Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1) Latar Belakang…………………………………………………………….1
2) Rumusan Masalah…………………………………………………………1
3) Tujuan Penulisan…………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian nabi dan rasul..…………………………………………………3


2. Hakikat Beriman Kepada Rasul..…………………………………………..12
3. Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari…………13
4. Eksistensi Nabi Muhammad Sebagai Nabi Terakhir……………………….13

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan…………………………………………………………………29
b. Saran………………………………………………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................30

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada Rasul-
Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai
dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as
hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad SAW.Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan
Allah SWT.Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan
kepada umatnya.Pribadi Muhammad sebagai pengemban risalah kenabian dan kerasulan
memiliki berbagai dimensi yang merupakan perpaduan antara sisi kemanusiaan dan sisi
ketuhanan. Nabi Muhammad  saw sungguh luar biasa. Salah satu bagian hidupnya yang
membuat umat manusia kagum adalah saat-saat dimana beliau menjadi seorang
pemimpin.Beliau pemimpin bagi Islam, sekaligus sebagai pemimpin negara, sekaligus
pemimpin rumah tangga, sekaligus pemimpin bagi dirinya sendiri.
Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada
para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang di
bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul
maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.Oleh karena itu, kita patut dan wajib
mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh
lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nabi dan rasul?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat beriman kepada rasul?
3. Bagaimana Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari?
4. Bagaimana Eksistensi Nabi Muhammad Sebagai Nabi Terakhir?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan nabi dan rasul
2. Untuk mengetahaui Apa yang dimaksud dengan hakikat beriman kepada rasul
3. Untuk mengetahuai Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari

1
4. Untuk mengetahuai Eksistensi Nabi Muhammad Sebagai Nabi Terakhir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. 25 Nabi dan rasul yang wajib diimani


1. Pengertian nabi dan rasul
Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang ke empat dari enam rukun iman yang
wajib diimani oleh setiap umat islam. Yang dimaksud dengan iman kepada rasul  ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah SWT untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memeroleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Nabi, kata arab nabi yang berasal dari kata naba’; artinya pemberitahuan yang besar
faedahnya, yang menyebabkan orang mengetahui sesuatu. Kata naba’ hanya diterapkan
terhadap pemberitahuan yang tidak mungkin salah. Seorang ahli bahasa Arab menjelaskan
bahwa kata nabi artinya duta besar antara Allah dan makhluk yang berakal. Menurut ulama
lain, arti kata nabi ialah orang yang memberi informasi tentang Allah, dan ini diberi
penjelasan lebih lanjut bahwa nabi ialah orang yang diberi informasi oleh Allah tentang ke-
Esa-an-Nya, dan dibukakan kepadanya rahasia zaman yang akan datang, dan ia diberitahu
bahwa ia utusan Allah1
Ar-rasul bentuk jamak dari kata rasul yang berarti orang yang diutus untuk
menyampaikan sesuatu.Namu rasul yang dimaksud disini adalah orang yang diberi wahyu
syara’ untuk disampaikan kepada umat .rasul pertama adalah nabi yullah Nuh as. Dan
terakhir adalah nabiyullah Muhammad saw.2
Nabi juga disebut rasul, artinya utusan, kata nabi dan rosul digunakan secara bergantian
dalam Al-Quran. Kata rasul mempunyai arti yang lebih luas, yang menurut makna aslinya
dapat diterapkan terhadap sembarang utusan. 3
Nabi adalah sebutan untuk laki-laki yang menerima wahyu Allah.Sedangkan Rasul
adalah Nabi yang tak hanya menerima wahyu, namun juga wajib menyampaikan pada
umatnya.Jumlah seluruh nabi yang sesungguhnya memang tak terhitung.Namun dalam Islam,
kita wajib mengimani 25 Nabi dan Rasul.Sebagai manusia yang terpilih, para Nabi dan Rasul
memiliki sifat-sifat yang mulia.Mereka senantiasa menjalankan perintah dan ajaran

1
Muhammad Ali, Maulana. ISLAMOLOGI.(Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah. 1977).Hml : 220.
2
Solihah Titin Sumanti, Dasar-Dasar Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.(Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2015).Hlm. 85.
3
Ariani. Nama-Nama Nabi dalam Al-Quran, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa)Hal : 2

3
Allah.Sebagai menusia terpilih, Nabi dan Rasul diutus untuk membenahi kaum yang
menyimpang.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 yang artinya: “ Kami
tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki
yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7). 4
Kisah para Nabi dan Rasul dalam berdakwah pun telah banyak dijelaskan dalam Alquran
maupun hadits.Untuk membuktikan kenabiannya, Allah juga memberikan mukjizat pada
Nabi dan Rasul-Nya.Sejak dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, kisah nabi ini bisa
menjadi pelajaran berharga bagi manusia.Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar
biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran
kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang
menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun selain tugas pokok diatas terdapat tugas-tugas para nabi dan rasul sebagai
berikut:
1. Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia.
2. Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada
Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul,
tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah
seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang
dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah
kesesatan.
3. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang
dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat
yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama,
santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang
digariskan Allah swt.
6. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada
perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga,
sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita
bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap
4
Muhammad Ali, Maulana. ISLAMOLOGI.(Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah. 1977).Hlm. 221.

4
manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu
puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8) 5
1. Nabi adam
Nabi Adam merupakan nabi pertama sekaligus manusia pertama yang Allah
ciptakan.Sebelumnya Nabi Adam tinggal di surga dengan pasangannya Hawa.Namun
atas bujukan iblis, Adam dan Hawa memakan buah khuldi yang telah dilarang oleh
Allah.Meski telah bertaubat, Allah tetap memerintahkan mereka turun ke
bumi.Beberapa mukjizat Nabi Adam adalah:
a. Menjadi khalifah pertama di bumi.
b. Diajarkan oleh Allah segala hal tentang nama benda dan makhluk di bumi.
c. Memiliki umur yang panjang dan bisa memberikan 40 tahun untuk Nabi
Daud.
d. Memiliki tinggi 60 hasta.
e. Dikaruniai keturunan kembar berpasang-pasangan.
2. Nabi Idris.
Nabi Idris adalah keturunan ke-6 Nabi Adam yang terkenal dengan
kecerdasannya. Selama berdakwah, Nabi Idris memberikan pesan kepada kaumnya,
antara lain nasihat untuk menjadikan sholat jenazah sebagai penghormatan,
menasehati untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, menghindari hasad dan dengki,
melarang menumpuk harta yang tak bermanfaat, dan mematuhi perintah Allah
dengan ikhlas, baik dalam sholat, berpuasa, dan amalan lainnya.
Nabi Idris memiliki mukjizat sebagai berikut:
a. Memiliki kecerdasan mengamati fenomena alam dan mengartikan wahyu Allah.
b. Manusia pertama yang bisa membaca dan menulis.
c. Manusia pertama yang bisa menjahit pakaian, Nabi Idris bisa menggunakan
pakaian yangterindah sementara saat itu orang-orang masih menggunakan kulit
binatang.
d. Nabi Idris pernah merasakan sakaratul maut dan dihidupkan kembali atas izin
Allah.
e. Pernah melihat surga dan neraka.

3. Nabi Nuh

5
Ibid, Hlm. 3.

5
Nabi Nuh adalah salah satu Nabi yang masuk dalam golongan Ulul Azmi, artinya
memiliki cobaan yang berat namun mampu menghadapinya dengan kesabaran yang
luar biasa. Semasa dakwahnya, Nabi Nuh menerima banyak tantangan dan
penolakan.Bahkan anak dan istrinya pun turut membenci Nabi Nuh dan
menganggapnya gila.Ketika kaumnya tetap bertindak dzalim, Allah pun
membinasakan mereka dalam banjir besar.
Namun Nabi Nuh juga mendapatkan mukjizat yakni mampu membuat
bahtera/perahu dengan ukuran panjang 300 hasta dan 50 hasta.Setiap makhluk baik
manusia maupun binatang yang ada diperahu tersebut selamat dari banjir.
4. Nabi Hud.
Nabi Hud diutus Allah bagi kaum 'Ad, kaum yang ahli membuat menara namun
senang melakukan kemaksiatan dan menghamburkan harta dengan sia-sia. Saat
berdakwah, Nabi Hud justru menerima banyak rasa iri dan dengki dari kaum
'Ad.Mereka terus mengingkari dakwahnya hingga pada akhirnya Nabi Hud berdoa
dan memohon pada Allah. Allah kemudian menurunkan badai dengan awan yang
penuh petir yang membinasakan kaum 'Ad yang dzalim. Sementara itu, Nabi Hud
dan pengikutnya selamat dan berhijrah ke Kota Hadramaut.
Mukjizat Nabi Hud antara lain:
a. Mampu menurunkan hujan atas izin Allah, kala itu kaum 'Ad dilanda
kekeringan hingga tanaman mati dan tak ada sumber air.
b. Selamat dari badai petir yang dahsyat.
5. Nabi Shaleh.
Sekitar kurun waktu 200 tahun, Allah pun mengutus Nabi Sholeh ke kaum
Tsamud yang masih merupakan keturunan dari kaum 'Ad. Salah satu mukjizat Nabi
Shaleh adalah memunculkan unta betina yang hamil 10 bulan dari batu besar yang
terbelah.
Kejadian itu pun membuat sebagian kaum Tsamud menerima dakwah Nabi
Shaleh dan menjadi pengikutnya.Namun sebagian lagi masih ingkar, bahkan
membunuh unta yang menjadi mukjizat tersebut.Setelah berhasil membunuh unta,
Allah pun membinasakan mereka dengan hantaman petir di malam hari.
6. Nabi ibrahim
Nabi Ibrahim merupakan salah satu Nabi yang kisahnya banyak diceritakan
dalam Alquran.Mulai dari bagaimana Nabi Ibrahim menemukan Tuhan, melawan

6
kedzaliman Raja Namrud, hingga kisahnya dengan kedua anaknya yakni Ismail dan
Ishaq.Nabi Ibrahim juga memiliki mukjizat antara lain:

a. Tetap hidup meski dibakar dengan api. Ini terjadi setelah Nabi Ibrahim
menghancurkan berhala dan tak ingin mengakui Raja Namrud sebagai Tuhan.
Meski dihukum dengan dibakar hidup-hidup, namun Allah membuat api tersebut
dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim.
b. Menyaksikan burung dihidupkan kembali.Ibrahim pernah meminta pada Allah
untuk menyaksikan bagaimana cara Allah menghidupkan kembali makhluk yang
sudah mati. Maka saat itu pula Nabi melihat burung yang sudah mati bisa hidup
kembali.
c. Mengubah pasir menjadi makanan. Menurut kitab "Qashash al Anbiyaa", Nabi
Ibrahim pernah mengambil gudukan pasir yang kemudian berubah menjadi
bahan makanan saat beliau sampai di rumah.
d. Memiliki anak saat usia 99 tahun.Nabi Ibrahim sudah lama menantikan hadirnya
anak. Di usianya yang tak lagi muda, Allah menjawab segala doanya dengan
kelahiran Ismail dan Ishaq. Kedua putranya juga menjadi Nabi dan menurunkan
keturunan yang juga menjadi Nabi. Karena itulah, Nabi Ibrahim dijuluki sebagai
Abul Anbiyaa yang berarti Bapak Para Nabi.

