Di sebuah rumah kecil tinggallah seorang ibu beserta anaknya. Siang itu, ibu sedang merapikan rumah dan
menyiapkan makan siang untuk anaknya.
AMEL : (Masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam, meletakkan tas kemudian duduk)
IBU : “Kamu sudah pulang, Mel?”
AMEL : “Kalau Amel sampai di sini berarti Amel sudah pulang, Bu! Masa ibu tanya lagi sih.”
IBU : “Iya-iya… Ya sudah, sekarang kamu makan siang dan setelah itu kerjakan PR.”
AMEL : (Amel berdiri dan menghampiri meja makan. Ia membuka tudung saji dan kesal melihat
lauk yang disajikan ibunya. Ia banting tudung saja yang dipegangnya)
Empat hari lalu lauk makan kita tempe. Tiga hari lalu lauk makan kita tahu. Lusa lalu tempe
lagi. Hari ini tahu lagi.
Aaarrggghhh… (Sambil membuang piring berisi tahu)
IBU : (Mengambil tahu-tahu yang jatuh) Kita harus menghargai makanan Amel…
AMEL : Amel bosan dengan makanan yang ibu masak! Ibu selalu ingin Amel jadi anak pintar, tapi
untuk asupan makan Amel, ibu cuma bisa masak tempe dan tahu aja.
IBU : (Mendekati Amel dan menyentuh lengannya) “Untuk menjadi anak pintar tidak perlu makan
yang berlebihan, Mel. Kamu harus belajar dengan giat. Lagipula, tempe dan tahu juga
bergizi, Nak dan uang kita hany cukup untuk beli itu.”
AMEL : “Aaarrggghhh!” (Melerai tangan ibunya dengan kasar)
“Amel gak peduli! Amel gak mau makan kalau lauknya masih tempe atau tahu! “
IBU : “Ya sudah, kamu beli lauk di warteg Ibu Darma. Ini uangnya.” (Memberikan selembar uang
Rp10.000-an dan Amel pergi begitu saja)
NARATOR
Dalam perjalanan pulang dari warteg Ibu Darma, Amel bertemu Karis dan Cintia yang akan pergi ke Mall.
AMEL : “Kalian akan pergi ke mana?”
KARIS : “Kami akan ke mall dong, Mel. Mau main timezone dan makan-makanan enak.”
AMEL : “Wah… aku boleh ikut ya?”
CINTIA : “Ikut?!” (Wajah tak percaya) “Memangnya uang jajanmu cukup untuk ke sana? Setiap hari
saja kamu makan hanya tempe dan tahu hahahaha…”
KARIS : “Hahahaha… kok kamu tahu, Cin?”
CINTIA : “Iyalah… kan sudah jadi berita dalam acara arisan ibu-ibu di rumahku kemarin.”
AMEL : (Kesal) Aku punya uang jajan lebih kok dari ibu.
CINTIA : “Oh, ya?! Kita buktikan deh. Sekarang kau pulang dan minta uang jajan lebih dari ibumu.
Kita akan tunggu kamu di pos ronda itu. Tapi kalau kamu lama ya terpaksa kita tinggal.
(Menantang)
AMEL : “Oke!”
Terdapat keraguan dalam diri Amel. Tiba-tiba sesosok malaikat dan iblis berada di kanan dan kiri Amel.
AMEL : “Aku akan meminta paksa pada ibu agar aku bisa ikut mereka pergi.”
MALAIKAT : “Jangan, Amel. Itu tidak baik.”
IBLIS : “Lakukan saja, Amel. Itu akan membuatmu senang. Itu hal yang terpenting.”
MALAIKAT : “Tidak, Amel. Apalah artinya kesenangan jika kamu menyakiti ibumu sendiri. Kau akan
berdosa, Amel.”
IBLIS : “Ibumu adalah wanita yang baik. Dia pasti akan memaafkanmu jika kamu melakukan
kesalahan. Lagipula kau ini anak satu-satunya. Dia tidak akan tega menolak kehendakmu.”
MALAIKUT : “Kebaikan ibumu bukanlah alasan untukmu menyakitinya, Amel. Itu tidaklah benar.”
AMEL : “Sudah! Sudah! Aku sudah membuat keputusan. Pergilah kalian!”
IBLIS & MALAIKAT : (Pergi meninggalkan Amel)
NARATOR
Waktu Salat Zuhur sudah tiba sejak tadi. Ia bergegas wudhu dan melaksanakan salat. Ketika ia selesai salat,
Amel kembali dari warteg Bu Darma.
IBU : “Kamu sudah membeli lauknya, Mel?”
AMEL : “Amel makan di sana, Bu. Sekarang Amel mau main. Amel minta uang, Bu!”
IBU : “Lebih baik kamu salat dulu.”
AMEL : “Salatnya nanti deh, Bu. Sini uang jajan Amel!” (Memaksa)
IBU : “Iya-iya, sebentar…” (Ibu membuka dompet, mencari uang 2000-an)
AMEL : “Ah! Ibu lama nih!” (Amel merampas dompet dari tangan ibunya)
IBU : “Jangan, Mel. Mau kamu apakan dompet ibu?” (Amel mendorong ibunya)
AMEL : (Amel mengambil selembar uang 50.000-an dan melempar dompet ke hadapan ibunya)
IBU : “Mau kau apakan uang itu, Nak. Itu untuk modal ibu dagan besok.”
AMEL : “Ibu kan bisa berutang dulu di warung Pak Endang. Amel mau ke Mall bersama teman-
teman. Jadi, Amel butuh uang jajan lebih.”
IBU : “Kau tidak takut azab ALLAH, Mel?”
AMEL : “Hah?! Azab? Zeb-azeb-azeb kali, Bu. Hahahaha… “ (Amel pergi begitu saja setelah apa
yang dilakukan terhadap ibunya.)
NARATOR
Setelah puas bermain di Mall dengan menggunakan uang yang ia paksa ambil dari ibunya, Amel pulang sore
harinya. Dalam perjalanan ia bertemu dengan Aji dan Mira.
AJI : “Mel, kau tidak berangkat mengaji?”
AMEL : “Aku baru pulang dari Mall nih. Capek!”
MIRA : “Ya Allah… Amel… Kamu main sampai sore begini. Bukankah lebih baik kau kerjakan PR
atau membantu ibumu. Kulihat beliau kesulitan membawa bahan-bahan makanan untuk
berdagang besok.”
AMEL : (Marah dan mendorong Mira) Hey, Mir!
AJI : (Membantu Mira) Apa yang dikatakan Mira benar, Mel.
AMEL : “Memang kalian ini siapa menasihatiku seperti itu. Jika ibuku mampu mengerjakannya
sendiri, aku tak perlu membantunya.”
AJI : “Kau tak taku t kena azab ALLAH, Mel?”
AMEL : “Hah?! Apa?! Azab?! Yang aku tahu hanya zeb-azeb-azeb-azeb-azeb-azeb… (Sambil
bernyanyi seraya pergi)
NARATOR
Hari semakin sore dan langit semakin menghitam. Angin berlomba berlari-lari ke sana kemari. Kilat nampak
seperti sedang pemotretan. Mendadak Amel gelisah dengan keadaan itu. Angin lantas bermain-main di
sekitarnya.
