Anda di halaman 1dari 20

SENI BUDAYA

KRITIK MUSIK

Disusun Oleh :

Nama : DEA ANISA MURNI


Kelas : XII IPS 4

Guru Seni Budaya :

IRA WARDIAN, S.Sn

SMA N 1 ENAM LINGKUNG


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kritik Musik ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Seni Budaya yang berjudul Makalah Kritik Musik ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Kritik Musik ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kritik
Musik ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Padang Pariaman, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Pengertian Kritik Musik........................................................................4
B. Fungsi Kritik Musik..............................................................................4
C. Tujuan Kritik Musik..............................................................................5
D. Jenis Kritik Musik.................................................................................5
1. Kritik Jurnalistik............................................................................5
2. Kritik Pedagogik............................................................................5
3. Kritik Ilmiah...................................................................................5
4. Kritik Populer.................................................................................6
E. Pendekatan dalam Kritik Musik............................................................6
1. Formalistik.....................................................................................6
2. Instrumentalistik.............................................................................6
3. Ekspresivistik.................................................................................6
F. Langkah-langkah dan Penulisan Kritik Musik......................................7
1. Tahap Deskripsi.............................................................................7
2. Tahap Analisis Formal...................................................................7
3. Tahap Interpretasi..........................................................................7
4. Tahap Evaluasi...............................................................................8
G. Penyajian Kritik Musik.........................................................................8
1. Pendahuluan...................................................................................8
2. Deskripsi........................................................................................8
3. Analisis...........................................................................................9
4. Interpretasi.....................................................................................9
5. Evaluasi..........................................................................................9
H. Contoh Kritik Musik.............................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya musik dapat kita dengarkan melalui pertunjukan langsung atau
melalui hasil rekaman. Karya tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik
maupun penyanyi selalu berusaha tampil sebaik-baiknya untuk memenuhi
harapan (keindahan) bagi pendengarnya. Sebelum pertunjukan berlangsung,
mereka berlatih intensif. Fokusnya adalah menyajikan yang terbaik dan
terindah kepada pendengar. Dengan konsentrasi penuh disertai perasaan yang
sesuai dengan musik yang dibawakan, penyaji berusaha membawa keindahan
untuk dinikmati bersama pendengarnya. Namun demikian, suatu pertunjukan
musik kadang kala kurang mendapat respons positif dari pendengarnya.
Keindahan yang diharapkan tidak didapatkan. Penyaji pun kecewa akibat dari
