Anda di halaman 1dari 13

A.

Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa

Pendekatan pembelajaran pendidikan seni rupa digunakan sebagai


penentu hubungan antara manipulasi pembelajaran dengan kinerja atau hasil
pembelajaran. Pandangan pendidikan seni rupa dalam pendekatan
pembelajaran ada dua yaitu:

1. Pendidikan seni rupa adalah pendidikan keterampilan, yang berarti setelah


rangkaian proses pembelajaran harus memiliki keterampilan di bidang seni
rupa.
2. Keterampilan berkarya seni rupa pada katagori yang layak jual itu tidak
penting, maksudnya tidak berorientasi pada penjualan tetapi pada
pendidikan.

Pembelajaran pendidikan seni dilaksanakan baik dengan pendekatan


terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran
setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi
masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang
memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni
multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran pendidikan seni secara terpadu
meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan


apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih
bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual,
misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif
secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang
melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni
pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni. Alternatif pelaksanaan mata
pelajaran pendidikan seni sebagai berikut:

1. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing
guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara
terpisah.
2. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya
1
3. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-
guru bidang seni yang bersangkutan
4. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut
melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat
mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai
dengan kemampuannya.

Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah,


tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni,
kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya)
lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan
usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas
komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran pendidikan seni, pengembangan sikap memiliki


kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan
pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada
penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar
(menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler,
sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Tiga pendekatan yang dikenal, yaitu: (1) pendekatan otoritatif, (2)


pendekatan permisif dan (3) pendekatan demokratis dapat dipilih untuk
disesuaikan dengan kebutuhan belajar.

1. Pendekatan Otoritatif
Pendekatan ini menekankan pada disiplin dan penegakan
kewibawaan. Cara ini penting untuk melatih dan membina aspek
kedisiplinan, ketelitian, prosedur/teknik pembuatan karya tertentu. Ada
kegiatan-kegiatan belajar dan aturan kerja yang harus diikuti untuk
mencapai sasaran tertentu. Pebelajar tidak bisa berlaku dan bekerja
seenaknya.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan otoritatif dapat digabungkan
dengan pendekatan kompetensi, misalnya untuk pebelajar menghasilkan
sejumlah barang dengan kualitas minimal tertentu dalam jangka waktu

2
tertentu. Di pusat-pusat industri kerajinan misalnya, yang sudah
menghasilkan barang untuk diekspor perlu dilatih para calon pekerja
melalui sistem magang. Karena ketatnya persaingan dan aturan
perdagangan (ada kendali mutu dan perlu tepat waktu), maka disiplin kerja
harus ditanamkan pemagang yang kelak mungkin menjadi tenaga kerja di
perusahaan tersebut. Dalam proses pembelajaran kerajinan tangan,
pendekatan otoritatif juga digunakan untuk pembelajaran yang
memerlukan disiplin penggunaan alat misalnya :
a. Menggunakan dan memelihara alat-alat. Ada alat-alat harus
dipelihara dan digunakan menurut cara yang benar. Jika tidak, alat
akan rusak atau membahayakan. Contoh: bagaimana menggunakan
gergaji dan ketam serta pahat, bagaimana menyimpannya.
b. Mencapai penguasaan tertentu. Misalnya, setiap peserta didik harus
bisa mencapai mutu tertentu dalam kerapihan anyaman atau ukiran.
Jika belum dicapai harus dilatih berulang terus.
2. Pendekatan Permisi
Jenis pendekatan ini menekankan pada segi kebebasan penuh
terhadap anak didik. Kebebasan adalah hak setiap orang. Belajar itu sendiri
berlangsung dalam diri masing-masing, tak dapat dipaksakan. Hasil belajar
dianggap akan optimal jika sesuai dengan minat dan keinginan peserta
didik. Oleh sebab itu, menurut pandangan ini, jangan ada pengarahan-
pengarahan atau petunjuk-petunjuk.
Pendekatan permisif digunakan sewaktu-waktu untuk memberi
kesempatan peserta didik menciptakan bentuk baru atau mencoba bahan
baku. Misalnya, pembelajaran kerajinan membatik teknik ikat celup untuk
siswa kelas Sekolah Dasar; setiap siswa dibolehkan menciptakan sendiri
bentuk-bentuk baru. Contoh lainnya, dalam kegiatan menggambar ekspresi
(menggambar bebas). Namun sesungguhnya pendekatan permisif penuh
jarang dilakukan, karena ada saja keharusan mentaati aturan kerja atau ada
saat-saat siswa perlu petunjuk instruktur.
3. Pendekatan Demokratis
Pendekatan ini bertumpu pada pandangan bahwa tiap orang
memiliki hak untuk menyatakan pendapat. Berbeda dengan pendekatan

