Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian apresiasi

Apresiasi seni merupakan sebuah proses penghayatan atau mengamati suatu karya seni yang
dihormati serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni
bentuk dari kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni. Selain itu jika kita artikan lebih
dalam bahwa apresiasi seni adalah penilaian terhadap karya seni mulai dari mengenali, memberi nilai,
sampai dengan menghargai sebuah karya seni.

Seni Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, istilah apresiasi seni
atau mengapresiasi karya seni berarti memahami seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka)
terhadap segi-segi estetikanya.Apresiasi dapat diartikan berbagi pengalaman antara seniman (perupa) dan
penikmat karya. Bahkan, menikmati karya seni sama artinya dengan menciptakan kembali. Kegiatan
apresiasi seni berarti upaya memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta menjadi
lebih peka terhadap nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya.Dengan mengerti dan menyadari
sepenuhnya seluk beluk suatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya, seseorang
diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.

B. Fungsi apresiasi seni

Ada dua fungsi kegiatan apresiasi seni, yaitu: Meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada
karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Hubungannya dengan kegiatan
mental manusia yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan.Apresiasi seni mempunyai manfaat
besar bagi ketahanan budaya Indonesia.Melalui apresiasi kesenian Indonesia, seseorang dapat lebih
mengenal dan menghargai budaya bangsa sendiri.Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan
apresiasi digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran seni.Melalui kegiatan apresiasi,
seseorang dapat belajar untuk memahami dan menghargai karya seni.Implementasi kegiatan apresiasi
seni untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Kepedulian
terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran
apresiasiini.

Jika kita mengambil kesimpulan dari pengertian di atas bahwa fungsi apreasiasi secara umum
adalah sebagai bentuk ekspresi penghargaan kepada suatu karya. Berikut ini adalah beberapa fungsi
dari apresiasi seni:

1. Sebagai cara seseorang dalam memberikan penilaian, edukasi, empati, menghormati,


menghargai terhadap sebuah karya seni atau sastra.
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap karya-karya yang
bernilaikan seni dari anak bangsa, dan bentuk kepedulian terhadap sesama.
3. Sebagai cara untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan manusia dalam berbagai,
atau dalam kata lain mengasah kreativitas.

C. Manfaat apresiasi seni

Memberikan apresiasi kepada orang lain terhadap karya yang ia buat akan memberikan dampak
yang bagi individu dan atau kelompok. Berikut ini merupakan manfaat yang bisa didapat jika
diterapkan dengan baik:

1. Agar kita memahami mengenai hal yang berkenaan dengan karya seni dari berbagai sisi.
2. Menumbuhkan dan Meningkatkan rasa kecintaan terhadap karya seni dan sesama
manusia.
3. Sarana mengedukasi, hiburan, empati, dan lainnya.
4. Meningkatkan dan mengembangkan suatu karya seni menjadi lebih baik di masa
mendatang.

D. Tujuan apresiasi seni

Tujuan pokok dari apresiasi seni yakni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya
seni tersebut agar karya seni lebih bisa dinikmati oleh orang banyak, dengan
mempublikasikannya tetntunya karya seni tersebut akan lebih terkenal bahkan sampai kerana
internasional.

dengan adanya apresiasi seni maka kita bisa lebih mudah mengerti maksud dan tujuannya.
Sementara ada tujuan yang paling pokok dari tujuan-tujuan yang lain , dalam hal ini ada tiga
poin. Ketiga poin tujuan akhir tersebut sebagai berikut.

1. Mengembangkan nilai estetika karya seni


Estetika merupakan kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat kita lebih
cepat menyadari unsur seni pada karya seni itu sendiri.
2. Mengembangkan daya kreasi
Selanjutnya yaitu ialah mengembangkan kreasi. Karena kita menjadi lebih peka dan
mengerti maksud dari karya seni, maka daya kreasi kita juga bisa bertambah.
3. Menyempurnakan
Maksudnya yaitu, apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari
karya-karya seni itu sendiri.