kurangnya respons dari pendengar. Pada keadaan ini, tampak ada jarak antara
harapan penyaji dengan pendengar.
Pada acara lomba menyanyi yang sering ditampilkan akhir-akhir ini di
media televisi (seperti AFI atau Indonesia Idol) penampilan seorang penyanyi
selalu dikomentari oleh para juri. Komentar yang disampaikan juri ada yang
berifat pujian dan ada juga yang bersifat celaan. Ada pula komentar yang
bersifat teknis, penghayatan (interpretasi) atau pembawaan (ekspresi). Bagi
penyaji atau peserta suatu lomba/festival musik, komentar dari pendengar
atau juri dapat mendorong musisi untuk berkarya lebih baik. Sebaliknya dapat
juga terjadi. Namun demikian, dapat dibayangkan hasilnya apabila tidak ada
komentar dari para juri, maka setiap peserta tentu merasa sudah baik. Rasa
puas diri kadang dapat menurunkan upaya untuk meningkatkan kemampuan
diri. Melalui komentar yang dilontarkan, penonton atau pendengar menjadi
paham akan apa yang terbaik atau pun kekurangan seorang penyanyi.
Pernyataan-pernyataan yang disampaikan juri pada suatu lomba tentu
berdasarkan penilaian atas karya dan penampilan peserta secara lisan.
Penilaian tersebut didasarkan atas pengetahuan, pengalaman dan penguasaan
keterampilan, serta perasaan musikal yang dimiliki para juri. Komentar yang
disampaikan bukan berdasarkan perasaan senang atau tidak senang terhadap
pribadi peserta. Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan bagian dari kritik.
Kritik musik tentu bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi
suatu ulasan mendalam dan luas guna memberi pemahaman atas karya. Kritik
musik berusaha menghubungkan karya musik dan pelakunya dengan
masyarakat musik (pendengar) sehingga terbangun suatu pemahaman atas
nilai-nilai keindahan (estetika). Di sini terlihat peran penting kritik dari
seorang kritikus musik.
Suka Hardjana pernah menulis, bahwa “berbeda dengan dunia sastra,
teater dan seni rupa, kritik seni mempunyai tabiat dan perilakunya sendiri
dalam dunia musik. Yaitu, kritik tak didengar oleh-dan nyaris tak ada
gunanya-bagi seniman musik” (2004: vii). Hal ini dapat dipahami karena ada
sebagian seniman yang berpandangan bahwa musik itu cukup dirasakan lewat
bunyi sebagai esensi musik bukan dipahami lewat pengertian-pengertian
verbal. Pandangan ini tentu benar tetapi bagi yang berpandangan seperti ini
mungkin kurang menyadari bahwa pendengar musik tidak memiliki referensi
yang sama baiknya dengan pencipta atau penyaji musik. Selain itu, penganut
pandangan ini barangkali kurang menyadari pula bahwa apa yang ditampilkan
dalam suatu pertunjukan merupakan obyek yang tidak hanya dapat dirasakan
lewat bunyi tetapi merupakan hal yang terbuka untuk diamati dari berbagai
sisi atau pengertian-pengertian, baik yang bersifat musikal maupun non
musikal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang kritik musik ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kritik musik
2. Apa saja fungsi kritik musik
3. Apa tujuan kritik musik
4. Apa saja jenis kritik musik
5. Bagaimana pendekatan dalam kritik musik
6. Bagaimana langkah-langkah dan penulisan kritik musik
7. Bagaimana cara penyajian kritik musik?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang kritik musik ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek dalam pertunjukan musik sebagai
objek kritik musik.
2. Untuk mengidentifikasi beberapa kritik musik dalam kompetisi musik.
3. Untuk menguraikan dasar-dasar pengetahuan untuk melakukan kritik
musik.
4. Untuk membedakan jenis-jenis kritik musik.
5. Untuk membedakan langkah-langkah dalam kritik musik.
6. Untuk menguraikan hasil pengamatan sebagai bagian dari tahap deskripsi
dalam kritik musik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kritik Musik


