Anda di halaman 1dari 7

JERE 2 (1) (2013)

Journal of Educational Research and Evaluation


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jere

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJRAN BERMAKNA


MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA DIVERGEN
PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

Triastuti Evawani, Enni Suwarsi Rahayu, Amin Retnoningsih

Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perangkat pembelajaran bermakna
Diterima Januari 2013 yang digunakan guru IPA, menyusun perangkat pembelajaran bermakna dengan
Disetujui Februari 2013 LKS divergen pada materi ciri-ciri makhluk hidup di SMP, dan mendiskripsikan
Dipublikasikan Juni 2013
efektivitas perangkat pembelajaran bermakna dengan LKS divergen terhadap hasil
Keywords: belajar pada materi ciri-ciri makhluk hidup di SMP. Pendekatan yang digunakan
Meaningful Learning; adalah research and development (R&D) melalui studi literatur dan analisis perangkat
Software Development; pembelajaran bermakna. Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mengguna-
Student Worksheet Divergent. kan perangkat pembelajaran bermakna dengan LKS konvergen, sehingga kurang
mampu berpikir kritis dan kreatif. Validitas silabus sangat baik dan sangat baik un-
tuk RPP, keduanya tanpa revisi. Bahan ajar dan LKS divergen, keduanya sedikit
revisi. Keefektifian perangkat diidentifikasi dari penguasaan konsep, yang diperoleh
N-gain kategori sedang untuk kelompok eksperimen, sedangkan N-gain kontrol ren-
dah. Aktivitas proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada
kelompok eksperimen lebih baik dari kontrol, serta kepraktisan perangkat sangat
baik. Disimpulkan bahwa perangkat pengembangan dapat meningkatkan pengua-
saan konsep, aktivitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis-kreatif.

Abstract
This study aim to identify the meaningful learning device used science teacher, preparing
learning device with student worksheet diverging on the material characteristics of living
things in Junior High School students, and describe the electiveness of the learning meaning-
ful to worksheet divergent learning out comes on the material characteristic of living things in
the Junior High School students. The approach is used in research and development (R & B)
trough the study of literature and learning tool meaningful. Teaching material get score 3.9
and 9 for student worksheet divergent, both slightly revised. Effectiveness of the identification
of the mastery of concepts, derived n-gain moderate for the experimental group, while the n-
gain control of low. Learning activity and the ability to thing critically and creatively in the
experimental group is better than control, as well as the practically of the device is very good.
Based on the study, it can be concluded that the devices can improve mastery concepts learning
activated and the ability to think more critically.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252 - 6420
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