AMEL : “Ada apa ini? Tidak! Tidak! Pergi! AAAARRGGHHHH!” (Suara petir besar terdengar dan
menyerang wajah Amel)
Tubuh Amel tergeletak tak berdaya di jalan menuju rumahnya. Ini adalah akibat untuknya yang tidak
menghormati orang tua dan kasar kepada teman-temannya. Azab ALLAH menyelesaikan hidupnya.
Pemain
1. Ibu
2. Bella
3. Sinta
4. Angel
5. Kiki
6. Warga
Tersebutlah sebuah kisah yang mengharukan sekali, seorang anak yang durhaka pada ibunya. Dia
membohongi teman-temannya dan mengaku bahwa dia adalah anak dari kalangan orang
yang terpandang dan tidak level dengan orang-orang miskin. Tapi kenyataannya adalah
dia seorang anak yang dilahirkan di kalangan orang miskin yang hidup sederhana,
ibunya hanya seorang pedagang gorengan keliling dan ayahnya meninggal saat ia masih
dibangku SD, dia bisa sekolah di SMA Faforit berkat kecerdasannya. Namun ia
bukannya bersyukur tapi dia malah menyombongkan diri bisa sekolah disana.
BELLA itulah namanya.
Adegan 1
Pagi itu Bella akan berangkat sekolah, Bella keluar dari kamarnya dan hendak sarapan
pagi. Saat melihat hidangan diatas meja makan, ia terkejut karena isinya hanya sepiring
nasi dan tiga potong kecil tempe goreng. Bella teriak kesal dan memanggil ibunya.
Bella : Ibu...!! Ibu...!! Apa-apaan ini. Ibu mau bunuh aku. masak setiap hari aku makan
tempe. Aku bosan bu...kalau gak tempe pasti tahu,, ituuuu terus. emangnya gak ada
yang lain apa !
Ibu : Bella, uang ibu tidak cukup untuk membeli daging atau sayur lain. Kita
seharusnya bersyukur nak,,, kita masih diberikan makan dan minum oleh Allah. walau
hanya sederhana seperti ini. jadi jangan sekali-kali mengeluh nak..
Bella : Allah ! Allah ! kenapa sih sedikit-dikit Allah, Kalau emang Allah tu sayang sama
kita, kita gak mungkin miskin seperti ini.
Ibu : Astagfirullah... istigfar Bella, kamu tidak boleh bicara seperti itu.
Bella : Bu.. emang gitu kenyataannya kan, hemm... aku minta uang (sambil
mengulurkan tangan). cepetan dong bu ntar aku telat sekolahnya, katanya mau liat kita
pintar.
Ibu : ini nak, (memberikan Bella uang 5.000 rupiah)
Bella : 5.000 lagi !
Ibu : Hanya itu uang ibu nak,,
Bella : Makanya dong.. jangan hanya jual gorengan keliling saja, cari kek pekerjaan
yang lain, yang lebih menguntungkan dan menghasilkan banyak uang. Kapan kita jadi
orang kaya kalau gini terus caranya.
Ibu : Astagfirullah... Bella. Ampunilah anak hamba ya Allah...
Adegan 2
Saat Bella sedang berkumpul bersama teman-temannya. Tiba-tiba ibunya Bella datang
menjual gorengan. Bella kaget, kenapa ibunya mesti jualan didepan sekolahnya. Saat ia
ditanya oleh teman-temannya, apakah Bella mengenal penjual gorengan itu atau tidak,
Bella malah menjawab tidak kenal.
Sinta : Bu...bu... beli gorengannya dong
Ibunya Bella duduk sambil meletakkan dagangannya di dekat Angel dan Sinta.
Angel : Wahh... kayaknya enak nih, Bell loe mau gak ??? enak banget tauu (sambil
mencoba gorengan dagangan ibunya Bella?)
Bella : Gak, gue tu gak level makan gituan, apalagi gorengan keliling kayak gitu, nanti
bisa-bisa gue keracunan lagi.
Sinta :ssstt,,, Bell loe gak boleh ngomong gitu, kasian tau ibunya. Maaf ya buk..
maklumlah teman saya yang satuan ini emang gitu orangnya.
Ibu : Iyaa.. tidak apa-apa nak,
Angel : nih buk uangnya, jadinya 10.000 yaa berdua sama Sinta
Ibu : iya nak trima kasih, ya sudah ibu pergi dulu belajar yang rajin ya nak.
Angel : iya sama-sama bu,, hati-hati dijalan
#
Sinta : Bell, loe kenal ya sama ibu penjual gorengan yang tadi. kok loe kelihatannya
takut banget liat dia,
Bella : Gak kok, kenal dari mana cobak. kenal dari HONGKONG !! Gue tu jijik aja tau
lihatnya, dekil kayak gitu masih aja kalian belanja sama tu orang.
Angel : Istigfar Bella, loe gak boleh ngomong kayak gitu. dia kan jualannya halal. yang
penting kan dia gak nyuri . pasti dia jualan gorengan keliling itu punya alasan tertentu,
mungkin buat biaya anaknya sekolah atau apa gitu
Bella : kok kalian jadi belain ibu itu sih !!
Angel : bukannya gitu Bell,,
Bella : udahlah.. kita pulang aja yuk
Sinta : ya sudah
Adegan 3
Setelah sampai dirumah, Bella teriak teriak memanggil ibunya. karena ibunya sedang
menjahit seragam sekolahnya KIKI, adiknya Bella. Ibu tidak mendengar suara Bella
yang memanggilnya di depan pintu rumah.
Bertemu ibunya.
Ibu : Bella... kamu sudah pulang,
Bella : Hehh bu !!! aku peringetin ya sama ibu. Jangansekali-kali jualan ke sekolah aku
lagi. Aku maluuu buk,, aku maluu. Nanti kalau teman-temanku tau aku hanya seorang
anak penjual GORENGAN KELILING mau ditaruh dimana muka aku buk.
Ibu : Astagfirullah... Bella jaga ucapanmu
Bella : udah deh buk aku capek dengar ibu istigfar terus. Awaasss ya kalau sampai ibu
jualan lagi di sekolah aku, aku Hancurin dagangan ibu
Kiki : kakak... jangan bentak ibu, ibu tu lagi sakit. kakak kok marah-marah sama ibu.
Bella : diem kamu anak kecil, jangan sok ikut campur.
Ibu : sudah.. sudah.. jangan bertengkar (sambil batuk)
Kiki : ibu gak kenapa-napa kan
Ibu : gak kok nak,, ibu gak kenpa-napa.
Bella : urus tuh ibu loe !!
Adegan 4
Pagi-pagi sekali Bella berangkat sekolah seperti biasanya. Kiki , adiknya tidak sekolah
karena ia merawat ibunya yang sedang sakit. Penyakit ibunya semakin parah, Kiki tidak
tahu harus bagaimana. Sehingga ketika pulang sekolah Bella melihat didepan
rumahnya banyak sekali orang. Bella kebingungan, satu demi satu warga berdatangan.
Bella semakin bingung, ia tidak tahu bahwa ibunya telah menghembuskan nafas
terakhirnya.
dengan wajah yang cemas dan kebingungan, Bella masuk rumah dan ia melihat Kiki
sedang menangis histeris di depan mayat ibunya yang telah tertutupi oleh kain kafan.
Bella : gak mungkiin, ini semua gak mungkin.