E. Pengertian kritik seni


Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang
berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan
menimbang.Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein
berarti juga menghakimi.Kritikos berarti juga hakim kesusasteraan.Istilah ini ada
semenjak abad ke IV sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya, seorang bernama
Pilatus dari pulau Kos yang pada tahun 305 Sebelum Masehi didatangkan ke Alexandria
untuk menjadi guru raja Ptolomeus II dan dianugerahi julukan penyair dan kritikos
sekaligus (Hardjana, 1981).
Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam bidang
kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan penyakit yang kritis atau
sangat membahayakan jiwa penderitanya.Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata
tersebut kembali kepada pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun
1492 mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf.Pada
waktu itu, istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk menunjuk orang-orang
yang menekuni pustaka sastra lama.Sementara itu seorang pujangga bernama Erasmus
mempergunakan istilah art critic untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan
hidup.Beberapa waktu kemudian di kalangan penganut Humanisme berlaku pengertian
yang terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno.Pergeseran arti kritik
sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan penghakiman
berlaku pada sekitar tahun 1600.(Wellek, 1971).
Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku
kedua pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk pembicaraan tentang seniman
tertentu, sedangkan criticism menunjuk teorinya. Dalam bahasa Inggris, istilah Critic
diperuntukkan kepada orangnya, yang bahasa Belandanya Criticus. Menurut
Poerwadarminta , kritik berarti kemelut; keadaan genting. Kritik berarti kecaman, celaan,
gugatan. Sedangkan menurut Seodjipto (1991), arti kata kritik adalah suatu cara atau
metoda untuk membahas, menimbang, mengamati, membandingkan, memilah-milah
(menyeleksi), mengulas, mengurai, menafsir, meninjau, komentar, menelaah, menilai,
mengevaluasi dan mengkaji. Lebih lanjut W.H. Hudson mengatakan bahwa istilah kritik
dalam arti yang tajam adalah penghakiman (judgesment).Kritikus pertama kali dipandang
sebagai seorang ahli yang memiliki kepandaian khusus dan mengalami pendidikan untuk
menelaah suatu karya.Memeriksa kebaikan dan cacat, lalu mengatakan pendapat
itu.Selanjutnya Hudson mengatakan adanya kritikan yang mengutamakan memuji dan
mencari kebaikan dan ada yang mengutamakan mencari cacat melulu. Menurut Gayley
dan Scoot dalam Liaw Yock Fang (1970), kritik adalah: mencari kesalahan (faul-
finding), memuji (to praise ), menilai (to judge ), membandingkan (to compare), dan
menikmati (to appreciate ). Dari beberapa pandangan di atas, ternyata menunjukkan
adanya perbedaan dalam mendefinisikan apa kritik itu. Namun jika dicermati lebih
mendalam akan ada kesamaan, yakni: kritik adalah komentar, biasanya normatif terhadap
suatu prestasi dan seluk beluk dengan tujuan apresiatif.
Oleh karea itu, kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk
menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni.Keterangan mengenai
kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai
bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya.Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami kemudian
beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan
berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.Sejalan dengan perkembangan
pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian
berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya
meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi
dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya
seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat
mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat
mempengaruhi penilaian ekonomis (price ) dari karya seni tersebut.
Pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan hasil
karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan
kegiatan menanggapi karya seni. Perbedaan antara apresiasi dan kritik ada pada fokus.Fokus
kritik seni lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya
seni.Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek,
terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya.Para ahli seni umumnya
beranggapan kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi).Kemudian
beranjak pada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal
terkait karya seni tersebut.

Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka
dijumpai beberapa jenis karya seni seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik
populer (popular criticism ), kritik jurnalis (journalistic criticism ), kritik keilmuan (scholarly
criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism ). Pemahaman terhadap keempat tipe
kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni.
Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat : bahasa), cara (metoda), sudut pandang,
sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan
pada masing-masing keperluannya.

F. jenis jenis kritik seni


a.       Kritik Populer
Kritik populer merupakan jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
massa/umum.Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja
lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya
dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
b.      Kritik Keilmuan
Kritik keilmuan adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan,
kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni.Kritik jenis
ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang
seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik
secara akademis.Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para
kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
c.       Kritik Jurnalis
Kritik jurnalis ialah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan
secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama
dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat
dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya
d.      Kritik Kependidikan
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau
meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni.Jenis kritik ini umumnya
digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya
seni yang dihasilkan peserta didiknya.Kritik jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di
sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
G. Fungsi Kritik Seni
Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia kesenirupaan dan pendidikan
seni rupa.Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi
artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat
seni.Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan
interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.
Fungsi lain ialah menjadi dua mata yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun
penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas
kedalaman, serta membangun kekurangan.Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi
komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan
idealismenya. Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni
membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik
dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat, manakala kritik
memberikan media komunikasi persepsi yang memadai. Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun
tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni,
diharapkan memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni
Menurut Sudarmaji (1970) melihat kritik memiliki dua fungsi, yakni:
1. Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai fungsi tak langsung, dan
2. Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik buruknya suatu
prestasi, serta memberikan apresiasi. Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan,
dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik instrumentalistik, kritik formalistik dan
ekspresivistik :
         Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan
kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau
psikologi.Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya
seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul
”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja
berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan
serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap
konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
         Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai
konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya.Pada
sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan (komposisi)
unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya
tersebut.Kritik formalistik berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan
dalam berkarya seni.
         Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui
sebuah karya seni.Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara
judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apresiasi dan Kritik Karya Seni Rupa: Pengertian
dan Fungsi", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/14/120000869/apresiasi-dan-
kritik-karya-seni-rupa--pengertian-dan-fungsi?page=all.
Penulis : Arum Sutrisni Putri
Editor : Arum Sutrisni Putri

Glewean,Kusuka.2014.Memahami kritik seni pengertian, jenis dan fungsi,(online),


( http://artfiantgel.blogspot.com/2014/11/pentingnya-memahami-kritik-seni.html?m=1),diakses
30 November 2015

Anonim.2012.Pengertian kritik seni,(online),(


http://kiossahabatbaru.blogspot.com/2012/04/kritik-seni.html?m=1),diakses 30 November 2015

Soo,Ade.2014.Pengertian,ruang lingkup dan jenis kritik seni,(online),(


http://adewinataa.blogspot.com/2014/12/pengertian-ruang-lingkup-dan-jenis.html?m=1),diakses
30 November 2015

Anda mungkin juga menyukai