sekolah, ia menyiapkan nasi goreng dengan sosis dan telur mata sapi. Dalam kegiatannya, ia tak lupa bernyanyi lagu yang sempat menjadi soundtrack salah satu sinetron remaja.
“Dalam sepi …. Engkau datang, kau adalah
hidupku kau belahan jiwaku nanananana.” Angel bernyanyi tanpa nada yang menyeimbanginya.
“Nyanyi tanpa nada, mending merdu ini fals
juga,” ucap seseorang sambil membawa segelas susu.
“Suara Angel merdu tau kak!” ucap Angel tak
terima.
“Iya, merusak dunia,” ucap perempuan itu lalu
duduk di bangku sebelah Angel. “Dah di minum dulu susunya,” lanjutnya. “Iya kak Sofi ku yang cantik,” jawab Angel lalu meminum susu buatan Sofi, kakak perempuan sekaligus keluarga satu-satunya.
“Besok jadwal kamu kemo ya, jangan lupa.”
Kata kak Sofi sambil menyendokan nasi ke piringnya.
“Harus tetap kemo ya kak?” tanya Angel dengan
wajah memelas.
“Besok kakak anter kamu, dah sana berangkat
nanti telat.” Jawab Sofi menenangkan Angel.
“Janji ya kak?” kata Angel sambil menjulurkan jari
kelingkingnya.
“Iya.” Jawab Sofi lalu meraih kelingking
adiknya.
“Aku berangkat dulu ya kak, Assalamualaikum.”
Angel pun menjabat tangan kakaknya lalu menyiumnya.
“Waalaikumusallam, hati-hati.” Jawab Sofi.
Hari sudah mulai gelap, cahaya senja pun semakin lama semakin redup tetapi keinginan Angel tidak meredup sama sekali, ia pun menatap jalanan melalui kaca jendela bus. Bus berhenti di halte, Angel pun berdiri dan menuruni bus. Setelah sampai di halte ia pun mengecek jam tangan.
“Mudah-mudahan mamah belum tidur,” ucap
Angel lalu berjalan menjelajahi trotoar.
Ia pun sampai di depan sebuah rumah sakit jiwa,
setelah memasuki sebuah ruangan dengan nama Aurelia di depannya. Ia melihat seorang wanita sedang menjait sebuah kain.
“Mamah!” sapa Angel dengan penuh senyuman.
“Ajel anak mamah,” sapa wanita itu dengan
mengusap pipi anaknya.
“Mamah sudah makan?” tanya Angel sembari
mengambil benang beserta jarum dri tangan mamahnya.
“Sudah sayang, kamu sudah?” tanya Aurelia,
Angel pun duduk di sebelah mamahnya. “Hari ini Ajel dapet nilai 98 di mata pelajaran Matematika, Mah,” ucap Angel dengan mata yang menatap mamahnya.
dapat nilai 100 di mata pelajaran matematika mah,” ucap Angel dengan hati-hati.
“Kamu jangan coba sebut-sebut nama Angel! Dia
itu yang udah bikin kamu kecelakaan,” jawab Aurelia dengan sedikit emosi.
“Bahkan nyawa Papamu menjadi taruhannya,”
lanjutnya.
“Itu semua murni kecelakaan mah, Ajel yang ga
hati-hati,”
“Jelas-jelas Angel yang salah. Hentikan kamu
lebih baik pergi dari sini, AAAAA!” ucap Aurelia lalu ia pun berteriak. “Mah tenang mah,” ucap Angel sambil memencet bel di sebelah saklar lampu kamar. Aurelia terus saja meraung dan menangis, membuat Angel ikut menangis.
Beberapa perawat pun memasuki ruangan lalu
segera membantu Angel memegang mamahnya. Salah satu dari mereka menyuntikan cairan ke tubuh Aurelia.
“Maafin Angel, Mah. Angel salah,” ucap Angel
dengan tangan yang menutupi mulut.
Setelah Aurelia tenang, Angel pun di rangkul
salah satu perawat disana.
“Angel salah, Mba,” ucap Angel sambil menatap
kebawah.
“Angel, liat mba,” kata Perawat dengan nama
Mawar di nametag yang terpasang dikantong seragamnya.
“Mamah baik-baik aja, Angel jangan stress, kalo
Angel terus mikirin kejadian masa lalu, nanti Angel seperti mamah, terus nanti yang jaga mamah siapa? Yang nemani kak Sofi siapa? Yang masakin nasi goreng buat kak Sofi siapa? Angel ga oleh sedih, gab oleh kepikiran ya.” Lanjut Mba Mawar memberikan sedikit ketenangan di hati Angel. Angel pun mengangguk dan menghapus air matanya.
