Amel adalah tetanggaku juga salah satu dari sekian banyaknya teman yang
kupunya, kami berdua berjarak 2 tahun, dia masih kelas 1 SMP. Beberapa hari Amel
terlihat sedih karena Mamanya berubah semenjak Ayah Amel meninggal dibulan April
kemarin. Pagi ini aku di depan rumah, melihat amel menangis sampai matanya merah
sembab. Aku berjalan mendekati Amel untuk mengajaknya ke rumahku agar dia tidak
menangis lagi.
"Mamaku sekarang berubah mbak, beliau mulai jarang pulang," ungkap Amel.
Amel tetap menangis, bahkan tangisannya semakin keras. Aku yang tidak tega,
lalu menawarkan makanan, mungkin makanan bisamembuat Amel berhenti menangis.
"Yaudah ayo makan dirumahku, kita makan bersama-sama," ucapku pada Amel.
"Udah ayo makan bareng sama aku Mel, biar kamu gak sendirian di rumah,"
paksaku.
"Ini makanannya Mel, kalau mau minum ambil di belakang ya." Ucapku pada
Amel.
Setelah itu kami makan tak lupa beberapa lelucon yang hadir menemani. Saat
makanan kami sudah bersih, aku dan Amel mencuci piring mebereskan semua bekas
makan kami.
"Maaf ngerepotin ya,” ucap Amel sungkan saat semuanya sudah selesai.
"Yaudah Mbak, aku pulang dulu mau bersih-bersih rumah," pamit Amel.
"Makasih ya Mbak, udah mau ngajak makan sama dengerin ceritaku," ucap Amel.
"Iya sama-sama Mel, iya tutup aja,” balasku tak lupa dengan senyuman.
"Waalaikumsalam Mel."