3
permisif, gagasan pendekatan demokratis tidak menghendaki kebebasan
penuh, sebab kebebasan seseorang harus juga memperhatikan kebebasan
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendekatan demokratis lebih cocok digunakan sebagai kebijakan
umum, terutama jika mengingat bahwa peserta didik adalah manusia
dewasa yang sudah memiliki kesadaran diri dan kesadaran sebagai warga
negara. Setiap warga negara atau peserta didik dapat mengajukan
gagasannya dalam rangka memperbaiki mutu hasil karya. Mereka hanya
akan senang belajar dalam suasana kondusif-demokratis. Peran guru dalam
hal ini sebagai fasilitator dan dinamisator.
4. Pendekatan Proses Kelompok
Menekankan pada pembentukan kelompok yang erat (kohesif).
Kelompok yang bekerja sama secara erat akan menghasilkan nilai lebih.
Kelompok bukan sekedar penjumlahan dari individu-individu, tetapi
kesatuan yang memiliki kekuatan. Pendekatan ini ditunjang oleh psikologi
massa khususnya dinamika kelompok.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan kelompok adalah membina
kerja sama di antara siswa dalam menyesaikan permasalahan bersama.
Dalam hal ini mereka saling melakukan interaksi dan sekaligus saling
mengenal lebih dekat mengenai kekuatan dan kekurangan fotensi yang
dimilikinya sehingga diharapkan saling mangisi, saling membantu dan
mentolelir antara yang satu dengan yang lainnya.
Pendekatan-pendekatan ini dapat dipilih secara silih berganti sesuai
keperluan; bisa jadi pula suatu proses kegiatan menggunakan beberapa
pendekatan. Maka kita katakan bahwa pendekatan eklektik (gabungan)
adalah cocok digunakan.
5. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses menekankan pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikannya.
Keterampilan meliputi makna yang luas, meliputi segi fisik/perbuatan,
psikis/mental dalam bentuk oleh fikir dan sikap--termasuk kreativitas--,
serta sosial budaya (pendayagunaan lingkungan), yang difungsikan untuk
mencapai hasil tertentu.

4
Guru dapat memberi stimulasi untuk penciptaan model-model
inovatif. Pendekatan yang sering dipakai biasanya pendekatan Inspiratif,
pendekatan analisis hasil karya dan pendekatan empatik
6. Pendekatan Inspiratif
Pelaksanaan pendidikan seni rupa pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah harus memperhatikan dan mempettimbangkan bahwa
pendidikan seni sabagai wahana bermain yang bermuatan edukatif dan
membangun kreativitas. Jika kita menggunakan pendidikan seni sebagai
sarana pendidikan, maka pendekatannya pun harus sesuai dengan tujuan
penciptaaan seni, meskipun seninya tidak kita tempatkan sebagai tujuan
pendidikan. Pendekatan yang yang utama dalam pembelajaran pendidikan
seni rupa ialah pendekatan inspiratif.
Karya seni merupakan curahan emosi yang diberi bentuk yang
indah dan kreatif. Karya ini lahir dari keharuan, dari hari nurani yang
paling dalam. Bagi dunia anak, jenis pendekatan inspiratif ini diharapkan
dapat menggugah keharuan anak untuk mencurahkan ekspresinya ke
dalam bentuk karya seni. Bentuk penggugah keharuan yang oleh Lansing
disebut dengan istilah stimulation dan cultural stimulation yang terdiri
dari: Direct experience as a form stimulation (pemberian rangsangan
melalui pengalaman), Verbal stimulation (perangsangan malalui
cerita/dongeng), Art material as stimulation (perangsangan melalui bahan),
dan Audio-visual aids as stimulation (perangsangan melalui media audio
visual).

B. Jenis – Jenis Metode Pembelajaran Khusus Seni Rupa

Menurut Sukmadinata, metode pembelajaran dibagi menjadi 2


kelompok, yaitu :

1. Pembelajaran Teori

b. Pembelajaran ekspositorik: ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.

c. Pembelajaran kegiatan kelompok: diskusi, bermain peran, dan lain-


lain.

5
d. Pembelajaran berbuat: eksperimen pemecahan masalah dan lain-lain.

1. Pembelajaran praktek

a. Pembelajaran praktek di sekolah.

b. Pembelajaran praktek di lingkungan kerja.