“Yu, biarin mamah istirahat,” kata Mba Mawar
lalu ia pun membawa Angel keluar dari ruangan.
Saat ini Angel sedang berada di makam dengan
dua batu nisan yang menunjukan tanggal dan tahun yang sama. Pikirannya membalikan ingatan 10 tahun yang lalu.
---
“Kak Angel jangan lari-lari nanti jatuh!” teriak seorang
anak kecil berusia 6 tahun dengan tangan yang memegang balon.
“Ayo kejar aku, Jel,” jawab seorang anak kecil
yang mukanya mirip dengan anak yang memegang balon.
“Ajel, Angel awas jatuh!” teriak seorang pria
dengan senyuman yang melekat di pipinya. Di sebelah nya ada dua perempuan yang satu istrinya dan yang satu anak pertamanya.
Tanpa Angel dan Ajel sadari sedang ada
perampokan di sekitar taman, dengan perampok yang membawa mobil ugal-ugalan dan polisi yang mengejarnya.
“Awas Kak Angel,” ucap Ajel memperingati
kakaknya dengan mendorong kakaknya. Papahnya yang melihat pun langsung berlari menghampiri mereka, namun sayang yang terdorong hanya Angel, Ajel dan papahnya pun tertabrak mobil dan terpental.
Semua yang berada disana teriak histeri, Angel
kepalanya terbentur trotoar, sedangkan Ajel dan papah nya terpental sampai 500 meter. Polisi yang mengejar para perampok pun berhenti Ketika melihat kecelakaan. Aurelia pingsan di tempat, Sofi menangis histeris.
“Itu anaknya yang selamat di gendong dulu
tenangin, kasian nangia,” ucap salah satu warga yang kebetulan ada ditempat kejadian. Polisi pun memasang garis polisi dan memanggil ambulance, dua menit setelah di telpon ambulance pun datang, membawa Herman- papah nya Angel, Angel, Ajel dan Aurelia. Dua mobil ambulance pun melaju dengan cepat menembus jalanan yang sedikit lenggang. Sofi yang masih saja menangis berada di mobil kedua, tempat papahnya dan Ajel berada. Sofi di tenangkan oleh salah satu penjaga ambulance.
Belum sampai di rumah sakit, nyawa keduanya
tidak tertolong, Angel koma selama dua minggu dan Aurelia Shock hingga mengakibatkan syaraf otaknya terganggu. Sofi tinggal Bersama nenek di rumah neneknya. Sedangkan tante dan kerabatnya mengurus segala keperluan pemakaman Herman dan Ajel.
Saat pemakaman berlangsung, Sofi dan Aurelia
tak henti-hentinya berteriak. Pihak keluarga kewalahan mengatasi mereka, hingga akhirnya Aurelia mengamuk dan seminggu setelah pemakaman Aurelia harus dibawa ke rumah sakit jiwa untuk ditindak lanjuti. Setelah Angel tersadar dari komanya, syaraf otaknya melemah akibat benturan dan rasa shock yang berlebihan. Mengakibatkan Angel harus melakukan kemoterapi setiap seminggu sekali, jika tidak otaknya akan melemah seperti ibunya.
Seminggu setelah Angel sadar, Aurelia
mengamuk setelah Angel menyapanya. Angel yang takut pun hanya memangis. Setelah kejadian itu pihak dokter menyuruh pihak keluar Angel untuk mengijinkan Aurelia di rawat sampai kondisinya membaik.
Tapi sampai saat ini, tepat sepuluh tahun setelah
kecelakaan itu terjadi, Aurelia tidak kunjung sembuh, tubuh dan pikirannya melemah, mentalnya turun dan fisiknya mulai terganggu. Sedangkan Angel, fisiknya melemah akibat kemoterapi yang terlalu sering dilakukan. Tapi tak mebuatnya patah semangat untuk mendapatkan maaf dari Ibu kandungnya, yaitu Mamah Aurelia-nya.
dipeluk papah lagi, Angel kangen pah,” setelah mengucapkan itu, air matanya pun turun membuat seragam sekolahnya basah.
“Ajel. Maafin kakak, jangan hukum kakak Ajel,
Kakak mohon, bantu kakak bujuk mamah, kakak sayang Ajel,” Angel pun menangis hingga matanya memerah.
