Anda di halaman 1dari 15

KISI – KISI SENI BUDAYA SENI RUPA KELAS X TI AKL DAN BDP 1

NO.
1. Apresiasi karya seni
2. Apresiasi karya seni
3. Apresiasi karya seni
Jawaban :
Pengertian Apresiasi Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin Appretiatus yang artinya berupa penilaian terhadap
sesuatu.Kalau dari Bahasa Inggris disebut Appreciate, yang berarti menentukan nilai,
melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan
menghayatinya.Sehingga kegiatan apresiasi ini tidak hanya berhubungan dengan seni,
tetapi apa pun yang memang dapat diapresiasikan.
Jadi,
Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati serta
penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni bisa
diartikan sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni.

Bentuk dari apresiasi tersebut tentu berbeda-beda dari setiap individu yang menikmatinya.
Sebab sense of beauty yang dimiliki setiap individu juga berbeda.
Kegiatan apresiasi tersebut juga dilakukan untuk memberi nilai pada karya-karya seni yang
telah diciptakan.

Fungsi Apresiasi Seni


Apresiasi dalam seni memiliki manfaat atau fungsi. Seperti yang sudah disebutkan
mengenai pengertian dari apresiasi pada seni, terdapat kegiatan mengenali, memberi
penilaian, juga menghargai di mana akan mempengaruhi karya seni tersebut serta seniman
atau pembuat seni yang terlibat.

Ada empat fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami
mengenai apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut.

1. Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Karya Seni


Fungsi pertama adalah untuk meningkatkan kecintaan terhadap karya seni. Atau dapat
juga dikatakan sebagai ‘sarana’ yang mampu meningkatkan rasa cinta terhadap karya
seni khususnya karya seni yang dibuat oleh anak-anak Indonesia.
2. Untuk Menciptakan Penilaian
Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan penilaian. Penilaian ini berupa sarana
dalam menikmati, memberi empat, mendapatkan hiburan, serta menambah wawasan
dan pengetahuan atau edukasi.
3. Untuk Mengembangkan Kemampuan
Fungsi ketiga adalah untuk mengembangkan kemampuan. Kemampuan yang
merupakan keanggupan diri sendiri dapat berupa mampu menciptakan karya seni atau
lain-lain. Sebagai penikmat seni yang memberi apresiasi, terkadang banyak bagian dari
kegiatan apresiasi tersebut yang mengasah kemampuan.
4. Untuk Membangun Hubungan
Fungsi keempat atau terakhir ialah untuk membangun hubungan. Hubungan tersebut
berupa hubungan timbal-balik yang positif antara pembuat seni dengan penikmat seni.
Tujuan Apresiasi Seni
Selain memiliki empat fungsi atau manfaat, apresiasi seni juga memiliki dua macam tujuan
yaitu tujuan pokok dan tujuan akhir.

Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau mempublikasi karya
seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat juga
maksud serta tujuannya tersampaikan.

Terkadang sebagai penikmat seni yang memang sekadar penikmat, kita tidak langsung
dapat mengerti maksud dan tujuan dibuatnya karya seni tersebut.

Nah, dengan adanya apresiasi seni maka kita dapat lebih mudah mengerti maksud dan
tujuannya. Sementara itu untuk tujuan akhir, ada tiga poin. Ketiga poin tujuan akhir
tersebut sebagai berikut.

1. Mengembangkan nilai estetika karya seni

Estetika adalah kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat kita lebih
cepat menyadari unsur seni pada karya seni.

2. Mengembangkan daya kreasi

Selain estetika, tujuan akhir berikutnya ialah mengembangkan kreasi. Karena kita
menjadi lebih peka dan mengerti maksud dari karya seni, maka daya kreasi kita juga
dapat bertambah.

3. Menyempurnakan
Apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari karya-karya seni itu
sendiri.

Tingkatan Apresiasi
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang mendeskripsikan
apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni meliputi Empatik, Estetis, dan
Kritik.Berikut penjelasan mengenai tiga tingkatan tersebut beserta contohnya.

1. Tingkat Empatik
Empatik dalam kamus berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat apresiasi seni
ini lebih berupa tangkapan indrawi atau tangkapan dari indera-indera.Contohnya ketika
mendengar sebuah karya seni musik, kita merasa nyaman dan betah mendengar karya
tersebut, lalu timbulah penilaian bahwa karya tersebut bagus.

