e.Sebagai sarana meningkatkan rasa cinta terhadap karya anak bangsa Indonesia,
sekaligus peduli terhadap sesama.
Selain itu, apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara
penikmat karya seni (apresiator) dan pembuat (seniman). Karena hal inilah, diharapkan seniman
mampu menciptakan karya seni yang jauh lebih baik dan berkualitas dari sebelumnya.
Tujuan Apresiasi Seni
Adapun tujuan apresiasi seni yaitu untuk memperkenalkan atau mempublikasi
karya seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau
masyarakat juga maksud serta tujuan seni tersampaikan.
Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Apresiasi empatik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang
dapat ditangkap dengan sebatas indrawi saja.
Apresiasi estetis, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan
melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
Apresiasi kritik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan
melibatkan klasifikasi, deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta
menyimpulkan hasil penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang satu ini
dapat dilakukan dengan mengamati suatu benda secara langsung dan nyata.
Siapa yang dapat melakukan apresiasi seni rupa? Siapa saja dapat melakukan
apresiasi terhadap karya seni rupa. Apresiasi juga dibedakan menjadi dua tipe,
yakni:
Apresiasi pasif; pelaku dari apresiasi ini adalah orang yang masih awam
terhadap seni, namun memiliki minat yang baik terhadap suatu karya seni.
Apresiasi aktif; apresiasi yang dilakukan muncul setelah seseorang itu
menilai suatu karya seni.
Macam Macam Tingkatan Dalam Apresiasi Karya Seni
Dalam berapresiasi karya seni dikenal beberapa tingkatan, yaitu sebagai
berikut :
1. Apresiasi empatik, yaitu apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang
baiknya sebuah karya seni berdasarkan penglihatan mata (indrawi).
2. Apresiasi estetis, yaitu apresiasi yang menilai keindahan disertai
pengamatan dan perasaan yang mendalam.
3. Apresiasi kritis, yaitu apresiasi yang sudah dalam tingkatan
penganalisisan. Jadi, penilaian di sini tidak sekadar memiliki, tetapi
dianalisis secara akurat sehingga hasilnya akan lebih jelas dan terurai.
“Sense of Beauty”, atau rasa keindahan pasti sudah dimiliki setiap orang di dunia
ini. Jika seseorang menilai, tentu akan berbeda dengan yang lainnya. Penilaian si A
tentu berbeda dengan penilaian si B, tergantung bagaimana seseorang
menghayatinya. Ada yang beranggapan bahwa karya seni itu bernilai negatif ada
juga yang menilai negatif. Itu semua tergantung dari sudut pandang pengamat
mengenai keindahan yang dianutnya.
Mengapresiasi tidak hanya untuk menilai karya seni saja. Kita dapat menerapkan
kegiatan apresiasi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kita hendak membeli
baju di Mall, dan terdapat banyak sekali pilihan baju. Kemudian kita memilih salah
satu baju sesuai selera kita dan memakainya. Kemudian orang lain menganggap
penampilan kita menjadi lebih gagah/menawan. Namun, ada juga orang yang
memilih baju lainnya (yang menurutnya cocok dengan kepribadiannya ). Itupun
bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk apresiasi.
Dari contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa persepsi orang itu benar-
benar berbeda antara satu dengan lainnya.