Hari sudah sangat gelap, bahkan di sekeliling
Angel saat ini hanya hamparan berwarna gelap tanpa penerangan. Setelah di rasa cukup, Angel pun bergegas pulang tanpa rasa takut sama sekali.
Ia pun menaiki bus dan duduk ditempat yang
kosong, ponselnya mati akibat lowbat, ia lupa membawa powerbank, ia pun hanya termenung diatas bus.
Ia pun sampai di halte tujuan, dalam heningnya
malam ia pun berjalan meyusuri trotoar menuju rumahnya. Saat membuka gerbang, ia pun terheran Karena rumahnya gelap gulita sedangkan rumah di sekitarnya terang menderang.
“Masa iya kak Sofi belum pulang?” ucap Angel
lalu menutup gerbang rumahnya. Ia pun melirik jam tangannya. “Udah jam delapan malam, harusnya kak Sofi udah pulang, ah mungkin lembur.” Tanpa rasa curiga sedikit pun Angel membuka pintu dengan kunci serep yang selalu ia bawa.
“Assalamualaikum.” Ia pun mengucapkan salam
Ketika memasuki rumahnya.
Saat berjalan mencari saklar, bulu kuduk Angel
berdiri menandakan bahwa ia merinding ketakutan, ia pun tidak memperdulikan hal itu, tiba-tiba hujan turun dengan deras, membuat Angel menengok kea rah jendela.
“Ah hujan, pantes aku sedikit merinding,” ucap
Angel lalu terus mencari saklar lampu.
Setelah ia menemukan pinggangnya merasakan
sakit yang amat dasyat, membuatnya teriak kesakitan. Ia pun mencoba menyalakan lampu, Ketika lampu menyala, sebuuah pisau menancap di pinggangnya.
“Kak. S-sofi,” ucap Angel terbata-bata lalu ia
pun terjatuh. “Hai adik kecil, gimana? Sakit? Seperti itulah perasaanku setelah melihat papa dan Angel meninggal, sepertinya sakitnya tidak cukup parah?” ucap Kak Sofi lalu berjongkok.
“Aku kan udah minta ma-af kak,” jawab Angel
terbata-bata.
“Terus menurut kamu, aku ga depresi gitu? Aku
udah maafin kamu gitu? Hah!” bentak Sofi dengan tangan yang memegang pisau dan menusuknya lebih dalam.
Angel pun berteriak kesakitan, dan memohon
ampun ke Sofi, Sofi yang merasa puas pun ia hanya tertawa dengan tangan memutar pisau yang sudah tertancap dipinggang Angel.
“Sofi! Hentikan!” Teriak seseorang dari pintu
rumah.
“Ma-ma-h” panggil Angel dengan terbata.
“Mamah sudah memaafkan Angel, hentikan.”
Ucap Aurelia lalu menghampiri mereka, setelah berada di depan Sofi dan Angel, Aurelia pun mendorong Sofi lalu mencabut pisau yang ada di pinggang Angel.
Para perawat rumah sakit jiwa pun memasuki
rumah mereka, memegang Sofi yang terus mengamuk.
“Maafin mamah ya sayang, mamah baru sadar
bahwa semua ini bukan kesalahan kamu,” ucap Aurelia lalu membelai rambut Angel. Angel hanya tersenyum dan menahan sakit. Sofi yang mengamuk pun di bawa oleh para perawat rumah sakit jiwa untuk di tenangkan.
“Kenapa mamah bisa ada disini?” tanya Angel
dengan nada yang sudah tidak terbata-bata. Mobil ambulans pun datang, membawa Angel menuju rumah sakit.
“Kakakmu yang bilang sama mamah, kalau dia
mau balas dendam kepada kamu,” ucap Aurelia dalam hati.
“Karena kamu hidup mamah, Angel,” ucap
Aurelia menjawab pertanyaan Angel.
~End~ Tentang Penulis
Hai sahabat, Kenalin nama aku EKO SRI
WAHYUNI, aku perempuan ya. Namaku pasti terdengar aneh bukan?hihihihi, aku lahir bulan Juli tanggal 19 tahun 2003 loh, ada yang sama denganku? Hahaha, kalian bisa memanggilku dengan nama Eko, Yuni atau Sri, pokonya sesuka kalian deh. Untuk info lebih lengkapnya kalian bisa cek Instagram aku yaitu di @ek_sriwahyuni19 atau Wattpadku @Regenkenners nanti kita saling follow ya, senang berkenalan dengan kalian ihihihihi.