7. Nabi Luth.

Nabi Luth merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim.Dia diutus Allah untuk
berdakwah kepada kaum Sodom, kaum yang rusak dan terkenal dengan perilaku seks
sesama jenis.Dakwah Nabi Luth pun ditentang oleh mereka.Sesaat setelah mereka
mengusir Nabi Luth, Allah membinasakan mereka dengan bencana gempa bumi dan
angin kencang.

8. Nabi Ismail.

Nabi Ismail merupakan anak Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar. Salah satu
mukjizat Nabi Ismail pun masih bisa kita lihat hingga sekarang, yakni air
zamzam.Nabi Ismail juga sempat menerima perintah Allah untuk disembelih oleh
ayahnya sendiri.Namun ketika Nabi Ibrahim menghunuskan benda tajam untuk
menyembelihnya, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan kambing.Peristiwa itulah

7
yang pada akhirnya menjadi awal mula qurban pada Hari Raya Idul Adha.Dari
keturunan Nabi Ismail kelak Nabi Muhammad lahir sebagai Nabi terakhir.

9. Nabi Ishaq.

Nabi Ishaq merupakan anak dari Nabi Ibrahim dengan Sarah.Dia lahir 14 tahun
setelah Nabi Ismail.Dia juga selalu mengikuti ayahnya dalam berdakwah.Dalam
Alquran disebutkan bahwa Nabi Ishaq adalah hamba yang memiliki ilmu, akhlak, dan
perbuatan yang baik.Dari keurunannya lahir Nabi-Nabi yang berasal dari Bani Israil.

10. Nabi Yaqub.

Nabi Yakub merupakan anak Nabi Ishaq.Dalam beberapa riwayat, Nabi Yaqub
digambarkan sebagai sosok yang memiliki karakter yang kuat dan keimanan yang
luar biasa.Bahkan sebelum Nabi Yaqub wafat dan terbaring lemah pun, dia berwasiat
kepada para putra untuk tetap menjalankan perintah Allah.

11. Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf merupakan anak Nabi Yaqub.Dia pernah mendapat mimpi di mana
bulan, matahari, dan bintang bersujud padanya. Sejak itulah, Nabi Yakub mengetahui
bahwa putranya akan menjadi orang besar.Nabi Yusuf juga memiliki mukjizat antara
lain:

a. Memiliki paras yang tampan. Bahkan dalam kisahnya, para wanita pernah
mengiris jarinya sendiri saat terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf.
b. Mampu menafsirkan mimpi. Nabi Yusuf perah menafsirkan mimpi Raja dan
akhirnya diangkat sebagai pejabat di Mesir.

12. Nabi Ayub.

Nabi Ayub adalah seorang Nabi yang memiliki banyak harta, keturunan, dan
berakhlak mulia.Meski begitu, Nabi Ayub tak pernah sombong dan terus berbuat
baik.Allah pun menguji Nabi Ayub dengan cobaan yang berat.Dia harus kehilangan
hartanya, anak-anaknya, dan menderita penyakit kulit.Namun dalam kondisi tersebut
Nabi Ayub tetap bersabar dan berserah diri pada Allah.Beberapa mukjizat Nabi Ayub
antara lain:

a. Memiliki kesabaran yang luar biasa.

8
b. Mampu mengeluarkan air dari tanah yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

13. Nabi Syuaib.

Nabi Syuaib diutus Allah pada kaum Madyan, kaum yang suka menipu dan
membangkang.Karena tetap ingkar dan tak mengikuti Nabi Syuaib, maka Allah
memberikan ujian berupa badai panas, mendatangkan awan hitam, hingga gempa
bumi yang membinasakan.

14. Nabi Musa.

Nabi Musa merupakan Nabi yang memerangi Raja Firaun yang tamak.Dia
mempimpin Bani Israil agar menyembah Allah. Atas izin Allah, Nabi Musa juga
memiliki mukjizat antara lain:

a. Mampu menghidupkan orang mati.Nabi Musa pernah memohon pada Allah


untuk menghidupkan orang yang telah meninggal untuk mengungkap kasus
pembunuhan.
b. Memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular.
c. Mampu membelah laut Merah.Saat Firaun dan tentaranya mengejar Nabi Musa
dan kaumnya, Laut Merah pun terbelah memberi jalan. Namun ketika Firaun dan
tentaranya mengikuti jalan tersebut, laut kembali seperti semula dan
menenggelamkan mereka.
d. Dianugerahi Kitab Taurat yang berisi tentang 10 firman Allah bagi Bani Israil.

15. Nabi Harun.

Kisah Nabi Harun sering dikaitkan dengan kisah Nabi Musa.Nabi Harun
merupakan seorang Nabi yang dikaruniai kemampuan bahasa yang sangat baik.Nabi
Harun juga berjuang untuk memberantas berhala yang dipimpin oleh Samiri, tukang
sihir dari kerajaan milik Firaun.

16. Nabi Dzulkifli.

Nabi Dzulkifli merupakan Nabi yang tinggal Irak.Tak banyak kisah yang
menceritakan Nabi Dzulkifli, namun dia dikenal tetap tegar mengajarkan untuk
menyembah Allah meski sempat mendapat siksaan, dirantai, hingga dipenjara.

9
17. Nabi Daud.

Nabi Daud merupakan keuturunan Nabi Ibrahim ke-12.Nabi Daud menjadi raja
setelah terbunuhnya raja Thalut.

Beberapa di antara mukjizat Nabi Daud adalah:

a. Dianugerahi kitab Zabur.


b. Memiliki suara yang merdu.Saat Nabi Daud membaca kitab Zabur, suaranya
mampu membuat orang sakit menjadi sembuh, membuat air dan angin menjadi
tenang, hingga bukit-bukit turut memuji Allah.

18. Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman adalah salah satu Nabi yang terkenal sebagai raja yang kaya dan
memiliki kekuasaan yang besar.Atas izin Allah, Nabi Sulaiman juga memiliki
mukjizat antara lain:

a. Memiliki kekayaan yang berlimpah. Bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan


bahwa istana Nabi Sulaiman sangat luas dan bertabur batu mulia.
b. Dapat berbicara dengan binatang.
c. Mampu menundukkan angin.
d. Memiliki bala tentara dari kalangan manusia, jin, dan hewan.
e. Mengalirkan tembaga dari perut bumi.

19. Nabi Ilyas.

Masih di kalangan bani Israel, Nabi Ilyas menghadapi kaum yang gemar
menyembah berhala bernama Ba'al.Meski telah menerima dakwah dari Nabi Ilyas,
namun mereka tetap ingkar hingga Allah pun menurunkan azab berupa kekeringan
yang panjang.

20. Nabi Ilyasa.

Nabi Ilyasa adalah anak angkat dari Nabi Ilyas. Nabi Ilyasa diberikan tugas untuk
melanjutkan dakwah dari sang ayah untuk Bani Israil. Salah satu mukjizat Nabi
Ilyasa adalah menghidupkan orang mati atas izin Allah.

21. Nabi Yunus.

10
Nabi Yunus adalah Nabi yang diutus untuk menyadarkan kaum Assyira
penyembah berhala di kota Niniwe. Ketika menaiki kapal bersama pengikutnya,
awan hitam dan badai besar terjadi.Para penumpang kapal pun mengorbankan Nabi
Yunus dan menenggelamkannya ke laut.Meski sempat ditelan paus, Allah tetap
menyelamatkan Nabi Yunus.Hal inilah yang menjadi salah satu mukjizat Nabi
Yunus.

22. Nabi Dzakaria.

Nabi Dzakaria merupakan keturunan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.Tak banyak
kisah mengenai Nabi Dzakaria, namun menurut beberapa riwayat, Nabi Dzakaria
juga memiliki sikap yang rendah hari dan selalu bersyukur kepada Allah. Seperti
Nabi Ibrahim, Nabi Dzakaria juga mendapat keturunan saat usianya yang tak lagi
muda.

23. Nabi Yahya.

Nabi Yahya adalah putra dari Nabi Dzakaria, dia disebut sebagai salah satu orang
yang benar terhormat dan suci. Allah menganugerahi Nabi Yahya dengan
kemampuan untuk mengetahui syariat. Nabi Yahya merupakan seorang yang sangat
rajin dan gemar membaca.Sejak kecil, Nabi Yahya sudah bisa memutuskan perkara
dan mencari jalan keluar untuk segala persoalan.