Kiki : kakak,,,, ibu kak, ibuu meninggalkan kita(sambil memeluk kakaknya)
Bella : tidak !! ini semua gak mungkin, ini hanya mimpi. ibu gak mungkin meninggal.
ibu,,buuu banguuun. jangan tinggalin Bella buk,, maafin Bella.... ibu, Bela banyak salah
sama ibu, maafin bela bu.. banguuun
Y Allah... kenapa Engkau mengambil ibu hamba, kenapa bukan nyawa hamba saja yang
Engkau ambil,, hamba telah berdosa besar, hamba belum sempat minta maaf pada ibu..
ampunilah hamba ya Allah.
TAMAT
Okeyy,,,, buat teman-teman semua cuman sampai sana aja yeaa naskahnya, moga
kalian senang membacanya. Tapi jangan ditiru ya sikap Bella seperti itu, karena tidak
boleh. semuanya pasti sudah tahu kan... itu DOSA !! Kita harus hormat pada ORANG
TUA. Yang mau like dan koment. Silahkan karena ini karya pertamaku,, jadi aku masih
butuh saran atau kritikan dari teman-teman semua.
Thanks,,,
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Naskah Drama “ANAK DURHAKA”
ANAK DURHAKA
Di sebuah gubuk yang kecil dan kumuh, tinggallah seorang janda dan dua anaknya.
Mereka hidup bertiga di gubuk tersebut. Tetapi, ada salah seorang anaknya yang sangat
durhaka kepada ibunya. Sungguh malang hidup keluarga ini.
(Ibu Minah baru pulang dari jualan jamu)
Intan : “Buk! Mana hasil jualan hari ini ha? “
Ibu : “ Untuk apa kamu nak?” (Sambil mengeluarkan uang)
Intan : “ Sini uangnya!! (Merampas uang ibu)Aku laper, bosen sama makanan yang dirumah itu-
itu mulu”
Ibu : “ Lo kok diambil semua nak? Trus Ibu mau makan apa? Hanya itu uang yang ibu punya
nak”
Intan : “ Aahh!! Bodo amat(sambil menolak ibu), itu sih urusan lo. Dasar orang tua!”
(Risa sang adik pun datang menolong ibunya )
Risa : “Bu, Ibu kenapa? Apa yang terjadi pada ibu?”(mengangkat ibunya)
Ibu : “Ibu tidak apa-apa nak”
Risa : “ Ini pasti ulah kakak kan bu?”
Ibu : “ Tidak nak, ibu tadi jatuh sendiri”
Risa : “Yaudah kalau ibu tidak apa-apa, sini biar Risa antarkan ibu ke kamar untuk istirahat”
Ibu : “Trima kasih nak”
Sementara di tempat nongkrong, di suatu rumah makan.
Dian :” Eh ntan, dari mana aja lo? Lama nih kita nunggunya”
Sinta : “ Tau tuh, lo dari mana aja sih? Habis kondangan ya? Muka lo girang amat”
Intan :” Haha maapin yak, tadi gue nungguin nyokap gue guys. Yaudah yuk kita pergi”
Mereka pun pergi ke tempat dugem, disana sudah menunggu 2 orang pemuda.
Andre : “ Dari mana aja kalian guys?’’
Riky : “ Iya nih, kita udah lama nungguin kalian”
Dian : “ Iyadeh, kita minta maaf”’
Intan : “Iya , eh mana barangnya? Ada kan?”
Andre : “ Tenang aja, ada dong’’
Sinta : “ Kalau ada mana barangnya?”
Riky : “ Ntar dulu dong, bak kata pepatah ada uang ada barang, hahaha mana uangnya?”
Intan : “Yaudah nih( sambil mengasih uang pada mereka)”
Andre : “ Nih barangnya (Mengasih pil koplo pada mereka)” (Musik DJ)
Mereka pun berdugem dan berfoya-foya serta memakan obat-obatan terlarang hingga
larut malam. Sementara di rumah sang ibu terlihat khawatir akan keberadaan anaknya yang
belum juga pulang.
Ibu : ” Mana kakak mu Ris? Kok udah jam segini nggak pulang-pulang?”
Risa : “ Risa tidak tau bu, dari tadi Risa tidak melihat kakak. Tadi kakak juga tidak mengaji
bu”
Ibu : “ Kemana perginya ya kakakmu itu.(Dengan muka khawatir)’’
(Akhirnya Intan pun pulang ke rumah)
Ibu :” Dari mana saja kamu ntan? Kok jam segini kamu baru pulang?”
Intan :” Ahh!!!Berisik!(sambil menutup telinga) Jangan ikut campur lo orangtua! Ini urusan gue!
Ibu : “ Kata adikmu tadi kamu tidak mengaji. Kenapa nak? Kamu kan udah besar, jadi
berikanlah contoh yang baik kepada adikmu nak dan cobalah buat ibumu bangga. Mulai besok,
kamu harus pergi mengaji dengan adikmu!”
Intan : “Terserah lo deh orangtua.”
Keesokan harinya, siap maghrib Intan dan adiknya Risa pun pergi menuju ke rumah
Ustad untuk mengaji. Tetapi ditengah jalan.....
Intan : “Eh dek, aku pergi dulu ya mau kerja kelompok. Lo jangan bilang-bilang Ibu kalau aku
nggak ngaji. Awas lo!(mengancam sang adik)
Risa : “ Tapi kak.......”
(Intan pun pergi meninggalkan sang adik)
Sementara tiba di rumah Ustad...
Ustad : “ Lo Ris, mana kakak mu? Dia tidak mengaji?’’
Risa : “ Nggak Ustad, katanya dia mau pergi kerja kelompok”
Ustad : “ Yaudah kalau gitu, jangan lupa bilangin sama dia ya, besok jangan lupa mengaji di
rumah Ustad”
Risa :” Iyadeh Ustad, nanti Risa bilangin ke kak Intan untuk mengaji besok” (Mereka pun
mengaji)
Intan pun tidak mengaji, dan dia melakukan hal yang sama seperti kemaren.
Keesokan sorenya, ketika Ibu Minah berjualan jamu...
Pembeli 1(Dian): “ Eh jeng, kemaren aku ngeliat anak si penjual jamu ini pulang larut malam
loh. Coba deh bayangin, masa anak gadis pulang malem-malem. Jadi apa coba?”
Pembeli 2(Sinta): “Masa sih jeng? Orangtuanya nggak ngajarin yah? Mungkin anak itu
perempuan liar kali ya yang suka ke diskotik gitu.”
Ibu : “(Ibu Minah hanya bisa terdiam mendengar apa yang dibicarakan si pembeli-pembeli
itu)”
Pada senja harinya, ketika setelah sholat maghrib....
Ibu :”Mau kemana lagi kamu Intan?! Ibu dengar dari tetangga-tetangga bahwa kamu suka
pulang larut malam seperti perempuan liar. Apa benar itu Intan? Jawab jujur, apa benar
ketika ibu suruh kamu mengaji kamu malah pergi jalan-jalan?”
Intan :” Kalau emang iya trus kenapa lo?!! Lo nggak suka? Suka-suka gue dong mau ngapain’’
Risa :” Kak, jangan bentak-bentak ibu kak. Dosa kak ingat itu”
Intan :”Ahh!!! Masa bodo!”
