Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO SENI BUDAYA

Diajukan Untuk Memenuhi syarat Kenaikan Kelas


Tahun Pelajaraan 2019/2020

Penyusun: Pebri NurPauzan


Kelas: X Mipa 1

SMA NEGERI 9 GARUT


Jln.Bojongsari Tangsi no.224 Malangbong Garut

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah Tentang “Kritik Seni”. Sholawat
serta salam tak lupa kami haturkan pada junjungan kami, Nabi besar Muhammad SAW.

Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan restu dan dorongan / support pada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dan
juga kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga pada rekan – rekan dan orang – orang
terdekat kami, yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.
Sehingga dengan Makalah Tentang Kritik Seni ini kita bisa memberikan sedikit ilmu dan
pengetahuan pada para pembaca.

Kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan yang kami sengaja maupun tidak kami
sengaja, karena manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Kritik dan saran membangun dari
anda selalu kami tunggu, agar kedepannya kami bisa lebih baik dalam penyusunan makalah.

Terima kasih.

Garut,April 2020

Pebri NurPauzan

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan................................................................................................. 1

2.1  Latar Belakang.................................................................................................. 1

2.2  Perumusan Masalah.......................................................................................... 2

2.3  Tujuan.............................................................................................................. 2

2.4  Manfaat............................................................................................................ 3
BAB II Pembahasan....................................................................................................4

2.1  Pengertian Kritik Seni....................................................................................... 4

2.2  Jenis-jenis Kritik Seni..........................................................................................6

2.3  Fungsi Kritik Seni.............................................................................................. 7


2.4  Tahapan Kritik Seni.......................................................................................... 9
BAB III Penutup......................................................................................................11
3.1  Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2  Saran...............................................................................................................12
Daftar Pustaka.......................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Dalam kehidupan seni aktivitas manusia terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu aktivitas kreasi,
aktivitas penghayatan, dan aktivitas kritik seni. Aktivitas karya seni yaitu mengacu adanya
seniman yang menghadirkan karya. Artinya, dalam proses seniman bersinggungan dengan
kenyataan objektif di luar dirinya atau kenyataan dalam dirinya sendiri. Persinggungan tersebut
menimbulkan respon atau tanggapan. Tanggapan yang dimilikinya dipresentasikan ke luar
dirinya, maka lahirlah karya seni. Aktivitas penghayatan, yaitu aktivitas seseorang dalam
memahami karya seni untuk mendapatkan suatu pengalaman batin. Artinya, penghayat merasa
puas setelah  menghayati karya seni dan memperoleh kepuasan estetik.

Kepuasan estetik merupakan hasil interaksi antara karya seni dengan penghayat.
Sedangkan aktivitas kritik seni, yakni sebagai usaha pemahaman dan penikmatan karya seni.
Dalam hal ini kritik sebagai kajian rinci dan apresiatif dengan analisis yang logis dan
argumentatif untuk menafsirkan karya seni. Ketiga aktivitas tersebut, dapat dijelaskan bahwa
kreasi seni berkaitan dengan mencipta, menghayati, dan kritik. Mencipta, yaitu proses
mewujudkan suatu karya seni sesuai dengan ide seniman. Menghayati, yakni proses menikmati
suatu karya yang diciptakan seniman. Kritik, yakni proses evaluasi untuk menentukan baik-
buruknya suatu ciptaan atau memberi penjelasan terhadap suatu karya berdasarkan norma-
norma tertentu. Oleh karena itu, ketiga aktivitas itu, yakni antara seniman, penghayatan, dan
kritik seni (penilaian) merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Proses apresiasi memang

4
menjadi satu kebutuhan dan kritik adalah kebutuhan yang lain. Keduanya dapat berkait ketika
kritik berhasil sebagai pemandu pemahaman dan apresiasi. Kritik selalu diharapkan menjadi
pembuka kemungkinan adanya proses pemahaman antara kerja seniman dan daya apresiasi
masyarakat penikmatnya. Tugas kritik karya seni akan lebih banyak pada prioritas masalah
apresiasi, sehingga seluruh proses pendekatan dan isi paparan kritik dapat menciptakan iklim
apresiasi.

Kritik Seni dalam dunia Seni Rupa sangat penting. Malalui Kritik Seni, kita bisa melihat
kelebihan dan kekurangan yang tampak dalam sebuah karya seni. Terjadinya kritik disebabkan
adanya ketidak sesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya batas-batas normatif dalam
pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing pelaku kritik didasari dari
latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara menyeluruh. Artinya kritik pun
bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. Namun nilai kritik akan sangat bisa
diterima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas pandangan yang obyektif. Situasi
kondisi dalam hal ini sangat mudah kita saksikan, baik itu di wilayah publik, maupun dalam
wilayah-wilayah yang lebih kecil. Misalnya lingkungan sekitar. Atau bisa juga dalam sebuah
komunitas tertentu.