De Francesco, membagi metode pengajaran pendidikan seni rupa menjadi :

1. Pengajaran langsung (Directedteaching ).


2. Ekspresi bebas (Freeexpression).
3. Pengajaran inti (coreteaching ).
4. Pengajaran berkorelasi (correlatedteaching ).

C. Metode – metode Khusus dalam Mengajar Seni Rupa

1. Metode Ekspresi Bebas

Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk


membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk
karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara maksimal, maka perlu
dilakukan:

a. Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang


daya cipta.
b. Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok.
c. Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut.
d. Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut.
Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi– kreatif
atau metode kerja cipta. Metode ini merupakan pengembangan dari
pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang
bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas
berekspresi ( free expression ) atas dasar tersebut metode ini sering
disebut metode ekspresi– kreatif. Dalam pelaksanaan metode ini,
kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak

6
diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan
menggambar dekorasi, mendesain benda–benda kerajinan, menggambar
reklame dan sebagainya.

Langkah – langkah kegiatan metode kerja cipta sebagai berikut :

a. Guru memberikan pengarahan yang berfokus pada kedudukan


konsep dalam proses kelahiran suatu karya.

b. Siswa mencoba menuangkan suatu konsep pada desain gambar


dekorasi, reklame atau barang –barang kerajinan yang akan dibuat.

c. Selama proses pengerjaan, guru menganjurkan sumbang saran antar


siswa terjadi.

b. Guru memberikan saran, petunjuk dan pengarahan mengenai konsep


yang dikemukakannya serta memberi petunjuk kepada siswa yang
mengalami hambatan.

c. Selama proses kerja berlangsung, keterampilan – keterampilan dasar


dan menengah sudah harus betul – betul dikuasai.

2. Metode Demonstrasi – eksperimen

Demonstrasi adalah kegiatan guru/ instruktur memperagakan


proses pembuatan suatu benda kerajinan. Eksperimen adalah siswa
mencoba sendiri setelah memperhatikan suatu proses pengerjaan yang
didemonstrasikan guru. Dengan prinsip belajar : dengar/perhatikan,
kerjakan dan periksa.

2. Metode Mencontoh

Metode mencontoh merupakan metode tertua dalam seni


kerajinan. Metode ini banyak dilakukan di pusat – pusat pembelajaran
seni zaman dahulu. Untuk belajar keterampilan motorik, cara ini dapat
dilakukan. Pada dasarnya metode mencontoh memiliki manfaat yang
tinggi dalam meningkatkan kemampuan motorik, sedangkan untuk
keterampilan mental dan kreasi tidak memiliki apa – apa.

7
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan
mencontoh, diantaranya :

a. Metode mencontoh baik digunakan apabila ditujukan untuk :


1) melatih dasar keterampilan fisik.
2) memperoleh bentuk yang sama walaupun ukurannya diperbesar
atau diperkecil.
3) memproduksi benda teradisional.
4) memahami proporsi dan anatomi yang tepat dari benda yang
akan di tiru.
5) Kegiatan mencontoh harus memiliki makna bagi proses belajar
siswa.
6) Mencontoh tidak di jadikan kebiasaan.
7) sebaiknya model yang akan ditiru dipilih oleh siswa itu sendiri.
8) seyogyanya secara berangsur – angsur apa yang dilakukan oleh
siswa berubah dan membuat aplikasi tepat menjadi modifikasi
model yang dicontoh.
Yang termasuk jenis – jenis mencontoh adalah :

a. Metode mencontoh dengan bantuan kertas karbon.


b. Metode mencontoh dengan bantuan kertas tipis.
c. Metode mencontoh dengan bantuan sinar lampu.
d. Metode mencontoh dengan bantuan alat proyektor.
e. Metode mencontoh bantuan skala garis / skala berpetak.
f. Metode mencontoh dengan bantuan alat pantograph.
g. Metode mencontoh secara langsung.
Tujuan dari metode ini adalah :

a. Melatih siswa bekerja teliti dalam mengamati model yang akan


digambar.

b. Melatih siswa dalam mencari posisi/ sudut pandang yang baik dari
model yang akan di gambar.

c. Siswa dihadapkan pada kenyataan yang rasional sehingga tidak


terjadi penyimpangan dari gambar yang ditiru.
8
d. Melatih kepekaan rasa agar lebih sensitif terhadap keindahan.

3. Metode StickFigure

Penggunaan metode ini biasanya dipakai dalam menggambar


adegan gerak (action) manusia atau binatang. Metode ini merupakan
penyederhanaan bentuk atau wujud menusia atau binatang menjadi
tongkat atau garis patah – patah sesuai dengan lekukan/ persendian pada
manusia atau binatang.

4. Metode Global

Metode ini biasa digunakan pada awal belajar menggambar


bentuk. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar anak dapat
menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan.