Ibu :” Intan, dulu almarhum ayahmu berpesan supaya kamu jadi anak yang baik nak. Kenapa
kamu jadi seperti ini nak? Ayahmu sekarang pasti menangis disana jika melihat kelakuanmu
seperti ini(sambil menangis)”
Intan : “Ah! Kalian ini jangan sok-sok menasehati aku deh” (Pergi meninggalkan Ibu dan
Adiknya)
Intan pun pergi ke tempat dugem. Disana sudah ada teman-temannya yang sedang
menunggunya. Mereka pun dugem dengan memakan obat-obatan terlarang. Tiba-tiba polisi
datang......(Music Police)
Intan : “(mencoba kabur ketika teman-temannya berhasil kabur)”
PakPol : “ Mau kemana kamu?!(menangkap Intan)”
Intan : “ A a anu pak, jangan tangkap saya pak. Saya tidak bersalah, jangan bawa saya pak”
PakPol : “ Nanti bisa kamu jelaskan di Kantor Polisi. Ikut saya!”
Tiba-tiba ibu pun datang bersama adiknya Risa menghampiri Intan.
Intan :” Ibuu, tolongin Intan bu, tolong. ”
Ibu : “ Ibu tidak bisa menolongmu nak, ini adalah kesalahanmu”
Intan : “Maafin kesalahan Intan sama Ibu bu, maaf(sambil nangis)”
Ibu : “ Ibu sudah memaafkanmu nak, semua perlakuanmu pada ibu udah ibu maafkan nak. .
Semoga kamu bisa berubah nak(sambil menangis)”
Akhirnya, Intan pun masuk penjara. Intan pun menyesali semua perbuatan yang selama
ini yang dilakukannya. Dan Intan pun bertobat.
Pemeran pembantu :
- Fahmi Akbar = Anak buah Jack
- Fajar Tri Darmawa = Anak buah Jack
- Fiki Angga Azubi = Anak buah Jack
Pada suatu hari, hidup seorang anak Sekolah Menengah Atas yang memiliki sifat yang labil. Dia tinggal
bersama kedua orang tuanya. Dengan kondisi ibunya yang bersusah payah mengurus nih anak curut yang
durhaka.
Pada suatu hari, dimana burung-burung masih berkicau dan matahari masih terbit di sebelah timur, terjadi
keributan di gubuk yang sudah seperti rumah. Sebenernya sih emang rumah..Kita langsung ajah ke TKP..!!!
Di sekolah, Kardi , Fina dan Fani sedang mengobrol. Tiba-tiba mereka melihat Bento yang sambil
memegang duit..
Kardi : “Eh girls,Liat tuh si Bento, kayaknya lagi banyak duit tuh bocah.”
Fani : “Wah, iyah ya..Kita kerjain ajah tu bocah..”
Kardi : “Gimana caranya??”
Fina : “Gampang..Gini ajah..”
Fina berbisik-bisik dengan Fani dan Ivan..Tetapi dari belakang mereka ada Sinta dan Santi yang sedang
mendengarkan pembicaraan mereka.
Kardi : “Okeh, ide bagus tuh..!!”
Fina : “Iya donk..siapa dulu..F-I-FI, N-As-NA..Della..!”
Fani : “Yaudah, langsung ajah yuk kita bergerak..!”
Semua : “Ayoo..!!”
Fani dan Fina mendekati Bento..
Fani : “ Hai Bento..Lagi ngapain nih??”
Bento : “Lagi salto..!! Ga liat nih lagi ngitung duit..”
Fina : “Weee..banyak duit nih..Oya, mau ikut kita party ga??”
Bento : “ Party??? Kapan?? Dimana??”
Fani : “ Hhhmmm…Nanti pulang sekolah di rumah gue..Mau ga??”
Bento : “Boleh-boleh..tapi seru ga??”
Fani : “Weeiitss..!! Seru donk..Loe bakal have fun dah..trus loe pasti
bakal nge-fly..Tapi kan di dunia ini ga ada yang gratis..”
Bento : “ Tenang ajah..Nih..!! (Bento langsung ngasih semua uangnya)
Fina : “Okeh..gue tunggu ya pulang sekolah..”
Bento : “Yooo..”
Sepulang sekolah..
Sinta : “ eh..eh..eh.. Bento, tunggu..!”
Bento : “ Ada apa sih??”
Santi : “Tunggu dulu donk..Loe mau kemana??”
Bento : “ Mau ada urusan, Penting nih..Ada apa sih??”
Santi : “Hhmm..gimana yah?? Hhhmm…Loe mau ke rumah Fani ya??”
Bento : “ Iya, mank kenapa??”
Santi : “Hhhmmm…hmmm..”
Di rumah Fani. Kardi, Fani dan Fina memberi Bento minuman terlarang dan memberikan seekor anak
manusia ini sebuah obat-obatan terlarang, yaitu narkoba. Mereka ingin membuat Bento tertidur dan
mengambil isi dompetnya. Tetapi disaat Fina mengambil dompetnya...
Fina : “Ah, Kamprett..!! Kaga ada isinya cuy..”
Fani : “ Yah ampun, capek-capek kita kerjain nih anak..Udah, keluarin
ajah ni bocah..!!”
Mereka bertiga pun mengankat Bento dan menaruhnya di tengah jalan..Santi dan Sinta pun datang..Dan
membawa Bento pulang ke rumahnya.Keesokan harinya…Bento tidak pergi ke sekolah. Dia pergi ke tempat
paranormal-paranormal terkenal untuk meminta seorang tuyul agar dia bisa mendapatkan banyak uang.
Akhirnya ia pun sampai di tempat paranormal terkenal.. Dia pun masuk ke sebuah ruangan.
Bento : “Bang, ini tempat paranormal ya??”
Mbah Syrup : “ Bukan, ini tempat dukun..Mank ada urusan apa sampean??”(Minum)
Bento : “Saya lagi butuh duit bang..”
Mbah Syrup : “ Kalo butuh duit jangan ke sini, ke koruptor ajah tuh..!! Tapi kalo mau saya ada kenalan yang
bisa pinjemin duit.”( Minum)
Bento : “Waahh..Boleh juga tuh bang..Siapa??”
Mbah Syrup : “Abang-abang..!! Mbah..!! Mank gue abang loe..!! (Minum)
Bento : “Owh..iyah iyah ..maaf mbah..”
Mbah Syrup : “ Ntar mbah panggilin dulu temen mbah..”(Minum)
Jack : “Apaan..!! 1 minggu lagi?? Ga, gue kasih waktu loe 3 hari lagi..Sampe loe ga bisa bayar..Liat ajah
akibatnya..!!
Bento : “Iyah bang..”
Bento pun ke kantin. Keesokan harinya, Bento bertemu dengan Kardi, Fani dan Fina..Mereka bertiga
mengajak Bento untuk mabuk-mabukkan lagi..
Kardi : “Hay Bento mameenn…!! Kita party lagi nyookk..!”
Bento : “Nggak ah, gue lagi boke nih..Loe loe ajah ya..!”
Fani : “Wah, Bento kita udah berubah nih..udah ga asik kayak dulu
lagi..”
Fina : “Iya nih..Udah ga seru temenan sama Bento..Udah sih ikut ajah..”
Kardi : “Iya broo..masalah duit kali ini gue yang traktir dah..”
Bento : “Hhhmm..Yaudah deh..” (Bento menjawab dengan terpaksa..”
Jack menyekap ibunya Bento dan anak buahnya mengacak-acak isi rumahnya..Tetapi, mereka tidak
menemukan barang berharga satu pun..Tiba-tiba ibunya Bento menggigit tangannya Jack..
Jack : “Awwww…!!! Heh, cepat tangkap dia dan bunuh dia..!!”