2. Tingkat Estetis
Estetis dalam kamus merupakan penilaian terhadap keindahan tersebut. Tingkat
apresiasi seni ini berupa pengamatan dan penghayatan.
Di tingkat ini kita sebagai penikmat seni memberi apresiasi yang lebih pada
pengamatan, bagaimana bentuk dari karya seni tersebut, atau mengapa karya seni
tersebut dapat menjadi karya seni. Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater,
kita berpikir bagaimana adega tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan
tersebut. Apakah pas dan bagus, atau tidak.

3. Tingkat Kritik
Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada tingkat apresiasi
ini. Kritik di sini dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi, menjelaskan, menganalisis,
evaluasi, hingga mengambil kesimpulan.

Contohnya kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi misalnya
ajang bernyanyi.

Tingkat apresiasi mereka sudah berada di tingkat ini di mana akan memberi masukan,
menilai dengan tidak lupa memberi penjelasan, dan memberi evaluasi juga kesimpulan.

Itu dia bagian-bagian dalam apresiasi seni yang tidak dapat dipisahkan.

Ada pun pengertian yang dikemukan oleh para ahli di antaranya menurut Brent G.
Wilson, apresiasi pada seni meliputi feeling, valualing, dan emphatizing.
Ketiga poin tersebut adalah suatu tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
perasaan, penilaian, dan rasa empati.

Bentuk rupa dari ketiga poin itu juga berbeda dan tergantung pasa masing-masing
penikmat seni. Agar kamu lebih mengerti lagi mengenai apresiasi dalam karya seni, di
bawah ini ada beberapa contoh apresiasi seni yang dapat kamu telusuri.

 Contoh Apresiasi Seni

Contohnya, ada seorang penikmat seni yang diundang untuk datang ke pameran seni yang
digelar oleh beberapa seniman. Penikmat seni tersebut datang karena ini mengenal dan
melihat hasil karya seni yang dipamerkan. Selanjutnya, saat melihat-melihat, beberapa
karya seni mampu menarik perhatian penikmat seni tersebut dan membuatnya memberi
penilaian dari sudut pandangnya.

Menurutnya beberapa karya tersebut menarik, tetapi kurang warna. Dan dia
mengungkapkan penilaiannya tersebut pada teman-teman lain juga sang seniman. karya
seni sudah menjadi bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan. Ke mana pun kamu
melangkah, maka akan bertemu dengan hasil-hasil karya seni, meski terkadang kamu tidak
menyadarinya.

4. Karya seni rupa 2 dimensi


Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua ukuran atau sisi,
mudahnya karya ini hanya memiliki panjang dan lebar saja, tanpa dimensi ketiga yaitu:
ruang (z). Contohnya adalah lukisan, seni grafis, ilustrasi dan karya rupa lain yang
digambar diatas permukaan datar.
Istilah ini muncul ketika seni rupa dibedakan berdasarkan dimensinya, yaitu karya seni
rupa dua dimensi dan seni rupa 3 dimensi. Penggolongan seperti ini dilakukan agar kita
memahami seberapa jauh cakupan seni rupa dapat dibedakan.
Misalnya, seni rupa juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Yaitu, seni rupa
terapan (applied art) yang pembuatannya melalui proses perancangan (desain), dan
seni rupa murni, karya yang dibuat dengan tujuan untuk dinikmati keindahan dan
keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi praktisnya.

Selain berdasarkan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya seni rupa juga dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik media (alat, teknik, dan bahan) dan orientasi
pembuatannya. Berdasarkan karakteristik tersebut, seni rupa terbagi menjadi: seni
lukis, seni grafis, seni patung, seni kriya, dan desain.