Prilaku kritik mengkritik sangat mudah dijumpai di mana saja dalam konteks sesuai dengan
wilayah masing- masing. Mengkritik sebaiknya dibarengi dengan semangat untuk menciptakan
kondisi yang lebih baik dari sebelumnya bukan sebaliknya. Jadi jikapun terjadi sebaliknya,
berarti ada yang konslet dari proses kritik mengkritik itu. Dan disitulah yang musti dibenahi.
Dalam kehidupan sosial secara umum, kritik mengkritik kerap terjadi. saya yakin dengan
menjaga prinsip-prinsip saling menghormati, realistis dan menggunakan teknik komunikasi yang
cerdas, maka kritik akan menjadi perbuatan yang menyenangkan.

       1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan diatas yang menjadi perumusan masalah adalah :

1. Apa pengertian dari kritik seni ?

2. Apa saja jenis-jenis dari kritik seni ?

5
3. Apa manfaat dari kritik seni ?

4. Apa saja tahap-tahap dalam kritik seni ?

1.3   Tujuan

      1. Untuk mengetahui pengertian dari kritik seni.

  2.  Untuk mengetahui jenis-jenis dari kritik seni.

    3.  Untuk mengetahui manfaat dari kritik seni.

       4. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam kritik seni.

      1.4    Manfaat Penelitian

Dengan makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman yang
baik, baik kepada penulis maupun kepada pembaca tentang “KRITIK SENI”. Adapun manfaat
yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah pembaca dapat mengetahui
tentang Pengertian, jenis-jenis, manfaat dan tahapan dalam kritik seni.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kritik Seni

Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang
berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan
menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti
juga menghakimi. Kritikos berarti juga hakim kesusasteraan. Istilah ini ada semenjak abad ke IV
sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya, seorang bernama Pilatus dari pulau Kos yang

6
pada tahun 305 Sebelum Masehi didatangkan ke Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus
II dan dianugerahi julukan penyair dan kritikos sekaligus (Hardjana, 1981).

Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam bidang kedokteran
dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan penyakit yang kritis atau sangat
membahayakan jiwa penderitanya. Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut
kembali kepada pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492
mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf. Pada waktu itu,
istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk menunjuk orang-orang yang menekuni
pustaka sastra lama. Sementara itu seorang pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah
art critic untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan hidup. Beberapa waktu
kemudian di kalangan penganut Humanisme berlaku pengertian yang terbatas pada
penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno. Pergeseran arti kritik sehingga mencakup
pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan penghakiman berlaku pada sekitar tahun
1600. (Wellek, 1971).

Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku kedua
pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk pembicaraan tentang seniman tertentu,
sedangkan criticism menunjuk teorinya. Dalam bahasa Inggris, istilah Critic diperuntukkan
kepada orangnya, yang bahasa Belandanya Criticus.  Menurut Poerwadarminta , kritik berarti
kemelut; keadaan genting. Kritik berarti kecaman, celaan, gugatan. Sedangkan menurut
Seodjipto (1991), arti kata kritik adalah suatu cara atau metoda untuk membahas, menimbang,
mengamati, membandingkan, memilah-milah (menyeleksi), mengulas, mengurai, menafsir,
meninjau, komentar, menelaah, menilai, mengevaluasi dan mengkaji. Lebih lanjut W.H. Hudson
mengatakan bahwa istilah kritik dalam arti yang tajam adalah penghakiman (judgesment).
Kritikus pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki kepandaian khusus dan
mengalami pendidikan untuk menelaah suatu karya. Memeriksa kebaikan dan cacat, lalu
mengatakan pendapat itu. Selanjutnya Hudson mengatakan adanya kritikan yang
mengutamakan memuji dan mencari kebaikan dan ada yang mengutamakan mencari cacat
melulu. Menurut Gayley dan Scoot dalam Liaw Yock Fang (1970), kritik adalah: mencari
kesalahan (faul- finding), memuji (to praise ), menilai (to judge ), membandingkan (to compare),

7
dan menikmati (to appreciate ). Dari beberapa pandangan di atas, ternyata menunjukkan
adanya perbedaan dalam mendefinisikan apa kritik itu. Namun jika dicermati lebih mendalam
akan ada kesamaan, yakni: kritik adalah komentar, biasanya normatif terhadap suatu prestasi
dan seluk beluk dengan tujuan apresiatif.

Oleh karea itu, kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan
kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan
ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas
dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari
kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan
dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni,
kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni
tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni,
tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat
mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat
mempengaruhi penilaian ekonomis (price ) dari karya seni tersebut.