24. Nabi Isa.

Nabi Isa adalah Nabi yang tak memiliki ayah dan lahir dari seorang wanita suci
bernama Maryam. Beberapa mukjizat Nabi Isa antara lain:

a. Bisa berbicara saat bayi.Karena lahir tanpa ayah, Maryam dituduh telah
melakukan zina. Namun atas izin Allah, Nabi Isa yang masih bayi pun mampu
melindungi ibunya dengan berbicara bahwa beliau adalah hamba Allah yang
akan menjadi Nabi dan dianugerahi kitab Injil.
b. Menghidupkan burung dari tanah liat.
c. Menghidupkan orang yang sudah mati.
d. Menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak.
e. Menurunkan hidangan dari langit.
f. Dianugerahi kitab Injil.

11
25. Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad merupakan Nabi terakhir sekaligus penutup. Tak ada lagi Nabi
lain setelah Nabi Muhammad wafat. Ketika kelahiran Nabi Muhammad, banyak
peristiwa besar terjadi seperti runtuhnya berhala dekat Kabah dan padamnya Apiyang
disembah oleh kaum Majusi.Nabi Muhammad SAW memiliki mukzijat antara lain:

a. Mukjizat terbesar adalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam.


b. Mampu membelah bulan.
c. Mengalirkan air dari jemari tangannya.
d. Mampu menurunkan hujan.
e. Di atasnya selalu dinaungi awan.
f. Melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha saat Isra Miraj, dan masih banyak
lagi.

B. Hakikat Beriman Kepada Nabi


Sebenarnya iman kepada para nabi itu memunyai arti yang dalam. Oleh karena itu rukun
iman ini mendapat tekanan lebih besar lagi. Seorang nabi bukan saja mengemban amanat ilahi,
melainkan pula harus menunjukkan bagaimana mempraktikkan amanat itu dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu nabi adalah contoh atau suri tauladan yang harus dianut. Hanya
tauladan seorang nabi yang dapat membangkitkan iman yang hidup dalam hati pengikutnya, dan
membawa perubahan dalam hidup mereka. Itulah sebabnya Al-Quran memberikan tekanan
khusus bahwa Nabi itu harus manusia. Pembangunan dan perbaikan manusia hanya dapat
dilaksanakan melalui nabi manusia. Fungsi malaikat hanyalah sebatas menyampaikan amanat
Ilahi kepada Nabi, manusia sempurna. Oleh karena itu malaikat adalah utusan yang diutus kepada
nabi, bukan kepada manusia seumumnya. Malaikat termasuk golongan makhluk lain, dan tak
dapat bertindak sebagai contoh bagi manusia. Jadi tugas membangun manusia itu dipercayakan
kepada manusia.6

C. Cerminan Beriman Kepada Rasul Dalam Kehidupan Sehari-hari


Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir Nabi Muhammad saw.
adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt. ke muka bumi ini. Tidak akan ada lagi
nabi atau rasul sesudah beliau saw. Hal ini merupakan keyakinan umat Islam yang sangat prinsip
dan telah disepakati oleh seluruh ulama mutaqaddimin dan mutaakh-khirin yang didasarkan

6
Muhammad Ali, Maulana. ISLAMOLOGI.(Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah. 1977).Hlm. 224.

12
kepada dalil-dalil naqli yang qath’i (pasti) dan dalil-dalil “aqli yang logis antara lain sebagai
berikut: Q.S. Al Ahzab ayat 40 yang artinya: “ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah
Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab: 40)
Dalam ayat ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Muhammad adalah khatamannabiyin
(penutup para nabi).Mencintai nabi Muhammad saw. adalah suatu keniscayaan dan menduduki
peringkat yang paling tinggi, tentu setelah kecintaan kepada Allah swt, dibandingkan dengan
kecintaan kepada selain beliau. Seseorang belum dikatakan sungguh-sungguh mencintai
Rasulullah saw. jika ia masih menomorduakan kecintaan kepada beliau di bawah kecintaan
kepada selain beliau. Mari kita renungkan firman Allah swt. dalam Q.S. At-Taubah ayat 24 yang
artinya sebagai berikut:
“ Katakanlah , “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan kaum keluarga
kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya.” Allah tidak memberikan petunjuk kepada
orang-orang fasiq.” (Q.S. At-Taubah ayat 24). Kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya juga
merupakan parameter keimanan seseorang. Lebih dari itu, manisnya iman akan dirasakan seorang
muslim jika dia telah menjadikan Allah swt. dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada ragam
kecintaannya kepada sekelilingnya.7

D. Eksistensi Nabi Muhammad Sebagai Nabi Terakhir


Rasulullah SAW. lahir dari dilahirkan pada hari senin tanggal 12 rabi’ul awal tahun gajah
(570 M). beliau adalah Muhammad saw. Bin Abdullah bin abdul muthalib bin hasyim bin abdi
manaf bin qushay bin kilab bin murrah bin ka’ab bin lu’ayy bin ghalib bin fihr bin malik bin
nadhr bin kinanah bin khuzaimah bin mudrikah bin ilyas bin mudhar bin nizar bin ma’ad bin
adnan. Nasab adnan berakhir pada sayyidina Isma’il bin ibrahim alaihimas al-salam.
Sebelum beliau dilahirkan ayahnya telah wafat oleh karena itu kakeknyalah yang mengasuh
beliau kemudian di susui oleh Halimatus Sa’diyah.Setelah kakeknya wafat beliau diasuh oleh
pamannya yaitu Abu Thalib.salah satu dari usaha Muhammad yang terpenting sebelum di utus
menjadi rosul ialah berniaga ke syam membawa barang-barang Khadijah.Perniagaan ini
menghasilkan laba yang banyak dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dengan
Khadijah dan mereka kemudian mereka menikah.Waktu itu beliau berumur 25 tahun dan
khadijah sudah janda yang berumur 40 tahun.

7
Martiani. 101 info tentang nabi dan rasul, (Bandung: Mirzah Publika). Hlm. 22.

13
Nabi atau Rasul adalah seorang manusia biasa yang diangkat Allah dalam rangka
mengemban misi ketuhanan untuk setiap manusia.Dalam kapasitasnya sebagai manusia, seorang
Nabi atau rasul tentu terikat dengan hukum alamiahnya (lahir–berkembang–mati). Sementara itu,
dalam kapasitasnya sebagai manusia pilihan Allah yang bertugas membawakan berita “langit”
dan risalah ketuhanan, seorang Nabi atau Rasul mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan
manusia pada umumnya. Dengan mengetahui karakteristik Nabi, diharapkan dapat diketahui
kapan Muhammad berkedudukan sebagai Nabi atau Rasul, di mana semua tindakan beliau selalu
bersifat mengikat (wujub al-qiyam = wajib dilaksanakan), dan kapan Muhammad berkedudukan
sebagai manusia biasa, di mana tidak semua tindakan beliau selalu bersifat mengikat (wujub al-
qiyam), melainkan hanya sebagai teladan baik (uswah hasanah) saja. Maka sangat perlulah
kiranya kita melihat bagaimana kehidupan Nabi dalam berbagai posisi yang beliau emban.
Di sini penulis tidak akan membahas bagaimana awal mula kehidupan Nabi, mulai dari
nasab, kisah masa kecil beliau atau tarikh nabi semasa hidup. Tapi akan dibahas mengenai kisah
atau riwayat yang menunjukkan berbagai posisi yang dimiliki Nabi saw. 8
Nabi Muhammad saw sebagai Nabi/ Rasul Secara historis, perjalanan Nabi Muhammad saw.
sebagai pembawa risalah langit terbagi dalam tiga periode, yaitu pertama, periode  pra
kerasulan, kedua, periode kerasulan dan ketiga, periode pasca kerasulan. Tahap kedua masa
kenabian di awali dengan dengan kondisi demografis sosiologis Arab, yakni kondisi masa
Makiyyah dan masa Madaniyah. Latar belakang kehidupan bangsa Arab yang begitu buruk lah
yang menjadi sejarah awal perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan ajaran Islam.Tepat
pada umur 40 tahun, Muhammad bin Abdullah, suami dari Siti Khadijah, menerima tugas
kenabian yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia. Tugas yang tentu saja tidak mudah,
sehingga Nabi Muhammad SAW sendiri pada awalnya sempat ragu, apakah benar yang diterima
adalah wahyu, dan apakah juga merupakan pengangkatan sebagai Nabi (yang menerima wahyu)
dan Rasul (yang diutus menyampaikan misi). Tetapi sang pendamping Siti Khadijah, yang teguh
hati, menenangkan, menentramkan, menguatkan dan memastikan bahwa yang diterima benar
wahyu dan baginda benar-benar diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Dalam salah satu dialog yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah RA,
pada awal penerimaan wahyu. Nabi Muhammad SAW pernah berkeluh kesah dan berkata pada
Khadijah RA: “Wahai Khadijah, tidak ada sesuatu yang paling aku benci kecuali berhala dan para
peramal itu, aku khawatir aku akan diangkat menjadi peramal”. “Tidak”, kata Khadijah. “Demi
Allah, Dia tidak akan menghinamu, karena kamu adalah orang yang baik terhadap keluarga, suka
menjamu tamu, berani mengambil tanggung jawab besar, memberi orang yang kekurangan, dan

8
Thahan, Mahmud, Taisir Mustalah al-Hadits, Surabaya: al-Haramain, tt. hal 117

14
membantu orang-orang kesusahan. Kamu memiliki banyak sifat-sifat yang baik, yang dengan itu,
kamu sama sekali tidak akan didatangi setan”, sambung Khadijah.(HR.Imam Muslim).
Pada kesempatan lain, Siti Khadijah memastikan dan meyakinkan: “Tenanglah wahai anak
pamanku, dan tabahlah. Demi Dzat yang menguasai Khadijah, aku yakin kamu terpilih menjadi
Nabi bagi umat ini”. Khadijah RA pun kemudian menenangkan Nabi SAW, dengan membawa
beliau bertemu Pendeta Waraqah bin Nawfal, yang bisa meyakinkan bahwa yang ditemui Nabi
SAW adalah benar Malaikat Jibril seperti yang juga datang kepada Nabi Musa AS.
Kekhawatiran Nabi ini mungkin muncul karena kebesaran misi kenabian yang harus
diemban. Misi untuk melakukan perubahan besar pada kehidupan manusia,  dalam bahasa al-
Qur’an dilukiskan sebagai misi ‘yukhrijuhum min azh-zhulumât ilâ an-nûr’: mengeluarkan
manusia dari kehidupan yang penuh kegelapan, kemusyrikkan, kezaliman, menuju kehidupan
yang penuh cahaya, ketauhidan dan keadilan. Firman Allah tentang misi Nabi kepada seluruh
umat manusia, yang artinya :

1(‫يز ْال َح ِمي ِد‬


ِ ‫اط ْال َع ِز‬ ِ ‫ور بِإِ ْذ ِن َربِّ ِه ْم إِلَى‬
ِ ‫ص َر‬ ُّ َ‫اس ِمن‬
kِ ‫الظلُ َما‬
ِ ُّ‫ت إِلَى الن‬ َ َّ‫الر ِكتَابٌ أَ ْنزَ ْلنَاهُ إِلَ ْيكَ لِتُ ْخ ِر َج الن‬

“Alif Lâm Râ, (ini) adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu, agar kamu (dapat)
mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengan izin Tuhanmu, yaitu ke jalan
(Tuhan) Yang Maha Agung dan Amat Terpuji”. (QS. Ibrahim, 14: 1).