Pendahuluan konsep sendiri (Hofstein, 2007). Pengemban-


gan perangkat pembelajaran bermakna dengan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam LKS divergen merupakan salah satu pelaksanaan
(IPA) pada sekolah menengah pertama (SMP) pembelajaran yang mengaitkan informasi baru
yang ideal dilaksanakan secara inkuiri ilmiah pada konsep-konsep IPA yang relevan dengan
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemam- mengembangkan kemampuan berpikir divergen
puan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta (Mariati, 2006). LKS divergen mampu membe-
mengkomunikasikannya. Hal ini merupakan rikan respon yang luas dan mendalam serta me-
aspek penting untuk kecakapan hidup, sehingga libatkan siswa menjadi berpikir kreatif dan kritis,
lebih menekankan pada pemberian pengalaman merangsang siswa menjadi pengamat yang baik
belajar secara langsung melalui penggunaan dan dan organisator yang baik.
pengembangan ketrampilan berpikir kritis, ket- Dengan demikian penggunaan LKS diver-
rampilan proses dan sikap ilmiah. Berdasarkan gen membuat siswa dapat berpikir secara luas un-
pendapat pembelajaran bermakna dan pembela- tuk menentukan sendiri bagaimana tujuan, alat
jaran IPA maka pembelajaran harus dilakukan dan bahan, cara kerja, hasil pengamatan dan ke-
secara bermakna dengan berpusat pada siswa simpulan. Guru memberikan binbingan dan kon-
yang berarti siswa harus berperan lebih aktif se- firmasi sehingga siswa dapat menemukan konsep
dangkan guru sebagai fasilitator. yang tepat dari hasil kegiatan percobaan dengan
Pembelajaran bermakna merupakan sua- LKS divergen.
tu proses mengaitkan informasi baru pada kon-
sep- konsep relevan yang terdapat dalam struktur Metode Penelitian
kognitif seseorang. Pembelajaran bermakna me-
nyenangkan memiliki keunggulan dalam mem- Penelitian pengembangan mengacu pada
peroleh informasi utuh, sehingga mampu me- desain yang dikembangkan oleh Sugiyono (2009)
ningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dengan beberapa modifikasi kondisional. Pro-
suatu konsep. duk perangkat pembelajaran bermakna dengan
LKS merupakan salah satu media untuk LKS divergen meliputi silabus, RPP, bahan ajar
pengembangan ketrampilan berpikir kritis dan dan LKS divergen. Untuk memvalidasi perang-
kreatif, ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Sa- kat yang dikembangkan, disediakan instrumen
lah satu syarat dikdaktif LKS harus lebih mene- validasi yang meliputi instrumen validasi silabus,
kankan pada proses untuk menemukan konsep instrumen validasi RPP, intrumen validasi bahan
dan yang terpenting dalam LKS ada variasi sti- ajar dan instrumen validasi LKS divergen.
mulus melalui berbagai media dan kegiatan sis- Perangkat pembelajaran yang dikembang-
wa. kan, sebelum digunakan di kelas eksperimen,
Semua SMP negeri Kabupaten Kudus diuji cobakan secara terbatas pada 15 siswa yang
menggunakan LKS dari MGMP, berdasarkan tergabung dalam KIR (Kelompok Ilmiah Rema-
diskusi dengan guru IPA. Sebagian besar LKS ja) kelas VII SMP 2 Undaan Kudus. Metode pen-
yang disusun berisi pertanyaan yang harus dii- elitian yang digunakan adalah one shot case study
si dengan kata atau kalimat pendek. Pertanyaan dengan desain penelitian sebagai berikut:
yang diajukan dalam LKS sering berupa pertany-
aan yang kurang memacu siswa berpikir tingkat X O
tinggi (menganalisis, mengevaluasi atau mengk-
reasi). LKS kurang menuntun kemampuan ber- Keterangan:
fikir ksitis dan kreatif siswa karena sudah dise- X = pembelajaran bermakna dengan LKS diver-
butkan tujuan, alat dan bahan yang diperlukan gen.
serta cara kerja, sehingga siswa hanya melakukan O = observasi
kegiatan sesuai petunjuk. Pertanyaan yang diaju-
kan dalam LKS masih merupakan taraf berpikir Kelompok skala kecil (15 orang) mempe-
secara konvergen melalui hafalan ataupun pengu- roleh pembelajaran bermakna dengan LKS diver-
langan contoh-contoh. gen pada materi ciri-ciri makhluk hidup.
Ciri-ciri makhluk hidup merupakan suatu Hasil observasi digunakan sebagai revisi
materi yang berkaitan dengan siswa dan ling- perangkat pembelajaran bermakna dengan LKS
kungan sehingga akan lebih tepat apabila pem- divergen. selanjutnya diuji keefektifannya di kelas
belajarannya dilakukan secara konstektual den- eksperimen. Metode penelitian yang digunakan
gan mengembangkan potensi siswanya melalui adalah pretest-posttest control group design, dengan
berpikir kritis dan kreatif untuk menemukan desain penelitian sebagai berikut:

