakukan kritik musik sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai memperlihatkan kemampuan siswa untuk menghargai pengetahuan
dan wawasan musik pihak yang dikritik, toleransi antar-siswa, peduli, santun,
responsif, kerja sama, sikap santun, jujur, cinta damai, dan merefleksikan pula
sikap anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas.

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, J., dan Saini.(1986). Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia.

Bangun, Sem C. 2011. Kritik Seni Rupa. Cetakan Ketiga. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta: Galang Press.

Kwant, E.C. 1975. Manusia dan Kritik. Terj. A. Soedarminto. Yogyakarta:


Kanisiu

Anda mungkin juga menyukai