Lebih tegas lagi, misi kenabian itu dilukiskan al-Qur’an surat al-A’râf ayat ke-157:

ِ ‫ي الَّ ِذي يَ ِجدُونَهُ َم ْكتُوبًا ِع ْن َدهُ ْم فِي التَّوْ َرا ِة َواإْل ِ ْن ِجي ِل يَأْ ُم ُرهُ ْم بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف َويَ ْنهَاهُ ْم ع‬ َّ ‫ي اأْل ُ ِّم‬
َّ ِ‫الَّ ِذينَ َيتَّبِعُونَ ال َّرسُو َل النَّب‬

ْ ‫ض ُع َع ْنهُ ْم إِصْ َرهُ ْم َواأْل َ ْغاَل َل الَّتِي كَان‬


َ‫َت َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ِ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْالخَ بَائ‬
َ َ‫ث َوي‬ ِ ‫َر َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬
ِ ‫ِن ْال ُم ْنك‬

“Mereka orang-orang yang mengikuti Nabi yang buta huruf, mereka temukan namanya tertulis
dalam Kitab Taurat dan Injil, (misinya) menyeru mereka pada kebaikan, melarang kemungkaran,
menghalalkan sesuatu yang baik bagi mereka, mengharamkan mereka (mengkonsumsi) sesuatu
yang kotor, melepaskan mereka dari beban berat dan belenggu-belenggu yang (menggelayuti)
mereka”. (QS. Al-A’râf, 7: 157).

Dalam suatu hadits di sebutkan bahwa sesungguhnya nama Nabi Muhammad telah di
sandingkan di sisi Allah sebelum dunia ini ada, Al-‘Irbadh bin sariyah berkata,
Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku adalah Nabi yang
terakhir di sisi Allah pada saat Adam masih bercampur dengan tanah.” (HR. Ibnu Hibban, Al-
Hakim,danAhmad).

15
Maisarah A-Fajr berkata, aku bertanya, “Ya Rasulullah kapankah engkau menjadi Nabi?”
Beliau menjawab, “Pada saat Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan bumi, peristiwa di langit,
menciptakan tujuh langit, menciptakan Arasy, lalu Dia menulis di tiang Arasy ‘Muhammad
adalah penutup rasul’. Dia menciptakan surga yang mana Adam dan Hawa ditempatkan di sana,
Dia menulis namaku pada pintu-pintu, daun-daun kubah, dan kemah-kemah, sedangkan Adam
masih berada di antara Ruh dan Jasad. Tatkala Allah menghidupkan Adam, Adam pun melihat ke
arah Arasy dan melihat namaku, Allah memberitahukannya bahwa itu adalah penghulu
keturunanmu.Ketika Adam dan Hawa diperdayakan oleh setan, mereka bertaubat dan memohon
syafaat kepada Allah dengan menggunakan namaku.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ath-
Thabarani).

Hadits lain yang cukup masyhur tentang kerasulan Muhammad adalah;  “Bu’itstu li-
utammima makârim al-akhlâq” (Bahwa aku diutus (ke dunia ini), untuk menyempurnakan akhlaq
mulia), (Riwayat Imam Malik) .9

Kebaikan akhlaq adalah misi utama kenabian yang diemban Rasulullah SAW.Dengan
demikian, misi kenabian bagi kemanusiaan adalah bagaimana menciptakan kehidupan yang
penuh kasih sayang, tanpa kekerasan, kekasaran dan kesombongan serta ehidupan yang penuh
dengan akhlak mulia. Dalam salah satu teks hadis lain, lebih tegas disebutkan: “Sesungguhnya,
aku hanyalah diutus untuk menebar kasih sayang, dan tidak untuk pelaknatan”. (Riwayat Imam
Muslim).

Misi ke-Rasulan tentu bukan misi yang ringan dan mudah.Hanya karena taufiq dan ma’unah
(pertolongan) dari Allah SWT, serta keteguhan hati dan kekuatan moralitas Nabi SAW, yang
membuat misi itu bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, 23 tahun. Tidak
heran, sehingga saat sebelum Nabi SAW wafat, turunlah ayat “al-yawma akmaltu lakum dînakum
wa atmamtu ‘alaikum ni’matî wa radhitu lakum al-islâma dînan”.

Tentu saja, kesempurnaan yang dimaksud adalah dalam hal prinsip untuk menegaskan
ketauhidan dan keadilan, serta menegasikan kemusyrikan dan kezaliman.Karena dalam tataran
praktis, ayat ‘kesempurnaan’ ini bukan ayat terakhir.Masih ada jeda waktu enam bulan paska
turunnya ayat ini.Di mana Nabi SAW – pun, masih menerima wahyu ayat-ayat al-Qur’an. Di
samping kesempurnaan al-Qur’an juga masih harus dijelaskan dengan teks-teks Hadis, ijma’,
qiyas, kajian bahasa dan pendekatan-pendekatan ijtihad yang lain.

9
Al-Tazi, Mustofa Amin Ibrahim, Muhadharat fi Ulum al-Hadits, Kairo: Matba'ah Dar al-Tasrif, 1971. hal 77

16
Nabi Muhammad saw sebagai Pemimpin Umat/ Negara Para Nabi dan Rasul yang di utus Alloh,
dilihat dari pendekatan visi dan misi, dapat dibagi ke dalam dua bagian, pertama, Nabi yang
hanya membawa doktrin teologis semata dan kedua, nabi yang membawa doktrin teolgis
sekaligus membawa doktrin politis.  Doktrin Teologis adalah doktrin yang menekankan substansi
moral dalam mempersatukan ideal moral manusia dengan ideal moral Tuhan tanpa melakukan
perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut, sedangkan Doktrin
teologis politis adalah doktrin yang mengedepankan ajakan moral sekaligus berusaha melakukan
perubahan sistem untuk menata institusi-institusi sosial politik. Pendapat ini di sampaikan oleh
Dedi Supriyadi dalam bukunya Sejarah perdaban Islam.Nabi-nabi yang termasuk Ulul
‘Azmi tergolong pembawa doktrin teologis politis.

Nabi muhammad juga termasuk golongan tersebut, karena selain beliau mengajarkan nilai-
nilai Islam yang berkaitan dengan hal-hal bersifat keakhiratan , juga berusaha beserta umatnya
menata kekuatan untuk mengambil alih kepemimpinan orang Quraisy. Peran ini sebegitu
dominan, terutama pada saat Nabi berada di Madinah.

Jika mau jujur sebetulnya hingga saat ini belum ada pemimpin negara yang mampu bersaing
dengan Nabi Muhammad saw. “Kampanye” Cara yang beliau kerjakan pun  benar-benar
terstuktur. Sahabat-sahabat yang menjadi tulang punggung beliau dalam perjuangan mempunyai
kharisma yang cukup besar dalam golongannya masing-masing.Sebut saja Abu Bakar ra.yang
mewakili kalangan tua dan tokoh masyarakat. Kemudian Ali bin Abi Thalib ra.  mewakili
kalangan muda terpelajar. Khadijah ra.mewakili kalangan wanita pengusaha.  Zaid bin Haritsah
ra.  mewakili kalangan tenaga kerja (khadam). Bilal bin Rabah ra. mewakili kalangan mantan
budak. Ibnu Shihab Ar-Rumi mewakili belahan dunia barat (Romawi).Salman Al-Farisi mewakili
belahan dunia Timur (Persia). Utsman bin Affan ra. mewakili kalangan saudagar. Asma binti Abu
Bakar ra.mewakili kalangan aktivis perempuan. Aisyah binti Abu Bakar ra.mewakili kalangan
wanita terpelajar. Umar bin Khattab ra. mewakili kalangan elit dan pejabat publik.

Usamah bin zaid ra. mewakili anak-anak belasan tahun (remaja lingkungan). Abdullah bin
Umar ra. mewakili kalangan remaja terpelajar. Hasan bin Tsabit ra. mewakili kalangan pujangga
seniman dan penyair.  Zaid bin Tsabit  ra. mewakili kalangan muda ahli bahasa. Al-Habbab ibnu
Mundzir ra. mewakili kalangan militer dan ahli strategi perang. Nuaim bin Mas’ud ra. mewakili
kalangan ahli rekayasa dan menejemen konflik. Ummu Aiman ra. mewakili wanita pekerja dan
Ibu Rumah Tangga. Abdullah ibnu Mas’ud ra. mewakili kalangan Qurra’ (Qari Al-Qur’an).