20
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

E O1 X O2 3) meningkatkan ketrampilan berpikir kritis dan


R kreatif. Selain itu (4) adanya respon positif dari
K O3 + O4 siswa yang ditunjukkan melalui angket yang di-
berikan.
Keterangan:
O1 = nilai tes awal kelas eksperimen Tabel 1. Hasil Konversi Skor Penilaian menjadi
X = pembelajaran bermakna dengan LKS diver- Skala Lima
gen
O2 = nilai tes akhir kelas eksperimen Interval Skor Nilai Kategori
O3 = nilai tes awal kelas kontrol
X > 4,2 A Sangat Baik
+ = pembelajaran bermakna dengan LKS kon-
vergen 3,5 <X≤ 4,2 B Baik
O4 = nilai tes akhir kelas kontrol
2,6 <X≤ 3,5 C Cukup Baik
Data kualitatif diperoleh dari hasil lembar
kuesioner yang diberikan pada ahli materi dan 1,8 <X≤ 2,6 D Kurang Baik
ahli pendidikan, guru dan siswa terhadap produk
pengembangan. Data kualitatif digunakan untuk X≤ 1,8 E Sangat Kurang Baik
mendapatkan data uji kevalidan dan kepraktisan. Keterangan: X = Skor Aktual
Data kuantitatif diperoleh dari skor tes
materi ciri-ciri makhluk hidup yang berbentuk Penilaian hasil belajar siswa dihitung den-
pilihan ganda, skor aktivitas siswa melakukan gan menggunakan rumus:
kegiatan praktik dengan LKS divergen beserta la-
poran. Selain itu dari skor kemampuan berpikir  skor perolehan
kritis dan kreatif. Data kuantitatif diperlukan un- Nilai  x100 ………… (1)
 skor perolehan
tuk menguji keefektifan produk pengembangan
sehingga memberikan gambaran tentang kualitas
produk dari keefektifan pada pembelajaran. Data primer hasil tes siswa dianalisis
Instrumen yang digunakan untuk men- dengan cara membandingkan skor tes awal dan
gumpulkan data pada penelitian berupa angket, tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan
lembar observasi aktivitas kegiatan pembelaja- sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus
ran, lembar observasi kemampuan berpikir kritis faktor g (N-gain) yang dikembangkan oleh Hake
dan kreatif, pedoman wawancara dan soal tes. (1999) dengan rumus:
Teknik analisis data kuantitatif menggu-
nakan statistik deskriptif, berupa pernyataan san- S post  S pre
gat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. <g>  ..................(2)
Selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif den- S maks  S pre
gan skala 5 yaitu dengan penskoran dari 1 sampai Keterangan:
5. <Spost > = skor tes akhir
Angket diberikan lima pilihan untuk mem- <Spre> = skor tes awal
berikan tanggapan tentang produk perangkat <Smaks> = skor maksimum
pembelajaran bermakna dengan LKS divergen
yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang Selanjutnya Kriteria gain akan ditentukan
(2), dan sangat kurang (1). Data skor tanggapan seperti pada Tabel 2.
dikonversikan menjadi skala lima, dapat dilijhat
pada Tabel 1. Tabel 2. Kriteria Gain yang dinormalisasi
Produk pengembangan dikatakan layak
jika hasil validasi dari validator memperoleh kri-
teria minimal baik, untuk uji kevalidan maupun <g> Kriteria
uji kepraktisan. Perangkat pembelajaran bermak-
g > 0,7 tinggi
na dengan LKS divergen dikatakan efektif bila
memenuhi indikator: 1) dapat meningkatkan 0,3 £ g < 0,7 Sedang
penguasaan konsep siswa setelah diimplementa-
g < 0,3 rendah
sikan dalam pembelajaran ditunjukkan dengan
pemerolehan N-gain dalam kategori sedang, 2) N-gain kelompok kontrol dengan eksperi-
dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan men dibandingkan, penguasaan konsep lebih be-