Ketika kita mengetahui setiap jenis seni rupa berdasarkan parameter fungsinya, maka
akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengapresiasi atau menciptakan karya spesifik
yang inign kita pelajari. Karena setiap jenis karya seni rupa yang berbeda akan
membutuhkan treatment

5. Media berkarya seni rupa 2 dimensi


6. Media berkarya seni rupa 2 dimensi
7. Media berkarya seni rupa 2 dimensi
8. Media berkarya seni rupa 2 dimensi
9. Media berkarya seni rupa 2 dimensi
beberapa media seni karya dua dimensi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pensil
Pensil dibuat dengan campuran grafit dan tanah liat hal ini sangat mendasar
bagi karya seni yang dibuat dengan pensil dapat, membuat sketsa atau lukisan.
2. Kontes
Kontes ini adalah alat yang digunakan dalam karya seni dua dimensi, dengan
kontes yang halus dan sangat hitam, atau dapat juga dikatakan dengan memiliki
warna hitam pekat.

3. Pensil warna
Pensil warna sering digunakan untuk membuat lukisan dan pensil warna terdiri
dari berbagai warna dan memiliki tekstur yang lembut yang dikenal pada
kalangan yang penggunaannya dengan sederhana.
4. Krayon
krayon adalah salah satu bahan pensil warna atau alat yang digunakan untuk
membuat karya seni dua dimensi yang di lakukan dengan banyak warna.
5. Pena
Pena adalah alat untuk mendukung karya seni dua dimensi, yang terdiri dari
tinta, tinta yang terkandung dalam pena sering didominasi oleh hanya tiga
warna.
6. Cat air
Cat air adalah bahan yang sangat akrab bagi pelukis, dan bahkan untuk pemula
karena kemudahan penggunaannya dan mengarah ke karya-karya yang
cenderung lebih klasik.
7. Cat minyak
Cat minyak adalah salah satu alat yang digunakan seniman untuk membuat
karyanya di media kanvas dan memiliki tingkat yang sulit dan tidak mudah
untuk melihat hasil karyanya. Yang melalui kombinasi warna yang akan terima
secara eksklusif.
8. Kanvas
Kanvas adalah salah satu media lukisan yang paling terkenal di media lukisan
dan yang paling banyak digunakan oleh para seniman untuk menciptakan karya
seni dua dimensi.
9. Kuas
Kuas adalah alat yang digunakan dalam karya seni dua dimensi. Digunakan
untuk melukis minyak atau cat air atau bahan lain dalam media lukisan untuk
membuat gambar.

10. Pallet
Pallet adalah alat atau wadah sebagai media yang digunakan sebagai alat untuk
mengaplikasikan cat untuk mencampur warna sesuai keinginan pelukis.

11. Komputer
Komputer sangat dibutuhkan sebagai media pendukung untuk hasil karya seni
dua dimensi yang menggunakan teknik tertentu seperti gambar digital.
Komputer dapat menjadi media dan alat yang digunakan untuk membuat karya.

Media :
 Kanvas
 Kertas
 Kain
 Tembok
 Kaca

10. Teknik berkarya seni rupa


11. Teknik berkarya seni rupa
12. Teknik berkarya seni rupa
13. Teknik berkarya seni rupa
Jawaban :
1. Linear : cara menggambar dengan teknik menutup obyek dengan garis.
2. Blok : menutup obyek lukis dengan satu warna
Blok + : dalam objeknya
Blok - : luar objeknya
3. Arair : menutup objek luka dengan puasa garis sejajar atau melayang
(menggoreskan)
4. Dussel : menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap terang akan tebal tipis.
5. Pointilis : menggunakan titik titik hingga membentuk suatu objek.
6. Aquarel : melukis dengan satuan earna tipis dengan media kertas.
7. Plakat : menggunakan satuan tebal dengan cara minyak. Melihatnya kanvas yang
diberi cat, bersifat menutup yang dicampur larutan lem sehingga roda tembus
pandang.
8. Siluet : menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga
menimbulkan kesan balok.
9. Acrylic : menghasilkan warna yang cerah dan menyala
10. Kolase : teknik melukis dengan cara memotong kertas yang kemudian
ditempelkan pada sebuah objek tertentu, sehingga membentuk sebuah lukisan.
11. Transparan : biasanya memakai cat air, tetapi hanya sekedar digoreskam tipis
tipis saja, sehingga akan menghasilkan tekstur yang transparan.
12. 3M (melipat, menggunting,dan merekat): teknik memanipulasi lembaran
lembaran kertas yang di rangkai dengn sedemikian rupa, sehingga membentuk
sebuah bentuk karya seni 3 dimensi.
14. Unsur seni rupa
15. Unsur seni rupa
16. Unsur seni rupa
17. Unsur seni rupa
18. Unsur seni rupa
Jawaban :
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk
mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah
titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.

Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari
ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik
lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal
dengan sebutan Pointilisme.

Garis

Garis adalah goresan dan batas limit dari suatu benda ruang, warna, massa, dan lain-
lain. 

Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang,
pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan
Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda,
misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan
lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:

– Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
–  Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang,
warna atau ruang.

Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga
membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang
dan lebar, serta memiliki ukuran.

Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
–  Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
-Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.                                                                               
– -Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
–  Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.

Ruang

Menurut Djelantik, ruang adalah kumpulan beberapa bidang, kumpulan dimensi yang


terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi. Ilusi yang dibuat dengan pengelolaan garis dan
bidang, dibantu oleh warna (unsur pendukung) yang dapat menciptakan ilusi sinar atau
bayangan yang meliputi perspektif dan kontras gelap terang. Jadi pengertian ruang
dikaitkan dengan bidang dan keluasan.
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya
ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi),
misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.

Warna

Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata dan merupakan salah
satu bagian paling penting dalam pembuatan karya seni lukis.
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

–  Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun,
meliputi warna merah,
kuning, dan biru.

–  Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.


Contoh: merah + kuning : jinga
biru + kuning :hijau  merah + biru  : ungu

–  Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu        : ungu kebiruan
jingga + merah   : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada
sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda.
Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai
raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan
yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya.
Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya
perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam. 

19. Prinsip seni rupa


20. Prinsip seni rupa
21. Prinsip seni rupa
22. Prinsip seni rupa
23. Prinsip seni rupa
Jawaban :
Kesatuan (Unity)
Prinsip Kesatuan (Unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa sehingga
unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri sendiri.
Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah komposisi yang
indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya
seni.

Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya
seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya.
Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan
unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara formal/simetris dan dengan
informal/asimetris serta keseimbangan radial/memancar.

Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:


Keseimbangan Sentral (Terpusat)
Keseimbangan Diagonal
Keseimbangan Simetris
Keseimbangan Asimetris

Irama (Rythme)
Irama atau Ryhme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur dan
terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa berwujud
bentuk, garis, atau rupa-rupa warna.
Pengulangan unsur bentuk jika diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat
statis, berbeda dengan irama harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik.
Untuk itu pintar-pintar dalam melakukan variasi warna, ukuran, jarak, dan tekstur.

Komposisi
Prinsip seni rupa Komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar
keindahan dari sebuah karya seni.
Karena komposisi berhubungan dengan penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga
menjadi susunan yang teratur, serasi.
Sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan
untuk menampilkan ekspresi.

Proporsi (Kesebandingan)
Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan bagian satu dengan bagian lainnya
sehingga terlihat selaras dan enak dipandang.
Besar kecil, panjang pendek, luas sempit, tinggi rendah adalah masalah prinsip proporsi.
Contoh mudah yang bisa kita jadikan gambaran yaitu ketika akan membuat lukisan
tubuh manusia maka bagian tubuh (kita ambil wajah) ukuran antara alis, mata, hidung,
mulus harus seimbang.
Pusat Perhatian (Center of Interes)
Prinsip seni rupa ini disebut juga prinsip dominasi adalah usaha untuk menampilkan
bagian tertentu dari karya seni rupa sehingga terlihat menonjol atau gampang nya
terlihat berbeda dengan bagian yang lain di sekitarnya.
Bisa dilakukan dengan cara mengatur posisi, warna, ukuran, dan unsur lainnya.

Keselarasan (Harmoni)
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari
berbagai bentuk berbeda.
Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan.
Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk
dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini
untuk menciptakan perpaduan yang selaras.

Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna
yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur.
Prinsip gradasi sering digunakan saat membuat karikatur, lukisan, mozaik, dan seni
rupa 2 dimensi lain. Karena gradasi berperan menghidupkan karya seni.

Penekanan (Kontras)
Kontras mengatur perbedaan dari 2 unsur yang berlawanan, perbedaan mencolok
terletak di warna, bentuk, dan ukuran sehingga karya seni tidak terkesan selalu lama.