Kemudian anak buahnya mengambil sebuah pisau dan langsung menusuk Ibunya Bento dari
belakang..Ibunya pun mati tak berdaya..Di rumah Fani.
Sinta : “Heh..Bento, cepet pulang ke rumah..Ibu loe..!!”
Bento : “ Haah..!! Apaan sih loe ganggu ajah..Ayo coy, kita minum
lagi..”
Santi : “Ibu Loe dibunuh sama orang ga dikenal..!! Cepetan pulang..!!”
Bento : “APAA..!!!! Serius loe??”
Santi : “Iya, gue serius..!!”
Bento, Santi dan Sinta pun langsung pulang menuju rumahnya, dan ketika melihat ibunya terbaring tak
berdaya..
Bento : “Ibu?? Ibu ga apa-apa kan?? Ibu..!! IBU,..!!”
Santi : “Sabar yah Ben, ini emang cobaan..”
Bento : “ Ibu..!! Maafkan aku ibu..Siapa yang berani berbuat seperti ini
bu??”
Sinta : “Tadi sih kata tetangga, ada orang yang pake baju item 4 orang
yang dtg kesini.”
Bento : “Ini pasti si Jack..!!”
Bento menyuruh anak buahnya melawan Bento yang sendirian..Bento pun bertarung dengan mereka. Sampai
akhirnya Bento menang melawan mereka, namun sial nasibnya. Dia pun tertembak oleh Jack..Dan Bento
pun mati di tempat.
Amanat :
1. Janganlah kita melawan orang tua kita
2. Jangan kita mabuk-mabukkan dan mengkonsumsi narkoba.
3. Jangan mudah terpengaruh.
4. Jangan pernah mengingkari Janji
5. Kita itu sesama manusia harus saling mengingatkan bila ada seseorang yang akan masuk dalam dunia
jahat.
Demikianlah penampilan dari kelompok kami. Mohon maaf bila ada salah-salah kata dan bila ada kata-kata
yang membuat para hadirin tersinggung. Terima kasih atas perhatiannya.
Anak Durhaka
Jumat, 08/04/2011 - 19:52 — musthohar
Drama |
Drama Remaja |
Drama Real School
ANAK DURHAKA
BABAK I
Tamim : emang susah ya jadi orang miskin, mau ngapa-ngapain gak bisa. coba jadi
orang kaya pasti enak, bisa makan enak, pakain yang gaya, tiap liburan bisa rekreasi.
Ibu : kamu ngomong apa to.....Mim.......( sambil meberikan sepiring nasi), sarapan
dulu, habis itu berangkat sekolah........
Tamim : Tamim gak mau sarapan, masak tiap hari tamim harus sarapan nasi sama ikan
asin saja, gimana Tamim bisa pandai kalau setiap hari tamim makannya seperti ini ( sambil
menyodorkan piring ke ibunya)
Ibu : Tamim.... gak boleh begitu, kita seharusnya bersyukur masih bisa makan tiap
hari, ( smbil menyodorkan piring ) dimakan ya....ibu janji besok ibu akan buatkan lauk pauk
yang lain.
Ibu : dihabiskan sarapanya, kalau sudah selesai langsung berangkat sekolah, jangan
lupa, mengunci pintu rumah, ibu harus jual dagangan ibu, do'akan dagangan ibu cepat habis,
biar besok tamim bisa makan enak.
Tamim : ya bu.........
Tamim : ya bu......
Jupri : Assalamu'alaikum
Tamim : kan cuma terlambat 15 menit, ntar kalau kita dimarahin sama bu guru kita
bilang saja kalau kita di rumah lagi bantuin ibu, pasti bu guru gak akan marah...
Jupri : lho......rambut kamu kok gak pakai disisir, pakaianmu juga gak kamu
masukkan..?
Jupri : Kalau artis sich da wajar, tapi kalau kita meniru artis ya gak sesuai...gak
cocok.....gak pantes...., apa kamu gak malu....gaya orang kaya tapi hidup pas-pasan......
BABAK II
(Suasana di kelas, siswa masuk satu persatu, ada yang ngobrol ada siswa sudah siap-siap
mengikuti pelajaran, berpakaian olah raga, pak guru masuk, Beberapa siswa masuk dengan
berpakaian olah raga, diringi lagu)
Siswa 1 : Dina….kemana saja, beberapa hari tidak masuk sekolah dan tidak ikut latihan.
Siswa 3 : ya...... kita juga jadi malas latihan kalau kamu tidak ada.
Diana : Maaf beberapa hari aku harus menunggu bibiku di rumah sakit.
Siswa 2 : ya....kita juga harus waspada, sekarang kan musim penghujan, jadi nyamuk
demam berdarah lebih mudah menyerang kita.
BABAK III
( Bu guru masuk)
Jupri : ( gemetar ) maaf bu.....saya tadi terlambat gara-gara menunggu Tamim bu....!
Buguru : Tamim....?
Jupri : Benar bu.....tadi tamim bilang kalau ditanya kenapa terlambat bilang saja
karena kita bantu-bantu ibu di rumah.
Buguru : Anak-anak ibu senang kalau di rumah membantu ibu kalian tapi buguru tidak
sependapat kalau setiap hari kalian terlambat terus berangkat ke sekolah. Membantu ibu ibu
di rumah itu baik, tapi lebih baik lagi kalau kalian membantu di rumah dan tidak terlambat
sekolah. Sekarang..... sebagaimana yang telah ibu janjikan tadi, ibu akan menyampaikan
kabar gembira untuk kalian.
Buguru : Sekolah kita ditunjuk untuk mewakili kecamatan dalam acara lomba bulutangkis
tingkat kabupaten, kalau lolos lomba di kabupaten nantinya akan dikirim di kejuaran nasional
di Jakarta.
Siswa : Hore...x3
Buguru : Ibu berharap sekolah kita lolos ke kejuaraan nasional, karena selain hadiahnya
cukup besar, menjadi juara akan mengangkat nama baik sekolah kita..........kita harus optimis,
meski sekolah kita di pelosok desa, kita tunjukkan bahwa kita mampu berprestasi dan
bersaing dengan sekolah yang lain. Sekarang ibu mau bertanya, diantara kalian yang paling
pandai bermain bulu tangkis siapa?
Sri : Tidak bu....menurut saya yang paling jago bulu tangkis di sekolah kita adalah
Tamim...
Tamim : Tapi......
( Teeeeet......Teeeeet............BEL BERBUNYI )
Buguru : karena bel waktunya pulang sudah berbunyi,mari kita tutup pertemuaan kita
pada hari ini dengan membaca hamdalah.
BABAK IV
( Semua keluar, ibu Tamim masuk sambil membawa dagangan........., tak lama kemudian
Tamim masuk)
Tamim : Assalamu'alaikum......2x
Tamim : ya bu.......ada kabar gembira, tadi di sekolah Tamim ditunjuk untuk menjadi
pemian bulu tangkis di sekolahan untuk mengikuti lomba di kabupaten bu.....
Ibu : di kabupaten?
Ibu : ( Ibu sedih.....) apa selama ini kamu tidak bahagia Mim.....
Tamim : ya tidak begitu bu....tami bahagia bu...tapi apa salahnya sih bu merubah nasib..
Tamim : Bu.....Ibu gak usah bersedih, nanti kalau Tamim jadi juara dan sukses, Tamim
akan jemput ibu, untuk tinggal di Jakarta bersama Tamim....