Kritik musik adalah ulasan mengenai pernilaian dari aspek nilai
keindahan (estetis) terhadap penyajian musik tersebut. Kritik musik
dikomunikasikan melalui tulisan ataupun lisan.
Mengomunikasikan kritik musik dibagi ke dalam dua jenis, yaitu secara
lisan dan tertulis. Dalam tulisan, kritik musik dilakukan dengan menuliskan
ketiga langkah penulisan kritik musik, yaitu deskripsi, analisis, dan
interpretasi.
Secara etimologis, kritik berasal dari kata Yunani “Krinein” yang artinya
memisahkan, merinci. Dalam kenyataan yang dihadapinya, orang membuat
pemisahan, perincian, antara nilai dan bukan nilai, arti dan yang bukan arti,
baik dan jelek ( Kwant, 1975:12 ). Dengan pengertian ini, dapat dilihat bahwa
dalam melakukan kritik musik ada obyek yang dikritik dan ada orang yang
mengkritik, yang disebut kritikus.

B. Fungsi Kritik Musik


Sem C. Bangun mengatakan, bagi masyarakat kritik seni berfungsi
sebagai memperluas wawasan. Bagi seniman kritik tampil sebagai ‘cambuk’
kreativitas (Bangun 2011: 3). Melalui pernyataan tersebut jelaslah bagi kita,
bahwa kritik memiliki dampak yang baik bagi perkembangan musik itu
sendiri dan bagi masyarakatnya. Jadi ada hubungan yang erat suatu kritik
musik dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia keindahan musik itu.
Fungsi kritik musik di antaranya adalah:
1. Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
2. Jembatan antara pencipta, penyaji dan pendengar.
3. Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
4. Pengembangan mutu karya musik.
Suatu gagasan pencipta dalam karya musik dapat dinikmati oleh
pendengar melalui penyajinya. Gagasan itu dituangkan melalui elemen-
elemen musikal dengan warna bunyi tertentu dan mengambil bentuk tertentu
pula. Dalam penuangan gagasan itulah yang menjadi persoalan untuk dikaji.
Namun hal itu baru dapat sampai kepada pendengar ketika penyaji
memainkan dan atau menyanyikannya. Persoalan penyajian ini juga yang
nantinya akan dikaji oleh kritikus.
Akhirnya karya tersebut diterima atau ditolak oleh pendengar.
Penerimaan atau penolakan inilah yang merupakan persoalan lain bagi
kritikus. Walaupun sifatnya subyektif, namun penerimaan atau penolakan
suatu karya oleh pendengar perlu dikoreksi apakah berhubungan dengan
gagasan yang disampaikan oleh pencipta melalui penyaji atau ia berasal dari
hal-hal non-musikal.
C. Tujuan Kritik Musik
Melalui gambaran di atas, kita juga mengerti tujuan suatu kritik musik.
Sem C. Bangun mengatakan, bahwa “tujuan kritik seni adalah evaluasi seni,
apresiasi seni dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif
” (2011:3). Ada 4 fungsi kritik musik, antara lain:
1. Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
2. Jembatan antara pencipta, penyaji dan pendengar.
3. Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
4. Pengembangan mutu karya musik.

D. Jenis Kritik Musik


Berdasarkan prosedur atau landasan kerja, jenis atau tipe kritik seni
terdiri dari:

1. Kritik Jurnalistik
Merupakan kritik yang ditujukan untuk khalayak umum sehingga
disajikan dengan ringan dan menggunakan bahasa populer, namun masih
tetap bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.

2. Kritik Pedagogik
Adalah kritik yang bertujuan untuk memotivasi bakat dan potensi
pelajar atau seniman yang baru belajar (Bangun, 2011).

3. Kritik Ilmiah
Adalah kritik musik yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan,
sehingga bersifat sangat objektif dan disertai dengan berbagai teori serta
fakta ilmiah yang disajikan secara sistematis.
4. Kritik Populer
Kritik populer adalah kritik yang disajikan semenarik dan seringan
mungkin, sehingga seluruh kalangan dapat tertarik dan ingin membaca
kritik yang ditulis. Sehingga pada kritik jenis ini, biasanya hanya karya
yang menyita banyak perhatian serta yang dianggap paling menarik
publik saja yang ditonjolkan.

E. Pendekatan dalam Kritik Musik


Pendekatan yang umum digunakan dalam kritik seni terdiri dari
pendekatan formalistik, instrumentalistik dan ekspresivistik. Pendekatan
berikut ini disarikan dari buku yang ditulis oleh Sem. C. Bangun (2011).
Pendekatan dapat diartikan dasar pijakan kritikus dalam menyusun kerangka
berpikirnya atau caranya menyajikan kritik.

1. Formalistik
Pendekatan kritik ini berasumsi bahwa kehidupan seni memiliki
kehidupannya sendiri, lepas dari kehidupan nyata sehari-hari. Kritik jenis
ini cenderung menuntut kesempurnaan karya seni yang dibahas. Kriteria
yang digunakan adalah tatanan yang terpadu (integratif) antar unsur
formal atau unsur dasar pembangun karya seni (bunyi) dengan
menghindari unsur estetis yang tidak relevan, seperti deskripsi sosial,
kesejarahan dan lain-lain. (Bangun, 2011: 56-57).

2. Instrumentalistik
Pendekatan kritik yang menganggap seni sebagai sarana atau
instrumen untuk mengembangkan tujuan tertentu seperti moral, politik,
atau psikologi. Pada pendekatan ini, karya seni dianggap sebagai sarana
untuk mencapai tujuan. Karya seni bukan terletak pada bagaimana
penyajiannya tetapi apa dampak dari karya tersebut bagi kehidupan
masyarakat. Di sini, nilai seni ini terletak pada kegunaannya.