21
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

sar kelompok eksperimen berarti perangkat pen- pendidikan. Silabus mendapatkan skor 26 (san-
gembangan lebih baik. gat baik), RPP memperoleh skor 27 ( sangat
baik), bahan ajar diperoleh skor 3,9 (baik) dan
Hasil dan Pembahasan LKS divergen mendapatkan skor 9 (baik) dengan
sedikit revisi. Substansi silabus, RPP, bahan ajar
Berdasarkan angket menunjukkan bahwa dan LKS divergen divalidasi oleh ahli pendidikan
guru melaksanakan pembelajaran bermakna den- dan ahli materi dengan beberapa saran yang di-
gan LKS produk MGMP IPA SMP Kabupaten berikan dan digunakan sebagai bahan perbaikan.
Kudus (konvergen), yang memuat tujuan, alat Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi se-
bahan, cara kerja dan pertanyaan konvergen. lanjutnya diuji cobakan pada kelompok kecil (15
Guru berpendapat bahwa LKS konvergen kurang siswa anggota KIR).
mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk Data uji coba pada 15 siswa meliputi uji
berpikir kritis dan kreatif dalam pelaksanaan efektivitas dari hasil penguasaan konsep (kogni-
pembelajaran bermakna. Siswa membuat lapo- tif), aktivitas kegiatan praktikum (psikomotorik)
ran praktikum menggunakan kalimat sesuai den- dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada
gan LKS untuk tujuan, alat bahan dan cara kerja. proses pembelajaran bermakna dengan LKS di-
Siswa kurang mampu mengembangkan kretifitas vergen. Rerata hasil tes penguasaan konsep ciri-
untuk membuat laporan praktikum karena seba- ciri makhluk hidup pada uji coba kelompok kecil
gian besar kalimat sudah terdapat dalam LKS. (Small Group Evaluation) untuk skor tes awal se-
Guru membuat LKS tidak berdasarkan besar 9,67, skor tes akhir sebesar 12,73 dan nilai
hasil pelatihan pengajaran professional dan pem- N-gain sebesar 0.3 (rendah). Perangkat pembe-
belajaran bermakna. Sebagian besar guru tidak lajaran bermakna dengan LKS divergen menda-
paham tentang pertanyaan divergen, sedangkan patkan saran dari guru IPA sebagai observer dan
guru yang paham pertanyaan divergen mengata- siswa, yang dipergunakan sebagai revisi.
kan semakin banyak pertanyaan divergen, dapat Aktivitas siswa selama pembelajaran teru-
meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis tama pada kegiatan praktikum dilakukan obser-
dan kreatif. Silabus dan RPP dikembangkan oleh vasi oleh observer, dapat dilihat pada Tabel 3.
guru tetapi tidak menggunakan LKS divergen Aktivitas siswa dalam pembelajaran ber-
dan bahan ajar tidak dikembangkan. makna dengan LKS divergen pada uji coba ke-
Hasil penelitian disimpulkan bahwa ma- lompok kecil mendapatkan kategori sangat baik
teri ciri-ciri makhluk hidup diajarkan oleh guru untuk kesiapan alat dan bahan, dan pembuatan
menggunakan perangkat pembelajaran bermak- laporan. Kemampuan berpikr kritis dan kreatif
na dengan LKS konvergen. Dengan demikian siswa dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.
perlu dikembangkan perangkat pembelajaran Kemampuan berpikir kritis dan kreatif un-
bermakna dengan LKS divergen pada materi ciri- tuk kelompok kecil sangat baik untuk memuncul-
ciri makhluk hidup untuk meningkatkan kemam- kan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas.
puan siswa berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan pengumpulan dan penilaian infor-
Selanjutnya perangkat pembelajaran yang masi, penyimpulan/solusi, dan menganalisa ha-
dikembangkan divalidasi oleh ahli materi dan sil percobaan masih cukup. Selain itu kemampu-
ahli pendidikan untuk bahan ajar. Silabus, RPP, an berkomunikasi masih kurang. Uji keefektifan
Soal tes, LKS divergen, dan semua angket yang perangkat pembelajaran bermakna dengan LKS
digunakan dalam penelitian divalidasi oleh ahli divergen diperoleh dari penguasaan konsep, yang

Tabel 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Uji Coba Kelompok Kecil

R.N R.N R.N R.