17
Dengan mendasarkan nama-nama diatas, cukuplah kiranya fakta bahwa nabi adalah
pemimpin yang disegani, dicintai, dihargai, dipuja, oleh semua lapisan rakyatnya.Lalu beliau
telah mampu merangkul begitu banyak golongan dan mereka mendaulat Nabi sebagai pemimpin
dan sikapnya tidak berubah beliau tetap saja sebagai pribadi yang sangat bersahaja dan patut
ditiru. Berikut contoh kisah-kisah Nabi yang menggambarkan bagaimana Rasululloh menjadi
pemimpin negara yang sangat bijak dan adil, serta peradaban yang beliau  bangun, antara lain;

Peletakan asas-asas politik, ekonomi dan sosial, masyarakat Islam pertama yang dibangun
Rasulullah adalah masyarakat Madinah. Karena di kota inilah kepluralitasan suatu negara sangat
dijunjung tinggi, berbeda dengan di Makkah. Secara sistematik, proses peradaban yang dilakukan
oleh Nabi pada masyarakat Islam di Yasrib adalah:

Nabi mengubah nama Yasrib menjadi Madinah. Nama ini menggambarkan cita-cita Nabi
Muhammad yaitu membentuk sebuah masyarakat yang maju dan berperadaban.

Membangun Masjid Nabawi di Madinah.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di


Madinah(mu’akhat).Membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang selain IslamNabi
Muhammad saw. membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan yang datang dari
musuh-musuh Islam.Bersama-sama masyarakat Madinah membentuk Piagam Madinah sebagai
dasar kehidupan kenegaraan dan sebagai dasar  hubungan antar sesama anggota komunitas Islam
maupun dengan komunitas selainya.

Kisah Nabi saat memimpin Perang Uhud. Kemampuannya dalam mengadakan hubungan
internasional dengan berkirim surat yang bertujuan untuk “memproklamirkan Islam” kepada para
raja dan gubenur dari negara lain. Ketika kemudian praktek kenegaraan yang dijabarkan oleh
nabi, yaitu “Membangun negara Madinah dan pemerintahannya” ditinggalkan Nabi, meninggal
dunia,  Praktek ini tetap dilanjutkan oleh penerus beliau, 4 khalifah yang terkenal (Abu Bakar,
Umar, Usman dan Ali) atau Khulafaurrasyidin Ahmadiyyin (Pemimpin yang cerdas dan
mendapat petunjuk).10

Nabi Muhammad saw sebagai Manusia Biasa Walaupun Nabi Muhammad begitu mulia dan
agung, serta memiliki kedudukan yang langsung di bawah Alloh swt, pada  kenyataannya beliau
adalah manusia biasa secara fisik. Dalam kapasitasnya sebagai manusia, seorang Nabi tentu
terikat dengan hukum alamiahnya (lahir–berkembang–mati).Nabi juga makan, minum punya istri
sebagaimana manusia biasa.Rasul adalah seorang manusia biasa yang diangkat Allah dalam

10
Azami, MM, Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000. hal 23

18
rangka mengemban misi ketuhanan untuk setiap manusia.dalam kapasitasnya sebagai manusia
pilihan Allah yang bertugas membawakan berita “langit” dan risalah ketuhanan. Seorang Nabi/
Rasul mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan manusia pada umumnya. Berikut ini contoh
kapasitas Nabi sebagai manusia biasa yang patut diteladani karena semua yang datang dari nabi
adalah Sunnah dan sudah seharusnya di ikuti:

Sebagai manusia biasa (basyar), Muhammad bisa melakukan “kekhilafan” sebagaimana


manusia pada umumnya.Dalam suatu kesempatan, Muhammad memang pernah mengambil suatu
tindakan yang didasarkan atas sifat-sifat kemanusiannya, di mana ternyata tindakan yang diambil
beliau langsung mendapat teguran keras dari Allah. Di antara contoh tindakan Muhammad yang
didasarkan atas sifat kemanusian tersebut adalah ketika  beliau mengacuhkan Ibn Umm Maktum
al-A’ma ketika para pembesar kaum Musyrik datang kepada beliau, di mana peristiwa ini lah
yang menyebabkan turunnya Q.S. Abasa, (80):1-2.  Adapun contoh lain adalah peristiwa yang
menjadi latar belakang turunnya Q.S. al-Anfal (8): 67.

Kaitannya dengan berbagai posisi yang di miliki Nabi saw selama hidup, baik sebagai Rasul,
sebagai pemimpin umat ataupun sebagai manusia biasa, Abdul Harits dalam artikelnya tentang
sebutan Nabi yang ada di dalam Al Qur’an menemukan lima macam sebutan untuk Rosululloh
saw. Nama- nama itu pada dasarnya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu:

Muhammad dengan sebutan Ahmad Sebutan “Ahmad” dalam al-Qur’an hanya ditemukan


dalam satu ayat yaitu Q.S. al-Saf (61): 6. Penyebutan ini terkait dengan misi Isa Ibn Maryam
sebagai seorang Rasul yang membenarkan firman Allah dalam kitab Taurat dan berita gembira
tentang akan datangnya seorang Rasul yang bernama Ahmad.  Yang dimaksud Ahmad dalam ayat
tersebut adalah Muhammad sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain (Q.S. al-Fath, 48:29). 
Menurut Muhammad Taqiyuddin al-Hilali dan Muhammad Muhsin Khan, Ahmad adalah nama
kedua dari Muhammad saw. yang berarti orang yang memuji Allah lebih dari selainnya.

Sementara, menurut al-Ragib al-Asfahani, kata Ahmad mengisyaratkan kepada (kenyataan


kondisi) Nabi s.a.w. baik pada nama maupun tindakan beliau. Hal ini merupakan peringatan
bahwa nama Ahmad sebagaimana yang ditemukan dalam kenyataannya adalah seorang yang
terpuji akhlaknya dan segala gerak-geriknya (ahwal)..  Jadi, kata Ahmad dalam al-Qur’an
merupakan nama lain dari Muhammad yang pernah disinggung dalam kitab-kitab sebelumnya,
terutama kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru).

19
Muhammad dengan sebutan Muhammad Dalam al-Qur’an, penyebutan “Muhammad” hanya
ditemukan dalam empat ayat saja, yaitu Q.S. Ali Imran  (3): 144; al-Ahzab  (33): 40; Muhammad
(47): 2; dan al-Fath (48): 29. Kesemua ayat tersebut selalu dikaitkan secara langsung dengan
sebutan “Rasul”, kecuali Q.S. Muhammad (47): 2, yang harus selalu ditaati. Akan tetapi, secara
tidak langsung Q.S. Muhammad (47): 2 tersebut juga mengisyaratkan keharusan percaya (iman)
terhadap risalah yang disampaikan oleh Muhammad, karena risalah tersebut merupakan
kebenaran dari Allah. Jadi penyebutan “Muhammad” dalam al-Qur’an selalu dikaitkan dengan
fungsinya sebagai seorang utusan (Rasul) Allah yang harus ditaati.

Di samping itu, kata “Muhammad” juga diangkat sebagai salah satu nama surat dalam al-
Qur’an.  Secara umum isi dari surat Muhammad ini adalah seruan untuk selalu percaya (iman)
terhadap risalah Muhammad sebagai sebuah kebenaran dari Allah (ayat 2).

Muhammad dengan sebutan Rasul (utusan) Kata “rasul” (termasuk bentuk pluralnya) dalam


al-Qur’an disebut sebanyak 342 kali.  Berdasarkan penelitian Abdullah Yusuf Ali, pengertian
harfiah kata “rasul” dalam seluruh ayat al-Qur’an adalah “orang yang diutus”.   Oleh karena itu,
penggunaan kata “rasul” dalam al-Qur’an dapat dalam pengertian “malaikat” (seperti Q.S. al-
H}aqqah (69): 40; al-Takwir (81): 19; Hud (11): 69, 77 & 81; al-Ankabut (29): 31 & 33; al-
Mursalat  (77): 1; dan al-Zukhruf  (43): 80), juga dapat dalam pengertian “nabi” (seperti Q.S. Ali
Imran (3):144; al-Maidah (5): 68; al-An’am (6): 48; dan al-Kahfi (18) 56), (Q.S. al-Mu’minun
(23): 51).

Jika dilihat dari arti Rasul terkait dengan ketaatan, maka kewajian ketaaan yang terdapat
dalam al-Qur’an selalu terkait dengan rasul, bukan nabi. Pada kutipan ayat pertama (al-Maidah 
(5):15), kata rasul dikaitkan dengan ahl al-kitab, baik umat Yahudi dengan Kitab Suci Tauratnya
ataupun umat Nasrani dengan Kitab Suci Injilnya. Di sini juga, kata rasul mengacu pada nur
(Muhammad)  dan Kitab Suci al-Qur’an.  Sementara pada kutipan ayat yang kedua dan ketiga,
secara tegas bahwa seorang rasul harus ditaati.

Dengan demikian, dapat ditegaskan di sini bahwa penyebutan Muhammad sebagai rasul
mengacu pada dua sepesifikasi di atas.Muhammad adalah seorang yang diutus Allah untuk
menyampaikan risalah (Kitab Suci al-Qur’an) sebagai syari’at bagi umat Muhammad, dan
seorang utusan Allah yang harus ditaati seruan-seruannya (baik yang terdapat dalam al-Qur’an
maupun selain al-Qur’an, al-sunnah). Sebagaimana yang akan kita bahas pada fungsi Hadits
terhadap Al Qur’an.

20
Muhammad dengan sebutan Nabi Kata “nabi” (tanpa hamzah) dalam al-Qur’an disinggung
sebanyak 80 kali,  di mana akar katanya (n – b – a) yang berarti pembawa berita. Bila dilihat
bentuknya, kata ini merupakan bentuk ism fa’il yang menyalahi aturan (anomaly), di mana
bentuk yang semestinya adalah nabi’ (dengan hamzah). Penyimpangan ini adalah kesengajaan
dimaksudkan untuk menempatkan pembawa berita yang “agung” (  dari Allah) pada derajat lebih
tinggi daripada pembawa berita selainnya.

