Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG KRITIK DALAM TARI

Disusun oleh :
Griselda Haifa Berwyn Pasya

Guru mata pelajaran :


Zul ‘Ulya, S.Pd.

PROGRAM STUDI SENI BUDAYA


MAN 6 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, puji syukur penyusun ucapkan kepada


Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kritik Tari ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Seni Budaya. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Kritik Tari ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua semua pihak yang telah
memberikan arahan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat tersusun dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah Kritik Tari
ini sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun mohon maaf jika di dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pastilah milik kita sebagai manusia yang penuh dosa. Penyusun berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.

Jakarta, 18 Mei 2022


Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Pengertian Kritik Tari...................................................................................6
B. Fungsi dan Tujuan Kritik Tari.....................................................................6
C. Bentuk Kritik Tari.........................................................................................7
D. Jenis Kritik Tari.............................................................................................8
E. Nilai Estetik dalam Kritik Tari.....................................................................9
F. Membuat Tulisan dalam Kritik Tari.........................................................10
BAB III...................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkritik dan dikritik merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan.
Subyek kritik membutuhkan obyek sebagai tumpuan kritis, sementara obyek kritik
memerlukan reaksi kritis sebagai sarana pengembangan kualifikasi

Kritik adalah penilaian atas kenyataan yang dihadapinya dalam sorotan norma.
Melancarkan kritik tidakk cukup hanya dengan mengetahui kenyataan yang dihadapi. Siapa
yang melancarkan kritik harus benar-benar menggunakan norma. Kita sering kali
melancarkan kritik untuk menanggapi keadaan di sekitar kita, di hadapan kita. Kita
melancarkan kritik terhadap musik yang dimainkan, lukisan yang dipamerkan, dan lain
sebagainya.

Terjadinya kritik biasanya disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian, penyimpangan


ataupun lepasnya batas-batas normative dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu
pandangan masing-masing pelaku harus didasari oleh latar belakang ilmu pengetahuan dan
pengalaman secara menyeluruh.

Seni tari telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, seni biasanya dijadikan
sebagai identitas dari suatu daerah. Adanya pergelaran seni merupakan salah satu upaya untuk
tetap menjaga dan melestarikan seni tradisional. Jika tidak ada lagi yang mempertahanan,
menjaga, dan melestarikan kebudayaan seni tradisional maka kesenian tersebut akan tergeser
dengan kemajuan kesenian yang baru dan lebih modern seiring dengan berjalannya waktu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Kritik dalam Tari ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kritik tari?
2. Bagaimana bentuk kritik tari?
3. Apa saja jenis-jenis kritik tari?
4. Apa yang dimaksud dengan nlai estetik dalam kritik tari?
5. Bagaimana cara membuat tulisan dalam kritik tari?

4
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kritik Tari ini adalah:
1. Memahami pengertian tari.
2. Memahami bentuk dan jenis tari
3. Mengklasifikasikan bentuk dan jenis tari.
4. Memaami nilai estetis pada karya tari dalam kritik tari.
5. Mengkomunikasikan pengamatan melalui tulisan beruppa artiker karya seni tari secara
lisan maupun tulisan.
6. Mengkomunikasikan kritik seni tari secara lisan maupun tulisan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kritik Tari


Kritik sering diartikan sebagai penghrgaan terhadap karya seni yang
ditampilkan. Oleh karena itu, kritik tari sangat diperlukan oleh koreografer sebagai bagian
dari sebuah evaluasi untuk menngkatkan kualitas dan kreatuvitas dari karya seni tersebut.

Istilah kritik dapat diartikan sebagai keriteria atua dasar penilaian. Beberapa tokoh
salah satunya Edy Sedyawati mengartikan kritik merupakan bagian yang tumbuh secara
beriringan untuk meningkatkan proses kreativitas. Artinya, kritik yang bersifat membangun
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas karya seni.

Sedangkan menurut R.C Kwan dalam karyanya yang berjudul Mens en Kritiek
mengartikan kritik ialah penilaian atas kenyataan yang dihadapi dalam sorotan norma.
konsep tersebut menunjukkan bahwa di dalam kritik terdapat norma-norma tertentu yang
berfungsi sebagai dasar penilaian atau pembahasan terhadap sesuatu yang kita hadapi.