No Jenis Aktivitas Siswa Kategori
P1 P2 P3 (%)
1 Kesiapan kelompok 75 85 88 82,7 Baik
2 Kesiapan alat bahan 100 100 100 100 Sangat Baik

3 Kerja kelompok 80 90 92 87,3 Baik


4 Pembuatan laporan 88 87 90 88,3 Sangat Baik

Keterangan: Sangat baik (87,5%-100%), Baik (75%-87%), Cukup (50%-74%)


Kurang (0-50%), P (Pertemuan), R (Rerata) dan N (Nilai)

22
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

Tabel 4. Nilai kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif

R.N R.N R.N R


No Jenis Kemampuan Kategori
P1 P2 P3 (%)
1 Memunculkan dan merumuskan pertanyaan 100 100 92 97,3 Sangat Baik
2 Pengumpulan dan penilaian informasi 70 69 72 70,3 Cukup
3 Penyimpulan/solusi 54 65 52 57 Cukup
4 Komunikasi 45 42 57 48 Kurang
5 Menganalisis hasil percobaan 68 70 74 70,7 Cukup

Keterangan: Sangat baik (87,5%-100%), Baik (75%-87%), Cukup (50%-74%)


Kurang (0-50%),P (Pertemuan), R (Rerata) dan N (Nilai)

Tabel 5. Nilai kemampuan berpikir Kritis dan Kreatif

R.N R.N R.N R


No Jenis Kemampuan Kategori
P1 P2 P3 (%)
1 Memunculkan dan merumuskan pertanyaan 100 100 92 97,3 Sangat Baik
2 Pengumpulan dan penilaian informasi 70 69 72 70,3 Cukup
3 Penyimpulan/solusi 54 65 52 57 Cukup
4 Komunikasi 45 42 57 48 Kurang
5 Menganalisis hasil percobaan 68 70 74 70,7 Cukup

Keterangan: Sangat baik (87,5%-100%), Baik (75%-87%), Cukup (50%-74%)


Kurang (0-50%),P (Pertemuan), R (Rerata) dan N (Nilai)
dilakukan dengan memberikan soal tes pilihan han. Kemampuan penguasaan konsep kelompok
ganda sejumlah 20 buah yang sudah valid dengan kontrol juga diukur dengan soal yang sama pada
releabilitas sebesar 0,7. Rerata skor tes awal 8,97, kelompok eksperimen.
tes akhir (16,09) dan N-gain penguasaan konsep Pertanyaan divergen siswa mempunyai
ciri-ciri makhluk hidup mendapatkan o,67 (se- keleluasaan berkreasi, memiliki daya imajinasi,
dang) untuk kelompok eksperimen. Skor tes awal fleksibel dan orisinal mengungkapkan gagasan
kelompok control 9,66, tes akhir 12,29 dan N- yang bervariasi dalam memecahkan masalah.
gain 0,20 (sedang). Siswa yang menggunakan pembelajaran bermak-
Skor tes awal kelompok eksperimen lebih na dengan LKS divergen memperoleh rerata skor
rendah daripada kontrol, sedangkan skor tes ak- penguasaan konsep lebih tinggi dibandingkan
hir pada kelompok kontrol lebih rendah. N-gain dengan yang menggunakan LKS konvergen. Pe-
kelompok eksperimen diperoleh 0,67 (sedang) ningkatan penguasaan konsep ciri-ciri makhluk
dan kontrol 0,20 (rendah), sehingga peningkatan hidup menggunakan perangkat pembelajaran
penguasaan konsep kelompok eksperimen lebih bermakna dengan LKS divergen lebih tinggi di-
tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hasil peni- bandingkan menggunakan perangkat pembelaja-
laian menunjukkan siswa kurang menguasai ciri ran bermakna dengan LKS konvergen.
makhluk hidup yang terkait materi. “memerlukan Keefektifan LKS divergen yang diperoleh
makan”, hal ini disebabkan dalam proses pembe- dari rerata aktivitas siswa dalam proses pembe-
lajaran sering disebutkan makan dan dalam soal lajaran, kelompok eksperimen dan kontrol dapat
menggunakan istilah nutrisi. Siswa belum dapat dilihat pada Tabel 6.
membedakan ciri hewan dan ciri tumbuhan, teru- Aktivitas siswa yang pembelajaran meng-
tama kesulitan membedakan kemoautotrof dan gunakan LKS divergen secara umum lebih baik
autotrof. Siswa kesulitan memberikan contoh res- dibandingkan dengan siswa yang pembelajaran
pirasi ikan. Pada proses pembelajaran bermakna menggunakan LKS konvergen. Pembelajaran
dengan LKS divergen materi “ciri-ciri makhluk bermakna dengan LKS divergen menuntut siswa
hidup”, sebaiknya guru menggunakan istilah untuk lebih memahami suatu pertanyaan atau
makan dan nutrisi secara kontinu. Guru harus petunjuk kerja sehingga diperlukan diskusi yang
mengarahkan siswa untuk memahami perbedaan lebih matang. Selain itu siswa lebih mudah mem-
kemoautotrof dan autotrof, serta memberikan buat laporan praktikum dengan menggunakan
contoh respirasi manusia, hewan dan tumbu- kalimat sendiri asalkan inti jawaban benar. Sis-