24. Warna warna pada Teknik berkarya seni rupa


25. Warna warna pada Teknik berkarya seni rupa
26. Warna warna pada Teknik berkarya seni rupa
Jawaban :
Warna primer : warna pokok yang terdiri dari merah, biru, dan kuning
Warna sekunder : warna yang berasal dari pencampuran 2 warna primer.
Contoh:
Merah + Kuning = Orange
Kuning + Biru = Hijau
Biru + Merah = Ungu
Merah + Biru + Kuning = Coklat dan sebagainya.
Jumlah warna sekunder tak terhingga, tergantung berapa takaran pencampuran warna
pokoknya.
Tersier : warna yang terbentuk dari hasil pencampuran warna pokok dengan warna
sekunder (campuran dua warna sekunder)
Tapi warna yang dicampur (sekunder dengan primer), adalah yang posisinya
bergadang dalam lingkaran warna browser. Bukan yang bersebelahan.
Warna yang dihasilkan warna kecoklatan
Contohnya :
Merah + Hijau = coklat kemerahan
Kuning + Ungu = coklat kekuningan
Biru + Orange = coklat kebiruan.

27. Media dan bahan berkarya seni rupa 2 dimensi


28. Media dan bahan berkarya seni rupa 2 dimensi
29. Media dan bahan berkarya seni rupa 2 dimensi
30. Media dan bahan berkarya seni rupa 2 dimensi
Jawaban :
Media
 Kanvas (kain yang berlapis cat campur lem)
 Kertas
 Kain
 Tembok
 Kaca
Bahan :
 Pensil (dibuat dengan campuran grafit dan tanah liat)
 Pena (berisi tinta yang biasanya berwarna hitam, biru, dan merah)
 Pensil warna (terdiri dari bermacam-macam warna yang bertekstur lembut)
 Krayon (terbuat dari unsur lilin dan kapur )
 Spidol (berujung lunak dam bisa bergerak spontan)
 Konte (pensil bertekstur halus dan berwarna sangar hitam)
 Cat air (bahan untuk melukis di kertas, bersifat transparan dan mudah larut)
 Cat minyak (cat yang membutuhkan waktu yang lama (beberapa hari) untuk
mengering)
 Tinta bak (tinta untuk melukis dengan warna yang pekat dan sifatnya yang tak
luntur apabila terkena air.

31. Raut geometris dan organis


32. Raut geometris dan organis
33. Raut geometris dan organis
Jawaban :
Bentukpada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi doa yaitu bentuk geometris
danbentuk organis. Bentuk geometris adalah bentuk-bentu ktertentu yang terukur
danbisa didefinisikan, seperti lingkaran, bola, bujur sangkar, tabung, dan limas.Bentuk
organis adalah bentuk-bentuk alamiah yang sudah meningkatperkembangan, tidak lagi
terukur dan sukarela didefinisikan, misalnya bentuk pohon,orang, sayuran, dan
binatang
34. Warna warna komplementer
Merupakan warna yang berseberangan di dalam color wheel memiliki sudut 180
derajat, dua warna dengan posisi kontras, komplementer menghasilkan perpaduan
warna yang sangat menonjol Contohnya : Merah-Hijau, Biru-Oranye, Ungu-Kuning
35. Warna warna analogus
Warna analogous adalah warna yang berdekatan satu sama lain dalam lingkaran warna.
Skema warna analogous ini sering ditemui dalam alam dan menyenangkan untuk
dilihat. Kombinasi ini memberikan warna terang dan ceria sehingga warna terlihat
harmonis.

36. Warna warna monokromatis


warna monokromatis adalah warna merah, kuning dan biru dicampur dengan putih atau
hitam. Skemanya adalah seperti ini:

37. Kritik seni rupa


Kritik Seni adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan dari suatu karya seni rupa
dengan memberikan alasan berdasarkan berbagai analisa dan pengkajian. kelebihan
dan kekurangan itu dipergunakan dalam bermacam hal, terutama sebagai bahan untuk
mengetahui kualitas dari sebuah karya. Para ahli umumnya beranggapan bahwa kritik
dimulai dari kebutuhan untuk memahami saat mengapresiasi, kemudian beranjak pada
kebutuhan analisa lebih lanjut bahkan mendapatkan kesenangan dari kegiatan
berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. 

