Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 5

Nama anggota :
 Adinda Febrianti. (01)
 Chairunnisa Shandy Aulia (09)
 Najwa Nur Ariestya. (22)
 Vina Melfiana. (35)

Drama Kenakalan Remaja

Pemeran
Ibu : Adinda
Bu guru : Chairunnisa
Vivi : Vina
Lala : Chairunnisa
Wawa : Najwa
Nara : Najwa

#Di ruang makan


Ibu : “Gimana hari ini, Nak?”
Wawa : “Baik Bu, ya seperti biasa. Bosen deh di puji terus sama guru-guru,”
Ibu : “Oh ya, Wah anak ibu yang satu ini pinter banget. Tuh Vi, contoh kakak kamu ini. Udah
mandiri, pinter lagi. Gak kaya kamu, hidupnya nyusahin terus. Minta inilah, minta itulah.
Pokoknya ya mulai sekarang, Ibu mau kamu contoh kakakmu ini,” (sambil menepuk pundak
Wawa, sang anak selalu dibanggakan)
Setelah mendengar kata Ibu, Vivi pun emosi dan mengebrek meja dan merasa muak.
Vivi : Cukup! Ibu bisa engga stop banding-bandingin aku sama kakak! Kakak ya kakak, aku
ya aku (Vivi pergi)
Ibu : “Dasar anak kurang ajar! Dibilangin bener-bener, malah ngelunjak. Kalau hidupmu gini
terus, yang bulananmu ibu potong!
Vivi menghiraukan ucapan Ibu, ia terus berjalan keluar dari rumah tanpa arah.

#Di kelas
Waktu bergulir, jarum jam sudah menunjukkan pukul 08.00 . Vivi masuk kelas dengan santai
dan penampilan yang berantakan. Namun, kegiatan pembelajaran sudah berlangsung sekitar
satu jam yang lalu.
Guru : “Hey kamu! Kenapa telat? Ibu perhatikan setiap hari telat mulu,”
Vivi : “Udahlah Bu, saya bosen diceramahin mulu. Engga di rumah di kelas isinya ceramah
mulu,”
Guru : Dasar engga sopan! Keluar kamu sekarang!
Vivi pun keluar,tanpa ada kata yang terlontarkan beriringan sorakan teman-teman di kelas.

#Di kantin
Jam istirahat pun tiba. Vivi dan teman temannya berjalan menuju kantin dengan menguasai
sepanjang koridor yang membuat risih siswa lain. Vivi pun menghampiri salah satu siswa
yang tengah makan dan melempar piring siswa tersebut tersebut. Padah suasana kantin
sedang ramai.
Lala : “kamu apa-apaan si?!”
Vivi : “Dien deh lo! Sini mana duit lo?!”
Lala : “Uang apa sih? Aku nggak punya uang”
Vivi : “Ngga usah bohong deh, sini cepet mana duit lo,”
Lala : “Beneran Vi, aku ngga punya uang lagi. Tadi abis buat bayar SPP,”
Vivi : “Diem lo, Adin sini kasih pelajaran dia, tuh anak udah berani-beraninya bohong ke
gue, belum tahu gue siapa dia.”
Adin : “Kenapa Vi?”
Vivi : “Pegangin tuh anak, gue yakin disakunya masih ada duit.”
Lala berusaha melepas pegangan Adin dan meronta-ronta. Tanpa ada yang membantu, tak
terkecuali Wawa.
Adin : “Diem lo, udah deh ngga usah banyak gerak. Susah amat si dibilangin,”
Disaat Vivi sedang memberi pelajaran kepada Lala, suasana kantin menjadi semakin ricuh.
Siswa lain berdatangan menonton kejadian tersebut. Tanpa disadari ada salah satu siswa yang
sudah melapor ke BK
Wawa : “Woy-Woy! Minggir ada guru BK nih,”
Guru : “Vivi.. Vivi.. Kamu apa-apaan, bikin ribut mulu. Ngga di kelas, ngga di kantin
kerjaannya bikin onar mulu, ibu pusing ngadepin kamu. Ayo ikut ibu ke ruang BK, kamu
juga sekalian Adin, ikut ibu.”

#Di ruang BK
Vivi, Adin dan Lala datang ke ruang BK dengan muka lusuh.
Guru : “Duduk kalian semua,”
Vivi : “Ada apa lagi bu? Ibu ngga bosen ceramah mulu?”
Guru : “Diam kamu Vi! Ibu bener-bener kecewa sama kamu. Ibu ngga tau lagi mau ngomong
apa”
Bu Guru pun mencari data Vivi untuk menelefon orang tuanya.
Guru : “Halo, selamat siang. Saya dari pihak sekolah, apa benar ini dengan orang tua Vivi?”
Ibu Vivi : “Iya benar dengan saya sendiri, ada apa ya bu?”
Guru : “Mohon maaf bu sebelumnya, anak ibu sudah berulang kali membuat kerusuhan di
sekolah. Kami pihak sekolah mengundang Ibu untuk datang ke sekolah nanti siang.”
Ibu Vivi : “Baik bu saya akan datang nanti siang.”

Beberapa jam kemudian, Ibu Vivi pun datang dan menemui guru yang tadi meneleponnya
untuk mengurus masalah Vivi.
Ibu Vivi : “Siang bu,”
Guru : “Siang juga,” (sambil tersenyum)
Ibu Vivi : “Jadi gimana ya bu?”
Guru : “Begini bu.. Vivi sering sekali membuat keonaran di sekolah. Apa ada masalah
dirumah sehingga Vivi sering berbuat kurang baik seperti itu?”
Ibu Vivi : “Ya dia emang anak bandel bu”
Malu-maluin —Batin ibu Vivi
Ibu guru pun tersenyum ramah
Guru : “Ibu, lingkungan pertama dari seorang anak itu adalah lingkungan keluarga. Semua
perilaku dan sikap seorang anak tergantung dari bagaimana ajaran ibu. Saya bukan
bermaksud melecehkan ajaran ibu. Tadi vivi bercerita kepada saya bahwa di rumah vivi
selalu ibu tekan untuk menjadi yang sempurna, dan ibu juga sering membeda bedakan antara
vivi dengan kakaknya. Perlu ibu ketahui, bahwa kemampuan anak itu berbeda beda. Biarkan
Vivi memilih apa yang dia mau. Namun masih dalam pengawas ibu.
Ibu Vivi : “Jadi selama ini saya salah ya bu.. Terima kasih bu sudah mengingatkan. Kalau
saja ibu tidak mengingatkan, saya gatau lagi harus berbuat apa.”
Akhirnya, Ibu Vivi berbaikan dengan Vivi. Mereka pun saling berpelukan dan memaafkan.

END

Anda mungkin juga menyukai