NO.
1. Apresiasi karya seni
2. Apresiasi karya seni
3. Apresiasi karya seni
Jawaban :
Pengertian Apresiasi Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin Appretiatus yang artinya berupa penilaian terhadap
sesuatu.Kalau dari Bahasa Inggris disebut Appreciate, yang berarti menentukan nilai,
melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan
menghayatinya.Sehingga kegiatan apresiasi ini tidak hanya berhubungan dengan seni,
tetapi apa pun yang memang dapat diapresiasikan.
Jadi,
Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati serta
penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni bisa
diartikan sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni.
Bentuk dari apresiasi tersebut tentu berbeda-beda dari setiap individu yang menikmatinya.
Sebab sense of beauty yang dimiliki setiap individu juga berbeda.
Kegiatan apresiasi tersebut juga dilakukan untuk memberi nilai pada karya-karya seni yang
telah diciptakan.
Ada empat fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami
mengenai apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut.
Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya
seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat juga
maksud serta tujuannya tersampaikan.
Terkadang sebagai penikmat seni yang memang sekadar penikmat, kita tidak langsung
dapat mengerti maksud dan tujuan dibuatnya karya seni tersebut.
Nah, dengan adanya apresiasi seni maka kita dapat lebih mudah mengerti maksud dan
tujuannya. Sementara itu untuk tujuan akhir, ada tiga poin. Ketiga poin tujuan akhir
tersebut sebagai berikut.
Estetika adalah kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat kita lebih
cepat menyadari unsur seni pada karya seni.
Selain estetika, tujuan akhir berikutnya ialah mengembangkan kreasi. Karena kita
menjadi lebih peka dan mengerti maksud dari karya seni, maka daya kreasi kita juga
dapat bertambah.
3. Menyempurnakan
Apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari karya-karya seni itu
sendiri.
Tingkatan Apresiasi
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang mendeskripsikan
apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni meliputi Empatik, Estetis, dan
Kritik.Berikut penjelasan mengenai tiga tingkatan tersebut beserta contohnya.
1. Tingkat Empatik
Empatik dalam kamus berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat apresiasi seni
ini lebih berupa tangkapan indrawi atau tangkapan dari indera-indera.Contohnya ketika
mendengar sebuah karya seni musik, kita merasa nyaman dan betah mendengar karya
tersebut, lalu timbulah penilaian bahwa karya tersebut bagus.
2. Tingkat Estetis
Estetis dalam kamus merupakan penilaian terhadap keindahan tersebut. Tingkat
apresiasi seni ini berupa pengamatan dan penghayatan.
Di tingkat ini kita sebagai penikmat seni memberi apresiasi yang lebih pada
pengamatan, bagaimana bentuk dari karya seni tersebut, atau mengapa karya seni
tersebut dapat menjadi karya seni. Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater,
kita berpikir bagaimana adega tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan
tersebut. Apakah pas dan bagus, atau tidak.
3. Tingkat Kritik
Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada tingkat apresiasi
ini. Kritik di sini dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi, menjelaskan, menganalisis,
evaluasi, hingga mengambil kesimpulan.
Contohnya kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi misalnya
ajang bernyanyi.
Tingkat apresiasi mereka sudah berada di tingkat ini di mana akan memberi masukan,
menilai dengan tidak lupa memberi penjelasan, dan memberi evaluasi juga kesimpulan.
Itu dia bagian-bagian dalam apresiasi seni yang tidak dapat dipisahkan.
Ada pun pengertian yang dikemukan oleh para ahli di antaranya menurut Brent G.
Wilson, apresiasi pada seni meliputi feeling, valualing, dan emphatizing.
Ketiga poin tersebut adalah suatu tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
perasaan, penilaian, dan rasa empati.
Bentuk rupa dari ketiga poin itu juga berbeda dan tergantung pasa masing-masing
penikmat seni. Agar kamu lebih mengerti lagi mengenai apresiasi dalam karya seni, di
bawah ini ada beberapa contoh apresiasi seni yang dapat kamu telusuri.