3. Ekspresivistik
Pendekatan kritik ini menganggap karya seni sebagai rekaman
perasaan yang diekspresikan penggubahnya. Jadi, karya seni ditempatkan
sebagai sarana komunikasi. Kritikus yang menggunakan pendekatan ini
melakukan aktivitas kritik berdasarkan pengalaman pencipta suatu karya
seni dengan tetap memperhatikan aspek teknis dalam penyajian gagasan
sebagai pendukung emosi penciptanya.

F. Langkah-langkah dan Penulisan Kritik Musik


Pada hakikatnya, aktivitas kritik seni berhubungan dengan aktivitas
musik yang dilakukan secara konkret. Berdasarkan teori kritik yang
dikemukakan oleh Feldman (1967), sebagaimana dikutip oleh Bangun (2001),
dalam teori kritik seni dikenal empat tahap kegiatan, yaitu: deskripsi, analisis
formal, interpretasi dan evaluasi atau penilaian.

1. Tahap Deskripsi
Tahap deskripsi, mengacu pada suatu proses pengumpulan data
yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Dalam tahap ini, kritikus
hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu
musik atau pertunjukan musik. Penilaian ‘bagus’ atau ‘tidak bagus’;
‘benar’ atau ‘salah’ tidak masuk dalam tahap ini. Misalnya,
mengemukakan pengamatan kritikus terhadap permainan musik siswa
lain dan mengemukakan bagaimana cara siswa itu mengekspresikan
musik yang ia mainkan. Dalam tahap ini siswa yang memberi kritik tidak
mengatakan bahwa permainan musik tidak ekspresif atau kurang bagus.

2. Tahap Analisis Formal


Tahap analisis formal, mengacu pada suatu proses analisis yang
dilakukan oleh siswa yang memberi kritik atau kritikus terhadap musik
yang dimainkan. Dalam tahap ini, kritikus mengemukakan hasil
analisisnya tentang bunyi yang dihasilkan, baik nada, ritme, harmonisasi
akor, dinamika, atau warna suara dari musik atau lagu yang dimainkan.
Dengan kata lain, tahap analisis formal ini lebih menekankan pada
elemen-elemen musik yang dimainkan.

3. Tahap Interpretasi
Tahap interpretasi, mengacu pada suatu proses ketika kritikus
memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis yang telah
dilakukannya dengan teliti. Menurut Bangun (2011), tahap ini juga tidak
bertujuan untuk menilai musik yang diamati.
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi, mengacu pada suatu proses ketika kritikus
menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang dimainkan.
Pada tahap inilah kritikus memberi penilaian. Namun, penilaian yang
diberikan oleh seorang kritikus bukan penilaian subjektif yang tidak
berdasar, tetapi penilaian yang dilatarbelakangi oleh pemahaman
mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik dan
kemampuan memaknai musik yang dimainkan.
Inti dalam tahap ini adalah ‘baik’ atau ‘buruk’, ‘benar’ atau ‘salah’,
atau ‘berhasil’ atau ‘gagal’. Penilaian terhadap ‘baik’, ‘benar’, atau
‘berhasil’ berhubungan dengan penilaian-penilaian positif yang
ditemukan kritikus, sedangkan penilaian terhadap ‘buruk’, ‘salah’, atau
‘gagal’ berhubungan dengan penilaian-penilaian negatif. Apa pun bentuk
penilaian itu, positif atau negatif, memiliki tujuan yang baik dalam
pembelajaran musik di sekolah, yaitu memotivasi serta mendukung
potensi dan pengetahuan siswa dalam bidang musik.

G. Penyajian Kritik Musik


Penyajian kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Pada
awal tulisan perlu kiranya ditambahkan bagian pendahuluan. Dengan
demikian penyajian kritik dalam bentuk tulisan meliputi:

1. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan, kemukakan latar belakang kritik yang
berhubungan dengan pengalaman setelah menyaksikan suatu konser
musik. Untuk itu, pilih genre musik yang Anda kuasasi. Anda berperan
sebagai pendengar, bukan pemain.