Ibu : Mim ibu bukannya tidak senang, kalau kamu hidup bahagia,tapi ibu cuma
kuatir...Mim......, ibu takut kalau kamu sudah sukses, kamu lupa sama ibu....., sama seperti
bapakmu...setelah sukses dan kaya raya, bapakmu lupa sama ibu dan kamu, bapakmu
selingkuh dan kawin lagi dengan wanita lain , dan akhirnya ibu dan kamu yang menjadi
korbannya.....
Tami : Sudalah bu.....yang lalu biarlah berlalu, Ibu gak usah kuatir, ibu do'akan saja
Tamim bisa menjadi juara di perlombaan nanti...
Ibu : Sekarang sudah waktunya sholat.......kamu ganti baju dulu sana...ibu tunggu di
luar, kita berangkat ke masjid bersama-sama.
BABAK V
Sri : gimana....... team sporter kita sudah siap belum? besok kan kita harus jadi
sporternya Tamim...?
Team 2 : ya sudahlah......ni sekarang kita lagi persiapan
Sri : ya udah kalau sudah siap, besok kita harus berangkat lebih pagi, untuk
menyambut dan memberi semangat kepada Tamim. Sampai bertemu besok
ya.....assalamu'alaikum.....
BABAK VI
Ibu : wah......( heran) kamu kelihatan beda Mim, dapat darimana pakaian olah raga
sebagus ini?
Ibu : kalau kelihatan seperti bapakmu Mim....,ya uda lekas dimakan sarapannya. Ibu
sudah mempersiapkannya dari tadi, cepat makan keburu dingin, jangan lupa minum susunya.
Ibu : makan yang banyak ya...ibu do'akan kamu jadi juara dalam perlombaan
nanti.....mim sekarang ibu harus berangkat dulu....ibu sudah ditunggu sama langganan ibu....
Tamim : Ya bu......
Ibu : assalamu'alaikum.....
Fira : assalamu'alaikum.....Mim.....Tamim....
Atik : kamu sudah siap belum, dari tadi kamu sudah kami tunggu di sekolah, sekarang
yang lain sudah berangkat, kita disuruh jemput kamu.
Tamim : Sudah siap, kok....
( team sporter masuk satu persatu, lagu piala dunia team menari dancer, Tamim dan buguru
masuk,Tamim bermain dengan lawannya )
MC : sekali lagi kami ucapkan selamat bagi peserta yang baru datang di laga
pertandingan bulu tangkis tingkat kabupaten. Dan mohon pemain dari MTs Ghozaliyah untuk
segera memasuki lapangan, kali ini team dari MTs Ghozaliyah akan berhadapan langsung
dengan team dari SMPN Jombang, dimohon kedua team untuk segera menempati tempat
yang sudah disediakan panita, dan bagi para sporter pendukung masing-masing team,
diperkenankan untuk unjuk kebolehan.
Kasih tepuk tangan yang meriah untuk Sporter dari MTs Ghozaliyah.
MC : Langsung saja kita sasksikan pertandingan di lapangan utama ( kedua pemaian
langsung main... ).
Buguru : Mim besok pagi kamu akan dikirim ke Jakarta untuk bertanding di kejuaraan
bulutangkis nasional. ......sekarang ayo kita kembali pulang. Jangan lupa kamu persiapkan
perbekalannya...
Ibu : Sudah malam kok belum pulang biasanya kan sudah pulang…
Suara tokek
Ibu : Tokeknya berbunyi ............, berarti ..................sebentar lagi mau ada kabar
gembira....
Tamim : Bu sebentar lagi nasib kita pasti berubah bu....sebentar lagi Tamim akan dikirim
ke Jakarta untuk lomba lagi bu.....Tamim yakin tamim bisa jadi juara lagi....
Ibu : Ibu pasti doakan kamu nak.... sekarang, kamu pasti capek Mim...da malam......
Sri : Malam......Fir...?
Fira : Malam juga Sri....,ada apa malam-malam kok belum tidur? Ada masalah ya...?
Fira : Terus..kenapa kamu sedih...seharusnya kita kan bangga sebab Tamim bisa
membawa nama baik sekolah kita ke Jakarta
Sri : yang jadi masalahnya adalah aku terlanjur suka sama dia Fir.....
Fira : besok kamu bilang saja langsung sama dia, kalau kamu suka sama dia..beres
kan.....?
Sri : ya sudah kalau begitu, terima kasih ya Fir...da kaih saran dan temanin aku..
Fira : ya sama-sama..
Sri : Assalamukum....
Tamim : ibu bungkus saja, nanti tamim makan kalau sudah naik di kendaraan.
Ibu : ( sambil memberikan bungkusan nasi) nanti dimakan ya Mim kalau sudah naik
di kendaraan..
Tamim : ya bu..
Sri : ya da terserah....( lesu)
Bakir : yang namanya banyak duit ya pasti enak tuan...., gimana sih ceritanya tuan
bisa jadi kaya raya seperti sekarang ini..?
Bakir : ya benar.....
Tamim : Halo...
Sri : Halo juga.....!! gimana Mim kabarmu sekarang, baik-baik saja kan...?
Sri : oh ya Mim..ada pesan dari ibumu....kapan kamu pulang..? ibu sudah kangen
sekali sama kamu. ..apa tidak kangen sama ibu. Itu pesan dari ibumu Mim...
Sri : tapi kapan Mim....? Kamu tau gak...ibu sekarang sakit-sakitan gara-gara
memikirkan kamu lama tidak pulang..
Sri : kemarin ibumu bilang kalau asam uratnya sembuh mau nekad ke Jakarta untuk
mejenguk kamu.
Tamim : pokoknya kamu bilang saja kalau aku baik-baik saja dan pasti pulang.
Sri : ya sudah kalau begitu, besok aku sampaikan sama ibumu, assalamualaikum..
Bakir : maaf tuan hari ini tuan jadwal untuk bertanding melawan pemaian internasional
dari Korea
Tamim : sudah gak sah banyak alasan, sekarang ayo berangkat.....bisa kacau kalau aku
sampai terlambat.
Ibu : Assalamu'alaikum.....
Ibu : Sri..ibu ke seni mau minta tolong sama kamu...kalau kamu tidak keberatan...
kamu mau kan mengantar ibu ke Jakarta menjenguk tamim...?
Sri : bukannya Sri tidak mau bu....tapi asam urat ibu kan belum sembuh....
Ibu : ibu sudah kangen sama Tamim Sri....sudah lama tamim meninggakan ibu...dia
kan anak satu-satunya ibu....
Sri : kalau memang itu mau ibu, Sri siap mengatar ibu...terus kapan berangkatnya
bu...
Ibu : ibu maunya berangkat hari ini juga, ibu sudah gak sabar ingin bertemu dengan
tamim..
Bakir : Jangan tuan...kalau tuan memecat saya,anak dan istri saya makan apa tuan..?
Sri : assalamu'alaikum....permisi....permisi...
Tamim : dasar pembantu malas....kir..ada suara diluar coba kamu lihat ada siapa?
Bakir : ada seorang ibu dan gadis tuan, mau bertemu tuan....
Ibu : Tamim.....anaku....!
Tamim : kalian berdua ini siapa, aku gak kenal sama kalian berdua.
Tamim : kalian berdua jangan mengada-ngada, kalau kalian mau minta sumbangan
bilang saja langsung terus terang...
Ibu : Tami....(menangis...)
Sri : tidak sepatutnya kamu bilang begitu sama ibumu Mim.....aku dan ibumu sudah
susah-susah datang dari kampung, mala kamu bilang minta sumbangan....