Kritik berarti memberikan komentar terhadap karya seni yang ditampilkan. Tugas dari
seorang kritikus adalah melaporkan segala sesuatu yang terjadi di atas panggung pentas
seorang kritikus harus memiliki kepekaan estetis dan keterampilan dalam mencermati karya
seni lebih dari penonton biasa.

B. Fungsi dan Tujuan Kritik Tari


Kritik tari merupakan salah satu unsur yang penting dalam sebuah pergelaran seni tari.
Karena fungsi utama kritik tari adalah sebagai tempat untuk mengungkapkan pendapatt dan
apresiasi terhadap para penari. Bagi penari, kritik memiliku fungsi untuk mendeteksi
kelemahan dan membangun kekurangan pada karya seni supaya menjadi lebih baik lagi di
pergelaran selanjutnya.
Secara umum, kritik tari memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi untuk publik.
2. Media komunikasi antara koreografer, kritikus, dan penari.
3. Sebagai bahan evaluasi bagi pencipta karya seni.
4. Media peningkatan kualitas karya seni.

6
Sedangkan secara tujuan, kritik tari memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan laporan ulasan peristiwa dalam pergelaran.
2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
3. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas larya.
4. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan karya.
5. Mendorong masyarakat untuk mengapresiasi karya seni.

C. Bentuk Kritik Tari

Kritik tari disebabkan karena adanya kegiatan apresiasi terhadap suatu karya seni tari.
Seorang penonton yang memiliki bekal pengetahuan dan apresiasi yang baik akan mampu
melihat karya seni tersebut dengan kritis. Mengkritik karya seni tari tak hanya dilihat dari sisi
tariannya saja, melainkan banyak aspek yang harus diamati, seperti music pengiring,
penghayatan, koreografi, properti yang digunakan, kostum dan tata rias, juga artstik.

Bentuk kritik yang baik adalah kritik yang di dalamnya terdapat hal positif dan negative
terhadap karya seni tersebut. Dengan begitu, isi kritik tidak hanya menyampaikan kelemahan
dan kekurangan dalam karya seni yang dapat menimbulkan kesalahpahaman tetapi juga
memberikan saran kepada koreografer sehingga dapat meningkatkan kualitas dan menjadi
jauh lebih baik pada karya seni di pentas berikutnya.

Bentuk kritik tari dapat dibedakan menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang
digunakan:

1. Pendekatan Formalistik

Kritik seni formalistik mengamsusikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri,
artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian kita. Kriteria kritik formalis untuk
menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang
melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik
seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
Intensitas pengalaman mengandung makna, bahwa karya seni yang baik dapat menggetarkan
perasaan yang lebih kuat daripada perasaan keseharian pada saat kita melihat realitas yang
sama.

7
3. Pendekatan Instrumentalistik

Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam
kesenian. Seni dipandang sebagai instrument untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni
terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistic tidak terletak pada
kemampuan seniman untuk mengelola material seni ataupun pada masalah internal karya
seni. Dapat dikatakan bahwa teori seni instrumentalistik menganggap seni sebagai sarana
untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan
psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai instrument untuk mencapai tujuan
tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

D. Jenis Kritik Tari


Dalam buku kritik seni Sem C. Bangun (2004) mengemukakan 4 jenis kritik seni tari
yaitu kritik jurnalistik, kritik pedagogik, kritik ilmiah, dan kritik popular. Objek kritik adalah
karya seni tari, baik yang ditarikan secara tunggal, berpasangan, maupun berkelompok
dapat pula dilihat apa jenis tarian yang ditampilkan yaitu tari rakyat atau tradisional, tari
klasik, atau tari kreasi baru. Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan potensi
penari sehingga mereka dapat mengenali bakat dan potensinya masing-masing.
Berikut ini terdapat 4 jenis-jenis kritik tari, yakni sebagai berikut:

1. Kritik Junalistik

Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampakan
secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia
kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan atau ringkasan yang jelas mengenai suatu
pergelaran seni tari, pameran karya seni, konser, dan lain sebagainya.