Contohnya, ada seorang penikmat seni yang diundang untuk datang ke pameran seni yang
digelar oleh beberapa seniman. Penikmat seni tersebut datang karena ini mengenal dan
melihat hasil karya seni yang dipamerkan. Selanjutnya, saat melihat-melihat, beberapa
karya seni mampu menarik perhatian penikmat seni tersebut dan membuatnya memberi
penilaian dari sudut pandangnya.
Menurutnya beberapa karya tersebut menarik, tetapi kurang warna. Dan dia
mengungkapkan penilaiannya tersebut pada teman-teman lain juga sang seniman. karya
seni sudah menjadi bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan. Ke mana pun kamu
melangkah, maka akan bertemu dengan hasil-hasil karya seni, meski terkadang kamu tidak
menyadarinya.
Selain berdasarkan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya seni rupa juga dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik media (alat, teknik, dan bahan) dan orientasi
pembuatannya. Berdasarkan karakteristik tersebut, seni rupa terbagi menjadi: seni
lukis, seni grafis, seni patung, seni kriya, dan desain.
Ketika kita mengetahui setiap jenis seni rupa berdasarkan parameter fungsinya, maka
akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengapresiasi atau menciptakan karya spesifik
yang inign kita pelajari. Karena setiap jenis karya seni rupa yang berbeda akan
membutuhkan treatment
3. Pensil warna
Pensil warna sering digunakan untuk membuat lukisan dan pensil warna terdiri
dari berbagai warna dan memiliki tekstur yang lembut yang dikenal pada
kalangan yang penggunaannya dengan sederhana.
4. Krayon
krayon adalah salah satu bahan pensil warna atau alat yang digunakan untuk
membuat karya seni dua dimensi yang di lakukan dengan banyak warna.
5. Pena
Pena adalah alat untuk mendukung karya seni dua dimensi, yang terdiri dari
tinta, tinta yang terkandung dalam pena sering didominasi oleh hanya tiga
warna.
6. Cat air
Cat air adalah bahan yang sangat akrab bagi pelukis, dan bahkan untuk pemula
karena kemudahan penggunaannya dan mengarah ke karya-karya yang
cenderung lebih klasik.
7. Cat minyak
Cat minyak adalah salah satu alat yang digunakan seniman untuk membuat
karyanya di media kanvas dan memiliki tingkat yang sulit dan tidak mudah
untuk melihat hasil karyanya. Yang melalui kombinasi warna yang akan terima
secara eksklusif.
8. Kanvas
Kanvas adalah salah satu media lukisan yang paling terkenal di media lukisan
dan yang paling banyak digunakan oleh para seniman untuk menciptakan karya
seni dua dimensi.
9. Kuas
Kuas adalah alat yang digunakan dalam karya seni dua dimensi. Digunakan
untuk melukis minyak atau cat air atau bahan lain dalam media lukisan untuk
membuat gambar.
10. Pallet
Pallet adalah alat atau wadah sebagai media yang digunakan sebagai alat untuk
mengaplikasikan cat untuk mencampur warna sesuai keinginan pelukis.
11. Komputer
Komputer sangat dibutuhkan sebagai media pendukung untuk hasil karya seni
dua dimensi yang menggunakan teknik tertentu seperti gambar digital.
Komputer dapat menjadi media dan alat yang digunakan untuk membuat karya.
Media :
Kanvas
Kertas
Kain
Tembok
Kaca
Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari
ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik
lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal
dengan sebutan Pointilisme.
Garis
Garis adalah goresan dan batas limit dari suatu benda ruang, warna, massa, dan lain-
lain.
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang,
pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan
Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda,
misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan
lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
– Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
– Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang,
warna atau ruang.
Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga
membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang
dan lebar, serta memiliki ukuran.
Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
– Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
-Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
– -Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
– Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.
Ruang
Warna
Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata dan merupakan salah
satu bagian paling penting dalam pembuatan karya seni lukis.
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
– Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun,
meliputi warna merah,
kuning, dan biru.
– Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.
Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada
sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda.
Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai
raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan
yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.
Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya.
Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya
perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.
Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya
seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya.
Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan
unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara formal/simetris dan dengan
informal/asimetris serta keseimbangan radial/memancar.