Tamim : aku tak mau kalian merusak acara pesta ini....sekarang kalian pergi...atau aku
panggilkan satpam...
Sri : kamu tidak mau mengkui ibumu mim....kamu benar-benar keterlaluan mim...
Tamim : pergi....
Tamim : pergi.....
Ibu : kamu benar-benar anak tak tahu diri.....sekarang kamu sudah kaya, kamu lupa
sama ibumu sendiri....dasar anak durhaka...keras seperti batu......
Bakir : tuan......
1. Azzam
2. Fatimah
3. Husnah
4. Ustad Fajar
5. Yahud
6. Sony
7. Annisa
8. Polisi
Pada suat hari hiduplah seorang wanita tua bersama dua anaknya, sifatnya yang sangat
sabar, dan tidak pernah mendidik anaknya dengan cara memukuli mereka, dia adalah
Fatimah. Anak perempuannya sangat cantik, sayang dan penurut kepada ibunya,
namanya Husnah. Sedangkan anak laki-lakinya mempunyai sifat yang sangat kasar, egois
dan durhaka kepada ibunya, dia adalah Azzam.
Adegan 1
Di suatu subuh, Fatimah bersama anaknya, Husnah bangun untuk menunaikan salat
subuh. Dia membangunkan Husnah yang sedang tertidur lelap.
Adegan 2
Waktu menunjukkan pukul 13.00 siang. Azzam bersama teman-temannya, Yahud dan
Sony sedang bermain kartu di pos kamling. Mereka sambil bercerita tentang waktu
semalam dan juga pekerjaan.
Yahud : “He! (berbicara kepada Azzam) Bro tadi malam ko pulang jam berapa?”
Azzam : “Jam 2. Kenapa?” (sambil mengocok kartu)
Sony : “Hah? Jam 2? Hahahaha!!! Kalau saya jam 4 saya pulang tadi malam.”
Yahud : “Sony, bukan kamu yang saya tanya!”
Sony : “Ih! Kenapa mi katanya kalau saya curhat? Marahkah?”
Azzam : “Sudah-sudah mi itu. Kalian mau berkelahi? Berkelahi mi!”
Yahud : “Iya deh! Tadi malam ko pulang lewat rumahnya Ustad Fajar?” (dalam keadaan
kesal)
Azzam : “Kenapa ko tanya begitu? Nyatanya mi saya lewati rumahnya Ustad Fajar! Nah
sementara rumahnya dengan rumahku satu lorong!”
Yahud : “Iyo di! Kenapa saya tidak berpikir seperti itu?”
Sony : (langsung memotong pembicaraan) “Memang kamu Yahud, kadang-kadang datang
goblokmu juga pale!”
Azzam : “Memangnya kenapakah dengan rumahnya Ustad Fajar?”
Yahud : “Tidak ji! Saya Cuma tanya-tanya ji!”
Sony : “Eh Zam! Saya punya rencana baru buat kita! Bagaimana kalau kita melamar kerja.
Saya bosan mi tiap hari main kartu terus. Tidak lama mukanya kita seperti kartu!”
Azzam : “Memangnya ko mau melamar kerja di manakah? Zaman sekarang susah sekali
cari kerja. Dulu saja saya melamar di kantor saya tidak diterima pa!”
Sony : “Memangnya dulu ko melamar kerja di manakah? Sampai-sampai ko tidak diterima
segala?” (sembil menyelidik)
Azzam : “Dulu saya melamar kerja di kantor Walikota.”
Sony : “Hahahaha!!! Pantasan ko tidak diterima! Kalo orang melamar kerja di kantor itu
pake jasa! Tamat SMA saja tidak tamat! Kalau yang saya tawarkan ini sama kamu nggak
pake jasa, hanya pake tenaga ji!”
Azzam : “Ko juga bicara terlalu bertele-tele pa! To the point saja kalau ko bicara! Kerja
apakah?”
Sony : “Jadi sopir angkot. Ko mau ji kah?” (menawarkan)
Yahud : (langsung memotong pembicaraannya Azzam dengan Sony) “Hahaha! (tertawa)
Ko juga itu Sony ko tawarkan orang jadi sopir angkot pa! Memangnya tidak ada kerjaan
lain? Sekarang ini sudah zaman modern bro! Masa keren-keren begini mau jadi sopir
angkot! Apa kata dunia?”
Sony : “Memangnya kalau kamu, mau kerja di mana? Biar jadi sopir angkot, yang penting
halal bro!” (membanggakan)
Yahud : “Kalo saya nanti yang melamar pekerjaan, pekerjaannya itu harus yang elit-elit!”
Sony : “Hahahaha!!! Tidak usah bermimpi terlalu tinggi! Ujung-ujungnya ko jadi penjaga
WC ji juga!”
Azzam dan Sony : “Hahahaha...!!!” (menertawakan Yahud)
Adegan 3
Di pagi hari, Fatimah dan anaknya Husnah pergi ke rumah Ustad Fajar dalam rangka
sebagai pembantu rumah tangga. Annisa adalah istri dari Ustad Azzam. Dia adalah
seorang ibu yang baik hati dan juga dermawan.
Husnah : “Bu, sejak ayah telah meninggalkan kita, abang Azzam malah semakin menjadi-
jadi. Sering bentak ibu, sering buat masalah, mencuri. Sampai kapan seperti itu kasihan
bu? Coba pi ibu bersikap tegas saja sama kak Azzam supaya dia patuh juga sama ibu?”
Fatimah : “Husnah, si Azzam itu hanya salah bergaul ji. Seperti yang sudah ibu bilang
tempo hari, ibu tahu sikap kakakmu itu. Dia tidak seperti itu. Makanya kita jangan berhenti
untuk mendoakan dia, supaya dia jadi anak yang penurut.” (menasihati)
Husnah : “Bu, jangan hanya berdoa bu! Tapi juga harus berusaha. Pokoknya ibu mi yang
harus punya andil penting. Ibu harus kasih pelajaran sama kak Azzam!”
Fatimah : “Tidak boleh seperti itu nak. Cara mendidik bukan dengan cara yang kasar,
karena Azzam orangnya keras, berarti kita yang harus bersikap lembut. Karena ada
pepatah mengatakan batu ketemu batu akhirnya pecah. Nah, sama kalau kita andai untuk
menghadai Azzam nanti hubungan keluarga kita malah pecah seperti batu tadi.”
Husnah : “Io di betul bu. Saya setuju sama ibu.”
Adegan 4
Yahud sedang duduk di tempat nongkrong di pos kamling dan kemudian Azzam sedang
berjalan-jalan dekat situ. Yahud kemudian memanggilnya ke pos kamling dan membuat
perencanaan kepada Azzam.
Adegan 5
Tepat pukul 12.00 malam, Azzam dan Yahud pun berangkat menuju ke rumah Ustad Fajar
dengan rencana mereka yang telah mereka susun, yaitu untuk merampok rumah Ustad
Fajar.
Yahud : “Ssstttt!!!”
Azzam : (mengangguk)
Yahud : “Ko ke kamarnya Ustad Fajar, ambil uang dengan barang-barang berharganya di
dalam lemarinya, nah?” (sambil berbisik)
Azzam : “Kalo kamu mau ke mana?”
Yahud : “Kalo saya, saya di ruang tengah. Oke mi?”
Azzam : “Oke mi.”