2. Kritik Pendagogik

Kritik Pendagogik adalah kritik yang digunakan dengan tujuan untuk mengembangkan
keahlian ataupun potensi seseorang. Tipe keritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar
dan mengajar di Lembaga Pendidikan Kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru
kesenian dengan tujuan utama yaitu mengembangkan bakat dan potensi artistic-estetik para
peserta didik agar memilik kemampuan untuk mengenali bakat dan potensinya.

8
3. Kritik Ilmiah

Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam,
dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical
judgement. Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak, namun terbuka dan siap dikoreksi
oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.

4. Kritik Populer

Kritik populer adalah jenis kritik yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada
umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat pengenalan karya
secara umum. Tipe kritik populer ini adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan
oleh kritikus yang kurang atau bahkan tidak ahli, terutama dilihat dari profesionalisme
kritisme seni.

Jenis kritik tari dapat pula dibagi menjadi dua yaitu kritik instrinsik dan ekstrinsik:

1. Kritik Intrinsik

Kritik Intrinsik merupakan suatu kritik yang menganalisis suatu karya berdasarkan
bentuk dan gayanya, atau membandingkan sebuah genre dengan genre lainnya. Kritik
intrinsik mengupas unsur-unsur karya, menilai, dan menyimpulkan kelemahan sekaligus
kelebihan karya tari yang dipentaskan tersebut.

2. Kritik Ekstrinsik

Sedangkan kritik ekstrinsik merupakan kritik yang menghubungkan karya seni dengan
seniman pencipta, penikmat, dan masyarakat. Artinya, kritik ini menghubungkan karya seni
dengan hal-hal di luar larya seni tersebut.

E. Nilai Estetik dalam Kritik Tari


Nilai estetis dalam karya seni tari merupakan hal yang sangat penting, dari nilai estetis
sebuah karya seni, seorang penonton dapat menikmati hal yang sulit diartikan dan
memberikan kesenangan tersendiri bagi penikmatnya. Tarian yang termasuk dalam kelompok
pertunjukan merupakan tarian yang ditata secara khusus untuk dapat dinikmati nilai
artistiknya. Nilai estetis dalam karya seni tari tidak hanya dilihat dari gerak tari itu sendiri
melainkan dilihat dari berbagai aspek seni lainnya sebagai unsur pendukung.

9
Pemahaman dari seorang kritikus seni nilai estetis sangat dipengaruhi oleh kepekaan rasa
dari bagaimana seorang penari dapat membawakan tarian dengan penuh penghayatan dan
penjiwaan yang maksimal. Seorang penari dapat terlihat menarik karena kostum yang
digunakan, teknik yang baik, penampilan pribadi yang mengesankan, kepekaan yang baik
terhadap ritme dan masik, koreografi yang tepat, dan dapat menggugah emosi yang baik.

Dari kemampuan tersebut sang penari dapat mendapatkan apresiasi yang baik juga saran
yang bersifat membangun. Dengan begitu, sang penari dapat menjadi lebih baik di pergelaran
tari selanjutnya.

F. Membuat Tulisan dalam Kritik Tari

Banyak orang yang menduga bahwa bekal seorang kritikus adalah hanya sebatas
pengetahuan yang baik. Namun pada nyatanya, kepekaan estetis merupakan sarana yang
terpenting bagi seorang kritikus tari dalam melakukan tugasnya. Seorang kritikus seni harus
dapat menulis dari hasil pengamatannya secara langsung tentang apa yang terjadi di atas
panggung pentas. Jika tidak, maka itu tidak dapat disebut sebagai kritik ari, melainkan hanya
sebuah esai atau artikel tari.

1. Deskripsi

Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran mengenai karya seni yang tersaji
langsung kepada pengamat. Dalam mendeskripsikan karya seni, kritikus dituntut untuk
menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber kepada fakta yang terdapat dalam
karya seni. Dalam seni tari, kritikus akan menguraikan bagaimana aspek penari seperti gerak,
ekspresi, ilustrasi music yang mengiringinya, dan lain sebagainya.