23
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

Tabel 6. Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Rerata (%) Kriteria Rerata (%)


No Jenis Aktivitas Kriteria K.K
K.E K.E K.K
1. Kesiapan kelompok 80,5 Baik 80,0 Baik
2. Kesiapan alat bahan 100 Sangat Baik 100 Sangat Baik
3. Kerja kelompok 86,2 Baik 73,0 Cukup
4. Pembuatan laporan 93,4 Sangat Baik 82,0 Baik

Keterangan: Sangat baik (87,5%-100%), Baik (75%-87%), Cukup (50%-74%)


Kurang (0-50%), K.E (Kelompok Eksperimen), K.K (Kelompok Kontrol)

Tabel 7. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Rerata (%) Rerata (%)


No Jenis Kemampuan Kriteria KE Kriteria KK
KE KK
1. Memunculkan dan merumuskan 96,3 Sangat Baik 72,0 Cukup
pertanyaan
2. Pengumpulan dan penilaian informasi 73,2 Cukup 67,6 Cukup
3. Penyimpulan/solusi 54,7 Cukup 51,0 Cukup
4. Komunikasi 48,2 Kurang 41,0 Kurang
5. Menganalisa hasil percobaan 70,4 Cukup 68,7 Cukup

Keterangan: Sangat baik (87,5%-100%), Baik (75%-87%), Cukup (50%-74%)