Azzam pun masuk ke kamar Ustad Fajar.
Annisa : “Siapa itu? Bang! Ada orang yang mencuri di rumahnya kita bang!” (sedang
membangunkan Ustad Fajar)
Ustad Fajar : “Astagfirullah aladzim…!!! Hei, siapa kamu? Mau apa kamu di rumah
saya…?” (sambil menunjuk Azzam)
Azzam : ” …?” (panik)
Ustad Fajar : ”Cepat jawab, siapa kamu? Jangan- jangan kamu mau merampok ya?
Rampok… Rampok… Rampok...!” (teriak)
Azzam : (Azzam tak bisa mengelak lagi, secara spontan ia mengeluarkan pisau dan
mengarahkannya kepada bapak Ustad Fajar.)
Ustad Fajar : “Mau apa kamu dengan pisau itu hah? ”(tetap bersikap tenang)
Azzam : ”Diam kamu, kalau tidak saya akan membunuhmu!” (panik)
Ustad Fajar : ”Hidup dan matiku hanya Allah SWT. yang menentukan, bukan
kamu…!”(menegaskan)
Azzam : “Diam…!”(menusukkan pisau ke tubuh Ustad Fajar)
Annisa : “Masya Allah bang! Bang, bangun bang!” (menangis)
Akhirnya Azzam tidak tahu apalagi yang akan diperbuatnya. Ia tiba-tiba lari ke bawah
menemui Yahud dan mengajaknya untuk segera pergi dari rumah itu.
Adegan 6
Keesokan harinya di rumah Azzam, tiba-tiba seorang polisi datang bersama seorang saksi
yang tidak lain adalah Annisa, istri dari Ustad Fajar untuk menangkap Azzam. Sedangkan
Azzam tidak ada di rumah, ia sedang bersembunyi di rumahnya Yahud.
Adegan 7
Di tempat lain, Azzam merenungi perbuatan jahatnya selama ini kepada orang lain,
terutama kepada ibunya sendiri. Azzam sangat menyesali perbuatannya itu, ia menyadari
bahwa terlalu banyak dosa yang telah ia perbuat. Azzam kemudian mengambil air wudu
dan menunaikan salat.
Azzam : “Ya Allah, Ya Robbi, hamba-Mu yang hina ini sekarang menundukkan kepala
untuk mendapatkan ampunan-Mu Ya Allah. Ampunilah segala kekhilafan hamba Ya Allah,
sebab hanya kepada-Mulah hamba memohon ampunan dan kasih sayang. Berikanlah
hamba kesempatan untuk meminta maaf kepada mereka yang telah hamba zalimi ya
Allah. Tunjukkanlah jalan yang lurus kepadaku, jalan yang telah engkau ridhoi, bukan jalan
mereka yang sesat. Sesungguhnya engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Rabbana, atina, fiddunya hasana wa fil akhirati hasana wa kina azabannar,
walhamdulillahirrabbilalamin.” (berdoa)
Setelah melaksanakan shalat, Azzam bangun dari duduknya dan segera teringat oleh
ibunya.
Azzam : “Ibu...! Ibu...! Aku harus pulang ke rumah untuk menemui ibu...! Aku harus
meminta maaf kepada ibu...!”
Adegan 8
Di depan rumahnya, Azzam melihat bendera kain putih telah terpasang di depan
rumahnya dan segera masuk ke dalam rumahnya.
(Alhamdulillah, drama kabaret ini bisa berjalan lancar di atas Panggung Gembira 614 dengan
nilai perfect 100. Drama ini juga pernah dipentaskan di TVRI Kal-Sel pada saat undangan
acara Pentas Anak Sekolah SMA Darul Hijrah Puteri)
Pengabdian vs Kuliah
(Besoknya, ada sekumpulan anak baru dan anak lama di sisi yang berlawanan, mau
tawuran salah lagu, malah lagu Bollywood, sampe beberapa langkah baru nyadar)
:”Sutradara2x!! salah musik nih, kita-kita mau tawuran, loh kok musik Bollywood??”
a :”Oh, sory2x , kesalahan teknis. Sorry2x ok!!! Keposisi semula, camera rolling action!!”
(Musiknya bener, tapi baru beberapa langkah tiba-tiba ada musik perang)
:”Sutradara2x!!! musikapalagi nih?? Kok kita-kita jadi perang?? Kita Cuma mau tawuran, gak
mau perang!! Gila aje, masa depan kami tu masih panjang!!!”
a :”Ya ellah… musik india salah, musik perang salah. Tawuran ama perang kan ga jahu beda. Toh
akhirnya mati juga.Ya udah, kembali ke posisi semula!!!”
ner, semua bener)
goan, sherina. Marah-marah, project pop)
rine polisi)
:”Polisi!!Polisi datang!!! Kabur!!!”
ada kabur)
Itulah sekilas gambaran pergaulan si Galuh sekarang di masa kuliah.Tawuran,
tawuran, dan tawuran. Walaupun berakhir dengan kejaran satpol PP tetapi tetap saja ia
terjerumus untuk melakukannya.
Suatu hari, Si Galuh merasa boring dengan tawurannya, bertahun-tahun dia kuliah,
tapi tidak ada prestasi.Prestasi2xnya semasa di pondok lenyap seketika.Ia ingin mengunjungi
Elis, teman satu angkatan yang memilih mengabdi di pondok ketimbang kuliah.
(setting: di pondok, ada satu santriwati yang lewat)
:”Ukhti!! Bisa ketemu sama ustdzah Elis, ga?”
:”Ustadzah Elis??? Roisah Ri’ayah ya??Oh, Bisa, tunggu ya!!”
uncul, bertatapan)
:”Elis!!!”
:”Galuh !!!”
:”Serasa… pandangan pertama!!!
dangan pertama)
:”Aduh Galuh, lebay atuh,, lama ga ketemu yah… kayfa haluki??”
:”Hi… Sorry!!! Artinya apa ya???? I’m lupa!!!”
a, kuburan)
:”Masya Allah!!! Istighfar atuh Galuh!!!”
aghfirullahal’adzim, opick)
:”Kayfa haluki aja lupa artinya, kuliah apa kamu sampai amnesia stadium empat begini???”
:”I….I….I udah berubah lis. I ga kaya dulu lagi. Sekarang I ikut-ikutan tawuran, di kejar-kejar
satpol PP, kaya waria tau!!! N you… I dengar sekarang you jadi roisah ri’ayah ya???Hebat!!!”
:”Iyah, atas izin Allh, orang-orang mempercayakan Elis,.Mending Galuh disini aja, ngabdi di
pondok kita tercinta.”
:”Tapi, apa bisa?”
a, ada syaiton datang)
orror)
:”Eh syaiton!!! Datang lagi you!!! Tumben g ngajak2x si malaikat, eh TW katanya you udah
tobat.”
:”Ssstttt…. Diem dikit nape!!! Tu sutradara lupa ngajak-ngajak si malaikat, lagian gue ke sini
mau godain loe, mumpung ga ada malaikat, Ok!!”
:”Ok.”
:”Tos dulu donk!!”
:”Begin!!! Ah..ngapain loe ngabdi-ngabdi segala udahlah, terusin aja kuliah loe, lanjutin cita-cita
loe!!! Hihihi….(pergi)
orror)
:”Ga Elis, Ga bisa!!! I harus ngelanjutin S1 I, dan I harus pergi sekarang, dah!!!”
Elis :”Dah.”