Muhammad dengan sebutan Basyar (Manusia) Dalam al-Qur’an, penyebutan


kata basyar ditemukan dalam 47 ayat.  Kata basyar ini hampir semuanya mempunyai pengertian
“manusia”  dalam arti lahiriah yang kasat mata dan dapat diraba, kecuali Q.S. al-Mudastir (74):
29, yang berarti kulit manusia. Menurut Musa Asy’ari, pengertian basyar adalah manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas lahiriyahnya yang dipengaruhi oleh
dorongan kodrat alamiahnya, seperti makan, minum, bersetubuh, dan akhirnya mati.

Bila ke-47 ayat yang di dalamnya ditemukan kata basyar dicermati secara seksama, maka
penggunaannya mempunyai konteks yang berbeda-beda. Allah menjelaskan melalui rasul dan
nabi-Nya bahwa mereka (para rasul dan nabi) adalah manusia seperti mereka, hanya saja mereka
diberi karunia (kelebihan) di banding yang lain. Di antara contoh ayat yang menjelaskan hal ini
adalah Q.S. Ibrahim, (14):10-11. Kenyataan kemanusian Muhammad pun juga diakui olehnya
sendiri dalam al-Qur’an, meskipun kemanusiaannya memang berbeda dari selainnya. Beliau
adalah manusia yang diberi wahyu tentang tauhid kepada Allah (Q.S. al-Kahfi, 18:110 & Fussilat,
14:6).

Demikian pula dalam Q.S. al-Isra’ (17): 93-94 yang terkait dengan ayat sebelum dan
sesudahnya (ayat 90-93 & 95) di mana orang-orang kafir tidak percaya kepada Muhammad
karena ia tidak mampu membawakan mukjizat yang bersifat material (memancarkan air dari
bumi, memiliki kebun kurma dan anggur dengan air sungai yang melimpah, menjatuhkan langit,
mendatangkan Allah dan malaikat, memiliki rumah emas atau kemampuan naik ke langit). 11

Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai Rasul Atau Nabi Rasul adalah
utusan Allah di bumi untuk menyampaikan risalah atau wahyu kepada manusia dan
memerintahkan agar manusia mau beriman dan menyembah Allah serta beribadah kepadaNya.
Nabi Muhammad saw merupakan rasul yang terakhir yang diturunkan kepada semesta alam dan
membawa rahmat bagi semesta alam. Kehadiran Nabi Muhammad adalah untuk menegakkan dan

11
AsSa'idi, Abdullah, Hadits_Hadits Sekte, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. hal 177

21
menyebarkan ajaran yang berupa agama Islam di tanah Arab khususnya dan di seluruh dunia pada
umumnya.

Sebagai rasul dan Nabi yang diutus untuk semesta alam tentulah Muhammad saw diberi
kitab yang memuat seluruh ajaran yang akan disampaikan kepada manusia. Kitab tersebut
bernama al-Qur’an. Namun sebagaimana diketahui, bahwa isi al-Qur’an sangat ringkas dan padat
sehingga tidak semua orang mampu memahaminya dengan baik, tanpa bantuan penjelasan dari
Nabi Muhammad saw. Bahkan mengenai kejadian yang mengiringi al-Qur’an saja, manusia tidak
mampu memahaminya dan tidak mempercayainya.Di situlah peran hadits sebagai penjelas al-
Qur’an juga sebagai penjelas kronologi kejadian wahyu. Seperti dalam hadits berikut:

Ketika wahyu pertama yaitu ayat 1-5 turun pertama kali, yaitu di gua hira’. Selagi usia Nabi
hampir mencapai 40 tahun. Gua hira’ terletak di Jabal Nur, yang jaraknya kira-kira dua mil dari
Makkah.

Ayat 1-5 merupakan wahyu yang pertama kali turun dan sekaligus bukti kerasulan Nabi
Muhammad.Adapun tentang kondisi Nabi sebelum turunnya wahyu tidak banyak ditemui
riwayatnya.Namun diceritakan bahwa sebelum menerima wahyu pertama, Nabi sering bermimpi
yang disebut al-ru’ya al-Shalihah (mimpi yang benar).Kemudian beliau ber-tahannuts di gua
hira’.Dan pada suatu malam didatangi oleh malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama,
yaitu surah al-’Alaq ayat 1-5.

Riwayat ini dapat ditemukan dalam kitab Bukhari dan Muslim melalui jalur yang berbeda.
Adapun riwayatnya adalah sebagai berikut:

‫ئ‬ ْ َ‫الزبَي ِْر ع َْن عَائِ َشةَ أُ ِّم ْال ُم ْؤ ِمنِينَ أَنَّهَا قَال‬
َ ‫ ِد‬kُ‫ت أَ َّو ُل َما ب‬ ُّ ‫ب ع َْن عُرْ َوةَ ب ِْن‬ ٍ ‫ْث ع َْن ُعقَي ٍْل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ ُ ‫ال َح َّدثَنَا اللَّي‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َيحْ يَى بْنُ بُ َكي ٍْر ق‬
َ ‫ْح ثُ َّم ُحب‬
‫ ِه‬kkْ‫ِّب ِإلَي‬ ِ ‫ق الصُّ ب‬ ِ َ‫ت ِم ْث َل فَل‬ kْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْن ْال َوحْ ِي الرُّ ْؤيَا الصَّالِ َحةُ فِي النَّوْ ِم فَ َكانَ اَل يَ َرى ر ُْؤيَا إِاَّل َجا َء‬
َ ِ ‫بِ ِه َرسُو ُل هَّللا‬
َ‫ ة‬kk‫ك ثُ َّم يَرْ ِج ُع إِلَى َخ ِدي َج‬ َ ِ‫ت ْال َع َد ِد قَ ْب َل أَ ْن يَ ْن ِز َع إِلَى أَ ْهلِ ِه َويَتَ َز َّو ُد لِ َذل‬ ِ ‫ث فِي ِه َوهُ َو التَّ َعبُّ ُد اللَّيَالِ َي َذ َوا‬ ِ ‫ْالخَ اَل ُء َو َكانَ يَ ْخلُو بِغ‬
ُ َّ‫َار ِح َرا ٍء فَيَتَ َحن‬
‫ال فَأَخَ َذنِي فَغَطَّنِي َحتَّى بَلَ َغ ِمنِّي ْال َج ْه َد‬ َ َ‫ئ ق‬ ٍ ‫ار‬ِ َ‫ال َما أَنَا بِق‬ َ َ‫ال ا ْق َر ْأ ق‬ ُ َ‫َار ِح َرا ٍء فَ َجا َءهُ ْال َمل‬
َ َ‫ك فَق‬ ِ ‫ق َوهُ َو فِي غ‬ ُّ ‫فَيَتَزَ َّو ُد لِ ِم ْثلِهَا َحتَّى َجا َءهُ ْال َح‬
‫ َذنِي‬kَ‫ئ فَأَخ‬ ِ َ‫ا بِق‬kَ‫ت َما أَن‬
ٍ ‫ار‬k ُ ‫ئ فَأَخَ َذنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ َحتَّى بَلَ َغ ِمنِّي ْال َج ْه َد ثُ َّم أَرْ َسلَنِي فَقَا َل ا ْق َر ْأ فَقُ ْل‬ ِ َ‫ت َما أَنَا بِق‬
ٍ ‫ار‬ ُ ‫ال ا ْق َر ْأ قُ ْل‬
َ َ‫ثُ َّم أَرْ َسلَنِي فَق‬
ْ ِ‫) الَّ ِذي عَلَّ َم ب‬  ‫ َر ُم‬k‫ك اأْل َ ْك‬
‫القَلَ ِم عَلَّ َم‬k َ ُّ‫ َر ْأ َو َرب‬k‫ق ا ْق‬
ٍ kَ‫انَ ِم ْن َعل‬k‫ق اإْل ِ ْن َس‬ َ kَ‫ق َخل‬ َ kَ‫ ِم َربِّكَ الَّ ِذي َخل‬k‫اس‬ ْ ‫ر ْأ ِب‬k
َ ‫ال { ا ْق‬k َ kَ‫لَنِي فَق‬k‫ةَ ثُ َّم أَرْ َس‬kَ‫فَغَطَّنِي الثَّالِث‬
‫ا َل‬kkَ‫ا فَق‬kkَ‫ َي هَّللا ُ َع ْنه‬k‫ض‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَرْ جُفُ فُؤَ ا ُدهُ فَ َدخَ َل َعلَى َخ ِدي َجةَ بِ ْن‬
ِ ‫ ٍد َر‬kِ‫ت ُخ َو ْيل‬ َ ِ ‫اإْل ِ ْنسَانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم } فَ َر َج َع بِهَا َرسُو ُل هَّللا‬
‫ا‬k‫ ةُ َكاَّل َوهَّللا ِ َم‬k‫ت َخ ِدي َج‬ ْ َ‫ال‬kَ‫ي فَق‬k‫يت َعلَى نَ ْف ِس‬ ِ ‫ ْد‬kَ‫ َر لَق‬kَ‫ا ْالخَ ب‬kَ‫ ةَ َوأَ ْخبَ َره‬k‫يج‬
ُ k‫خَش‬ َ ‫ال ِلخَ ِد‬ َ َ‫ع فَق‬ َ ‫زَ ِّملُونِي زَ ِّملُونِي فَ َز َّملُوهُ َحتَّى َذه‬
ُ ْ‫َب َع ْنهُ الرَّو‬
ِّ ‫ب ْال َح‬
‫ق‬ َّ ‫ب ْال َم ْعدُو َم َوتَ ْق ِري ال‬
ِ ِ‫ض ْيفَ َوتُ ِعينُ َعلَى نَ َوائ‬ kُ ‫َّح َم َوتَحْ ِم ُل ْال َك َّل َوتَ ْك ِس‬ َ َّ‫ك هَّللا ُ أَبَدًا ِإن‬
ِ َ‫ك لَت‬
ِ ‫ص ُل الر‬ َ ‫…ي ُْخ ِزي‬.