Secara teknis penggunaan metode ini dibagi dua, yaitu

a. Dengan teknik silhulet


Teknik ini dipandang lebih mudah, karena anak diminta
untuk menangkap benda secara keseluruhan dengan mengabaikan
bagian – bagian detailnya. Metode ini cocok untuk siswa yang
sedang belajar pada tahap – tahap awal.

b. Dengan teknik kontur


Teknik ini lebih cocok bagi siswa, mahasiswa atau ahli
gambar teknik yang sudah memiliki kemampuan motorik. Secara
teknik, penggambar dituntut untuk menangkap benda secara global
dan menyederhanakannya dalam bentuk gambar-gambar dasar
(geometris) yang dibuat dengan goresan garis. Kemudian gambar
tersebut dikembangkan untuk disempurnakan menjadi bentuk benda
yang kompleks (detail).

5. Metode kerja kelompok

Ada dua macam metode kerja kelompok, yaitu :

a. Metode Group Work  (kerja kelompok jenis paduan)

9
Dalam kegiatan ini para siswa bekerja sama untuk
menyelesaikan sketsa sebuah gambar yang sebelumnya telah
dirancang oleh seorang temanya yang bertindak sebagai ketua
kelompok sekaligus sebagai desainer.

b. Metode Collectivepainting (kerja kelompok jenis kumpulan)

Perbedaan antara metode kerja kelompok jenis paduan


dengan metode ini adalah jumlah anggota harus genap dan
pembagian tugas – yugas kelompoknya.

6. Metode – metode dalam kritik seni

Chapman (1978:80) menyebutkan metode kritik seni dalam upaya


mengembangkan kemampuan dan kepercayaan diri siswa dalam
melakukan kritik seni. Metode – metode tersebut adalah :

a. Metode induktif

Langkah – langkah yang dapat ditempuh dalam


melaksanakan metode ini adalah :

1) Gambarkan dasar karakter karya.


2) Gambarkan hubungan antar bagian.
3) Gambarkan wilayah dan kualitas keseluruhan.
4) Tafsirkan aspek-aspek yang dihubungkan dengan pengalaman.
5) Tafsirkan dan ringkas ide, tema,kualitas ekspresi dari makna
dari karya.
6) Evaluasi karya dengan criteriakritikdan tunjukkan bukti-bukti
untuk mendukung penilaian.
b. Metode Dedukatif

Pendekatan ini dapat mempertinggi keterlibatan antara


pekerja seni, secara khusus jika kita mau untuk meletakkannya
sebagai percobaan, untuk dibicarakan, yang memerlukan waktu
banyak dengan standar perbedaan masing-masing. Pendekatan ini
juga memberikan peluang bentuk pembahasan yang dapat
membuktikan ketertarikan dan kejelasan tentang seni.
10
Langkah yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah :

1) Tentukan kriteria yang akan digunakan

2) uji karya seni untuk mengidentifikasi fakta-fakta yang spesifik

3) tentukan tingkat(degree) kriteria yang dipandang pantas

c. Metode Empatik

Adapun beberapa teknik yang dapat membantu


mengembangkan rasa empati dan keterlibatannya ketika kita menilai
suatu karya seni, diantaranya :

1) jangan memandang karya seni terlalu berlebihan karena dapat


melupakan orang yang lebih terlatih pada bidang seni.

2) memandang kualitas visual secara murni.

3) gunakan analogi dan metaphora untuk menghubungkan apa


yang kita lihat dan rasakan.

4) gunakan pengalaman dan pengetahuan sendiri untuk


membandingkan apa yang kita lihat dapat dirasakan.

5) jagan takut meninggalkan satu aspek dari karya.

6) dengan seluruh pengertian, dapatkan secara fisik dan imajinasi.

7) menilai karya jika kita mau melakukannya.

d. Metode Interaktif

Pendekatan ini tidak semata-mata pendekatan deskriptif, ini


bermaksud untuk menemukan sampai terjadi diskusi dan debat
secara berkelompok untuk membahas karya seni. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini adalah :

1) pilihlah moderator dan jelaskan aturan mainnya.

2) gambarkan seperti banyak orang yang memungkinkan untuk


masuk kedalam proses menjelaskan karya.
11
3) ketika orang kelihatan untuk keluar dari penjelasan, kemudian
panggil hipotesis.

4) bawa kelompok untuk mendiskusikan hipotesis sehingga


beberapa peserta diskusi memperlihatkan penafsiran dengan
kesepakatan kelompok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Seni. 2016. Pendidikan Seni. Makassar: Laboraturium Seni PGSD FIP UNM.

Sahrul, Muryati. 2016. Pendekatan, Model, Dan Metode Pembelajaran Seni.


(http://muryatisahrul.blogspot.com/2016/05/)

Susilowati, dkk. 2017. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran Seni.


(bloggerkaryakhusnul15.blogspot.com/2017/05/makalah-pendekatan-dan-
metode.html?m=1)

13

Anda mungkin juga menyukai