2. Analisis Formal

Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menulusuri sebuah
karya seni berdasarkan struktur formal dan unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap analisis,
tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni. Dalam seni tari, kritikus akan
menguraikan mengenai gerak, ruang, waktu, tenaga, dan ekspresi pada karya seni tari yang
dipentaskan tersebut. Pada tahap ini juga, seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni
tari dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni tari.

10
3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karua seni meliputi tema yang
digarap, symbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini
bersifat sangat terbuka, dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan sang kritikus. Semakin
luas wawasan sang kritikus, maka biasanya karya yang dikritisinya akan semakin kaya
interpretasinya.

4. Evaluasi

Apabila tahap 1 sampai 3 merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam
apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi ini merupakan tahap yang menjadi
ciri khas dari kritik karya seni. Evaluasi merupakan tahapan dalam kritik untuk
mmenentukan kualitas suatu karya seni tari bila dibandingkan dengan karya seni tari yang
lain. Perbandingan dilakukan terhadap aspek formal maupun aspek konteks. Mengevaluasi
secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Mengaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis.


 Menetapkan tujuan atau fungsi kaya yang ditelaah.
 Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada
sebelumnya.
 Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu
yang melatarbelakanginya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kritik tari diawali karena adanya pergelaran karya seni tari. Kritik berarti memberikan
komentar terhadap karya seni, komentar terhadap karya seni memiliki daya yang
memberikan instruksi, mengingatkan, mengoreksi, dan memberikan saran yang kuat terhadap
karya seni. Di Indonesia kritik tari tidak begitu berkembang karena sedikitnya orang yang
menulis tentang seni pertunjukan.

Dalam kritik tari banyak aspek yang harus diamati yaitu mengenai symbol, jenis, fungsi,
dan nilai estetis dalam pergelaran seni tari yang diamati. Kritikus akan menulis apa yang
terjadi di atas pentas, yang dilihat dan dipahaminya akan dituangkan ke dalam tulisan yang
disebut kritik tari.

Kegiatan yang dilakukan seorang kritikus adalah memberikan saran kepada para penari
dan semua pihak yang terlibat mengenai aspek-aspek yang perlu dievaluasi dan diapresiasi.
Kritik yang paling benar adalah kritik yang tidak hanya menyebutkan kekurangan dan
kelemahannya namun juga yang dapat memberikan pencerahan agar kualitas akan meningkat
dan menjadi lebih baik di pentas selanjutnya.

B. Saran
Menurut pendapat saya, di era yang semakin maju ini, masyarakat Indonesia perlu
menjaga dan melestarikan budaya tradisional Indonesia. Hal ini bertujuan agar generasi yang
akan datang tidak akan lupa atau bahkan tidak tahu menahu mengenai adat dan budaya
tradisional Indonesia.

Guru-guru juga perlu menanamkan tentang karya seni kepada para siswa agar para
siswa dapat menemukan bakat dan potensinya masing-masing. Perlu adanya pengetahuan
yang dalam dan wawasan yang luas sehingga para siswa dapat menjadi kritikus yang
profesional, sehingga karya seni bangsa Indonesia akan menjadi semakin lebih baik dan baik
di masa yang akan datang. Sangat diharapkan bahwa para guru dapat menjadi sarana yang
baik dan tepat dalam mengajarkan tentang bagaimana cara menjadi kritikus karya seni yang
berpengetahuan dan berwawasan luas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sedyawati, Edi, dkk. (1983). Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Sumardjo, J., dan Saini. (1986). Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia.

Supriyatna, A. (2006). Kajian Pembelajaran Seni Tari dan Drama I. Edisi Satu Bandung: UPI
PRESS.

Supriyatna, A. (2006). Kajian Pembelajaran Seni Tari dan Drama II. Edisi Satu Bandung: UPI
PRESS.

Scribd Kritik Seni

Kritikseni2.blogspot.co.id/2015/09/kritik-karya-seni-rupa-a.html

13

Anda mungkin juga menyukai