Artinya: “Yahya bin Bukhair meriwayatkan kepada kami, dia berkata Al-Lais telah
meriwayatkan kepada kami dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah ibn Zubair dari Aisyah Ummu al-

22
Mukminin bahwa beliau berkata: Wahyu yang pertama kali diterima oleh Rasulullah SAW adalah
berupa mimpi yang baik dalam tidur, Muka beliau tidak melihat di dalam mimpi itu melainkan
dating bagaikan cahaya subuh. Setelah itu, beliau suka menyendiri. Beliau menyendiri di Gua
Hira’ untuk beribadah beberapa malam di sana. Setelah itu beliau kembali ke rumah untuk
mengambil bekal, lalu kembali lagi ke Gua Hira’ sampai datang kepadanya al-haq (kebenaran)
ketika beliau masih berada di sana. Tak lama berselang, datang malaikat seraya berkata iqra’ aku
menjawab (saya tidak bisa membaca) lalu malaikat merangkul dan memelukku sehingga aku
kepayahan, kemudian ia melepaskanku dan berkata iqra’ , aku menjawab (saya tidak bisa
membaca). Lalu ia merangkul dan memelukku lagi sampai aku kepayahan,, kemudian
melepaskanku dan berkata iqra’,  aku menjawab (aku tidak bisa membaca). Lalu ia merangkul
dan memelukku sampai aku kepayahan, kemudian melepaskanku untuk ketiga kalinya, lalu ia
berkata:

َ ُّ‫ق ا ْق َر ْأ َو َرب‬
 ‫الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم َعلَّ َم اإْل ِ ْنسَانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬  ‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬ ٍ َ‫ق اإْل ِ ْنسَانَ ِم ْن َعل‬ َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َربِّكَ الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫ق َخل‬

Setelah peristiwa yang mencekam itu. Rasulullah pulang ke rumah dalam keadaan gemetar,
sehingga bagitu sampai di rumah beliau berkata kepada istrinya Khadijah: “selimuti aku, selimuti
aku”. Maka ia menyelimutinya, sampai ketakutannya hilang, lalu beliau menceritakan kepada
Khadijah kejadian yang menimpanya, dan berkata: “aku khawatir terhadap diriku”. Tanpa
berpikir panjang, Khadijahpun berkata: “Sekali-kali tidak begitu, demi Allah, Allah tidak akan
mengecewakan kamu selama-lamanya. Engkau akan menghubungkan sillaturrahmi, memikul
tanggung jawab, mengusahakan yang belum ada, memuliakan tamu dan membela kebenaran”.

Dari riwayat di atas dapat diketahui bahwa ayat tersebut turun dengan didahului oleh mimpi
yang benar (ru’ya al-Shalihah). Mimpi tersebut menurut al-Kasymiri, berfungsi sebagai pengingat
dan pertanda bahwa ia tersebut dalam keadaan hatinya tidak tidur, yang itu semua merupakan
seperempat puluh enam dari masa kenabian. Mimpi tanda kenabian tersebut tidak hanya dialami
oleh Nabi Muhammad saja, akan tetapi juga oleh beberapa Nabi sebelum Nabi Muhammad.
Misalnya Nabi Yusuf sebagaimana yang ada dalam surah Yusuf ayat 4, yang bunyinya sebagai
berikut:

)4( َ‫س َو ْالقَ َم َر َرأَ ْيتُهُ ْم لِي َسا ِج ِدين‬


َ ‫ْت أَ َح َد َعش ََر َكوْ َكبًا َوال َّش ْم‬
ُ ‫ت إِنِّي َرأَي‬
ِ َ‫إِ ْذ قَا َل يُوسُفُ أِل َبِي ِه يَا أَب‬

Artinya:    “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya
aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

23
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tentang mimpi Yusuf yang dikemukakan oleh Yusuf
kepada bapaknya. Mimpi tersebut akan menjadi sebuah kenyataan, yaitu ketika Yusuf sudah
menjadi seorang gubernur. Hal itu merupakan salah satu pertanda kenabian yang dialami oleh
nabi sebelum Muhammad.

Jadi intinya hadits merupakan bagian integral dari kerasulan dan kenabian.Hadits merupakan
penjelas dan penjabaran dari sesuatu yang ada dalam al-Qur’an atau bahkan yang tidak ada dalam
al-Qur’an.Di samping itu, hadits juga menjelaskan tentang sesuatu yang terjadi yang berkaitan
dengan diri Nabi Muhammad.

Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai Hakim Apabila kita pelajari
dengan seksama, suasana dan keadaan-keadaan yang telah dilalui hadits-hadits sejak dari zaman
tumbuhnya hingga dewasa ini, dapatkan kita menarik sebuah garis bahwa hadits Rasul sebagai
dasar tasyri’.Rasul hidup di tengah-tengah masyarakat sahabatnya, mereka dapat bertemu dan
bergaul dengan beliau secara bebas.Tak ada protokol-protokolan yang menghalangi mereka
bergaul dengan beliau.Yang tidak dibenarkan hanyalah mereka langsung masuk ke rumah Nabi,
di kala beliau tak ada di rumah, yakni tak boleh mereka terus masuk ke rumah dan berbicara
dengan para istri Nabi, tanpa hijab.

Seluruh perbuatan Nabi, demikian juga seluruh ucapan dan tutur kata beliau menjadi tumpuan
perhatian para sahabat.Segala gerak gerik beliau mereka jadikan pedoman hidup.Berdasarkan
kepada kesungguhan meniru dan meneladani beliaulah, berganti-gantilah para sahabat yang jauh
rumah dari masjid, mendatangi majelis-majelis Nabi. Kabilah-kabilah yang tinggal jauh dari kota
Madinah selalu mengutus salah seorang anggotanya pergi mendatangi Nabi untuk mempelajari
hukum-hukum agama. Dan sepulang mereka ke kampungnya, mereka segera mengajar kawan-
kawannya sekampung.

Sebagian sahabat sengaja datang dari tempat-tempat yang jauh, hanya untuk menanyakan
sebuah hukum kepada Nabi, seperti ceritanya Uqbah dalam syarah al-Bukhari. Apabila Nabi tidak
dapat menjelaskan secara terus terang, karena tabu mengucapkannya, maka ia menyuruh istri-
istrinya untuk menjelaskan hal itu. Biasanya hal itu terjadi dalam masalah-masalah kewanitaan,
misalnya masalah haid.

Kitab Allah, juga secara sosio kultural memiliki kemampuan untuk menghadapi dan
menyelesaikan tuntunan umat Islam secara normal. Karena itu pula, pernyataan, pengalaman,
persetujuan dan hal-ihwalnya sebagai hadits menunjukkan betapa pentingnya kedudukan dan

24
peranannya.Karena merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an.  Jelaslah
bahwa Rasulullah telah menyampaikan risalah Tuhan kepada manusia dengan penuh amanah dan
dengan segera menyampaikan wahyu yang diturunkan kepadanya.

Penjelasan mengenai isi dan kandungan al-Qur’an diberikan lewat berbagai ucapan, perilaku
dan amalan yang dilakukan Nabi dalam ajaran lain, segala perbuatan, tindakan dan ucapan
Rasulullah adalah tafsir ata konsepsi Islam secara keseluruhan. Sebab segala sesuatu yang berasal
dari Rasulullah adalah benar dan tidak ada yang sia-sia barang sedikitpun.

Al-Qur’an juga memuat ayat mutasyabihat, ayat muhkamat.Ada juga ayat yang bersifat
mutlaq dan mujmal. Oleh karena itu, Rasulullah menerangkan dan menjelaskan hukum-hukum
syariat kepada orang banyak seperti, umpamanya, cara mengerjakan shalat, mengetahui waktu-
waktu shalat, jumlah rakaat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan shalat. Begitu pula, beliau
menjelaskan bagaimana cara mengerjakan ibadah haji, mengeluarkan zakat, jual beli yang sah
dan sebagainya. Hal-hal demikianlah yang secara eksplisit tidak ditemukan dalam beberapa ayat
al-Qur’an

Hal ini menjelaskan kepada kita tentang tiadanya sisi perundang-undangan dalam ayat-ayat
Makkiyah yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan sebagaimana nyata keberadaannya
dalam ayat-ayat Madaniyah. Peranan Rasulullah yang lainnya adalah mengadakan hukum
syariah, secara independent telah dijelaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an berikut ini:

ِ ‫َو َما آَتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
…)7( ‫ب‬

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya

Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar taat pada Allah dan taat pada Rasul
dalam segenap perintah dan larangannya yang telah ditetapkan. Ini menunjukkan peranan hadits
atau sunnah Nabi dalam menetapkan hukum syariah secara independent. Bahkan Nabi memberi
kebebasan bagi para sahabatnya dalam memutuskan hukum, namun yang dapat
dipertanggungjawabkan. Sebagaimana sabda Nabi sebagai berikut:

ُ ‫صلَّى هَّللا‬ َ ‫ب ُم َعا ٍذ أَ َّن َرس‬


َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫ث ب ِْن َع ْم ٍرو ع َْن ِر َجا ٍل ِم ْن أَصْ َحا‬ ِ ‫ار‬ِ ‫َح َّدثَنَا هَنَّا ٌد َح َّدثَنَا َو ِكي ٌع ع َْن ُش ْعبَةَ ع َْن أَبِي عَوْ ٍن الثَّقَفِ ِّي ع َْن ْال َح‬
ِ ‫ول هَّللا‬
ِ kk‫ب هَّللا ِ قَا َل فَبِ ُسنَّ ِة َر ُس‬ َ َ‫ب هَّللا ِ ق‬
ِ ‫ال فَإِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِكتَا‬ ِ ‫ضي بِ َما فِي ِكتَا‬ ِ ‫ضي فَقَا َل أَ ْق‬ ِ ‫ث ُم َعا ًذا ِإلَى ْاليَ َم ِن فَقَا َل َك ْيفَ تَ ْق‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بَ َع‬

25
‫و َل‬k‫ق َر ُس‬ َ َّ‫ ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َوف‬k‫ا َل ْال َح ْم‬kَ‫ ُد َر ْأيِي ق‬k‫ا َل أَجْ تَ ِه‬kَ‫لَّ َم ق‬k‫ ِه َو َس‬kْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬k‫ص‬
َ ِ ‫ول هَّللا‬
ِ k‫نَّ ِة َر ُس‬k‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل فَإِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ُس‬
َ
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫َرسُو ِل هَّللا‬

Artinya: Dari laki-laki teman Mu’adz; sesungguhnya Rasulullah saw telah mengutus Mu’adz
ke Yaman. Kemudian Nabi bertanya: “Bagaimana kamu memutuskan suatu perkara?” Mu’adz
menjawab: “Saya memutuskan perkara tersebut berdasarkan kitab Allah.” Nabi berkata:
“Bagaimana kalau tidak ditemukan di dalam kitab Allah?” Mu’adz menjawab: “Saya akan
memutuskan berdasarkan sunnah Rasul allah.” Nabi berkata: “Bagaimana jika dalam sunnah juga
belum ditemukan.” Mu’adz menjawab: “saya akan berijtihad.” Rasulullah kemudian berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pertolongan pada utusan Rasul-Nya.”