Kurang (0-50%), K.E (Kelompok Eksperimen), K.K (Kelompok Kontrol)
wa yang menggunakan pembelajaran bermakna berani untuk mengemukakan pendapat pada saat
dengan LKS divergen maupun LKS konvergen diskusi kelompok.
beraktivitas sangat baik untuk kesiapan alat dan Uji kepraktisan yang diperoleh dari respon
bahan. Hal ini disebabkan siswa mendapatkan siswa terhadap pembelajaran bermakna dengan
sangsi bila tidak membawa alat dan bahan dari LKS divergen secara umum sangat baik. Skor
rumah. Kesiapan kelompok memperoleh nilai paling rendah untuk peryataan keberhasilan
baik karena guru memberikan hitungan tiga kali dalam pembelajaran. Ketidakberhasilan dalam
pada saat berkelompok dan memberikan nilai pembelajaran bermakna dengan LKS divergen
tambah pada kelompok yang paling lengkap dan disebabkan oleh persiapan guru dan siswa dalam
cepat berkumpul. Perbandingan hasil kemampu- pembelajaran masih kurang, semisal menyiapkan
an berpikir kritis dan kreatif pada kelompok eks- alat dan bahan untuk kegiatan praktik.
perimen dan konrol dapat dilihat pada Tabel 7.
Kemampuan memunculkan dan meru- Simpulan
muskan pertanyaan lebih baik pada kelompok
eksperimen dibandingkan dengan kontrol. Siswa Hasil penelitian disimpulkan bahwa guru
dapat berpikir kritis dan kreatif karena men- IPA SMP Kabupaten Kudus menggunakan pe-
dapatkan pertanyaan divergen dari LKS yang rangkat pembelajaran bermakna dengan LKS
mendorong untuk berbuat dalam proses pembe- produk MGMP (konvergen). Penggunaan LKS
lajaran bermakna. Pengumpulan dan penilaian konvergen menjadikan siswa kurang mampu ber-
informasi, penyimpulan dan solusi, menganalisa pikir kritis dan kreatif. Pengembangan perangkat
hasil percobaan memperoleh nilai cukup untuk pembelajaran bermakna dengan LKS divergen
kedua kelompok karena dalam RPP tidak dise- untuk meningkatkan kemampuan siswa berpikir
butkan secara detail untuk membimbing kegiatan kritis dan kreatif.
tersebut. Siswa kurang berkomunikasi pada saat Pengembangan perangkat pembelajaran
kegiatan terutama pada saat diskusi kelompok meliputi tahapan validasi silabus dan RPP yang
untuk membuat laporan praktikum baik kelom- dinilai sangat baik oleh ahli pendidikan. Bahan
pok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hal ajar dan LKS divergen dinilai baik oleh ahli pen-
itu disebabkan guru kurang memfasilitasi siswa didikan dan materi. Keefektifan perangkat pem-
untuk mengemukakan solusi dan siswa kurang belajaran diperoleh dari penguasaan konsep, akti-

24
Triastuti Evawani, dkk. / Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1) (2013)

vitas, kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta Hal 98-106.


kepraktisan perangkat. Penguasaan konsep siswa Hofstein, A dan Naaman, R. 2007.” The Laboratory in
yang menggunakan LKS divergen memperoleh Science Education The State of the Art.” Jour-
N-gain sebesar 0,67 (sedang) lebih tinggi diban- nal Chemistry Education Research and Practice,
Volume 8 No. 2. Hal 105-107.
ding N-gain kontrol sebesar 0,20 (rendah). Akti-
Johnson. 2011. CTL Menjadikan Kegiatan Belajar Menga-
vitas dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif jar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Pener-
dengan LKS divergen secara umum lebih baik. bit Kaifa.
Kepraktisan perangkat pembelajaran sangat baik Johnstone, A. H. 2006. “Chemical Education Research
dari penilaian guru dan siswa. in Glasgow in Perspective.” Journal Chemistry
Education Research and Practice, Volume 7 No. 2.
Daftar Pustaka Hal 49-63.
Kusdiana,A. 2011. “Pembelajaran Matematika Model
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Mind Mapping Pada Materi Bangun Ruang
Praktik. Jakarta:Penerbit Rineke Cipta. Sisi datar Kelas VIII Untuk Meningkatkan
Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakar- Kemampuan Berpikir Kreatif Matmatik.” Ar-
ta: Penerbit Pustaka Pelajar tikel Penelitian. MGMP Matematika Kabupaten
Depdiknas. 2011. Pedoman Pendidikan dan Latihan Pro- Kuningan.
fesi Guru IPA SMP. Jakarta: Depdiknas. Lunce, L. 2006. Simulations: Bringing The Benefitis
DBE. 2009. Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Ber- of Situated Learning to The TraditionalClass-
makna 2. Jakarta:DBE 3. room.” Journal of Applied Eucational Technologi.
Fauziah,N.Y. 2011. “Analisis KemampuanGuru Volume 3 No. 1. Hal 50-60.
Dalam mengembangkan Ketrampilan Berfikir Mariati. 2006. “Pengembangan Kreativitas Siswa Me-
Kreatif Siswa Sekolah Dasar Kelas V Pada lalui Pertanyaan Divergen Mata Pelajaran
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.”Jurnal IPA”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol-
penelitian dan pengembangan Volume 2 No. 1. ume 12 No. 63. Hal 759-773.

25

Anda mungkin juga menyukai