Fungsi Kritik Seni


 menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa,
antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara
karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi
timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.
 Menjadi dua mata panah yang saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun
penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam untuk mendeteksi
kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan. Seniman
memerlukan umpan-balik guna merefleksi komunikasi-ekspresifnya, sehingga
nilai dan apresiasi tergambar dalam realita harapan idealismenya.
Publik seni (masyarakat penikmat) dalam proses apresiasinya terhadap karya seni
membutuhkan tali penghubung guna memberikan bantuan pemahaman terhadap
realita artistik dan estetik dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin
lekat, manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai. Kritik
dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas, menganalisis serta
menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan memudahkan bagi seniman dan
penikmat untuk berkomunikasi melalui karya seni.

Jenis Kritik Seni


Kritik karya seni rupa memiliki perbedaan jenis berdasarkan dari tujuan kritik tersebut.
Karena berbagai perbedaan tersebut, maka kritik seni pun terbagi menjadi beberapa
macam, seperti pendapat Feldman (1967) yaitu :

Kritik Populer
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat pada
umumnya. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini bersifat pengenalan
karya secara umum. Dalam tulisan kritik populer, biasanya dipergunakan bahasa dan
istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Kritik Jurnalis
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar.
Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam.
Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas
dari sebuah karya seni, karena sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil
tanggapannya.

Kritik Keilmuan
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dan memerlukan
wawasan, pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menanggapi
sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang
sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni rupa atau seni pada umumnya. Kritik
yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.
Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para penulis
karya ilmiah lain atau kolektor, kurator, galeri dan institusi seni yang lainnya.

Kritik Kependidikan
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau
meningkatkan kepekaan artistik serta estetika pelajar seni. Jenis kritik ini umumnya
digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni rupa terutama untuk meningkatkan
kualitas karya seni rupa yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis kependidikan
biasanya digunakan oleh pengajar bidang ilmu seni dalam mata pelajaran pendidikan
seni.

Bentuk Kritik Seni


Selain berdasarkan tujuan, kritik seni memilik berbagai bentuk yang berbeda
berdasarkan perbedaan pendekatan dan metode yang digunakan. Selain jenis kritik
yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan landasan yang digunakan, dikenal juga
beberapa bentuk kritik yaitu: kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan
instrumentalistik

Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik ditujukan utamanya terhadap karya seni
rupa sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya, aspek bentuk atau unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada
kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan
sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga
dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.

Kritik Ekspresivistik
Pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus kemungkinan akan menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan atau ekspresi yang ingin dikomunikasikan
oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ekspresivistik umumnya
menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-
objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik
atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari
sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa
lalu. Lukisan berjudul ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ karya Raden Saleh misalnya,
dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis penciptaan lukisannya saja tetapi
keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan
pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut
dihadirkan, bukan hanya secara formalistic seperti yang telah dijelaskan diatas.

Tahapan Kritik Seni


Mengelompokan kritik seni beradasrkan tahapannya akan mempermudah proses
menulis kritik. Dengan menggunakan tahapan-tahapan yang teratur kita akan lebih jeli
untuk mempertimbangkan berbagai kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya seni
rupa. Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat
dirumuskan tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:

Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai
unsur terkecil seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa
adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu.
Untuk dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-
istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan
tersebut, maka kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena menarik yang
terdapat pada karya yang dilihatnya. Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang
kita lihat?’. Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika
melakukan analisis formal terhadap karya seni.

Berbagai elemen yang merupakan deskripsi meliputi:


 Bentuk seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain.
 Medium apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik (alat yang digunakan).
 Ukuran dan skala pekerjaan (hubungan dengan orang, bingkai atau konteks skala
lain).
 Elemen atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur atau
lukisan; identifikasi benda.
 Deskripsi poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll.
 Deskripsi garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll.
 Deskripsi tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang (volume);
membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis, bervariasi,
tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll.
 Hubungan antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll.
 Deskripsi skema warna dan warna; palet.
 Tekstur permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan.
 Konteks objek: lokasi asli dan tanggal pembuatan.

Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya
seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini
seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip seni rupa
atau ilmu penataan komposisi unsur dalam sebuah karya seni. Analisis formal berarti
menentukan apa unsur dan prinsip yang digunakan dan memutuskan mengapa seniman
menggunakan berbagai fitur tersebut untuk menyampaikan gagasannya. Analisis Ini
menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman melakukannya?”

Berbagai elemen analisis formal meliputi:

 Penentuan materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya


peristiwa historis, alegori, mitologi, dll.
 Pemilihan fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna,
tekstur, dll.
 Analisis prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya, seimbang,
jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll.
 Pembahasan tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi
terhadap tampilan gambar atau fungsi.
 Analisis penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan, dingin,
hangat, warna sebagai simbol, dll.
 Perlakuan terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi (termasuk
penggunaan perspektif), misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll.
 Penggambaran gerakan dan bagaimana pencapaiannya.
 Efek medium tertentu yang digunakan
 Persepsi seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala (hubungan setiap
bagian komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain) dan emosi atau ekspresi
yang dihasilkan.

Reaksi terhadap objek atau monumen


Untuk dapat melakukan analisis formal, kita harus mengerti mengenai unsur-unsur
terkecil dari karya seni rupa, yaitu: Unsur Unsur Seni Rupa dan Desain& Prinsip atau
Asas Seni Rupa dan Desain

Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini
sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya.

38. Lahirnya persagi ( PERSATUAN AHLI GAMBAR INDONESIA )


PERSAGI atau singkatan dari nama organisasi Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia
yang lahir 23 Oktober 1938 di salah satu gedung sekolah dasar di daerah Jakarta di
Gang Kaji. Organisasi ini petama kali diketuai oleh Agus Djaya Suminta dan
sekretarisnya S. Sudjojono, dengan anggota antara lain: Ramli, Abdulsalam, Otto Djaya,
S. Tutur, Emira Soenassa, L. Setijoso, S. Sudiardjo, Saptarita Latif, H. Hutagalung,
Sindusisworo, TB. Ateng Rusyian, Syuaib Sastradiwilja, Sukirno dan Suromo. Berdirinya
PERSAGI mempunyai tujuan agar para seniman lukis Indonesia dapat menciptakan
karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia. Tujuan tersebut berlandaskan
pada misi untuk mencari sintesis dari lukisan tradisional dan modern, serta
mengembangkan gaya mereka sendiri yang bercirikan ke-Indonesia-an.
Dalam kesempatan ini juga,kami mengambil salah satu contoh gambar dari S.Sudjojono
yaitu Ketoprak.
Lukisan ini berjudul ketoprak,dibuat oleh Sudjojono pada tahun 1969.Sudjojono
melukis karya ini di atas media Oil on Canvas berukuran 60 cm x 80 cm. Komposisi
warna dan juga tingkat kecerahannya benar benar menampilkan suatu suasana yang
bisa di bilang bagus.Selain itu gambar dan warna pada orang orang dilukisan juga sudah
bisa membuat orang yang melihat merasa kagum akan keindahannya. Selain itu masih
banyak lagi karya sudjojono yang bertemakan keindahan alam dan juga aktivitas
manusia.

Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang
tinggal di Indonesia.[2] Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia
Belanda atau dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi
wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.[2]
Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, penetrasi propaganda sudah dilakukan dalam
berbagai bentuk dan bidang di antaranya dalam bidang seni rupa.[4] Kebijakan
propaganda Jepang ini dirancang sedemikian rupa agar para seniman seni rupa juga
turut memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan tema Indonesia di
dalamnya.[4] Persekutuan politik ini juga didasarkan atas visi nasionalis bangsa yang
otonom dan bebas, serta bertujuan untuk pengembangan seni rupa di kalangan
masyarakat Indonesia dengan "gaya Indonesia Baru".[4] Gaya tersebut mengadopsi
teknik bangsa Eropa pada awal abad kedua puluh dengan materi garapan gaya
Indonesia. Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Persagi dibubarkan oleh Pemerintahan
Jepang bersama dengan organisasi lainnya.[4]

39. Kritik seni rupa


40. Lahirnya persagi ( PERSATUAN AHLI GAMBAR INDONESIA )

Anda mungkin juga menyukai