2. Deskripsi
Pada bagian ini tuliskan seluruh informasi tentang
penyelenggaraan pertunjukan atau konser musik tersebut, misalnya
menulis tanggal, waktu, lokasi pertunjukan, pemain musiknya yang Anda
saksikan dalam pertunjukan tersebut, jenis atau genre musik yang
dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan
sebagainya yang dapat Anda amati secara konkret.
3. Analisis
Pada bagian ini fokuskan pada musik yang dimainkan. Kita amati
bagaimana cara pemain musik memainkan karya-karya musik atau lagu
mereka, seperti kemampuan musikal masing-masing pemain dalam
memainkan musik, mengekspresikan musik, menginterpretasikan musik,
keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengalimatan
(phrasing) lagu, intonasi dan lain-lain.

4. Interpretasi
Pada bagian ini harus dapat memaknai musik atau lagu yang
dimainkan dalam pertunjukan musik tersebut. Pemaknaan musik yang
dimainkan dalam pertunjukan yang disaksikan tidak dapat terjadi apabila
tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang musik, pencipta,
nilai-nilai estetik dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik
dihasilkan. Dalam bagian ini, dituntut untuk memiliki beragam referensi
yang diperoleh dari beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan
yang dimiliki sebagai upaya untuk mengungkapkan makna dari musik
yang dimainkan.

5. Evaluasi
Pada bagian ini baru dapat memberi penilaian terhadap pertunjukan
atau konser musik yang disaksikan. Namun, seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, penilaian yang dituliskan pada bagian ini
bukan berupa penilaian-penilaian pribadi atau subjektif, tetapi
dilandaskan pada analisis dan interpretasi yang telah dilakukan dalam
tahap sebelumnya.

H. Contoh Kritik Musik


Surat Cinta Untuk Starla - Virgoun

Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu


Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu
Takkan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini
CHORUS :
Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu

Aku pernah berpikir tentang hidupku tanpa ada dirimu


Dapatkan lebih indah dari yang kujalani sampai kini
Aku slalu bermimpi tentang indah hari tua bersamamu
Tetap cantik rambut panjangmu meskipun nanti tak hitam lagi
CHORUS :
Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu
Dan tlah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa untuk dunia
Karena tlah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu
BRIDGE
Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku kan tetap disini…
Back to CHORUS
1. Deskripsi
Video music yang berjudul “Surat Cinta Untuk Starla” yang
diciptakan serta dinyanyikan langsung oleh Virgoun (Last Child) dirilis
pada tanggal 14 Februari 2017. Meskipun video ini baru saja dirilis tahun
ini, sebenarnya lagu untuk video tersebut telah dirilis sejak tahun
kemarin.
Video ini berdurasi 05.19 yang menceritakan tentang perasaan cinta
paling jernih dan tulus dari seseorang untuk seseorang lainnya. Perasaan
tersebut tertuang dalam sebuah surat, dimana apa yang sang pengarang
tuliskan sebuah lirik dengan mesin ketik sebagai medianya.
Lagu ini adalah karya perdana sebagai proyek solo dan dikemas
diluar musik bandnya Last Child. Konsep awalnya hanya gitar akustik,
kemudian ditambahkan sentuhan string dan mesin ketik agar menguatkan
penjiwaan dari lagu tersebut.
2. Analisis
Tema dari lagu ini yaitu tentang pengalaman cinta yang dialami oleh
sang pengarang dan untuk nama “Starla” pada bagian judul diambil dari
anak perempuan tercintanya, Starla. proses kreatif dari single ini pun
menyisakan cerita yang seru. Suara mesin ketik yang terus mengiringi
lagu jelas mencuri perhatian kita sebagai pendengarnya. Sentuhan string
yang semakin menguatkan penjiwaan dari lagu ini sendiri. Ditambah
dengan support dari personel Last Child yang bergabung mengisi choir,
lagu ini pun juga terasa semakin dalam. Cerita yang tertuang dalam video
ini juga sangat bagus dan begitu dramatis yang membuat pendengarnya
paham akan cerita bahkan sampai terbawa-bawa kedalam suasana
keadaan.
3. Interpretasi
Video musik ini memiliki makna yang begitu dalam berawal dari
suara ketikan mesin yang dilakukan seorang pria ketika menulis puisi
untuk kekasihnya dilanjutkan melodi akustik yang dimainkan sang
pengarang membuat video semakin seru dan menarik untuk ditonton.
Alur cerita pada video juga tak kalah hebat karena bukan hanya musik
dari lagu yang kita dengarkan melainkan suara pemeran dan efek konflik
juga ada pada video tersebut.
4. Evaluasi
Menurut saya yang menjadi daya tarik dalam video ini adalahh suara
mesin ketikan. Bukan hanya sebagai sound effect pada video tersebut,
tetapi juga bagaikan salah satu alat musik pada lagu itu.
Dan untuk kekurangannya mungkin pada judul yang menggunakan
nama anak perempuannya yaitu Starla, karena dalam video klip tersebut
tidak diceritakan adanya dia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti halnya pertunjukan musik, kritik musik dipandang penting untuk
dilibatkan dalam pembelajaran musik di sekolah karena siswa dapat
memperoleh pengalaman empiris dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
wawasan musikal mereka melalui kritik terhadap suatu pertunjukan musik.
Kritik musik, khususnya jenis kritik pedagogik, tidak hanya bermanfaat bagi
siswa yang memberi kritik, tetapi juga pada siswa yang diberi kritik, yaitu
memotivasi dan meningkatkan potensi musik siswa di sekolah.
Dalam prosesnya, kritik seni, termasuk kritik musik, dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu deskripsi, analisis formal, interpretasi dan
evaluasi. Dalam tahap deskripsi, siswa hanya menggambarkan fakta-fakta
yang mereka temui dalam permainan atau pertunjukan atau konser musik.
Tahap analisis formal memperlihatkan kemampuan siswa untuk
memfokuskan perhatian pada aspek musikal dari suatu pertunjukan. Tahap
interpretasi memperlihatkan kemampuan siswa untuk menafsirkan atau
memaknai simbol-simbol dan nilai-nilai estetik yang ada dalam suatu
pertunjukan. Dalam tahap interpretasi, siswa dituntut untuk melandasi
penafsirannya berdasarkan pemahaman mereka atas musik yang dimainkan
dalam suatu pertunjukan.
Pemahaman mendalam itu harus didukung pula oleh banyaknya
referensi dari beragam sumber sebagai upaya mereka untuk mengungkapkan
makna dari simbol dan nilai-nilai estetik tersebut. Dalam tahap evaluasi,
siswa baru dapat memberi penilaian atas pertunjukan yang mereka saksikan.
Penilaian dalam tahap ini bukan lah sebagai penilaian pribadi atau subjektif
saja, tetapi penilaian yang didasarkan pada analisis mendalam atas karya
musik dan interpretasi simbol dan nilai-nilai estetik yang telah mereka
lakukan sebelumnya. Kritik musik dapat dikomunikasikan melalui tulisan
maupun lisan. Dalam tulisan, kritik musik dilakukan dengan menuliskan
kelima langkah penulisan kritik musik, yaitu pendahuluan deskripsi, analisis,
interpretasi dan evaluasi sebagai kesimpulan tulisan kritik musik.

B. Saran
Pemahaman untuk melakukan kritik musik sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai memperlihatkan kemampuan siswa untuk menghargai
pengetahuan dan wawasan musik pihak yang dikritik, toleransi antar-siswa,
peduli, santun, responsif, kerja sama, sikap santun, jujur, cinta damai dan
merefleksikan pula sikap anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas.
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Sem C. 2011. Kritik Seni Rupa. Cetakan Ketiga. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta: Galang Press.

Anda mungkin juga menyukai