2.2  Jenis-jenis Kritik Seni

Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka
dijumpai beberapa jenis karya seni seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik
populer (popular criticism ), kritik jurnalis (journalistic criticism ), kritik keilmuan (scholarly
criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism ). Pemahaman terhadap keempat tipe
kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni.
Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat : bahasa), cara (metoda), sudut pandang,
sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan
pada masing-masing keperluannya.

a.       Kritik Populer

8
Kritik populer merupakan jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum.
Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada
pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan
gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

b.      Kritik Keilmuan

Kritik keilmuan adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan,
kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis
ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang
seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik
secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para
kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

c.       Kritik Jurnalis

Kritik jurnalis ialah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan
secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama
dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena
sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya

d.      Kritik Kependidikan

Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau


meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya
digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya
seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di
sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

2.3  Fungsi Kritik Seni

Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan
seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi

9
artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni.
Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi
timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.

Fungsi lain ialah menjadi dua mata yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun
penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas
kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi
komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan
idealismenya. Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni
membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita
artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat, manakala
kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan
maupun tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi
karya seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui
karya seni Menurut Sudarmaji (1970) melihat kritik memiliki dua fungsi, yakni:

   1) Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan

2)  Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu
prestasi, serta memberikan apresiasi. Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan,
dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik instrumentalistik, kritik formalistik dan
ekspresivistik :

         Kritik Instrumentalistik

Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan


kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi.
Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi
lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ”Penangkapan
Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas
teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral
yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika
karya tersebut dihadirkan.

10
      Kritik Formalistik

Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni
sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas
penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang
terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan
bahan yang digunakan dalam berkarya seni.

        Kritik Ekspresivistik

Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui
sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara
judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

2.4  Tahap dalam Kritik Seni

Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan
tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:

a)      Deskripsi

Deskripsi ialah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan
segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil
kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pekritik harus mengetahui
istilah-istilah tehnis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan
tersebut, maka pekritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.

b)      Analisis formal

Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya
seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang
kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip- prinsip penataan atau
penempatannya dalam sebuah karya seni.

11
c)      Interpretasi

Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap,
simbol yang dihadirkan dan masalah- masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat
terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan
seorang pekritik biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.

d)     Evaluasi atau penilaian

Apabila tahap 1 sampai 3 ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam
apresiasi karya seni, maka tahap ke 4 atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri
dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan
kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan
dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal
maupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

§  Mengkaitkan sebanyak- banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis

§  Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah

§  Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang” dari yang telah ada
sebelumnya.

§  Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang
melatarbelakanginya.

BAB III

12
PENUTUP

3.1         Kesimpulan

Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan


kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Kegiatan kritik berawal dari kebutuhan untuk
memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan
berbincang-bincang tentang karya seni. Menurut Feldman (1967) terdapat 4 (empat) jenis kritik
seni, yaitu kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik populer (popular criticism), kritik
pedagogik (pedagogical criticism), dan kritik akademik (scholarly criticism). Pemahaman
terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir
dalam melakukan kritik seni. Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal
beberapa bentuk kritik sebagai berikut :

1.      Kritik Formalistik, kajian kritik terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek
formalnya atau berkaitan dengan unsurunsur pembentukannya.

2.      Kritik Espresivistik, menilai dan menanggapi gagasan dan perasaan yang ingin
dikomunikasikan oleh seniman dalam sebuah karya seni.

3.      Kritik Instrumentalistik, sebuah karya seni dilihat kemampuananya dalam upaya


mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi .

Kegiatan dalam Kritik Karya Seni Rupa secara umum mengikuti tahapan sebagai berikut:
Deskripsi, Analisis formal, Interpretasi, dan Evaluasi atau penilaian, Fungsi kritik seni yang
pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni
rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Arus komunikasi antara karya
yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-balik dan
interpenetrasi keduanya. Fungsi lain ialah menjadi jalan strategis bagi seniman dan penikmat
untuk berkomunikasi.

13
3.2        Saran

Setelah mengetahui apa saja yang dibahas didalam makalah ini, para pembaca diharapkan
dapat mengetahui dan memahami isi makalah ini yang berjudul “KRITIK SENI” yang mencakup
pengertian, jenis-jenis, manfaat dan tahapan dalam kritik seni. Selain itu, para pembaca
diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang seni tidak hanya dari makalah ini saja,
akan tetapi para pembaca juga diharapkan untuk menambah pengetahuannya melalui sumber-
sumber yang lain, sehingga setiap sumber dapat saling melengkapi satu sama lain.

DARTAR PUSTAKA

Glewean,Kusuka.2014.Memahami kritik seni pengertian, jenis dan fungsi,(online),(


http://artfiantgel.blogspot.com/2014/11/pentingnya-memahami-kritik-seni.html?m=1),diakses
30 November 2015

Anonim.2012.Pengertian kritik seni,(online),


( http://kiossahabatbaru.blogspot.com/2012/04/kritik-seni.html?m=1),diakses 30 November
2015

Soo,Ade.2014.Pengertian,ruang lingkup dan jenis kritik seni,(online),


(  http://adewinataa.blogspot.com/2014/12/pengertian-ruang-lingkup-dan-jenis.html?
m=1),diakses 30 November 2015

14
15

Anda mungkin juga menyukai