Irama (Rythme)
Irama atau Ryhme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur dan
terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa berwujud
bentuk, garis, atau rupa-rupa warna.
Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat
statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik.
Untuk itu pintar-pintar dalam melakukan variasi warna, ukuran, jarak, dan tekstur.
Komposisi
Prinsip seni rupa Komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar
keindahan dari sebuah karya seni.
Karena komposisi berhubungan dengan penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga
menjadi susunan yang teratur, serasi.
Sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan
untuk menampilkan ekspresi.
Proporsi (Kesebandingan)
Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya
sehingga terlihat selaras dan enak dipandang.
Besar kecil, panjang pendek, luas sempit, tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi.
Contoh mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan
tubuh manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung,
mulus harus seimbang.
Pusat Perhatian (Center of Interes)
Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk menampilkan
bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol atau gampang nya
terlihat berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya.
Bisa dilakukan dengan cara mengatur posisi, warna, ukuran, dan unsur lainnya.
Keselarasan (Harmoni)
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari
berbagai bentuk berbeda.
Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan.
Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk
dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini
untuk menciptakan perpaduan yang selaras.
Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna
yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur.
Prinsip gradasi sering digunakan saat membuat karikatur, lukisan, mozaik, dan seni
rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan menghidupkan karya seni.
Penekanan (Kontras)
Kontras mengatur perbedaan dari 2 unsur yang berlawanan, perbedaan mencolok
terletak di warna, bentuk, dan ukuran sehingga karya seni tidak terkesan selalu lama.
Kritik Populer
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada
umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat pengenalan
karya secara umum. Dalam tulisan kritik populer, biasanya dipergunakan bahasa dan
istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Kritik Jurnalis
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar.
Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam.
Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas
dari sebuah karya seni, karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil
tanggapannya.
Kritik Keilmuan
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan memerlukan
wawasan, pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi
sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang
sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa atau seni pada umumnya. Kritik
yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.
Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis
karya ilmiah lain atau kolektor, kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya.
Kritik Kependidikan
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau
meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Jenis kritik ini umumnya
digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni rupa terutama untuk meningkatkan
kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan
biasanya digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran pendidikan
seni.
Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap karya seni
rupa sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada
kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan
sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga
dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.
Kritik Ekspresivistik
Pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan atau ekspresi yang ingin dikomunikasikan
oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ekspresivistik umumnya
menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-
objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik
atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari
sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa
lalu. Lukisan berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ karya Raden Saleh misalnya,
dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis penciptaan lukisannya saja tetapi
keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan
pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut
dihadirkan, bukan hanya secara formalistic seperti yang telah dijelaskan diatas.
Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai
unsur terkecil seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa
adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu.
Untuk dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-
istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan
tersebut, maka kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena menarik yang
terdapat pada karya yang dilihatnya. Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang
kita lihat?’. Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika
melakukan analisis formal terhadap karya seni.
Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya
seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini
seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa
atau ilmu penataan komposisi unsur dalam sebuah karya seni. Analisis formal berarti
menentukan apa unsur dan prinsip yang digunakan dan memutuskan mengapa seniman
menggunakan berbagai fitur tersebut untuk menyampaikan gagasannya. Analisis Ini
menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman melakukannya?”
Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini
sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya.
Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang
tinggal di Indonesia.[2] Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia
Belanda atau dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi
wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.[2]
Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, penetrasi propaganda sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk dan bidang di antaranya dalam bidang seni rupa.[4] Kebijakan
propaganda Jepang ini dirancang sedemikian rupa agar para seniman seni rupa juga
turut memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan tema Indonesia di
dalamnya.[4] Persekutuan politik ini juga didasarkan atas visi nasionalis bangsa yang
otonom dan bebas, serta bertujuan untuk pengembangan seni rupa di kalangan
masyarakat Indonesia dengan "gaya Indonesia Baru".[4] Gaya tersebut mengadopsi
teknik bangsa Eropa pada awal abad kedua puluh dengan materi garapan gaya
Indonesia. Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Persagi dibubarkan oleh Pemerintahan
Jepang bersama dengan organisasi lainnya.[4]