‫ َد‬k َ‫اب فَلَهُ أَجْ َرا ِن َوإِ َذا َح َك َم فَاجْ تَه‬


َ ‫ص‬َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل إِ َذا َح َك َم ْال َحا ِك ُم فَاجْ تَهَ َد ثُ َّم أ‬
َ ِ ‫اص أَنَّهُ َس ِم َع َرسُو َل هَّللا‬
ِ ‫ع َْن َع ْم ِرو ب ِْن ْال َع‬
‫ثُ َّم أَ ْخطَأ َ فَلَهُ أَجْ ٌر‬

Artinya: Dari Amr bin Ash, dia mendengar Rasulullah bersabda: “jika seorang hakim
memberi keputusan menurut pengetahuan terbaiknya dan putusannya itu benar, ia akan menerima
pahala ganda, dan jika putusannya itu salah, maka masih mendapat satu pahala.”

Dari kedua hadits tersebut, dapat diketahui bahwa Nabi adalah tokoh penegak hukum
terkemuka dalam sejarah.Bahkan Nabi Muhammad termasuk dari 18 orang pembina hukum
utama dunia.Jadi hadits pada masa Nabi Muhammad sudah merupakan salah satu sumber hukum,
namun hadits pada masa itu belum dikodifikasikan.12

Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai Kepala Negara Nabi adalah
pemimpin yang disegani, dicintai, dihargai, dipuja, oleh semua lapisan rakyatnya.Lalu beliau
telah mampu merangkul begitu banyak golongan dan mereka mendaulat Nabi sebagai pemimpin
dan sikapnya tidak berubah beliau tetap saja sebagai pribadi yang sangat bersahaja dan patut
ditiru. Berikut contoh kisah-kisah Nabi yang menggambarkan bagaimana Rasulullah menjadi
pemimpin negara yang sangat bijak dan adil, serta peradaban yang beliau  bangun, antara lain;

Peletakan asas-asas politik, ekonomi dan sosial, masyarakat Islam pertama yang
dibangun Rasulullah adalah masyarakat Madinah. Karena di kota inilah kepluralitasan suatu
negara sangat dijunjung tinggi, berbeda dengan di Makkah. Secara sistematik, proses peradaban
yang dilakukan oleh Nabi pada masyarakat Islam di Yasrib adalah:

12
Al-Hajaj, Abu al-Husain Muslim ibn, Shahih Muslim, juz 1, Mauqi'u al-Islam: dalam Software al-Maktabah al-Syamilah hal
111

26
Nabi mengubah nama Yasrib menjadi Madinah. Nama ini menggambarkan cita-cita Nabi
Muhammad yaitu membentuk sebuah masyarakat yang maju dan berperadaban.Membangun
Masjid Nabawi di Madinah.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di
Madinah(mu’akhat).

Membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang selain Islam Nabi Muhammad
saw. membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan yang datang dari musuh-musuh
Islam.Bersama-sama masyarakat Madinah membentuk Piagam Madinah sebagai dasar kehidupan
kenegaraan dan sebagai dasar  hubungan antar sesama anggota komunitas Islam maupun dengan
komunitas selainya.

Kisah Nabi saat memimpin Perang Uhud. Kemampuannya dalam mengadakan hubungan
internasional dengan berkirim surat yang bertujuan untuk “memproklamirkan Islam” kepada para
raja dan gubenur dari negara lain. Maka dari itu, Nabi merupakan sosok kepala Negara yang
berhasil membina negaranya dari kondisi yang amoral menjadi bermoral.

Peran hadits dalam hal ini adalah sebagai hasil dari interaksi Nabi Muhammad sebagai
kepala Negara dalam mengatur Negara dan rakyatnya. Hadits merupakan sesuatu yang include di
dalamnya. Karena hadits merupakan bagian dari kegiatan Nabi Muhammad saw.

Eksistensi Hadits Di Tengah Peran Nabi Muhammad Sebagai Manusia Biasa Nabi adalah
utusan Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada manusia.Karena obyeknya adalah
manusia, maka yang diutus juga seorang manusia.Disamping itu, banyak ungkapan dalam al-
Qur’an yang mengemukakan bahwa Muhammad adalah manusia biasa. Dari sini, wajar kalau
Nabi Muhammad juga makan, minum, tidur, beristri dan lain sebagainya sebagaimana layaknya
manusia biasa. Hal inilah yang kadang memancing kesalahan kontroversi pemahaman, ada yang
menganggap semua yang dilakukan Nabi itu adalah hadits, namun ada yang membeda-bedakan
antara kegiatan yang bersifat basyariyah dengan kegiatan edukatif.Nabi yang berperan sebagai
manusia biasa juga pernah mengalami kesalahan, yaitu ketika Nabi memberi saran kepada salah
satu orang untuk tidak mengawinkan pohon kurma.Namun, akibatnya pohon kurma itu tidak jadi
berbuah. Pohon kurma akan berbuah apabila dikawinkan. Selanjutnya Nabi bersabda: “kamu
lebih mengetahui tentang seluk beluk perkara duniamu”. Hal itu merupakan titik tekan bahwa
Nabi Muhammad juga seorang manusia.Jadi eksistensi hadits ketika Nabi berperan sebagai
manusia masih terpelihara kecuali dalam masalah dan hal-hal tertentu. 13

13
Azami, MM, Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus hal 125

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang ke empat dari enam rukun iman yang
wajib diimani oleh setiap umat islam. Yang dimaksud dengan iman kepada rasul  ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah SWT untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat

28
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memeroleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Muhammad adalah seorang yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah (Kitab Suci
al-Qur’an) sebagai syari’at bagi umat Muhammad, dan seorang utusan Allah yang harus
ditaati seruan-seruannya (baik yang terdapat dalam al-Qur’an maupun selain al-Qur’an, al-
sunnah). Sebagaimana yang akan kita bahas pada fungsi Hadits terhadap Al
Qur’an.Eksistensi hadits ketika Nabi sebagai Rasul atau Nabi adalah sebagai penjelas
terhadap al-Qur'an dan sebagai penjelas kejadian yang turunnya al-Qur'an.Eksistensi hadits
ketika Nabi sebagai hakim adalah hadits merupakan penjelasan hukum yang disampaikan
Nabi Muhammad kepada para sahabatnya atau orang yang bertanya.Eksistensi hadits ketika
Nabi sebagai kepala Negara, hadits merupakan bagian yang termasuk ke dalam peran Nabi
tersebut.Eksistensi hadits ketika Nabi berperan sebagai manusia masih terpelihara kecuali
dalam masalah dan hal-hal tertentu.
B. Saran
Pemakalah menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut pemakalah meminta kritik
yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Thahan, Mahmud, Taisir Mustalah al-Hadits, Surabaya: al-Haramain, tt.

Al-Tazi, Mustofa Amin Ibrahim,1971. Muhadharat fi Ulum al-Hadits, Kairo: Matba'ah Dar al-Tasrif.

Supriyadi, Dedi, 2008.Sejarah Peradaban Islam , Bandung: Pustaka Setia.

29
Terjemahan Hadits Shahih Muslim, 1978.Juz 1., oleh: HARazak & H. Rais Lathief., Jakarta: Pustaka Al-
Husna.

Muslim al-Hajaj, Shahih Muslim, juz 1, 2005.Mauqi'u al-Islam: Dalam Software al-Maktabah al-
Syamilah

Azami, MM, 2000.Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus.

Al-Mubarakfury, Shafiyyurrahman, Al-Rahik al-Mahtum (Sirah Nabawiyah),2004.terj. Kathur Suhardi,


Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar.

al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Isma'il, Shahih Bukhari juz 1, 2005.Mauqi'u al-Islam: dalam
Software al-Maktabah al-Syamilah.

Al-Hajaj, Abu al-Husain Muslim ibn, Shahih Muslim, juz 1,2005. Mauqi'u al-Islam: dalam Software al-
Maktabah al-Syamilah.

al-Kasymiri, Abu Abdillah, Faidhu al-Bari Sarh al-Bukhari, juz 1,2005. Maktabah Miskah al-Islamiyah:
Dalam Software al-Maktabah al-Syamilah.

Aziz, Erwati,2003. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Ash Shiddiqiey, Hasbi,1954. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan Bintang.

Yusuf, M., et.all, 2005.Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an dan Hadits, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin.

Shahrur, Muhammad, 2004.Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, terj Sahiron Syamsudin, Yogyakarta:
Elsaq Press.

Al-Tirmidzi, Abu Bakar, 2005.Sunan Tirmidzi, juz 5, Mauqi'u al-Islam: Dalam Software al-Maktabah al-
Syamilah.

30

Anda mungkin juga menyukai